Analisis Tokoh Utama Pada Novel Pearl Of China Karya Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Struktural

(1)

ANALISIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL

PEARL OF CHINA

KARYA ANCHEE MIN BERDASARKAN PENDEKATAN

STRUKTURAL

SKRIPSI

Oleh:

RUSMAWANI

070710036

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL PEARL OF CHINA KARYA ANCHEE MIN BERDASARKAN PENDEKATAN STRUKTURAL

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Oleh :

Rusmawani NIM: 070710036

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Rohani Ganie,M.Hum NIP: 195702031985032002

Julina,MTCSOL

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Disetujui oleh

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi Sastra Cina Ketua,

NIP: 19630109 198803 2 001 Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.


(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam Bidang Ilmu Sastra Cina pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada :

Tanggal : 26 Juli 2012

Hari : Kamis

Pukul : 10.00 – 11.30 WIB

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A.


(5)

Panitia Ujian

No. Penguji Tanda Tangan

1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. ( )

2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si ( )

3. Dra.Rohani Ganie,M.Hum ( )


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar sarjana yang pernah saya peroleh.

Medan, 26 Juli 2012 Penulis,

RUSMAWANI 070710036


(7)

ABSTRACT

The title of this paper is “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel Pearl of China Karya Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Struktural”. In this paper, the writer is trying to analyze the main character from novel Pearl of China based on structural approach. There are some concepts have written in chapter two, they are novel and intrinsic element of the novels. The theory used in this paper is structural theory that is used to analysis relationship between the main character and intrinsic element in a novel. The methodology used on the research to describe the data is descriptive. In the last chapter, the result of the analysis shows intrinsic elements of the novels Pearl of China and the relationship between the main character and intrinsic elements .

Key Word: The Main Character; Intrinsic Elements; Structural Approach


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala Puji hanya milik Allah SWT, Sang pencipta, pemilik, dan pengatur alam semesta yang telah menciptakan manusia dan mengajarkan apa-apa yang tidak diketahui. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, bantuan moril maupun bantuan spirituil. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya, penghargaan serta penghormatan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Departemen Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya B, M.Si, selaku Sekretaris Departemen sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.


(9)

4. Ibu Dra. Rohani Ganie, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukan beliau untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau.

5. Ibu Julina, MTCSOL, selaku pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini hingga selasai.

6. Seluruh Dosen Departemen Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang dengan penuh kesabaran telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang pasti berguna bagi penulis di masa depan.

7. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda yang dengan sabar mendampingi ananda didalam setiap detik kehidupan hingga saat ini. Sungguh tiada suatu apapun yang dapat menggantikan kasih dan sayang yang kalian berikan. Cinta yang sedalam-dalamnya ananda persembahkan untuk keduanya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada keduanya.

8. Bapak Drs. Samsul Tarigan, selaku Pembantu Dekan II yang senantiasa membantu saya dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadi saya, yang dengan rela mendengarkan curhatan-curhatan sampah saya, dan memberikan saya dukungan serta nasehat-nasehat yang begitu luar biasa bagi saya, sehingga menjadikan saya sebagai pribadi yang tegar dan bijak dalam menjalani kehidupan.


(10)

9. Eco Irwansyah, selaku kekasih hati saya yang selalu mensupport dan menemani hari-hari perjuangan saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10.Kepada Veronika Anggeriani, SS, selaku sahabat saya yang telah dengan setia mendampingi saya sebagai tempat bertukar pikiran dan berbagi ilmu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11.Teman-teman Dontcha dan Betrayer ; Thicka, Wilma, Hanny, Nanda, Yennika, Rizki, Gosonk, Yhani, Ayu, Ken, Dika. Banyak kenangan yang menyenangkan bersama kalian semua. Semoga Allah SWT senantiasa mengikat kita dalam silaturrahmi yang utuh hingga sampai kapanpun. 12.Teman-teman saya di Program Studi Sastra Cina khususnya stambuk

2007, terucap kepada Enny, Ririn, Ayu, Sari, Yana, Bibie, Yohana, Ama, Dewi dan Kembar. Terima kasih karena kehadiran kalian mewarnai hari-hari saya selama proses belajar di kampus.

13.Rekan-rekan mahasiswa/I Sastra Cina (2007) dan adik-adik 2008-2011 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah menjalin tali silaturrahmi yang baik selama masa perkuliahan.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu dan memberikan dukungan pada penulis. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.


(11)

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, begitu juga dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri serta para pembaca.

Medan, 20 Juni 2012


(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

1.4.1 ... Manf aatTeoritis ... 12

1.4.2 Manfaat Praktis ... 12

1.5... Batas an Masalah... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.2 Konsep ... 15

2.2.1 Novel ... 16


(13)

2.3 Landasan Teori ... 24

2.3.1 Teori Struktural ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Metode Penelitian ... 27

3.2 Data dan Sumber Data ... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4 Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV PEMBAHASAN ... 31

4.1. Analisis Unsur Intrinsik ... 31

4.1.1 Tema ... 31

4.1.2 Alur... 33

4.1.3 Latar ... 35

4.1.4 Penokohan ... 37

4.1.4.1 Pearl ... 37

4.1.4.2 Willow... 45

4.1.4.3 Absalom ... 54

4.1.4.4 Carie ... 56

4.1.4.5 Dick... 58

4.1.4.6 Lossing ... 61

4.1.5 Sudut Pandang ... 63

4.2 Analisis Tokoh Utama Berdasarkan Pendekatan Struktural ... 64

4.2.1 Hubungan Pearl dan Willow dengan Tokoh Lain ... 65


(14)

4.2.3 Hubungan Pearl dan Willow dengan Alur ... 69

4.2.4 Hubungan Pearl dan Willow dengan Latar ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN...78

i. Riwayat Hidup Penulis dan Karyanya………..78


(15)

ABSTRACT

The title of this paper is “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel Pearl of China Karya Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Struktural”. In this paper, the writer is trying to analyze the main character from novel Pearl of China based on structural approach. There are some concepts have written in chapter two, they are novel and intrinsic element of the novels. The theory used in this paper is structural theory that is used to analysis relationship between the main character and intrinsic element in a novel. The methodology used on the research to describe the data is descriptive. In the last chapter, the result of the analysis shows intrinsic elements of the novels Pearl of China and the relationship between the main character and intrinsic elements .

Key Word: The Main Character; Intrinsic Elements; Structural Approach


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Karya sastra merupakan deskripsi atau gambaran kehidupan yang dituangkan dalam bentuk yang lebih sederhana. Maksudnya dalam menghasilkan sebuah karya sastra, seorang penulis langsung menggambarkan atau mendeskripsikan cerminan hidup dari seseorang ataupun lingkungan sekitarnya dengan bahasa yang sederhana.

Karya sastra adalah wujud dari buah pemikiran manusia yang secara sadar maupun tidak sadar yang tergambar melalui perbuatan maupun perwujudan keseharian. Sastra juga memiliki banyak manfaat dan sekaligus memiliki banyak dampak yang mempengaruhi watak maupun sikap seseorang dalam menjalani kehidupannya. Sastra berada di atas kehidupan manusia. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa sastra, baik secara lisan maupun tulisan, keluar dari mulut maupun gaya keseharian, yang tersurat dalam tulisan.

Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra pengarang berusaha mengungkapkan suka-duka kehidupan masyarakat yang mereka rasakan atau alami. Selain itu, karya sastra juga menyuguhkan potret kehidupan yang menyangkut persoalan sosial dalam


(17)

masyarakat, setelah mengalami proses secara intensif dalam imajinasi pengarang, maka lahirlah pengalaman kehidupan tersebut dalam bentuk karya sastra.

Menurut Semi (1988:8), “Sastra itu adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan mengggunakan bahasa sebagai mediumnya”. Sastra adalah hasil pekerjaan seni kreatif, manusia dengan tangan pikirannya menjangkau riak-riak dalam hidup manusia. Hal ini sepaham dengan pengertian yang dibentuk oleh penulis sendiri, yaitu sastra merupakan wujud pikiran yang dituangkan kedalam mangkuk kehidupan yang luas. Dengan begitu, sastra merupakan hal kompleks yang ada di dalam manusia secara tak sadar.

Karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi dua macam. Karya sastra yang bersifat fiksi dan karya sastra yang bersifat non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi berupa novel, cerpen, essai, dan cerita rakyat. Sedangkan karya sastra yang bersifat non fiksi berupa puisi dan drama.

Novel adalah hasil pemikiran penulis mengenai salah satu atau lebih cerita-cerita dalam kehidupan manusia yang dituangkan ke dalam tulisan, di rangkaikan dan diolah sedemikian rupa sehingga memiliki jalan cerita tentang lika-liku kehidupan manusia.

Menurut Tarigan (1990: 164), “ novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan yang nyata dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut”. Hal ini berarti bahwa didalam sebuah novel diceritakan kisah nyata tentang suatu keadaan yang terjadi dalam masyarakat.


(18)

Cerpen adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek. Dikatakan pendek karena jenis cerita fiksi ini hanya mempunyai efek tunggal, karakter, alur, dan latar yang terbatas tidak beragam dan tidak konteks. (Sumardjo dan Saini, 1988:30).

Sedangkan yang dimaksud dengan essai adalah karangan pendek tentang suatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya. Dalam essai, baik pikiran maupun perasaan dan keseluruhan pribadi penulisnya tergambar dengan jelas, karena essai merupakan ungkapan pribadi penulisnya terhadap suatu fakta.

Cerita rakyat merupakan kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pada umumnya cerita rakyat menceritakan tentang suatu kejadian disuatu tempat atau asal muasal suatu temapt. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat biasanya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa.

Bagian yang termaksud kedalam karya sastra non-fiksi adalah puisi dan drama. Puisi merupakan seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas nilainya sebagai tambahan selain dari arti semantiknya. Penekanan pada segi nilai suatu bahasa dan penggunaan kata yang diulang, serta matra dan rima adalah cirri khas dari puisi. Sedangkan yang dimaksud dengan drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Disebut drama jika naskah sastra telah dipentaskan.


(19)

(Sumardjo dan Saini, 1988:31). Dari semua penjabaran jenis-jenis karya sastra yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarikuntuk membahas novel.

