Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Kajian Pustaka

1.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dikemukakan perumusan masalah yaitu: 1. Bagaimanakah perwatakan tokoh utama Henry Pu Yi dalam novel The last emperor ditinjau dari masalah yang dihadapi tokoh? 2. Bagaimanakah perwatakan tokoh utama Henry Pu Yi dalam Novel The Last Emperor ditinjau dari perkembangan kepribadian tokoh ?

1.2 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian dan agar tetap fokus maka peneliti membatasi masalah yang diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti. . Bagaimana gambaran perwatakan tokoh utama Henry Pu Yi dalam novel The last emperor ditinjau dari masalah yang dihadapi tokoh yang bersifat kompleks yaitu cengeng, pemberontak, boros, kaku dan dingin, egois, pemarah, penuh curiga, benci, ambisius, penakut yang penuh dengan rasa khawatir, usil, jail, nakal, angkuh, sensitif, rendah hati, bertanggungjawab, mau belajar, dermawan, tegas, penuh syukur, pekerja keras, pantang menyerah, penyesalan, berpendirian teguh, mau mendengarkan nasihat dan saran dari orang lain dan patuh. . Bagaimana gambaran perwatakan tokoh utama Henry Pu Yi dalam novel The Last Emperor ditinjau dari perkembangan kepribadian tokoh yang bersifat dinamis yaitu seorang yang berwatak boros menjadi lebih hemat, seorang yang ambisius menjadi seorang yang penurut, mau belajar menjadi lebih baik dan seorang yang berwatak angkuh menjadi rendah hati dan mau belajar.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan adalah sesuatau yang ingin dicapai peneliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan perwatakan tokoh utama Henry Pu Yi dalam novel The last emperor ditinjau dari masalah yang dihadapi tokoh 2. Mendeskripsikan perwatakan tokoh utama Henry Pu Yi dalam novel The Last Emperor ditinau dari perkembangan kepribadian tokoh.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik haruslah memberikan manfaat. Manfaat penelitian baiknya dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Akademis

Secara akademis, penelitian ini dapat memperluas dan memperkaya referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Ilmu budaya khususnya Sastra Cina USU.

2.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa terhadap penganalisisan penokohan dalam sebuah novel, terutama bagi yang ada di lingkungan perkuliahan. Dengan menganalisis tokoh utama di dalam novel The Last Emperor tersebut pembaca akan mengetahui bagaimana sejarah perubahan bentuk pemerintahan monarki ke bentuk pemerintahan republik dalam masyarakat Cina.

2.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbang pikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, seperti masyarakat luas dan pembaca skripsi ini.

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Konsep

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. Novel b. Unsur intrinsik sastra c. Tokoh.

2.1.1 Novel

Kata Novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “Sebuah kisah, sepotong berita”. Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Suatu karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan sifat dan watak setiap pelaku. Novel lebih panjang setidaknya 40.000 kata dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal. Biasanya novel menceritakan peristiwa pada masa tertentu. Bahasa yang digunakan lebih mirip bahasa sehari-hari. Meskipun demikian penggarapan unsur-unsur intrinsiknya masih lengkap, seperti tema, plot, gaya bahasa, nilai, tokoh dan penokohan. Dengan catatan, ditekankan aspek tertentu dari unsur intrinsik tersebut. Novelet atau novela merupakan bentuk antara novel dan cerpen. Bentuk antara ini bisa ditinjau baik dari panjang tulisan, kekompleksan masalah, penggarapan unsur-unsur intrinsiknya, maupun peristiwa yang diceritakan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia 1996:694, novela diartikan sebagai kisahan prosa rekaan yang lebih panjang dan lebih kompleks dari pada cerita pendek, tetapi tidak sepanjang novel, jangkauannya biasanya terbatas pada satu peristiwa, satu keadaan, dan satu titik tikaian. Novel sebagai hasil cipta sastra, dari satu sisi dapat berfungsi sebagai cermin dari masyarakatnya. Novel dapat disebut sebagai alat perekam kehidupan masyarakat pada suatu waktu, pada suatu tempat. Novel juga merupakan salah satu produk sastra yang memegang peranan penting di dalam memberikan berbagai kemungkinan dalam menyikapi kehidupan. Novel juga merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan bersifat naratif ; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis.

