Tema Plot Analisis Unsur Yang Membangun Novel

Yi memerintah pada masa dinasti Qing yang juga merupakan Kaisar terakhir sekaligus bernasib tragis di Cina. Henry Pu Yi adalah Kaisar yang terakhir di Cina sebelum akhirnya Cina berevolusi dari bentuk pemerintahan monarki ke bentuk pemerintahan Republik. Dalam menganalis tokoh utama Henry Pu Yi tersebut, penulis bekerja pada teori strukturalisme genetik yang menganalisis tokoh berdasarkan unsur-unsur intrinsik sastra. Untuk mendukung analisis tokoh utama dalam novel The Last Emperor yang diterbitkan pada tahun 2010 yang merupakan autobiografi Henry Pu Yi itu sendiri, maka penulis juga menganalisis secara singkat mengenai tema, plot, karakter, setting dan sudut pandang. Sebagai pokok pendukung analisis tokoh utama Henry Pu Yi, maka penulis juga memaparkan secara singkat analisis tema, plot, karakter, setting dan sudut pandang.

4.1.1 Tema

Novel The Last Emperor, 2010 autobiografi Henry Pu Yi adalah novel yang bertemakan sejarah perjalanan kehidupan seorang Kaisar yang memiliki nasib tragis dan juga merupakan kaisar terakhir di Cina, terjadi pada masa Dinasti Qing. Tokoh Henry Pu Yi adalah seorang Kaisar yang dinobatkan menjadi Kaisar pada usia yang masih sangat dini yakni pada usia dua tahun. Kaisar Henry Pu Yi diangkat langsung oleh janda permaisuri Tzu Hsi yang sebelumnya berkuasa dan memerintah pada masa Dinasti Qing. Kaisar Henry Pu Yi memerintah pada masa dinasti Qing yang juga merupakan Kaisar terakhir sekaligus bernasib tragis di Cina. Henry Pu Yi adalah Kaisar yang terakhir di Cina sebelum akhirnya Cina berevolusi dari bentuk pemerintahan monarki ke bentuk pemerintahan Republik. Novel The Last Emperor yang bertemakan perjalanan hidup seorang Kaisar dapat juga kita lihat dari kutipan di bawah ini. ...” Dua hari setelahnya, dia meninggal Janda permaisuri Tzu Hsi, dan tak lama setelah itu keponakannya yaitu sang Kaisar, Kuang Hsu, juga meninggal. Pada hari ke-9 di bulan ke-11 dari kalender matahari, atau tanggal 2 Desember 1908, upacara penobatanku ke Singgasana Naga Kekaisaran diselenggarakan. Ini Upacara yang dilakukan di Aula Kedamaian Abadi di dalam Kota terlarang yang bisa menampung ribuan orang istana. Namun, menurut kebiasaan, sebelum dimulai aku harus menerima pimpinan tentara istana dan para menteri istana di Aula Kedamaian Abadi dimana mereka akan melakukan kowtow. Baru setelahnya, aku akan diantarkan ke Aula Kedamaian Abadi untuk menerima para pejabat sipil dan militer, raja kecil dan gubernur.” The Last Emperor, 2010: 11