Dalam sebuah tugas mengapresiasikan, baik dalam karya sastra maupun tulisan ilmiah biasanya dijumpai masalah-masalah yang mendasari dalam pembuatan tugas tersebut. Pada karya sastra khususnya novel, masalah-masalah yang muncul biasanya berdasarkan unsur-unsur yang ada didalamnya, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang berada dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Yang termasuk bagian dari unsur instrinsik yaitu : tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa, dan sudut pandang. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur yang ada di luar tubuh karya sastra tetapi sangat berpengaruh terhadap isi karya sastra tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik meliputi pendekatan biografi, psikologi, dan sosial (masyarakat).

Pearl Of China merupakan salah satu karya Anchee Min. Anchee Min adalah seorang wanita keturunan Cina yang tinggal di Amerika. Anchee Min lahir di Shanghai pada tahun 1957, dia bertumbuh pada masa revolusi budaya Mao (1964-1976). Sebagai seorang remaja, dia diajarkan untuk menentang Pearl S. Buck yang dianggap sebagai imperialis budaya asal Amerika. Pada usia tujuh belas, Anchee Min bergabung dengan sebuah Badan Buruh, dimana seorang pencari bakat yang bekerja untuk Madam Mao merekrut dirinya untuk bermain di film-film propaganda sebagai seorang aktris.

Pearl Of China adalah novel yang terilhami dari perjalanan kehidupan Pearl sang peraih nobel sastra yng mencintai Cina sampai mati. Sebuah kisah


(20)

persahabatan sejati yang menembus ruang jarak dan waktu. Kisah tentang perjuangan akan kebenaran dan ketulusan sebuah cinta akan tanah air yang sebenarnya.

Pearl Of China sebagai salah satu karya Anchee Min, bisa membawa kepada kehidupan seorang wanita yang berani dan penuh gairah dalam pergolakan negara Cina. Meskipun penulis mengisahkan novel dengan gaya bertutur tokoh cerita begitu ringan dan gamblang, tetapi tidak membuat tokoh-tokoh yang ada dalam novel ini menjadi kurang berkarakter, sebaliknya malah hampir semua tokoh dalam novel ini mempunyai karakter yang sangat kuat.

Pearl Of China senantiasa menggambarkan dengan jelas perubahan Negara Cina dari masa ke masa. Pearl Of China menceritakan tentang persahabatan dua wanita yang berbeda kebangsaan dan kebudayaan, semenjak kecil hingga dewasa. Dalam novel Pearl Of China sangat menonjolkan kisah dua sosok wanita yang kuat dan cerdas. Novel tersebut banyak menonjolkan tentang sisi kebudayaan dan kesusastraan Cina. Dari novel tersebut tergambar jelas bagaimana seorang wanita yang berjuang keras ditengah situasi politik dan budaya yang sedang bergejolak disuatu Negara. Ketika itu Negara Cina berada dalam masa perubahan pemerintahan yaitu dari kerajaan (monarki) beralih ke pemerintahan nasional.

Novel Pearl Of China sedikit memberikan gambaran situasi politik pada akhir abad ke-19 di Cina yang selama ratusan tahun berada dalam bentuk pemerintahan kerajaan yang pada saat itu berada dibawah kepemimpinan ibu Suri Ci Xi. Lalu terjadi perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Partai Nasionalis


(21)

dibawah kepemimpinan Chiang Kai Shek. Pergolakan-pergolakan politik terus-menerus berlangsung sampai zaman Komunis dibawah kepemimpinan Mao.

Dalam sebuah novel pasti memiliki tokoh-tokoh, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung. Menurut Aminuddin tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan (dalam Siswanto, 2008 : 182).

Ditinjau dari peranan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Tokoh primer atau utama adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Dalam tokoh utama ada yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif dan ada juga yang membawakan perwatakan negatif atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

2. Tokoh sekunder atau bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh utama. Tokoh bawahan merupakan tokoh yang kedudukannya bukan sebagai peran utama di dalam cerita, tetapi kehadiranya sangat diperlukan untuk mendudkung tokoh utama.

3. Tokoh komplementer atau tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam sebuah cerita. Di dalam sebuah cerita tokoh tambahan tidak memegang peranan apa-apa dalam penyampaian cerita. Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh, tokoh dapat dibedakan atas tokoh dinamis dan tokoh statis. Bila dilihat dari masalah yang dihadapi tokoh,


(22)

dapat dibedakan atas tokoh yang mempunyai karakter sederhana dan kompleks. Tokoh dinamis adalah tokoh yang kepribadianya selalu berkembang. Tokoh statis adalah tokoh yang mempunyai kepribadian tetap. Tokoh yang mempunyai karakter sederhana adalah tokoh yang mempunyai karakter seragam atau tunggal. Tokoh yang mempunyai karakter yang kompleks tokoh yang mempunyai kepribadian yang kompleks (Aminuddin, 1984 : 91-92).

Dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh, dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai oleh pembacanya. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya dibenci oleh pembacanya (Aminuddin, 1984 : 85).

Menurut Aminuddin, ada beberapa cara memahami watak tokoh, yaitu : 1. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya.

2. Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun cara berpakaiannya.

3. Menunjukkan bagaimana perilakunya.

4. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri. 5. Memahami bagaimana jalan pikirannya.

6. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya. 7. Melihat tokoh lain berbincang dengannya.

8. Melihat bagaimanakah tokoh-tokoh yang lain itu member reaksi terhadapnya.


(23)

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis tokoh utama dalam novel Pearl Of China, yaitu Pearl dan Willow. Dalam novel ini, penulis menggambarkan karakter dengan cukup jelas. Karakter dari masing-masing tokoh digambarkan dengan jelas khususnya tokoh-tokoh utama.

Pearl adalah seorang putri seorang misionaris asal Amerika, yang menetap di Cina. Dia begitu memuja Cina dan menganggap Amerika tak lebih sebagai tanah air yang asing. Sahabatnya juga adalah orang cina tulen yaitu Willow, bocah miskin yang bertempat tinggal di daerah Chin-Kiang yang tertangkap Pearl sedang mencuri di rumahnya. Tetapi kemudian, mereka bak rantai yang tak dapat dipisahkan. Ketika pernikahan dan politik mencoba mengguncang persahabatan mereka, menyiksa jiwa mereka, mengintai nyawa mereka, Pearl dan Willow menjadi goyah.

Novel ini juga mengisahkan tentang kehidupan Willow, yang bersahabat dengan Pearl sejak masih anak-anak. Meskipun pada awalnya Pearl bersikap memusuhi pencuri kecil, namun pada akhirnya mereka menjadi sahabat yang paling dekat. Pearl dan kecintaannya pada Cina dipotretkan melalui sudut pandang Willow sebagai seorang sahabat terdekat. Beragam kisah mulai tentang keluarga Pearl, perasaan Pearl tentang keluarganya, kehidupan percintaan rumah tangga Pearl serta prinsipnya.

Pearl Of China sangat menonjolkan karakter atau penokohan dari tokoh utama, yaitu Pearl dan Willow. Dan kedua wanita tersebut sangat nasionalis dan sangat mencintai Negara Cina dengan segenap jiwa dan raga mereka. Hal yang


(24)

paling penting keduanya sangat mencintai budaya dan sastra Cina, serta sangat gemar menulis.

Dalam menganalisis tokoh utama, penulis menggunakan pendekatan intrinsik. Unsur intrinsik dalam sebuak karya sastra, yaitu : (1) Tema, (2) Alur, (3) Latar, (4) Penokohan, (5) Sudut Pandang, dan (6) Gaya Bahasa. Dari keenam unsur intrinsik yang telah disebutkan diatas, peneliti hanya membahas lima dari enam unsur intrinsik. Karena dari kelima unsur tersebut yaitu tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang adalah dasar untuk membangun sebuah karya sastra, sehingga isi dari novel tersebut dapat tersampaikan.

Untuk menganalisis karya sastra berdasarkan teori dan kritik sastra terdapat beberapa pendekatan yang dikategorikan oleh Abrams (Wiyatmi, 2006:78) yaitu:

1. Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra. Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai imitasi dan realitas. (Abrams,1981:89).

2. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur, antarhubungan dan totalitas. Pendekatan ini mengarah pada analisis intrinsic. (Abrams,1978:26).

3. Pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang menempatkan karya sastra sebagai curahan, ucapan, dan proyeksi pikiran dan perasaan pengarang. Pengarang sendiri menjadi pokok yang melahirkan


(25)

produksi persepsi-persepsi, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan yang dikombinasikan (Abrams,1958:22).

4. Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang memberikan perhatian pada pergeseran dan fungsi-sungsi baru pembaca. Pendekatan ini mengutamakan peranan pembaca dan mempertimbangkan implikasi pembaca melalui berbagai kompetensinya.

Dalam pembahasan ini penulis menggunakan pendekatan objektif atau struktural. Penulis menganalisis tokoh utama karena mengganggap tokoh utama dalam novel Pearl Of China ini mendominasi seluruh isi cerita. Dalam novel ini tokoh utama penceritaan berlangsung dari awal hingga akhir. Bentuk kehidupannya yang dari kecil bergantung pada dirinya sendiri membuat pribadi tokoh utama sangat dewasa.

Pearl Of China adalah salah satu dari beberapa buku yang sukses di pasaran. Novel Pearl Of China sangat menarik untuk dibaca, karena Pearl Of China menggambarkan kisah kehidupan yang keras di Cina, perebutan kekuasaan, kemiskinan, penderitaan yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel tersebut.

Peneliti tertarik untuk menganalisis tokoh utama, karena penulis menyajikan tokoh utama yang memiliki posisi penting sebagai penguat cerita. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulisan ini diberi judul “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel Pearl Of China Karya Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Intrinsik”.


(26)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah unsur intrinsik novel Pearl Of China karya Anchee Min yakni meliputi tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang?

2. Bagaimanakah sifat tokoh utama dalam novel Pearl Of China karya Anchee Min berdasarkan pendekatan struktural?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan unsur intrinsik dalam novel Pearl Of China karya Anchee Min yakni meliputi tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang.

2. Mendeskripsikan sifat tokoh utama dalam novel Pearl Of China karya Anchee Min berdasarkan pendekatan struktural.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian terdiri atas dua bagian, yaitu manfaat teoritis dan praktis.


(27)

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Memperkaya pengkajian dan mengapresiasikan karya sastra Indonesia. 2. Dapat menambah wawasan dan gambaran bagi pembaca mengenai

unsur-unsur pembentuk di dalam novel Pearl Of China.