2.1.2 Unsur Intrinsik Sastra

Unsur intrinsik adalah unsur yang dikuasai oleh sistem dirinya sendiri yang sekaligus merupakan strukturnya, sehingga unsur intrinsik sastra merupakan suatu kesatuan yang padat. Setiap unsur di dalamnya terikat dengan unsur-unsur lain untuk membentuk suatu jaringan struktur yang padat. Ini tentu saja hanya terlihat pada karya-karya yang berhasil. Adapun Unsur-unsur yang termasuk di dalam unsur intrinsik ini adalah: karakter atau penokohan, tema, latar, alur, sudut pandang dan amanat

2.1.2.1 Karakter atau Penokohan

Penokohan merupakan suatu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema. Semakin berkembangnya ilmu jiwa, terutama psiko-analisa merupakan pula suatu alasan pentingnya peranan tokoh cerita sebagai bagian yang ditonjolkan oleh pengarang. Jakob Sumardjo dalam Fananie, 2000: 87 . Konflik-konflik yang terdapat dalam suatu cerita yang mendasari terjalinnya suatu plot, pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari tokoh-tokohnya, baik yang bersifat protagonis maupun antagonis.

2.1.2.2 Tema

Tema adalah ide sebuah cerita yang ingin disampaikan kepada pembaca, pokok permasalahan yang ditampilkan dalam suatu karya sastra atau permasalahan yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun karya sastra. Tema novel bisanya bersumber dari konflik kehidupan manusia seharí-hari, antara lain kisah cinta, kepahlawanan, peperangan, dan persahabatan. Menurut Tasrif dalam Barried, 1985 : 62, “Cerita harus mempunyai tema atau dasar.” Dasar inilah yang paling penting dari seluruh cerita karena suatu cerita yang tidak mempunyai dasar tidak ada artinya sama sekali. Dasar ini adalah tujuan cerita. Novel mempunyai tema yang bekerja sama dengan unsur-unsur lain dalam penyampaian amanat.

2.1.2.3 Latar

Latar atau Setting adalah latar belakang fisik, tempat dan waktu dalam suatu cerita. Latar atau setting terbagi atas tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat menjelaskan tempat terjadinya peristiwa dalam novel, latar waktu mendeskripsikan kapan peristiwa terjadi, dan latar suasana menjelaskan suasana yang melatarbelakangi peristiwa. Menurut Wellek dalam Baried, 1985: 210 “Latar adalah lingkungan.” Memahami latar dalam sebuah novel tidak lepas dari lingkungan pengarang pada waktu itu.

2.1.2.4 Alur

Pengertian alur dalam novel adalah rangkain cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan rangkaian peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Montage dan Henshaw dalam Aminuddin, 2005:84 menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam alur suatu cerita dapat tersususun dalam beberapa tahapan yaitu: 1. Dalam tahapan exposition, yakni tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat tejadi peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang yang mendukung cerita 2. Dalam tahapan inciting force, yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku 3. Dalam tahapan rising action, yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik 4. Dalam tahapan crisis, yakni situasi sudah semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran oleh pengarangnya 5. Dalam tahapan climax, yakni situasi puncak ketika konflik berada pada kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya sendiri-sendiri 6. Dalam tahapan falling action, yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclusion atau penyelesaian cerita

2.1.2.5 Sudut Pandang

Sudut pandang adalah Bagaimana cara novel tersebut diceritakan. Saleh Saad dalam Barried, 1985 : 82 ada lima macam pencerita dalam novel yaitu:

a. Orang Pertama Tunggal

Sudut Pandang orang pertama tunggal yaitu menceritakan dengan melibatkan diri sendiri ini biasanya ditandai dengan kata “Aku”. Dalam sudut pandang teknik ini, si ”aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ”aku”menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ”aku”, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ”aku” menjadi tokoh utama first person central. b .Sudut Pandang Orang Kedua Tunggal Sudut pandang orang ke dua tunggal yaitu dengan menceritakan tanpa melibatakan diri sendiri diluar dari cerita biasanya ditandai dengan menggunakan kata “ Dia”. Sudut pandang orang ketiga tunggal yaitu menceritakan dengan melibatakan diri sendiri dan orang lain biasanya ditandai dengan pemakaian kata “ Kami” b. Sudut pandang orang ketiga tunggal Menuturkan cerita tidak hanya sebagai seorang pengamat, tetapi berusaha juga menyelam ke dalam cerita c. Pencampuran antara 1dan 4 Suatu cara yang melaksanakan cakapan batin

2.1.2.6 Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui novelnya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.

