Selain dari kuitipan di atas ada juga kutipan lain yang menggambarkan puncak dari konflik tersebut seperti di bawah ini.
…” Selama masa tahanan lima tahun di Rusia Soviet, aku tidak bisa melepaskan hak prerogatifku sebagai darah biru Manchu. Saat kami di
pindahkan di pusat tahanan di Khabarovsk dan tidak disediakan pelayan, orang-orang masih setia melayaniku. Anggota keluargaku
membereskan tempat tidurku, membersihkan kamarku, membawakan makananku, dan mencucikan paianku. Bahkan walaupun mereka tidak
berani memanggilku Kaisar di depan khayalak ramai, mereka masih memanggilku “ Yang Diagungkan”, dan setiap pagi, ssat datang ke
kamarku, mereka selalu memberikan penghormatan kepadaku.” The Last Emperor, 2010:310
5. Pemecahan Masalah
Setelah mengalami perjalanan yang panjang mulai meninggalkan istana sampai akhirnya masuk penjara sebagai tawanan perang, akhirnya Henry Pu Yi
mengadakan pencucian otak agar terlepas dari pemikiran-pemikiran yang terdahulu dimana Henry Pu Yi benar-benar terobsesi dengan kedudukan nya yang
terdahulu seperti yang tertulis di bawah ini. …” Walaupun dalam proses pencucian otak, isolasi adalah salah satu
langkah yang paling penting, saat itu aku tidak memahaminya. Aku pikir Partai komunis masih menilai aku sebagai musuh besar dan
benar-benar terobsesi dengan masa laluku bukan dengan bagaimana proses reformasi pada masa depan. Aku meyakini pemisahan aku dan
keluargaku semata-mata hanya untuk mempersiapkan hukuman pamungkas yang akhirnya akan mengahampiriku.” The Last Emperor,
2010: 334
4.1.3 Setting
Dalam novel The Last Emperor ada beberapa setting yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam novel The Last
Emperor tersebut, yaitu: Kota terlarang Beijing, Tientsin, Sungai Putih,
Pelabuhan Arthur, dan Unisoviet. Berikut adalah pemaparan mengenai Kota Terlarang Beijing tersebut.
…” Upacara ini dilakukan di aula Kedamaian Abadi di dalam Kota Terlarang yang bisa menampung ribuan orang istana. Namun, menurut
kebiasaan , sebelum dimulai aku harus menerima pimpinan tentara istana dan para menteri istana di Aula Kedamaian Abadi untuk menerima para
pejabat sipil dan militer, raja kecil dan gebernur.” The Last Emperor, 2010: 11
Selain kutipan di atas ada juga kutipan yang menggambarkan situasi di Kota Terlarang tersebut seperti berikut.
…” Dahulu Kota Terlarang , pada jam-jam tertentu, tidak seorang pun lelaki diizinkan masuk ke dinding kota, Selain pengawal dan anggota
keluarga Kaisar.” ? The Last Emperor, 2010: 56
Selain di Kota Terlarang tempat lain yang yang menjadi setting novel The Last Emperor 2010 selanjutnya adalah Tientsin. Henry Pu Yi meninggalkan
Istana dan pergi ke sebuah kota bernama Tientsin. Seperti terlihat pada kutipan di bawah ini.
…” Saat tiba ke Tientsin aku menemukan bahwa Lo Chen-yu tidak mengungkapkan semuanya kepadaku saat mengatakan bahwa rumahku
sudah dipersiapkan dengan baik dan oleh karenanya aku harus tinggal di Hotel Yamato selama sehari semalam. Hari berikutnya Wan Jung dan
Wen Hsiu, sebagaimana orang-orang yang menemaniku di Kedutaan Jepang, tiba dan kami pindah ke taman Chang yang sudah dilengkapi
dengan perabotan dengan terburu-buru.” The Last Emperor, 2010: 178
Setelah tinggal di taman Chang untuk sementara akhirnya Kaisar Henry Pu Yi dan keluarganya meninggalkan taman Chang dan akhirnya bergerak menuju
Sungai putih seperti yang tergambar di kutipan berikut. …” Setelah mobil berhenti di depan restoran itu, pelayanku serta yoshida
membuka kursi belakang dan menolongku keluar. Kami bertiga memasuki restoran bersama-sama. Di sini seorang kapten Jepang yang
telah menunggu kami selama beberapa saat, memberikan jaket dan topi tentara Jepang, lalu dengan terburu-buru mengenakannya kepadaku.
Kemudian sang kapten dan aku masuk ke dalam sebuah mobil militer Jepang yang dikirim komandan garnisun konsensi Jepang. Mobil ini
sama sekali tidak memiliki kesulitan untuk menembus sejumlah rintangan jalanan dan kami langsung menuju dermaga di tepi sungai
putih”. The Last Emperor, 2010:215
Setelah Kaisar Henry Pu Yi dan keluarganya melewati Sungai Putih berikutnya mereka akan menuju pelabuahn Arthur seperti yang terdapat pada
kutipan berikut. …” Saat pertama kali tiba di pelabuhan Arthur, Cheng Hsiao-hsu telah
bernegoisasi dengan Honjo mengenai berbagai kondisi yang akan kuterima sebagai seorang kepala Eksekutif dan syarat atas statusnya
sendiri sebagai Perdana Menteri” The Last Emperor, 2010: 247
Selain di pelabuhan Arthur Kaisar Henry Pu Yi juga berada di Negara Uni soviet yang merupakan tempat Kaisar Henry Pu Yi di tahan sebagai tahanan dan
mengalami banyak kisah tragis dan juga mengalami pencucian otak seperti yang tergambar dalam kutipan di bawah ini.
…” Namun, aku tahu bahwa untuk meraih tujuan ini maka pertama-tama aku harus memastikan kalau aku tinggal di Rusia dan dengan pemikiran
inilah selama lima tahun berada di Uni Soviet, aku rajin menulis surat kepada pihak yang berwajib untuk meminta izin agar tetap di sana
selamanya.” The Last Emperor,2010:307
Selain kutipan di atas yang menggambarkan Negara Unisoviet tersebut ada juga kutipan yang menggambarkan setting yang terjadi di Negara Uni soviet
ini seperti yang terlihat dalam kutipan berikut. …” Selama masa tahanan lima tahun di Rusia Unisoviet, aku tidak
pernah bisa melepaskan hak prerogatifku sebagai darah biru Manchu. Saat kami di pindahkan ke pusat tahanan di Khabarovsk dan tidak
disediakan pelayan, orang-orang masih setia melayaniku. Anggota keluargaku membereskan tempat tidurku, membersihkan kamarku,
membawakan makananku, dan mencucikan pakaianku. Bahkan walaupun mereka tidak memanggilku Kaisar di depan khalayak ramai,
mereka masih memanggilku “ Yang Diagungkan” , dan setiap pagi, saat datang ke kamarku, mereka selalu memberikan penghormatan
kepadaku.” The Last Emperor, 2010: 310
4.1.4 Tokoh, watak, penokohan