3. Memberikan gambaran tentang penokohan tokoh utama dalam sebuah karya sastra berdasarkan pendekatan sturktural dalam novel Pearl Of China.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau acuan dalam penelitian, khususnya bagi mahasiswa sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.5 Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan penulisan karya ilmiah, pasti selalu bertitik tolak dari adanya masalah yang dihadapi dan perlu segera dipecahkan.

Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang panjang lebar, sesuai dengan judul skripsi ini adalah analisis tokoh utama dalam novel Pearl Of China berdasarkan pendekatan struktural, maka pada penelitian ini penulis menganalisis unsur-unsur di dalamnya seperti tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang. Setelah meneliti unsur-unsur kemudian menerangkan tentang tokoh utama berdasarkan pendekatan struktural.


(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tinjauan pustaka yaitu tentang peneliti penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori. Pertama-tama penulis memaparkan tentang peneliti penelitian sebelumnya, kemudian tentang konsep yang berkaitan dengan judul penelitian, dan terakhir tentang landasan teori yang digunakan penulis sebagai landasan peneliti dalam meneliti.

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti akan memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama dalam sebuah novel.

Penelitian tentang unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra sudah banyak dilakukan, diantaranya :

1. Buhari Imran, dengan judul skripsi “Para Priyayi Analisis Struktural, 2001”. Penelitian tersebut meneliti tentang unsur-unsur intrinsik yaitu tokoh, tema, latar, alur, dan sudut pandang dalam novel para priyayi, serta keterkaitan antar unsur yang menbangun sebuah novel. Penelitian ini membantu penulis dalam menganalisis unsur intrinsik novel Pearl Of China. Sedangkan penulis sendiri membahas tentang tokoh utama yang ditinjau berdasarkan pendekatan struktural.

2. Irwan, B dengan judul skripsi “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel Dengarlah Nyanyian Angin Karya Haruki Murakami Pendekatan


(29)

Struktural, 2010”. Penelitian tersebut meneliti tentang tokoh utama dengan pendekatan struktural. Melalui pendekatan struktural, Irwan B menganalisis tokoh utama dengan menghubungkan unsur-unsur intrinsik yang membangun dalam sebuah novel, yaitu hubungan tokoh utama dengan latar, hubungan tokoh utama dengan alur, dan hubungan tokoh utama dengan tokoh lain. Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat bagaimana menganalisis tokoh utama berdasarkan pendekatan struktural.

3. Zhang Se Hong dan Bi Hong dalam penelitiannya yang berjudul Cong <Jian Nan Shi Shi> Kan Jia Geng Qi Xiao Shuo De Ren Wu Ke Hua (2003) menggambarkan tentang karakter tokoh-tokoh utama yang terdapat dalam novel Jian Nan Shi Shi terutama tokoh Jia Geng Qi. Penelitian ini membantu penulis untuk menggambarkan tokoh-tokoh utama.

4. Jiang Feng Bi dalam penelitiannya yang berjudul Cong Ren Ji Gong Neng Kan <Wan Ou Zhi Jia> De Ren Wu Xing Ge Yu Ren Wu Zhi Jian De Guan Xi (2007), menggambarkan tentang karakter tokoh utama berdasarkan hubungan antara manusia dalam kehidupan. Penelitian ini membantu penulis untuk dapat mendeskripsikan tokoh utama dalam novel Pearl Of China.

5. Sui Hong Lei dalam penelitian yang berjudul Cong Ren Ji Gong Neng Shi Jiao Fen Xi Xiao Shuo Ren Wu Xing Ge Te Zheng (2008), mendeskripsikan cirri-ciri karakter tokoh utama dalam sebuah novel


(30)

berdasarkan pendekatan fungsi interpersonal. Penelitian ini membantu penulis untuk menggambarkan cirri-ciri karakter tokoh utama dalam novel Pearl Of China.

6. Yang Cheng Jin dengan judu l penelitian Qian Tan <San Guo Yuan Yi> Zhong Cao Cao Xing Xiang De Cun Zao (2009), menggambarkan secara mendalam tentang karakter tokoh Cao Cao dalam novel San Guo Yuan Yi. Penelitian ini membantu penulis intuk bisa mendeskripsikan secara mendalam tentang karakter tokoh-tokoh dalam novel Pearl Of China.

2.2 Konsep

Dalam konsep akan dipaparkan tentang variabel-variabel dalam judul penelitian. Penulis akan memaparkan dengan jelas tentang pengertian variabel-variabel dalam judul penelitian ini. Pertama-tama penulis akan memaparkan tentang novel dan unsur-unsur intrinsik yang membangun novel tersebut.Dalam penelitian ini menggunakan beberapa konsep, yaitu:

1. Novel

2. Unsur intrinsik novel a. Tema

b. Alur (plot) c. Latar (setting) d. Penokohan


(31)

2.2.1 Novel

Novel berasal dari bahasa Italia “novella” (yang dalam bahasa Jerman : novella). Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Istilah novella atau novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah novelette yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek (Abrams, dalam Nurgiyantoro, 1998:9).

Novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Namun “ukuran luas” di sini juga tidak mutlak demikian, mungkin yang luas hanya salah satu unsur fiksinya saja, misalnya temanya, sedangkan karakter setting, dan lain-lainnya hanya satu saja.

Novel dapat dibagi menjadi tiga golongan, yakni novel percintaan, novel petualangan, dan novel fantasi.

Novel percintaan melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara imbang, bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih dominan. Dalam jenis novel ini digarap hampir semua tema, dan sebagian besar novel termaksud jenis ini.

Novel petualangan sedikit sekali memasukkan peranan wanita. Jika wanita tersebut dalam novel jenis ini, maka penggambarannya hampir stereotif dan kurang berperan. Jenis novel petualangan adalah “bacaan kaum pria” karena tokoh-tokoh di dalamnya pria dan dengan sendirinya melibatkan banyak masalah dunia lelaki yang tidak ada hubungannya dengan wanita. Meskipun dalam jenis


(32)

novel petualangan ini sering ada percintaan juga, namun hanya bersifat sampingan belaka; artinya novel itu tidak semata-mata berbicara persoalan cinta.

Novel fantasi bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis dan serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari. Novel jenis ini mempergunakan karakter yang tidak realistis, setting dan plot yang juga tidak wajar untuk menyampaikan ide-ide penulisnya. Jenis novel ini mementingkan ide, konsep dan gagasan sastrawannya yang hanya dapat jelas kalau diutarakan dalam bentuk cerita fantastik, artinya menyalahi hukum empiris, hukum pengalaman sehari-hari.

Novel merupakan salah satu karya sastra imajinatif yang merupakan hasil dari pemikiran rekaan manusia. Jenis fiksi ini memuat cerita yang kompleks mengenai kehidupan seseorang maupun masyarakat. Menurut Jakob Sumarjo (1986:29).

Novel sebagai sebuah karya fiksi juga menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya bersifat imajiner.

Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Walau berupa cerita rekaan atau khayalan, tak benar jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Fiksi merupakan karya imajinatif


(33)

yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Fiksi menawarkan model-model kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh pengarang sekaligus menunjukkan sosoknya sebagai karya seni yang berunsur estetik dominan.

2.2.2 Unsur Intrinsik Novel

Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan dalam teks karya sastra itu, yang membangun karya sastra tersebut dari dalam.

Dalam sebuah karya sastra tentu terdapat unsur-unsur yang membangun karya sastra tersebut. Sama halnya dalam sebuah novel ada unsur-unsur yang membangun yaitu, tema, alur (plot), setting (latar), tokoh (penokohan), sudut pandang. Unsur-unsur ini yang menjadi fokus untuk diresensi atau ditelaah secara struktur formal pada umumnya.

a. Tema

Menurut Fananie (2000:84), tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatar belakangi ciptaan karya sastra. Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakan pengarang. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya (Aminuddin dalam Siswanto, 2008 : 161).


(34)

Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra bisa sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial budaya , teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang, ide atau keinginan dalam menyiasati persoalan yang muncul.

Seorang pengarang memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema apabila mereka telah selesai memahami unsur-unsur yang menjadi media untuk mendeskripsikan tema tersebut, menyimpilkan makna yang dikandungnya serta mampu menghubungkan dengan tujuan penciptaan pengarang (Aminuddin dalam Siswanto, 2008 : 161).

Berdasarkan pengertian tema yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa tema dalam novel Pearl Of China ini adalah bagaimana perjuangan dua orang wanita yang bersahabat yang berbeda kebangsaan dapat bertahan hidup ditengah gejolak politik dan budaya di Negara Cina.

b. Alur (Plot)

Menurut Sundari, dalam Fananie, (2000: 93), alur atau plot merupakan keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita. Plot atau alur berfokus pada suatu aksi atau suatu moment.

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Ada berbagai pendapat tentang tahapan-tahapan peristiwa dalam suatu


(35)

cerita. Pada umumnya alur pada cerita fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:

1. Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan),

2. Generating Circumstance (peristiwa yang bersangkut-paut dan mulai bergerak),

3. Ricing Action (keadaan mulai memuncak),

4. Climax (peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya),

5. Denoument (pengarang memberikan pemecahan soal dari semua peristiwa).

Namun bukan berarti bahwa suatu cerita harus disusun menurut urutan peristiwa seperti di atas, karena ini hanya merupakan penjelasan terhadap unsur-unsur yang membangun alur tersebut. Di dalam novel urutan peristiwa dpat di mulai dari mana saja, tidak harus berawal dari tahap pengenalan tokoh atau latar, dengan kata lain novel mengenal alur maju dan alur mundur. Menurut Nurgiyantoro (1995 : 154) alur maju terjadi apabila peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis berurutan dari awal sampai akhir. Sedang alur mundur menurut Sudjiman (1988 : 33) ialah urutan peristiwa-peristiwa yang disajikan dalam karya sastra disela dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya disebut sorot balik ini di tampilkan dalam dialog, dalam bentuk mimpi, atau sebagai lamunan tokoh yang teringat kembali kepada peristiwa masa lalu.

Selain kedua jenis alur ini, dikenal juga alur campuran, yakni teknik penceritaan yang mengunakan alur maju sekaligus alur mundur. Menurut Nurgiyantoro (1995 : 156), tidak ada karya fiksi yang mutlak beralur kronologis


(36)

atau sebaliknya, sorot balik. Secara garis besar, sebuah fiksi mungkin beralur maju, tetapi di dalamnya sering terdapat adegan sorot balik, demikian juga sebaliknya. Untuk menentukan pengkategorian alur sebuah fiksi, hendaknya dilihat penggunaan alur yang lebih dominan.

