Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan di huni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 orang berketurunan
Indonesia, 8.269 orang berketurunan Tionghoa, dan 139 orang berasal dari ras Timur lainnya.
3.5 Sarana dan Prasarana 3.5.1 Pendidikan
Peningkatan partisipasi sekolah tentunya harus diseimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Berikut ini
adalah data statistik yang menunjukkan banyaknya jumlah keseluruhan sekolah, jumlah murid, dan guru di kota Medan.
Tabel 3.3 Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru
TK, SMP, SMA, SMK Pada Tahun 2010
No. Tingkat Sekolah
Jumlah Sekolah Jumlah Murid
Jumlah Guru
1. Taman Kanak-kanak
290 21.299
1.499 2.
Sekolah Dasar 847
277.604 11.904
3. SMP
870 130.702
9.941 4.
SMA 226
85.570 6.648
5. SMK
134 41.796
3.603 Sumber : Medan dalam Angka 2010 : 80
Universitas Sumatera Utara
Pada tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak TK, jumlah sekolah pada tahun 2009 ada sebanyak 290 buah dengan jumlah guru sebanyak 1.499 orang dan
murid 21.299 orang. Jumlah Sekolah Dasar ada sebanyak 847 sekolah dengan jumlah guru 11.904 orang dan jumlah murid sebanyak 277.604 orang. Sementara jumlah
Sekolah Menengah Pertama SMP ada sebanyak 870 sekolah dengan jumlah guru sebanyak 9.941 orang dan jumlah murid sebanyak 130.702 orang. Pada tahun yang
sama jumlah Sekolah Menengah Atas SMA ada sebanyak 226 sekolah dengan jumlah guru 6.648 orang dan murid sebanyak 85.570 orang, dan untuk Sekolah
Menengah Kejuruan SMK ada sebanyak 134 sekolah dengan jumlah guru sebanyak 3.603 orang dan murid sebanyak 41.796 0rang. Medan dalam Angka, 2010 : 80
Melalui data statistik di atas, bila dihubungkan dengan kepariwisataan khususnya wisata alam, para siswa baik TK, SD, SMP, SMA seharusnya mendapat
pengetahuan tentang alam yang di sekitarnya. Mereka harus dikenalkan tentang alam dan potensi yang dimiliki. Padahal sebuah objek wisata yang dapat dijangkau dengan
jarak yang dekat dan harga yang ekonomis dapat memberikan pengetahuan tentang hewan yang sudah langka ini yang merupakan penangkaran buaya terbesar di dunia.
3.5.2 Transportasi
Kota Medan dapat diakses melalui tiga jalur yaitu jalur darat, udara dan laut. Sebagai kota yang letaknya strategis karena merupakan gerbang utama masuknya
wisatawan menuju Provinsi Sumatera Utara. Di kota Medan kita dapat menemukan Bandara Polonia tepatnya di daerah Medan Polonia dan Pelabuhan Belawan yang
berada di Medan Belawan.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2009 jumlah sarana transportasi jalan raya di Kota Medan berjumlah 2.708.511 kendaraan. Dari tahun 2004 hingga 2009 menunjukkan kenaikan
23,82 per tahun. Pertumbuhan yang sangat signifikan nampak pada sepeda motor rata-rata pertumbuhan 31,23 per tahun.
Secara umum, transportasi dalam kota dilayani oleh sarana Angkutan Kota dan Becak Bermotor atau Becak Sepeda. Terminal Bus terbesar di Kota Medan
terdapat di Medan Amplas yang disebut dengan nama terminal Amplas, yang merupakan titik awal hampir seluruh Angkutan dalam dan luar Kota.
Tabel 3.4 Jenis Sarana Angkutan di Kota Medan
No. Nama Sarana Angkutan
Kendaraan
1. Mobil Penumpang
222.891 2.
Mobil Gerobak 144.865
3. Bus
22.123 4.
Bus Pariwisata -
5. Taksi dengan argometer
2.125 6.
Taksi tanpa argometer 2.631
7. Sepeda Motor
2.318.632 8.
Sepeda 32.031
9. Becak
26.980 10. Andong atau Dokar atau Odong-odong
- 11. Lain lain
9.054
Jumlah Total 2.581.332
Sumber : Medan dalam Angka 2010 : 86
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data statistik di atas kecenderungan orang yang akan menggunakan becak sangat tinggi, akibat semakin banyaknya jumlah becak
yang bertambah. Tetapi untuk berwisata di kota Medan dengan menggunakan becak kurang nyaman. Karena berdasarkan SK Walikota Medan Nomor
551.21482.K2004, tanggal 23 April 2004, di tetapkan ada beberapa ruas jalan yang menjadi larangan operasional beca bermotor yaitu Jl. Raden Saleh, Jl Pattimura,
Jl. S. Parman, Jl. Kejaksaan, Jl. Pengadilan, Jl. Zainul Arifin, Jl. Diponegoro, Jl. Palang Merah, Jl. Imam Bonjol, Jl. Cut Nyak Dine, dan Jl. Sudirman.
Salah satu faktor yang mempengaruhi berkembangnya objek wisata dalam satu daerah adalah lancarnya sarana transportasi. Wisatawan pada umumnya lebih
senang mengguakan jenis angkutan tradisional yang menjadi ciri khas dari suatu daerah. Dari data statistik di atas, jumlah andong dokar dan odong-odong sudah
tidak ada lagi. Wisatawan asing atau lokal lebih senang menggunakan alat angkutan tradisional seperti becak, sado, andong, odong-odong dan lain-lain. Akan tetapi
di kota Medan alat angkutan seperti odong-odong sudah sangat jarang ditemukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV POTENSI PENANGKARAN BUAYA ASAM KUMBANG
SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN
4.1 Sejarah Penangkaran Buaya Asam Kumbang Medan