BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan objek sesuai apa adanya. Yang bertujuan
mengangkat fakta, keadaan dan variabel yang terjadi saat penelitian berlangsung.
3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam sebuah karya sastra ada dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisis sebuah karya sastra. Secara garis besar, Tanaka dalam Endraswara,
2009: 9 mengenalkan dua pendekatan yaitu mikro sastra dan makro sastra. Dua tawaran pendekatan tersebut sebenarnya sejajar dengan pendekatan Wellek dan
Warren 1989, yaitu pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan intrinsik sastra yang memfokuskan pada
hubungan sastra dan unsur intrinsik sastra, yaitu analisis karakter dan tema yang mempengaruhi perilaku tokoh utama berdasarkan unsur intrinsik sastra.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik pustaka yaitu; teknik yang mengumpulkan semua hal yang
berkaitan dengan objek yang diteliti melalui sumber-sumber tertulis seperti buku dan media internet untuk memperoleh data dengan pendekatan objektif dan unsur
intrinsik sastra. Dalam novel ini peneliti mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan unsur intrinsik sastra. Menurut Endraswara, 2009: 9 adapun langkah-
langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1.
Membangun teori struktur sastra sesuai dengan genre yang diteliti. Sruktur yang dibangun harus mampu menggambarkan teori struktur yang handal,
sehingga mudah diikuti oleh peneliti sendiri. Peneliti perlu memahami hakikat setiap unsur pembangun karya sastra.
2. Peneliti melakukan pembacaan secara cermat, mencatat unsur-unsur yang
terkandung dalam bacaan itu. Setiap unsur dimasukkan ke dalam kartu data, sehingga memudahkan analisis. Kartu data sebaiknya disususn
alpabetis, agar mudah dilacak setiap unsur. 3.
Unsur tema, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum membahas unsur lain, karena tema akan selalu terkait langsung secara komprehensif
dengan unsur lain. 4.
Setelah analisis tema, baru analisis alur, konflik, sudut pandang, gaya, dan setting.
5. Semua penafsiran unsur-unsur harus dihubungkan dengan unsur lain,
sehingga mewujudkan kepaduan makna struktur.
6. Penafsiran harus dilakukan dalam kesadaran penuh akan pentingnya
keterkaitan antar unsur. Analisis yang meninggalkan kepaduan srtuktur,
akan bisa menghasilkan makna yang mentah.
3.3 Sumber Data