Adapun alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur maju. Dimulai ketika Pearl dan Willow sebagai tokoh utama memasuki usia 7 tahun yang diawali dengan persahabatan antara Pearl dan Willow dan dilanjutkan dengan cerita ketika mereka keduanya menikah kemudian akhrinya hidup terpisah.

c. Latar (Setting)

Setting diterjemahkan sebagai latar cerita. Menurut Abrams, latar atau setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya (dalam Fananie, 2000:97). Latar atau setting yang disebut sebagai landas tumpu yang mengarahkan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (dalam Nurgiyantoro, 1998:216).

Leo hamalian dan Frederick R. Karell (dalam Siswanto, 2008: 149) menjelaskan bahwa latar cerita dalam karya fiksi bukannya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, tetapi juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka, maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Oleh


(37)

karena itu latar tidak hanya mendeskripsikan tempat, waktu dan peristiwa serta suasana dalam suatu cerita.

Menurut Hudson dalam Siswanto membagi setting atas setting social dan setting fisik. Setting sosial menggambarkan keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa dan lain-lain yang melatari peristiwa. Fisik mengacu pada wujud fisikal, yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya (2008 : 150). Dalam sebuah cerita rekaan setting sosial maupun setting fisik tidak selalu muncul, tetapi bisa juga setting cerita yang menonjol adalah setting waktu dan tempat.

Penggambaran latar dalam sebuah cerita ada yang terperinci, ada pula yang tidak. Ada setting yang dijelaskan sama seperti kenyataannya, ada juga yang merupakan gabungan antara keyataan dengan khayalan.

Adapun latar atau setting dalam novel “Pearl Of Cina” berada disebuah kota kecil yang bernama Chin Kiang, disebelah selatan sungai Yangtze, provinsi Jiang Su, China.

d. Penokohan

Salah satu unsur intrinsik yang mendukung keberhasilan karya sastra adalah tokoh dan penokohan. Tokoh adalah komponen yang penting dalam cerita. Apabila tokoh tidak ada, sulit menggolongkan sebuah karya sastra ke dalam karya sastra naratif karena tindakan para tokoh menyebabkan terjadinya alur. Tokoh-tokoh itulah sebagai penderita kejadian dan menjadi penentu perkembangan alur.


(38)

Tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai tindakan psikologi. dia adalah “eksekutor” dalam sastra. Jutaan rasa akan hadir lewat tokoh. Dalam sebuah novel tokoh memegang peranan yang sangat penting, namun tak lepas dari itu, tokoh dalam novel memegang peranan yang berbeda-beda. Ada tokoh yang penting ada pula tokoh tambahan. Seorang tokoh memiliki peranan yang penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena permunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu. (Aminuddin,1987:79).

Sedangkan penokohan atau karakteristik adalah upaya pengarang untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai tokoh di dalam ceritanya. Penokohan adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan watak tokoh-tokoh dalam sebuah cerita rekaan (Mursal Esten, 1978:27). Watak, perwatakan, dan karakter menuju pada sifat dan sikap para tokoh seperti ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjukan pada kualitas pribadi seorang tokoh (Nurgiyantoro,2000:165).

Penokohan dalam sebuah cerita harus dapat digambarkan dengan jelas. Sehingga apa yang diucapkan, apa yang diperbuat, apa yang dipikirkan, dan apa yang dirasakan harus dapat betul-betul menggambarkan watak dari tokoh-tokohnya.

Adapun tokoh utama dalam novel Pearl Of China adalah sebagai berikut: 1. Pearl : Memiliki karakter pemberani, kebajikan, penyayang, pintar, baik

hati dan bersifat terbuka


(39)

e. Sudut pandang (point of view)

Menurut Abrams, sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (dalam Nurgiyantoro, 1998:248). Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari sudut pandang itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan gayanya sendiri.

Sudut pandang menunjuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dalam ceritanya.

Dalam hal ini, sudut pandang pengarang Anchee Min dalam novel “Pearl Of China” adalah sebagai pengamat. Anchee Min sebagai pengarang novel ini menceritakan orang lain yaitu Pearl dan Willow.

2.3 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar penulis untuk berpijak dalam sebuah penelitian. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural untuk menganalisi unsur-unsur pembangun dalam sebuah sastra.


(40)

Teori dipergunakan sebagai landasan berpikir untuk memahami, menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan memberi arah di dalam penelitian. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural.

2.3.1 Teori Struktural (Objektif)

Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian kepada sastra itu sendiri. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai struktur yang otonom dan bebas dari hubungannya dengan realitas, pengarang, maupun pembaca. Wellek dan Werren dalam Wiyatmi (2006:87) menyebutkan pendekatan ini sebagai pendekatan intrinsik karya sastra yang dipandang memiliki kebulatan, koherensi, dan kebenaran sendiri.

Dalam meneliti sebuah karya sastra diperlukan pendekatan, dalam penulisan ini digunakan pendekatan struktural. Jika peneliti sastra ingin mengetahui sebuah makna dalam sebuah karya sastra peneliti harus menganalisis aspek yang membangun karya tersebut dan menghubungkan dengan aspek lain sehingga makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra mampu dipahami dengan baik. Pendekatan sturuktural melihat karya sastra sebagai satu kesatuan makna secara keseluruhan.

Menurut Teeuw (1984:135), pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan


(41)

struktural membongkar seluruh isi (unsur-unsur intrinsik di dalam novel) dan menghubungkan relevansinya antara unsur-unsur di dalamnya.

Teori struktural sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks-teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Struktural sastra mengupayakan adanya suatu dasar yang ilmiah bagi teori sastra, seperti halnya disiplin-disiplin ilmu lainnya. Teeuw mengungkapkan, asumsi dasar struktural adalah teks sastra merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan mempunyai koherensi batiniah (2011:46). Struktural secara khusus mengacu pada praktik kritik sastra yang model analisisnya didasarkan pada teori linguistik modern, yang pendekatannya selalu pada unsur intrinsik (struktur kesusastraan) dan menganggap teks sastra adalah yang otonom.

Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan sedalam mungkin tentang keterkaitan dan hubungan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Analisis struktural merupakan satu langkah, satu sarana atau alat dalam proses pemberian makna dan dalam usaha ilmiah untuk memahami proses dengan cara sesempurna mungkin.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis memaparkan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta yang menjadi data dan sumber data dalam penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang didasarkan pada data deskripsi dari suatu kasus, keadaan, sikap, hubungan, atau suatu sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek penelitian. Biasanya objek penelitian dilakukan untuk mendapatkan deskripsi, gambaran, atau suatu lukisan secara sistematis, faktual, detail, dan akurat serta sifat-sifat atau perilaku hubungan antara berbagai fenomena.

Ciri dari metode ini biasanya, difokuskan pada masalah faktual yang ada pada waktu penelitian. Data yang dikumpulkan, disusun, dianalisis, dan diinterpretasi sangat tergantung pada teknik penelitian yang digunakan, karena itu teknik-teknik pengumpulan dan analisis data harus disajikan secara jelas dan detail. Mula-mula data dikumpulkan dan disusun, lalu dideskripsikan, dengan maksud menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis.


(43)

3.2 Data dan Sumber Data

Yang menjadi sumber data penelitian ini adalah novel itu sendiri yang berisi kutipan yang dapat mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dan kutipan percakapan ilustrasi yang mampu menggambarkan kepribadian tokoh utama berdasarkan pendekatan struktural.

Adapun secara rinci sumber data tersebut adalah: Judul roman : Pearl Of China

Karya : Anchee Min Dicerikatan kembali oleh : Rika Iffati Farihah

Penerbit : Bloomsbury USA, New York Tahun : 2010

Tebal buku : 392 halaman dan terdiri dari 36 Bab Ukuran buku : 140 x 210 mm

Kulit : Cokelat muda

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Agar memperoleh data yang sesuai dengan objek yang sedang di teliti, di butuhkan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan objek penelitian. Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kepustakaan merupakan sumber data yang utama diperoleh dari sumber tertulis. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan semua data-data dan buku yang berkaitan dengan pendekatan intrinsik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:


(44)

1. Membaca novel secara berulang-ulang untuk mencari dan menentukan tokoh utama dalam novel Pearl Of China.

2. Melakukan teknik catat, yaitu mencatat masalah-masalah yang berhubungan dengan unsur-unsur intrinsik seperti: tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang dalam novel Pearl Of China.

3. Mencatat semua tindakan dan perkataan tokoh utama untuk dapat menggambarkan karakter dalam novel Pearl Of China.

3.4 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisis data yang di gunakan adalah dengan mengunakan teknik deskrptif kualitatif. Analisis kualitatif juga termaksud ke dalam metode deskriptif karena bersifat memaparkan, memberikan, menganalisis, dan menafsirkan. Adapun langkah-langkah yang di lakukan dalam menganalisis novel Pearl Of China adalah:

1. Membaca seluruh isi novel Pearl Of China secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi unsur-unsur intrinsiknya. Klarifikasi unsur-unsur tersebut dicatat dalam kartu data yang berbeda-beda.

3. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik novel yang diteliti.

4. Menganilisis unsur-unsur intrinsik dalam novel, kemudian menganalisis hubungan tokoh utama dengan unsur intrinsik.


(45)

5. Menyimpulkan hasil analisis data untuk mengetahui tokoh utama berdasarkan pendekatan struktural di dalam novel Pearl Of China.


(46)

BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis tentang unsur-unsur yang membangun novel berdasarkan pendekatan stuktural yaitu: tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang yang terdapat pada novel Pearl Of China (2010) karya Anchee Min.

4.1 Analisis Unsur Intrinsik

Pada sub bab ini, penulis menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah novel. Pertama-tama penulis menganalisis tentang tema dalam novel Pearl Of China, kemudian penulis melanjutkan menganalisis alur, latar, penokohan, dan sudut pandang. Berikut ini adalah analisis unsur intrinsik dalam novel Pearl Of China.

4.1.4 Tema

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakan pengarang. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya (Aminuddin dalam Siswanto, 2008 : 161).