4.1.2 Plot

Novel The Last Emperor yang terbit pada tahun 2010 ini memiliki Plot atau alur mundur, dimana novel ini merupakan hasil Autobiografi sang Kaisar Henry Pu Yi yang kemudian dikemas menjadi sebuah Novel yang memliki plot atau alur mundur, dimana semua cerita yang digambarkan pada Novel ini merupakan hasil Autobiografi yang dituliskan sang Kaisar Henry Pu Yi pada saat berada di tahanan di Unisoviet, disanalah Henry Pu Yi menuliskan semua catatan- catatan tentang kehidupannya sampai akhirnya menjadi sebuah Autobiografi. Seperti yang tertulis pada kutipan berikut. ...” Aku merasa sangat puas dengan kesetiaan Li Besar dan merasa aman. Sementara itu, aku mengingatkan keponakanku kembali kalau aku akan terus menuliskan autobiografi ku. Aku menuliskan silsilahku, bagaimana Tzu Hsi menunjuk diriku sebagai seorang Kaisar, bagaimana aku menghabiskan masa kecilku di Kota Terlarang, bagaimana aku mencari perlindungan ke Kedutaan Jepang, bagaimana aku menjelajahi kehidupanku di Tientsin. Kemudian aku menuliskan kisah “Penculikanku” dan tahun-tahun yang menyengsarakan di Changchun”. The Last Emperor, 2010:351 Selain dari prakata di atas, yang menjelaskan hal yang serupa adalah pada kutipan berikut. ...” Oleh karenanya, setelah menyelesaikan autobiografiku, aku memutuskan untuk mencobanya sekali lagi. Aku merasa setidaknya mencoba mencuci bajuku sendiri walaupun hal itu sangat sulit. Bila tidak, pusat pengendalian tidak akan memercayai reformasi yang telah kulakukan.” The Last Emperor, 2010 Prakata: 353 Berikut ini adalah analisis plot yang menggunakan pendekatan intrinsik. Secara umum pola atau alur cerita atau plot adalah sebagai berikut: a Pengenalan masalah b Timbulnya konflik c Konflik memuncak d Klimaks e Pemecahan masalah 1. Pengenalan masalah Pengenalan masalah diawali dari situasi kehidupan Kaisar Henry Pu Yi ketika ditunjuk dan diangkat menjadi Kaisar oleh janda Permaisuri Tzu Hsi pada 13 November 1908 malam. Masalah yang timbul sudah terlihat saat Henry Pu Yi dinobatkan menjadi Kaisar. Seperti yang tergambar pada kutipan di bawah ini. ...“ Pada 13 November 1908 malam, atau hari ke-20 dari bulan ke- 10 tahun ke-34 pemerintahan Kuang Hsu, istana adik Kaisar, yang aku diami, dilanda kekacauan. Nenekku pingsan, sementara para kasim dan pelayan kerajaan mencoba menyadarkannya, semua anak dan orang dewasa menangis. Hal itu disebabkan aku sebagai pewaris Kaisar , dari Dinasti Qing, telah menolak panggilan dari Kota Terlarang yang diantarkan oleh Dewan Besar.” The Last Emperor, 2010: 9 Selain darikutipan prakata diatas, hal serupa yang menjelaskan adalah pada kutipan berikut. ...“ PERJANJIAN PERLAKUAN yang paling baik, “ yang ditandatangani Pemerintahan Republik dan Istana Manchu, menegaskan bahwa aku boleh melanjutkan kehidupan di kota Terlarang dan mempertahankan tradisi kerajaan. Di dalam perjanjian ini tidak ditetapkan jangka waktu yang tegas mengenai seberapa lama aku bisa hidup dalam keadaan seperti ini. Kecuali untuk tiga bangunan yang telah diambilalih oleh Pemerintahan Republik, semua daerah kota Terlarang lainnya tetap menjadi dunia kecilku”. The Last Emperor 2. Timbulnya konflik Pengungkapan peristiwa terjadi ketika Kaisar Henry Pu Yi memiliki surat perjanjian perlakuan yang paling baik yang ditandatangani pemerintah Republik dan Istana Manchu. Hal ini tergambar dari kutipan berikut. ” PERJANJIAN PERLAKUAN yang paling baik” yang ditandatangani Pemerintah Republik dan Istana Manchu, menegaskan bahwa aku boleh melanjutkan kehidupan di Kota Terlarang dan mempertahankan tradisi kerajaan. Di dalam perjanjian ini tidak ditetapkan jangka waktu yang tegas mengenai seberapa lama aku bisa hidup dalam keadaan seperti ini. Kecuali untuk tiga bangunan yang telah diambil alih oleh Pemerintah Republik, semua daerah kota terlarang lainnya tetap menjadi dunia kecilku.” The Last Emperor, 2010:22 Selain adanya perjanjian perlakuan yang paling baik yang menimbulkan konflik ada juga faktor lain yang menimbulkannya yaitu saat Henry Pu Yi tertarik untuk keluar negeri dan berencana untuk meninggalkan kota Terlarang, adapun kutipan yang menggambarkan peristiwa tersebut adalah sebagai berikut. ...” Aku sangat lelah mengahadiri berbagai upacara tradisional dan mencapai titik di mana aku sangat membenci naik tandu kuning dengan atap berwarna emas. Kadang-kadang aku menuduh para kasim tidak setia karena hal kecil dan mengirimkan mereka ke biro administrasi untuk mendapatkan hukuman. Namun, hal yang membuat para pangeran dan para pejabat tinggi tidak nyaman adalah saat aku akan berencana akan menata ulang struktur di Istana dan melakukan penyelidikan mendalam terhadap kondisi keuangan, dan pada saat yang lain mengatakan bahwa aku ingin meninggalkan kota Terlarang untuk belajar di lar negeri. Semua orang merasa ketakutan dan gemetaran sepanjang