2.1.2 Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan Aminuddin dalam Siswanto, 2005: 142. Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap atau tingkah laku atau watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan. Ditinjau dari peranan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh dapat dibedakan atas a. Tokoh primer yakni tokoh utama b. Tokoh sekunder yakni tokoh yang merupakan tokoh bawahan c. Tokoh komplementer yakni tokoh tambahan Sudjiman dalam Siswanto, 2005:143. Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh, tokoh dapat dibedakan atas tokoh dinamis dan statis. Bila dilihat dari masalah yang dihadapi tokoh, dapat dibedakan atas tokoh yang mempunyai karakter sederhana dan kompleks Aminuddin dalam Siswanto, 2005: 143. Tokoh dinamis adalah tokoh yang kepribadiaanya selalu berkembang. Sebagai contoh tokoh Henry Pu Yi yang semula rendah hati tetapi karena terpengaruh akan kekuasaan di dalam kerajaan yang akhirnya membuatnya menjadi seorang yang angkuh tetapi tokoh Henry Pu Yi menjadi rendah hati kembali setelah menyadari bahwa dengan keangkuhannya dia tidak akan bisa hidup dengan kondisi kehidupannya yang sudah tidak menjadi kaisar. Tokoh statis adalah tokoh yang mempunyai kepribadian tetap. Contoh tokoh Henry Pu Yi yang semula memiliki watak curiga sampai diakhir cerita pun akan tetap seorang yang berwatak curiga. Tokoh yang mempunyai karakter sederhana adalah tokoh yang mempunyai karakter seragam atau tunggal. Tokoh yang mempunyai watak yang kompleks adalah tokoh yang mempunyai kepribadian yang kompleks, misalnya tokoh Henry Pu Yi yang di mata masyarakat dikenal sebagai orang yang penuh curiga, ambisius, dan egois. Ternyata ia juga menjadi seorang yang sangat mencintai leluhurnya dan sangat ingin mempertahankan pemerintahan tetap dalam bentuk monarki sehingga menjadikannya seorang yang ambisius, egois dan penuh curiga. Henry Pu Yi semata-mata memiliki karakter demikian membuktikan betapa ia sangat mencintai kerajaan dan menghormati leluhurnya. Sukada dalam Siswanto, 2005: 143 merangkum keempat pembagian di atas menjadi tokoh datar flat character, yakni tokoh yang sederhana dan bersifat statis, dan tokoh bulat round character, yakni tokoh yang memiliki kekompleksan watak dan bersifat dinamis. Dilihat dari watak yang dimiliki tokoh, dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan tokoh antagonis Aminuddin dalam Siswanto, 2005:143. Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembacanya. Biasanya, watak tokoh semacam ini adalah tokoh yang baik dan positif, seperti dermawan, jujur, rendah hati, pembela, cerdik, pandai, mandiri dan setia kawan. Dalam kehidupan sehari-hari, jarang ada orang yang mempunyai watak yang seluruhnya baik. Selain kebaikan orang mempunyai kelemahan. Oleh karena itu, ada juga watak protagonis yang menggambarkan dua sisi kepribadian yang berbeda. Sebagai contoh, tokoh Henry Pu Yi dikenal dengan watak yang ambisius. Henry Pu Yi memang ambisius namun dia memiliki watak ambisius karena dia sangat mencintai warisan leluhurnya sehingga bersikeras untuk mempertahankannya. Contoh lainnya watak Henry Pu Yi yang penuh dengan kecurigaan. Henry Pu Yi menjadi sangant pencuriga dikarenakan intrik politik dan banyaknya kecurangan yang ada di Istana kerajaan. Tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya dibenci pembacanya. Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai tokoh yang buruk dan negatif, seperti pembenci, pencuriga, pemarah, angkuh, jahil dan nakal. Boulton Aminuddin dalam Siswanto, 2005: 144 mengungkapakan bahwa: “Cara pengarang menggambarkan atau memunculkan tokohnya itu dapat berbagai macam, menampilkan tokoh yang hanya hidup di alam mimpi, tokoh yang memiliki semangat perjuangan dalam hidupnya, tokoh yang memiliki cara hidup yang sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya, maupun pelaku yang egois, kacau dan mementingkan diri sendiri.” Ada beberapa cara memahami watak tokoh. Cara itu adalah melalui 1 tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya 2 gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun caranya berpakaian 3 menunjukkan bagaimana perilakunya 4 melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri 5 memahami bagaiman jalan pikirannya 6 melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya 7 melihat tokoh lain berbincang dengannya 8 melihat bagaimanakah tokoh-tokoh lain itu memberi reaksi terhadapnya 9 dan melihat bagaimana tokoh itu mereaksi tokoh yang lain Aminuddin dalam Siswanto, 2005:80-81. Saleh Saad dalam Baried, 1985:74 mengatakan, “ Bahwa soal tokoh erat sekali hubungannya dengan peristiwa-peristiwa”. Penggambaran kronologis tokoh oleh Lubis dalam Baried,1985:75 Secara kronolis mula-mula tokoh utama mulai titik peristiwa A. Kemudian melalui berbagai perkembangan dia bergerak ke titik peristiwa B, C, dan akhirnya sampai di titik peristiwa Z. Penampilan tokoh utama itu ada yang didahului dengan penceritaan tentang orang-orang yang menurunkannya. Maksudnya adalah untuk mengutarakan bahwa leluhurnya atau orang-orang yang menurunkannya pun juga termasuk hebat. Dengan demikian, Pembaca diajak untuk meyakini bahwa tokoh utama memang sudah pada tempatnya apabila memiliki sifat-sifat kebaikan dan kesaktian. Tokoh, watak, dan penokohan tidak bisa berdiri sendiri dalam cerita rekaan. Ia selalu berhubungan dengan unsur-unsur pembangun cerita, seperti gaya bahasa, sudut pandang, suasana, latar, nilai, amanat, dan tema cerita.