Dalam novel Pearl Of China digambarkan bagaimana kisah Pearl dan Willow yang bersahabat dari kecil hingga mereka dewasa menempuh jalan masing-masing disertai juga berbagai jalan yang ditempuh Pearl sehingga menjadi


(47)

penulis terkenal di Internasional. Kisah persahabatan antara Pearl dan Willow dimulai ketika mereka berumur 7 tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan :

“ Terima kasih telah menyelamatkanku, Teman,” ucapku. “siapa yang temanmu?” Dia berbalik. “Pembohong!”

“Maafkan aku, Pearl. Akan kulakukan apa saja untuk menembus kesalahanku padamu.” (Pearl Of China, 2010 : 32).

Pertemanan mereka terus berlanjut sampai mereka berumur 10 tahun mereka bersama-sama pergi bermain. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Sambil bergandengan tangan, kami menyusuri tepian sungai…” (Pearl Of China, 2010 : 45).

Pearl dan Willow sama-sama menghadapi masa sulit saat menghadapi kaum Boxer, sehingga mereka harus berpisah karena pada saat itu masyarakat Cina percaya orang asing akan menghancurkan Cina, yang menyebabkan Pearl dan Willow harus berpisah. Hal ini dapat dilihat pada kutipan:

“Pearl dan aku berjuang menemukan kata-kata perpisahan yang menyenangkan, tetapi itu tidak mungkin. Kami menyampaikan salam perpisahaan dan berpelukan dalam diam.” (Pearl Of China, 2010 : 103). Tema lainnya yang juga terdapat dalam novel Pearl Of China adalah perjuangan seorang yang berkebangsaan Amerika hidup ditengah masyarakat Cina yang tidak percaya akan orang asing yang hidup di negara mereka. Hal ini dapat dilihat dari kutipan :

“Pemberontakan kaum Boxer tidak menjalar ke Chin-kiang hingga tahun-tahun pertama abad baru. Pemberontakan itu menyebar seperti api liar. Buruh-buruh tani dari daerah pedalaman datang dengan mengenakan serban merah. Mereka percaya orang asing menghancurkan Cina.” (Pearl Of China, 2010 : 89).

Pearl merasa dia tidak diterima di Negara Cina bahkan tulisannya pun tidak dihargai di Cina. Hal ini dapat dilihat dari kutipan :


(48)

“Tapi, siapa yang ingin membaca cerita-ceritanya? Orang China tidak perlu perempuan pirang menuturkan kisah mereka, sementara orang barat tidak tertarik pada China.” (Pearl Of China, 2010 : 155).

Tapi pada akhirnya Pearl berhasil menjadi penulis terkenal di Amerika melalui tulisan-tulisannya yang pernah ditulisnya pada saat berada di Cina. Dia juga mendapat pengahargaan dalam bidang sastra. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan :

“Pada 1932, dia memenangkan penghargaan Pulitzer untuk the Good Earth. Pada 1938, dia memenangkan hadiah nobel di bidang sastra.” (Pearl Of China, 2010 :266).

Jadi jelas terlihat bahwa tema utama novel ini adalah perjalanan hidup seorang wanita yang sangat kuat sehingga menjadi seorang penulis terkenal yang berkebangsaan Amerika, tetapi memiliki jiwa Cina yang menghadapi tantangan yang berbeda-beda pada setiap masa pergolakan atau Revolusi Kebudayaan yang terjadi di Cina.

4.1.2 Alur (Plot)

Menurut Sundari, dalam Fananie, (2000: 93), alur atau plot merupakan keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.

Alur yang terdapat dalam novel Pearl Of China adalah mengikuti pola alur biasa atau alur maju. Dalam novel Pearl Of China penggunaan alur maju sangat dominan. Novel Pearl Of China terdiri dari tahapan yang pertama “awalan”, “tengah”, “akhir”. Pada tahap awal diceritakan tentang keadaan latar Willow yaitu


(49)

latar sosialnya yang berasal dari keluarga miskin. Hal ini dapat dilihat dari kutipan :

“Aku terbangun dalam keadaan lapar setiap pagi dan tidur dalam keadaan lapar setiap malam. Kadang-kadang rasa menusuk-nusuk di perutku membuatku tidak bisa tidur. Karena harus terus-menerus mengais sisa-sisa makanan, aku hidup dalam keadaan antara sadar dan tidak.” (Pearl Of China, 2010 : 6).

Pada tahap awal ini juga pengenalan akan tokoh dalam novel seperti : Nai-nai, Papa, Absalom, Carie. Dan juga pada tahap awal ini bisa terlihat awal Pearl dan Willow menjadi sahabat.

Pada tahap pertengahan muncul konflik yaitu pengusiran orang asing dari Negara Cina. Tentara-tentara Cina melakukan evakuasi seluruh orang asing di Negara Cina. Hal ini dapat dilihat pada kutipan :

“Konsulat Jenderal memerintahkan evakuasi segera seluruh warga Amerika di Nanking.”(Pearl Of China, 2010 : 299).

Keluarga Pearl merupakan orang asing yang harus di evakuasi ke Amerika. Keluarga mereka berhasil ditangkap oleh tentara-tentara Cina. Tentara-tentara Cina tersebut ingin melenyapkan semua warga asing. Mereka merasa semakin cepat menyingkirkan orang asing akan semakin baik. Pada tahap akhir Pearl harus kembali ke Amerika dan tidak kembali lagi ke Negara Cina. Pearl harus berpisah dengan Willow untuk selama-lamanya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan :

“Kalau saja aku tahu ini kali terakhir kami bertemu, aku pasti memeluknya lebih lama dan lebih erat. Aku pasti berusaha mengingat bagaimana penampilannya; pakaian yang dia kenakan dan raut di wajahnya. Aku barangkali bahkan akan berusaha membujuknya agar tidak pergi,” (Pearl Of China, 2010 : 251).


(50)

Pada akhirnya mereka berdua harus menjalani kehidupan masing-masing, Pearl hidup di Amerika dengan anak-anaknya dan menjadi seorang penulis sedangkan Willow hidup di Cina dengan keluarganya beserta anaknya.

4.1.3 Latar (Setting)

Latar atau setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya (dalam Fananie, 2000:97). Latar atau setting yang disebut sebagai landas tumpu yang mengarahkan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (dalam Nurgiyantoro, 1998:216).

Latar fisik dan sosial yang terdapat pada novel Pearl Of China adalah sebuah kota kecil yang bernama Chin-kiang yang jauh dari ibukota Peking disebelah selatan sungai Yangzte propinsi Jiang Su. Keadaan alam kota Chin-kiang jelek, tidak subur, dan sering terjadi banjir, juga banyak terdapat perompak. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan :

“Selama bergenerasi-generasi, keluargaku mengerjakan tanah wilayah itu yang jelek lagi tak subur dan bergulat dengan kelaparan, banjir, hama belalang, perompak…” (Pearl Of China, 2010 : 4).

Keadaan masyarakat Chin-kiang yang terutama adalah para petani dan ada juga yang bekerja sebagai buruh tani musiman. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan :

“Aku berlari melewati sawah-sawah, lading-ladang kapas, memasuki bebukitan dan bersembunyi di balik rumpun-rumpun bamboo.”

“di sekitar masa ini, Papa dan aku bekerja sebagai buruh tani musiman. Dia menanam padi, gandum serta kapas dan membawa pupuk kandang.


(51)

Tugasku adalah menanam kacang kedelai di sepanjang tepi sawah.” (Pearl Of China, 2010 : 7).

Latar waktu kejadian yang berlangsung dalam novel ini cukup panjang, Dimulai tahun 1880 dimana pada saat itu Pearl dan Willow baru berumur 7 tahun sampai dengan Pearl pindah ke Amerika pada tahun 1904, dan Pearl kembali lagi pada masa Revolusi kebudayaan tahun 1966.

Jadi bisa dikatakan novel ini adalah perjalanan hidup atau biografi Pearl. Dalam kurun waktu yang panjang itu (1880 -1966) banyak kejadian-kejadian atau peristiwa penting yang terjadi, dimana para tokohnya terlibat dan ikut serta mengalaminya, seperti perang Boxer dan Revolusi Kebudayaan.

Peristiwa penting dan besar tersebut dapat kita lihat dari kutipan berikut ini : Zaman perang Boxer

“Pemberontakan kaum Boxer tidak menjalar ke Chin-kiang hingga tahun-tahun pertama abad baru. Pemberontakan itu menyebar seperti api liar. Buruh-buruh tani dari daerah pedalaman dating dengan mengenakan serban merah. Mereka percaya orang asing menghancurkan Cina.”

“Pearl dan aku mendengar bahwa makin banyak orang yang bergabung dengan kaum Boxer. Kelompok orang yang jumlahnya semakin banyak itu mulai menuntut agar pemerintah Cina mengusir orang-orang asing dan menutup bisnis mereka di Cina selamanya.” (Pearl Of China, 2010 : 89-90).

Masa Revolusi Kebudayaan

“Madam Mao menjadikan Pearl sebagai contoh negative. Dia siap membantu suaminya meluncurkan Revolusi Agung Kebudayaan Proletar. Tujuannya adalah untuk mengamankan kekuasaan Mao di Cina dan sekitarnya.”

“Ketika Mao menentang Stalin secara terbuka dan menyebrangi sungai Yangtze untuk mengerjakan Chiang Kai-shek pada 1948, Dick mengatakan kepadaku bahwa komunis akan menguasai Cina. Pada Mei 1949, hal itu menjadi kenyataan.” (Pearl Of China, 2010 : 292-276).


(52)

4.1.4 Penokohan

Salah satu unsur intrinsik yang mendukung keberhasilan karya sastra adalah tokoh dan penokohan. Tokoh adalah komponen yang penting dalam cerita. Apabila tokoh tidak ada, sulit menggolongkan sebuah karya sastra ke dalam karya sastra naratif karena tindakan para tokoh menyebabkan terjadinya alur.

Berikut ini dipaparkan mengenai analisis karakter yang dimiliki oleh tokoh-tokoh pada novel Pearl Of China. Banyak tokoh yang hadir dalam novel Pearl Of China ini dengan perannya masing-masing. Para tokoh yang akan dibahas disini ialah Pearl, Willow, Papa (Ayah Willlow), Absalom (Ayah Pearl), Carie (Ibu Pearl), Lossing (Suami Pearl), Dick (Suami Kedua).