hari sehingga kuncir mereka memutih karena gelisahnya.” The Last Emperor, 2010:123 Selian kutipan di atas ada juga kutipan lain yang menggambarkan peristiwa terjadinya konflik seperti pada kutipan berikut. ...” Beberapa pangeran dan pejabat tinggi bahkan pernah mempertimbangkan permintaanku untuk pergi ke luar negeri sebelum aku memintanya dan inilah sebabnya mengapa Jhonson dipekerjakan untuk mengajariku bahasa inggris. Setelah pernikahanku, aku menerima banyak memo dari pensiunan pejabat Qing yang menyarankanku untuk pergi ke luar negeri. Namun, saat aku mulai mengajukan pertanyaan itu, hampir semua orang menentangnya dan alasan yang diberikan sering kali seperti berikut: “ Kalau yang Mulia, Sang Kaisar, meninggalkan kota Terlarang maka itu berarti anda telah melanggar perjanjian perlakuan baik. Karena Republik belum menarik kembali Perjanjian itu, kenapa anda harus mengakhirinya?.” The Last Emperor, 2010:124 3. Konflik Memuncak Dalam novel The Last Emperor 2010 Autobiografi Henry Pu Yi ini, konflik mulai terjadi saat tentara Jenderal Feng Yu Hsiang mengusir Henry Pu Yi keluar dari kota terlarang diamana kehidupan yang relatif damai itu berlangsung sampai 5 November 1924, saat peperangan di sekeliling Beijing mencapai puncaknya. Peristiwa ini ditandai dari kutipan berikut ini. …” Namun, hal yang tidak bisa dihindarkan itu akhirnya terjadi juga. Pada pukul Sembilan di pagi hari pada 5 November, aku sedang makan buah-buahan di Istana akumulasi Keanggunan dan sedang berbicara dengan istriku, Wan Jung, saat pejabat tinggi dari Departemen Rumah Tangga masuk dengan paniknya. Shao Ying si kepala Departemen membawa Dokumen di tangannya. “Yang Mulia…Yang Mulia,” ujarnya terengah-engah karena kehabisan napas. “Feng Yu-hsiang telah mengirimkan pasukan guna mengawal seorang wakilnya untuk mengatakan kepada kita bahwa Republik akan mengakhiri Perjanjian Perlakuan Baik. Mereka mengirimkan Dokumen dan ingin anda menandatanganinya.” “ Aku langsung meloncat, menjatuhkan apel yang baru setengahnya ku makan ke lantai, dan meraih dokumen itu dari tangannya. Ternyata berisi “revisi” dari Perjanjian Perlakuan Baik yang akan mengakhiri kedudukanku sebagai Kaisar dan menjadikanku rakyat biasa, mengurangi subsidi tahunan dari 4.000.000.000 dolar setahun menjadi 500.000 , memintaku untuk mengosongkan Kota Terlarang, menyediakan perlindungan atas berbagai kuil dan kompleks pemakaman leluhurku serta berjanji untuk menjaga properti pribadiku.” “Sesungguhnya , Perjanjian Revisi ini tidak seburuk yang kuduga sebelumnya. Hal yang paling mengecutkan diriku adalah ucapan Shao Ying-“ Mereka mengatakan, dalam waktu tiga jam kita sudah harus keluar dari Kota Terlarang”. The Last Emperor, 2010: 161,162,163 4. Puncak konflik Puncak konflik terjadi ketika Henry Pu Yi di tahan dan dimasukkan ke dalam penjara di Unisoviet selama lima tahun seperti yang tertulis di bawah ini. …” Saat pesawat terbang tiba di Chitai di Siberia, hari sudah menjelang malam. Bersama dengan diriku dikelompok perang Manchukuo pertama adalah Pu Chieh, kedua iparku, ketiga keponakanku, seorang dokter, dan seorang pelayan. Kami segera diperintahkan masuk ke dalam sebuah sedan Tentara Soviet yang telah menunggu kami dan meninggalkan lapangan terbang”. The Last Emperor, 2010: 305 Selain dari kuitipan di atas ada juga kutipan lain yang menggambarkan puncak dari konflik tersebut seperti di bawah ini. …” Selama masa tahanan lima tahun di Rusia Soviet, aku tidak bisa melepaskan hak prerogatifku sebagai darah biru Manchu. Saat kami di pindahkan di pusat tahanan di Khabarovsk dan tidak disediakan pelayan, orang-orang masih setia melayaniku. Anggota keluargaku membereskan tempat tidurku, membersihkan kamarku, membawakan makananku, dan mencucikan paianku. Bahkan walaupun mereka tidak berani memanggilku Kaisar di depan khayalak ramai, mereka masih memanggilku “ Yang Diagungkan”, dan setiap pagi, ssat datang ke kamarku, mereka selalu memberikan penghormatan kepadaku.” The Last Emperor, 2010:310 5. Pemecahan Masalah Setelah mengalami perjalanan yang panjang mulai meninggalkan istana sampai akhirnya masuk penjara sebagai tawanan perang, akhirnya Henry Pu Yi mengadakan pencucian otak agar terlepas dari pemikiran-pemikiran yang terdahulu dimana Henry Pu Yi benar-benar terobsesi dengan kedudukan nya yang terdahulu seperti yang tertulis di bawah ini. …” Walaupun dalam proses pencucian otak, isolasi adalah salah satu langkah yang paling penting, saat itu aku tidak memahaminya. Aku pikir Partai komunis masih menilai aku sebagai musuh besar dan benar-benar terobsesi dengan masa laluku bukan dengan bagaimana proses reformasi pada masa depan. Aku meyakini pemisahan aku dan keluargaku semata-mata hanya untuk mempersiapkan hukuman pamungkas yang akhirnya akan mengahampiriku.” The Last Emperor, 2010: 334

4.1.3 Setting