2.2 Kajian Pustaka

Novel The Last Emperor yang merupakan autobiografi Henry Pu Yi ini difokuskan pada seorang tokoh utama yaitu Henry Pu Yi. Setelah diterbitkan pada bulan Maret 2010 Paul Kramer menganalisis sifat dan karakter serta perjalanan hidup Henry Pu Yi, sejak Henry Pu Yi dinobatkan menjadi seorang kaisar pada tanggal 13 november 1908 malam, saat itu usia Henry Pu Yi masih 2 tahun. Sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti novel ini sebelumnya hanya ada beberapa yang meneliti tokoh utamanya lewat filmnya yang lebih dulu terbit pada tahun 2009. Ada beberapa penelitian yang juga meneliti novel dengan penelitianan yang difokuskan pada penokohannya tetapi diteliti dengan pendekatan yang berbeda dan dengan novel yang berbeda pula yakni: [1.] 崔向东.东方主义视角下的《末代皇帝》.东南传播,2009. Cui Xiandong yang meneliti tokoh utama kaisar Henry Pu Yi lewat film “The Last Emperor” pada tahun 2009 [2] 贾力娜.电影《末代皇帝》配乐赏析[J].兰州大学艺术学院,2009. Jia Lina Lanzhou University College of The Arts. Penelitian ini menganalisis dari segi musikalnya lewat film “The Last Emperor” pada tahun 2009. [3] 朱守云.[J].绝命于鸦片的末代皇后婉容.文史精华, 2009. Shouyun Zhu meneliti tentang “Maharani Terakhir” Ibu suri Tzu Shi yang mengangkat Henry Pu Yi menjadi kaisar di Cina yang pada tahun 2009 meninggal karena bunuh diri berdasarkan sejarah. Ada juga beberapa penelitian yang meneliti dari sudut penokohan dalam novel lain seperti: [4] Umi Fauziah Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dengan judul penelitian “An Analysis of Main Characters In Stephenie Meyer’s Novel: New Moon”. Fokus penelitian pada Karakter tokoh utama di dalam novel tersebut. Novel tersebut menceritakan tentang tokoh-tokoh yang mempunyai ciri-ciri dan sifat yang berbeda-beda. Metode yang digunakan peneliti dalam menganalisis tokoh utama di dalam novel tersebut adalah metode penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca beberapa buku tatan bahasa inggris sebagai bahan referensi atau sebagai sebagai rujukan yang mendukung untuk judul tersebut. [5] Verawati Ratu Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dengan judul penelitiannya “Perilaku Menyimpang Tokoh Utama dalam Novel Gerhana Kembar Karya Clara NG”: Tinjauan Psikosastra. Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Penulis meneliti dari segi penokohannya dalam novel The Last Emperor sedangkan peneliti sebelumnya meneliti tokoh utama dalam film The Last Emperor dan meneliti tokoh utama dalam novel yang berbeda.

2.3 Landasan Teori