4.1.4.1Pearl

Pearl adalah seoarang wanita berkebangsaan Amerika yang sejak dari kecil tinggal di Cina bersama orang tuanya yang adalah seorang misionaris. Pearl merupakan seorang wanita yang mempunyai idealis yang kuat, cerdas, peduli terhadap masyarakat, rasa keingin tahuan yang sangat besar, dan senantiasa pengertian terhadap sahabatnya Willow. Dia merupakan tamatan dari sebuah Universitas di Amerika. Pearl sangat suka menulis.

Dengan keidealisannya itu Pearl senantiasa menulis artikel yang benar-benar terjadi disekitar kehidupannya di Cina. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan :

“Maukah kau memublikasikan cerita semacam itu jika aku menulisnya? Tanya Pearl. Maksudku cerita mengenai orang-orang nyata? ”

“Secara pribadi aku pasti senang sekali melalukannya. Tapi aku tidak yakin apakah surat kabar akan setuju, jawabku.”


(53)

“Mengapa tidak? Tanya Pearl. Cerita-cerita itu menyentuh, manusiawi. Para pembaca akan tertarik dan cerita-cerita itu mungkin berguna.”

“Ya, barangkali. Tapi surat kabar punya tradisi memublikasikan sesuatu yang menginspirasi, bukan yang membuat sedih. Ingat, ini The Nanking Daily, bukan The Chin-kiang Independent. Pendanaan kami berasal dari pemerintah.”

“Apa tujuan surat kabar jika bukan memberitakan kebenaran? Kata Pearl. Masyarakat akan mendapat gambaran yang salah mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Cina.” (Pearl Of China, 2010 : 160).

Dengan keidealisannya Pearl senantiasa menulis berdasarkan realita atau kenyataan yang ada disekitar lingkungan Pearl tinggal. Dia tidak merasa takut untuk mengungkapkan kebenaraan. Sifat idealism Pearl sangat tinggi, konsistensi keidealismeannya selalu terjaga dalam dirinya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Dick gagal dalam misinya, karena Pearl terlalu paham mengenai Cina sehingga tak bisa diperdaya. Pearl menilai Mao berdasarkan tindakannya, bukan slogan-slogannya yang indah. Melayani rakyat dengan hati dan jiwa tak berarti apa-apa bagi Pearl. Seperti ayahnya, Pearl menolak dibeli. Novel-novel yang dia tulis sepanjang kurun 1960-an menggambarkan kehidupan tragis di bawah kepemimpinan Mao, meski dia menulisnya dari seberang lautan dan hanya menduga-duga. Sepertinya menjadi semakin tajam seiring pertambahaan usia.”

“Dick tak pernah mengungkapkan pendapatnya kepada Mao bahwa Pearl adalah satu-satunya orang barat yang mampu menulis mengenai realitas Cina dengan manusiawi sekaligus akurat. Dick tak pernah mengatakan bahwa dia menggagumi Pearl, tetapi aku tahu demikianlah adanya.”

“Dick tak berani membantah Madam Mao ketika dia menyatakan novel-novel terbaru Pearl menyerang komunisme. Madam Mao percaya Pearl adalah bagian dari konspirasi Amerika melawan Cina. Dick diperintahkan untuk mendorong para kritikus Cina melancarkan serangan balasan. Pearl dilabeli Imperialis Kultural.” (Pearl Of China, 2010 : 291-292).

Dalam novel Pearl Of China, karakter yang diperlihatkan Pearl adalah seorang yang cerdas dan pintar. Pearl mampu menghafal puisi-puisi Cina. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :


(54)

“Dalam cerita itu, mereka memperjuangkan keadilan dan menjadi pahlawan. Mr. Kung terkesan karena Pearl hafal keseratus delapan tokoh dalam novel itu, tetapi dia mengkritik Pearl layaknya semua guru Cina. Orang yang benar-benar pintar… Mr. Kung berhenti sejenak dan mengelus jenggut kambingnya dengan ibu jari dan jari telunjuk sebelum melanjutkannya… adalah orang yang cukup cerdik untuk menyembunyikan kecerdasannya.” (Pearl Of China, 2010 : 53).

Dari kutipan tersebut jelas terlihat bahwa Pearl mampu menghafal semua tokoh-tokoh Cina dalam sebuah novel, sehingga Mr. Kung yang adalah guru dari Pearl sangat terkesan terhadap kecerdasaannya.

Pearl memiliki sifat yang penuh keingintahuan dan berpengetahuan luas. Dia sangat berbeda dengan anak-anak perempuan yang tinggal di kota yang berpikiran sempit dan dangkal. Sampai-sampai sahabatnya sendiri yaitu Willow membandingkan-bandingkan antara Pearl dengan anak perempuan kota yaitu sifat Pearl yang ingin tahu dan berpengetahuan luas. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Mau tak mau aku membandingkan mereka dengan Pearl, yang baik hati, penuh keingintahuan, dan berpengetahuan luas” (Pearl Of China, 2010 : 99).

Dengan sifat keingintahuan Pearl, maka dia menjadi sosok wanita yang tidak pemalu, lain halnya dengan adik perempuan Pearl yaitu Grace yang pemalu. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Dua hari lalu aku mengunjungi adik perempuanmu Grace untuk mengantarkan paket dari ibumu. Adikmu sudah tumbuh menjadi gadis muda yang menyenangkan. Dia manis, tetapi agak pemalu dibandingkan deganmu.” (Pearl Of China, 2010 : 121).


(55)

Pearl senantiasa menjadi orang yang tidak putus asa terhadap apapun yang terjadi dalam hidupnya. Ketika dia merasa terpuruk, maka dia bisa bangkit kembali dengan penuh semangat. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan :

“Akan halnya Pearl, bacaannya segera meluas di luar buku-buku rekomendasiku dan membantu mendorong masalh perkawinannya ke sudut benak. Semangatnya kembali. Dia kembali menjadi Pearl yang dulu kukenal.” (Pearl Of China, 2010 : 161).

Pearl memiliki sifat yang sangat optimis terhadap apapun. Bahkan dalam hal menulis pun Pearl sangat optimis akan apa yang ditulisnya dalam menggambarkan suatu realita kehidupan yang nyata. Pearl selalu menganggap hal yang tidak patut untuk diceritakan untuk rakyat melalui apresiasi dalam sebuah novel merupakan hal yang dianggap Pearl layak untuk diangkat. Pearl menganggap ketika dia menulis menceritakan sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang nyata memiliki kekuatan tersendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pearl tidak suka pada keputusan getir novel itu. Dia lebih suka cerita-cerita yang membangkitkan harapan di akhir, betapa pun tragisnya. Sang tokoh harus percaya pada dirinya sendiri, dan dia harus punya stamina untuk bertahan.”

“Kisah tragedi yang indah dan memilin perasaan sudah menjadi inti tradisi Cina sejak ribuan tahun, aku mengingatkannya. Baik novelis maupun pembaca menikmati apa yang kau sebut sebagai keputusasaan.”

“Persis itulah sebabnya situasi harus berubah, Pearl balas menyerang. Kehidupan sehari-hari memiliki kekuatan tersendiri. Penting untuk memperhatikan hal itu. Lihatlah Sooching, perempuan yang melahirkan anaknya di pekarangan rumahku! Aku bertaruh dia menggigit putus tali pusar anaknya seperti tokoh Er-niang dalam Semua Manusia Bersaudara! Aku tidak melihat dia mengasihani dirinya sendiri. Dia siap melanjutkan hidup. Wanita pengemis yang papa dan berkutu itu! Kurasa dia adalah subjek yang berharga, bahkan heroik!” (Pearl Of China, 2010 : 162).


(56)

Setiap Pearl bertutur kata sangat penuh dengan rasa percaya diri dan berbicara dengan santai. Hal tersebutlah yang membuat seorang sastrawan Cina terkenal yaitu Hsu Chih-mo tertarik kepadanya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan :

“Setelah kuingat kembali, akulah yang tidak melihat betapa Hsu Chih-mo tertarik pada pandangan pertama. Sikap Pearl yang santai dan penuh percaya diri memikatnya.” (Pearl Of China, 2010 : 176).

Walaupun Pearl adalah kebangsaan Amerika, tetapi jiwa Pearl adalah sebagai orang Cina. Selain sangat fasih berbahasa Cina, Pearl sangat tertarik terhadap adat-istiadat dan budaya Cina. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Bisa kurasakan Hsu Chih-mo terkejut melihat kefasihan bahasa Cina Pearl. Selain ciri fisiknya yang barat dan warna rambutnya, dari segala sisi Pearl adalah orang Cina.” (Pearl Of China, 2010 : 175).

“Hsu Chih-mo yakin bahwa Pearl lebih Cina daripada dirinya. Dia tergila-gila dengan perspektif Pearl, adat-istiadat Cina Pearl, kecintaan Pearl akan bunga kamelia. Dia sangat terpesona ketika Pearl memaki dalam bahasa Cina. Dia mencintai jiwa Cina di balik kulit yang putih itu.” (Pearl Of China, 2010 : 203).

Pearl mampu membuat seorang sastrawan Cina yang terkenal yaitu Hsu Chih-mo terkesan terhadap tingkah laku Pearl dan perkataan Pearl. Hsu Chih-mo menganggap Pearl adalah seorang yang cerdik, lucu, dan memukau. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pearl membuatku bahagia. Aku tak pernah tahu apa yang akan dikatakannya. Dia itu brilian, cerdik dan lucu. Campuran budaya China dan Amerika dalam dirinya senantiasa memukau. Aku mendapat diriku menanti-nanti pemikirannya.” (Pearl Of China, 2010 : 204).


(57)

Jiwa Cina Pearl juga sangat tampak dari kecintaannya menulis. Pearl bahkan mampu menulis sebuah puisi Cina. Puisi Cina yang ditulis pertama kali oleh Pearl adalah puisi yang ditujukan untuk mengenang Hsu Chih-mo. Menulis sudah menjadi bagian dari jiwa Pearl. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Menulis novel itu seperti memburu dan menangkap roh, demikian penuturan Pearl kelak mengenai proses menulisnya. Novelis di undang masuk ke dalam mimpi-mimpi yang luar biasa indah. Mereka yang beruntung dapat menjalani mimpinya satu kali, sementara yang paling beruntung berkali-kali.”

“Dia membuat sebuah puisi dalam bahasa China untuk mengucapkan selamat jalan kepada Hsu Chih-mo.

