Objek dan Daya Tarik Wisata .1 Objek Wisata
7. Perusahan pendukung lainnya
Seperti post card, perangko, money changer, bank dan lainnya. Menurut suwantoro 1997 : 41, produk industri pariwisata dibagi menjadi
dua macam produk, yaitu : 1.
Produk nyata Tangible Product, yaitu : a.
Prasarana pariwisata atau infrastruktur seperti jalan, bandara, pelabuhan, telekomunikasi, dan lain-lainya.
b. Sarana pariwisata atau super struktur seperti hotel, restoran, alat
transportasi dan sebagainya. c.
Objek dan daya tarik wisata seperti sumber daya alam, budaya, sejarah, beserta antraksi wisata lainya.
2. Produk tidak nyata Intangible Product yaitu :
a. Service atau pelayanan adalah sumber daya manusia yang memiliki
keahlian dalam teknik pelayanan. b.
Sapta pesona yang terdiri dari 7K keamanan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, keindahan, kesejukan, keramah-tamahan, dan kenangan.
Perubahan situasi perekonomian, politik, sikap suatu masyarakat akan
mempengaruhi investasi di bidang pariwisata. Citra atau image dan kesan perjalanan seseorang di suatau daerah pada dasarnya tergantung pada produk pariwisata yang
tersedia. Untuk menigkatkan citra dan mutu produk serta pelayanan dalam pariwisata diperlukan tenaga-tenaga pegelola dan pelaksana yang ahli dan profesional baik
dikalangan industri pariwisata, daerah-daerah tujuan wisata maupun instansi yang berkaitan dengan industri pariwisata.
2.5 Objek dan Daya Tarik Wisata 2.5.1 Objek Wisata
Objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur dalam produk
pariwisata yang harus mendapat perhatian khusus dari berbagi pihak, yaitu pihak
Universitas Sumatera Utara
pemerintah, masyarakat dan lainnya guna menunjang perkembangan kepariwisataan. Menurut Undang-undang kepariwisataan No. 9 Tahun 1990 objek wisata dapat
dikategorikan menjadi tiga, yaitu : 1.
Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba
dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka. 2.
Karya manusia, yang berwujud seperti museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro pertanian, wisata tirta
air, wisata petualangan, taman rekreasi, dan taman konservasi. 3.
Sasaran wisata minat khusus, seperti : mendaki gunung, gua, berburu, tempat belanja, tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.
Suatu daerah tidak dapat dikatakan menjadi daerah tujuan wisata apabila
daerah itu tidak layak untuk di jual. Untuk menentukan sebuah daerah tujuan wisata, daerah itu harus memiliki kriteria yang berpotensi. Ada tiga kriteria yang menentukan
sebuah objek wisata dapat diminati oleh wisatawan, Yoeti 1985 : 164 mengatakan : 1.
Something To See adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata.
Dengan kata lain objek wisata tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menarik minat wisatawan yang akan
berkunjung ke daerah tersebut.
2. Something To Do adalah objek wisata tersebut dapat memberikan suatu
kesempatan agar wisatawan bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk perasaan senang, relax, dan bahagia berupa fasilitas baik arena permainan
atau area makan terutama yang menyajikan makanan khas daerah tersebut sehingga terasa berbeda dari daerah wisata lainnya sehingga mampu
membuat wisatawan lebih lama dan nyaman tinggal disana.
3. Something To Buy adalah fasilitas yang disediakan khusus sebagai tempat
belanja bagi wisatawan yang pada umumnya adalah menjual benda yang ciri khas dan merupakan ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan
sebagai oleh-oleh.
Universitas Sumatera Utara
Sebuah daerah objek wisata tidak dapat berkembang tanpa adanya dukungan dari faktor lain, seperti sarana dan prasarana sebagai pelengkap dalam pengembangan
objek wisata tersebut. Yoeti 1985 : 181, mengatakan : “… Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup
dan berkembang, sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”.
Agar suatu objek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari
sarana dan prasarana objek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan objek wisata. Prasarana menurut
Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” 1985 : 182, mengatakan : 1.
Perhubungan : jalan raya, rel kreta api, pelabuhan udara dan laut dan terminal.
2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi, kantor pos,
dan lain-lain. 4.
Pelayanan kesehatan, baik puskesmas atau rumah sakit. 5.
Pelayanan keamanan, baik pos satpam penjaga objek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan disekitar objek wisata.
6. Pelayanan wisatawan, baik berupa pusat informasi atau kantor pemandu
wisata. 7.
Pom bensin. 8.
Dan lain-lain.