Musim panas yang liar dalam tatap matamu Bumi tergelak dalam bunga-bunga

Birahi dalam dingin kubur Tangan angin bersentuhan

Benak merunduk menanggung beban duka cita Perahu anggrek kunaiki sendiri

Hujan musim semi mengaburkan cahaya lentera

Hijau tua adalah pikiran perpisahanku akanmu.”(Pearl Of China, 2010 : 216-217).

Karakter yang dimiliki Pearl adalah suka memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan dan memperhatikan sesama. Pearl percaya ketika dia menolong orang lain yang menderita, dia mampu merasa bahagia. Di dalam rumah Pearl juga banyak tinggal orang yang membutuhkan tempat tinggal. Dia sangat suka member derma kepada orang lain. Pearl tidak pernah menganggap rendah kepada siapapun seperti orang-orang yang ada di desa Chin-kiang dan tidak juga menganggap hormat kepada siapapun. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pearl tertarik pada tantangan. Ketika dia tinggal di Cina, dia tak pernah memandang rendah kepada siapapun, tetapi juga tak pernah memandang


(58)

hormat pada siapapun sampai Hsu Chih-mo hadir.” (Pearl Of China, 2010 : 221).

“Seperti Carie, secara obsesif Pearl bekerja untuk gereja dan member derma. Dia memainkan piano Carie, yang sudah bobrok. Kunci-kuncinya tak berfungsi atau sudah sumbang nadanya. Pearl memanfaatkan benda itu sebisanya.”

“Rumah Pearl menjadi seperti rumah Carie dulu, tempat bernaung mereka yang membutuhkan. Para tetangga dating tanpa pemberitahuan. Orang-orang meminjam apa saja yang mereka perlukan, dari jahe dan bawang putih hingga panik dan penggorengan, obat-obatan serta pakaian. Saat dating, mereka bercakap-cakap dengan Pearl. Mereka mengeluhkan cuaca yang buruk, kesepakatan bisnis yang gagal, ibu mertua yang jahat atau nank-anak yang bermasalah. Pearl mendengarkan dan menghibur mereka. Dia percaya bahwa hanya ketika orang memahami penderitaanlah dia mampu merasa bahagia.” (Pearl Of China, 2010 : 221-222).

Karakter Pearl yang sangat cinta akan Negara Cina juga terlihat dari perkataan Pearl yang disampaikan kepada Willow. Pearl menganggap rumahnya adalah Cina. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pearl berkata dia tidak meras kerasan berada di tempat lain, bahkan di Amerika, tanah kelahirannya. Ketika dia bicara tentang rumah, yang dia maksud adalah China.”

“Bagaimana aku bisa pergi ke tempat lainpadahal makam ibuku di sini? Demikian dia pernah berkata.” (Pearl Of China, 2010 : 249-250).

Dengan kehidupan Pearl yang penuh dengan rintangan di Cina, maka Pearl sudah diajarkan untuk selalu bisa menerima kenyataan. Walaupun dia tidak mau pindah ke Amerika, tetapi dia tetap menerima kenyataan bahwa dia harus pergi dari Cina. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pearl sudah terbiasa menerima kenyataan. Dia tahu Kaisar Kampung dan orang-orang sejenisnya akan kembali dan membunuh. Ada sisi positif pindah ke Amerika, dia merasionalisasi, Carol akan mendapat perawatan medis yang lebih baik di sana.” (Pearl Of China, 2010 : 250).


(59)

Pearl diajarkan oleh Carie untuk bersikap tegar tanpa berlarut-larut dalam kesedihan. Carie mengajarkan Pearl untuk selalu menatap ke depan dengan tegar. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pearl bukan jenis orang yang berlarut-larut dalam kesedihan. Dia sudah dilatih oleh Carie untuk menahan dan menelan air matakepedihan. Selalu menatap ke depan dan menyimpan asa.” (Pearl Of China, 2010 : 251).

Mao menganggap bahwa Pearl adalah asset terbesar untuk bisa mencapai kekuasaan yang lebih tinggi. Melalui Pearl, Mao percaya bisa menyampaikan tentang kepemimpinan Mao di Cina keseluruh Negara-negara di dunia. Sehingga Mao berambisius untuk bisa mendapatkan Pearl. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Mao menjadikan Pearl sebagai tantangan dick berikutnya. Perintah Mao kepada Dick terang-benderang, Aku ingin berkawan dengan pemenang Penghargaan Nobel.”

“Pearl tidak bisa dibandingkan dengan Edgar Snow, jawab Mao. Pearl dibaca di semua Negara di atas peta dunia. Buku-bukunya diterjemahkan ke dalam lebih dari seratus bahasa! Jika Edgar Snow adalah sebuah Tank, Pearl adalah bom nuklir.” (Pearl Of China, 2010 : 291).

Kecintaan Pearl akan Cina senantiasa berdiam di dalam jiwa Pearl. Bahkan ketika Pearl di Amerika pun suasana rumahnya disesuaikan dengan keadaan ketika Pearl berada di Cina. Di dalam rumah Pearl yang berada di Amerika, dia berusaha mengubah model rumahnya menjadi rumah bergaya Cina. Kesukaannya akan tanam-tanaman di Cina berusaha ditanam Pearl juga di Amerika. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini :

“Pearl terus-menerus mengubah model rumahnya. Untuk menciptakan dapur bergaya Cina, dia merobohkan dinding, mengubah tatanan tiang dan balok penyanggah rumah. Dia memiliki sebuah meja besar dengan bangku-bangku panjang di kedua sisinya.”


(60)

“Aku mendengar Pearl telah berusah menanam pohon teh Cina, bunga teratai dan bakung Cina, tetapi semuanya gagal bertahan hidup. Siapa yang akan paham bahwa beginilahcara Pearl untuk kembali ke rumahnya di Cina?”

“Pohon-pohon kamelia Pearl yang masih hidup sekarang sudah besar. Ada delapan belas pohon di rumah kaca itu. Pohon-pohon itu berdesak-desakan. Jarak satu sama lain hanya dua kaki padahal seharusnya sepuluh kaki. Pohon-pohon kamelia itu sudah kehabisan ruang untuk bertumbuh. Pemandangan itu menarik hatiku, karena aku tahu temanku itu benar-benar putus asa. Seperti orang Cina, dia begitu mencintai kamelia sehingga dia mengumpulkan semua jenis dan warna lantas memenuhi rumah kacanya dengan pohon-pohon itu.” (Pearl Of China, 2010 : 375-376).

Oleh karena itu, Pearl tidak pernah merasa kehilangan suasana di Desa Chin-kiang di Cina. Karena Pearl membeli rumah yang mengingatkannya pada desa Chin-kiang. Selama hidupnya suasana rumah Pearl inilah Cina yang mendampinginya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Jelaslah bahwa Pearl membeli rumah ini beserta tanah di sekitarnya karena tempat itu mengingatkannyapada Chin-kiang. Sepanjang sisa hidupnya, inilah Cina yang mendampinginya.” (Pearl Of China, 2010 : 379).

4.1.4.2 Willow

Willow datang dari keluarga yang tidak mampu, keluarganya berasal dari sebuah wilayah yang keras yang bergantung pada kerja fisik yang tanpa henti. Dari kecil Willow diajari untuk dapat bertahan hidup dalam keadaan apapun. Willow harus berjuang keras untuk bisa hidup dengan keluarganya. Sehingga Willow menghalalkan segala cara untuk mendapat makanan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Aku terbangun dalam keadaan lapar setiap pagi dan tidur dalam keadaan lapar setiap malam. Kadang-kadang rasa menusuk-nusuk di perutku membuatku tak bisa tidur. Karena harus terus-menerus mengais sisa-sisamakanan, aku hidup dalam keadaan antara sadar dan tidak.


(61)

Keberuntungan yang tak terduga atau panen yang sukses mungkin memberikan makanan untuk sementara, tapi rasa lapar itu akan terus kembali.”

“di sekitar masa ini, Papa dan aku bekerja sebagai buruh tani musiman. Dia menanam padi, gandum, serta kapas dan membawa pupuk kandang. Tugasku adalah menanam kacng kedelai di sepanjang tepi sawah. Setiap hari Papa dan aku bangun sebelum fajar untuk bekerja.” (Pearl Of China, 2010 : 6-7).

Dengan latar belakang Willow yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, membuat Willow menjadi sangat sensitif terhadap hal-hal yang kecil. Bahkan tontonan opera yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat bisa membuat Willow menangis. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pearl dan aku sama-sama menangis di akhir cerita − kedua kekasih tersebut mengakhiri hidup mereka menghadapi kekejaman masyarakat.” (Pearl Of China, 2010 : 65).

Willow sudah terbiasa bergaul dengan anak-anak di desa Chin-kiang, sehingga Willow merasa kesulitan untuk bisa berteman dengan anak-anak perempuan di kota. Willow tidak menyukai sifat anak-anak kota yang berfikiran sempit, suka bertengkar,dan berfikiran dangkal. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Sejak mulai mengikuti sekolah gereja, aku telah berubah. Aku tidak suka anak-anak perempuan di kota, yang kuanggap berpikiran sempit dan dangkal… Anak-anak perempuan di kota selalu berebut makanan serta wilayah kekuasaan, dan mereka bertengkar sendiri dengan satu sama lain. Mereka bisa menjadi teman baik, musuh bebuyutan, dan teman baik lagi dalam waktu satu hari saja. Mereka sering memilih satu anak untuk dijadikan musuh saat ini. Kemudian mereka menyerangnya dengan mengolok-oloknya. ” (PearlOf China, 2010 : 99-100).


(62)

Pearl sangat memahami Willow bahwa Willow tidak memiliki sifat yang mau bertengkar dengan orang lain. Ketika perpisahannya dengan Pearl, maka Willow merasa sedih sehingga melampiaskannya dengan cara berkelahi dengan orang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pearl tidak berkata apa-apa. Dia tahu bukan sifatku berkelahi dengan anak lain. Dia tahu aku sedih karena keberangkatannya. Hati-hati, dia menyeka darah dari dahiku dengan sapu tangannya. Sebagian pipi kiriku, tempat lawanku tadi mencakarku dengan kukunya, membengkak. Memandangiku dengan mata birunya yang lembut, Pearl mendesah.” (Pearl Of China, 2010 : 101).

Walaupun Willow memiliki karakter yang kuat, namun ada kalanya Willow merasa tak berdaya dan putus asa. Willow merasa putus asa ketika dia harus menikah dengan pria yang usianya dua kali lipat usia Willow. Dia merasa malu untuk menceritakan ini kepada sahabatnya Pearl. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Aku merasa tak berdaya dan nyaris putus asa. Surat-surat Pearl menunjukkan kepadaku bahwa ada pelbagai kemungkinan lain dalam hidup, kalau saja aku bisa melarikan diri.” (Pearl Of China, 2010 : 107).

Willow merupakan seorang sahabat yang baik dan peduli terhadap kesusahan sahabatnya. Dia bisa menghibur sahabatnya yaitu Pearl dalam kesusahan, bahkan dia mampu memberikan nasehat yang terbaik bagi sahabatnya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan percakapan berikut :

“Lossing akan lembali. Aku menghiburnya. Dia ayah Carol. Beri dia waktu.”

“Kau tidak tahu kondisi pernikahan kami yang sesungguhnya, Willow. Tidak ada gunanya. permasalahan Carol seperti garam di atas luka. Kukira aku bisa menanggungnya. Aku tidak keberatan Lossing meluapkan amarahnya padaku. Tapi ketika dia besikap jahat kepada Carol, aku…”


(63)

“Kubiarkan dia terisak-isak di bahuku. Aku tak bisa membayangkan diriku hidup bersamanya lagi. Lanjutnya, Carol tidak tahu masalahnya. Dia tidak layak mendapatkan kekejaman dari ayahnya.”

“Kau butuh Lossing saat ini, ujarku. Dia setuju. Kami perlu uang untuk membayar dokter-dokter Carol di Amerika.” (Pearl Of China, 2010 : 150-151).

Kutipan berikut juga menunjukkan bahwa Willow adalah seorang sahabat yang baik hati dan sabar dalam menghadapi apapun. Dia mampu menenangkan hati sahabatnya ketika sahabatnya berada dalam kegundahan hati. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan percakapan berukut :

“Tapi aku sadar! Dia nyaris berteriak. Aku terdiam. Dia mulai terisak. Aku pergi ke dapur untuk mengambilkan secangkir air. Pearl, ujarku lembut. Kau harus menyisir rambut serta berpakaian rapi, dan kau harus makan.” (Pearl Of China, 2010 :181).

Willow memiliki karakter yang jujur dan terbuka mengenai apapun. Dia seorang perempuan yang kuat dalam menangani masalah. Dia mengetahui bahwa laki-laki yang dicintainya mencintai sahabatnya sendiri. Tetapi Willow menerima hal tersebut dan menjadi kuat. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Apakah menurutmu kau tidak berutang setidaknya jawaban yang kelas padaku? Tanpa bisa kutahan, suaraku meninggi. Aku tidak buta dan tuli seperti yang kau kira. Aku sudah teracuni oleh udara yang kalian berdua hirup. Aku perempuan kuat yang mampu menangani masalah kusendiri. Aku punya keberanian untuk mengejar mimpi-mimpiku. Sayangnya aku tidak bisa memaksa seorang laki-laki untuk jatuh cinta kepadaku.” (pearl Of China, 2010 : 195).

Ketika Willow berpisah dengan Pearl, Willow merasa sangat sedih dan kesepian. Di tambah lagi dengan kehidupan di Nanking yang menjadi sulit bahkan untuk makan orang-orang harus membawa tiga kantong uang kertas. Hal ini membuat Willow menjadi sosok yang kuat. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :


(64)

“Aku merasa sendiri dan kesepian setelah Pearl pergi.hidup di Nanking menjadi sulit. Untuk membersihkan Negara itu dari Jepang dan Komunis, pemerintah Nasionalis meningkatkan pajak.” (Pearl Of China, 2010 :258). Dengan kondisi lingkungan yang keras Willow menjadi memiliki karakter yang keras kepala. Dia selalu melawan kepada suaminya Dick untuk tidak masuk ke Partai Komunis. Dia tidak peduli seberapa keras usaha Dick untuk membujuknya masuk menjadi anggota Partai Komunis. Tapi pada akhirnya Willow menyerah dan masuk anggota Partai Komunis untuk menunjukkan kesetiannya kepada suaminya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Aku sudah memperingatkanmu! Dick mendesis marah padaku. Kita orang komunis tidak percaya pada orang Amerika! Musuh kita didukung oleh orang amerika! Mengapa begitu sulit bagimu untuk mengingat itu? Keamanan Yenan penting bagi keselamatan Mao!”

“Dahulu, Dick menganjurkanku untuk tidak menulis surat kepada Pearl. Sekarang, aku diperintahkan untuk berhenti menulis surat. Aku tidak mau menandatangani formulir keanggotaan Komunis yang diletakkan Dick di depanku. Tak peduli betapa sering Dick menjelaskan manfaat dan pentingnya, aku tidak mau mengangkat pena.”

“Akhirnya, setelah melawan selama berbulan-bulan, aku mau menandatangani. Aku melakukannya demi kesetiaanku pada suami. Bila aku tidak menjadi anggota Partai Komunis, dick tak akan pernah mendapat kepercayaan penuh dari Mao.” (PearlOf China, 2010 : 268-269).

Willow merasa tertekan ketika dia harus menjadi istri seorang anggota Partai Komunis. Dia tidak diizinkan memberitahu alamatnya kepada siapa pun termasuk kepada ayahnya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Aku tidak terbiasa dengan peranku sebagai ibu rumah tangga revolusioner. Karena alasan keamanan, aku tidak di izinkan memberitahukan alamatku kepada siapa pun, termasuk papa.” (Pearl Of China, 2010 : 280).

Walaupun Willow masuk anggota Partai Komunis, dia tetaplah seorang borjuis liberal independen. Willow bahkan masih menganut agama Kristen. Di tengah pergolakan perubahan Cina, Willow merasa takut. Dia menganggap akibat


(1)

农村孩子们交友,杨柳其中一个。珍珠除了学习汉语,也喜欢阅读中国诗歌 的书籍,因为珍珠跟农村孩子们的关系,她常常关心普通人的生活习惯,农 民的生活很容易感动了她。文化革命的时候也使珍珠和杨柳成为坚强的女 人。

3.4主角跟别的人物的关系

3.4.1 主角跟押沙龙的关系

押沙龙是一名牧师有任务传达基督教。押沙龙是珍珠的父亲。父亲和女 儿之间的关系是没有那么好。珍珠不太喜欢父亲的性格就是把她的观点强加 于人和对很多事情又是那么刚强。珍珠认为父亲只关心其他人不关心她和家 人。杨柳总是认为珍珠的父亲是一个非常好的人及照顾别人。当珍珠抱怨关 于她的父亲时,杨柳总是说押沙龙的好,还有说押沙龙非常疼爱珍珠。从押 沙龙主角可以看出坚定不移的性格和不放弃任何情况,即使问题是不太可能 得到解决。


(2)

Carie是押沙龙的妻子,珍珠的母亲。 Carie和珍珠的关系非常好的。 珍珠是这么喜欢他的母亲,温柔、善良以及关注别人。同样的事跟杨柳,她

已经认为 Carie是自己的母亲。Carie的态度总是可以接受现实的。

3.4.3 人物与爸爸的关系

杨柳与爸爸的关系就是描述了父亲和女儿之间的关系都非常好。杨柳 的爸爸是一个小偷,但是杨柳总是羡慕她的父亲,因为她父亲很聪明。杨柳

认为她父亲继续努力,以保持他的智力尊严。跟珍珠是一样,珍珠认为杨柳

的父亲是一个精明的人,从爸爸的的主角看,可以学到知识分子的智慧和现

实生活中应用的智慧。

3.4.4 主角与 Lossing 的关系

Lossing是珍珠的丈夫。珍珠愿意当Lossing 的妻子。最终,他们有相

反的性质。珍珠认为Lossing跟押沙龙一样的性质,总是把他的观点强加于 人。这种事使得珍珠对Lossing闷闷不乐。最终于在他们的婚姻关系,珍珠


(3)

和Lossing经常芝麻小事而吵架。每种小的问题,可以让他们大吵架,最终 他们离婚。杨柳作为他的朋友也并不十分了解有关Lossing。

3.4.5 主角与迪克的关系

迪克是杨柳的丈夫。杨柳和迪克作为丈夫,关系非常好。他们的婚姻 可以持续很长时间。虽然杨柳不太喜欢迪克的工作,是当毛泽东的主要顾 问。杨柳一直表明他对毛泽东是不太喜欢。有时侯迪克和柳树可以吵架,当 时谈到毛泽东。同样的事,珍珠是不太喜欢迪克的性格是骄傲的。这是使得 迪克和杨柳之间的关系不是那么好。从迪克的性格,主角可以学到她的诚 实。


(4)

第四章

结论

4.1 结论

在文学作品中,人物的作用是重要的。人物是在文学作品中最重要的因 素和决定性因素,因为在故事中没有人物是不会表达含义。在《中国珍珠》 小说中人物描述自己的情况。

情节使用是前进的情节,就是描写珍珠和扬柳友谊的故事,从她们七 岁直到珍珠和扬柳结婚和有了孩子。

在《中国珍珠》小说中的,背景是在中国,就是中国社会背景的很明


(5)

4.2 建议

研究的结束可以交给读者附加价值,特别是对苏北大学中文系的学生更 加欣赏中国文学。笔者还希望这项研究可以作为参考源或读源对后来的研 究。

笔者建议对读者或文学爱好者可以根据自己的观点,解释《中国珍珠》

的小说,因为在给观点对一本小说当然有不同的意见,以便扩大和丰富文学 界的作品。

参考文献

[1]杨成进. 浅谈《三国演义》中曹操形象的塑造[J]. 文化研究,2009. [2] 吕叔湘. 现代汉语八百词[M]. 北京,商务印书馆,1996


(6)

[4] 张艳红1 ,薛 红2. 从《艰难时世》看狄更斯小说的人物刻画[J]. 河北建 筑科技学院学报(社科版,2003,(4)

[5] 隋晓蕾. 从人际功能的视角分析小说人物性格特征以 <简爱>为例[J]. 泉 州师范学院学报( 社会科学), 2008,(5)

[6] 江凤霞.从人际功能看《玩偶之家》的人物性格与人物之间的关系[J]. 林 区教学,2007,(7)

[7] 台园园. 从简·奥斯丁《傲慢与偏见》看对话对小说人物性格刻画之重要 性[J]. 和田师范专科学校学报(汉文综合版), 2008,(28)