BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-
bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Warkop dan masih banyak film lain. Artis-artis muda yang terkenal pada zaman
itu antara lain DKI Dono,Kasino,Indro, Meriam Bellina, Nike Ardilla, Paramitha Rusady.
Adapun film yang sangat populer pada saat itu misalnya film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi penuh bakat. Film ini
sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini
menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian panjang di bioskop selama sebulan lebih menandakan kesuksesan film secara komersil.
Selain meraup untung yang banyak, film ini juga merupakan tanda kebangkitan industri perfilman di Indonesia khususnya industri perfilman bioskop tanah air
yang pada saat itu sedang mengalami kelesuan sejak terakhir kali merajai bioskop lokal pada sekitar tahun 1980-an.
Hadirnya beberapa stasiun televisi di Indonesia patut dirayakan sebagai sebuah prestasi. Apalagi mengingat kontribusi yang telah diberikan dalam ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sajian acara yang informatif dan
Universitas Sumatera Utara
edukatif. Pesatnya perkembangan teknologi membuat semakin luas cakupan dari dunia entertainment itu sendiri. Yang dulu dunia keartisan hanya digeluti lewat
film-film layar lebar, kini dengan semakin maraknya sinetron-sinetron yang muncul di televisi menjadikan profesi artis adalah sebuah profesi yang sangat
menggiurkan baik dari segi finansial atau pendapatan maupun ketenaran yang nantinya didapatkan.
Dalam acara di televisi anak-anak sering tampil dengan riasan wajah yang tebal, baju seperti orang dewasa,jam siaran melebihi tiga jam, serta menyanyikan
lagu-lagu orang dewasa yang ditentukan pihak produser. Dalam UU no.23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak tepatnya Pasal 68 jelas diatur bahwa perusahaan
dilarang memperkerjakan anak di bawah umur,juga pada Pasal 69 disebutkan boleh diperkerjakan jika usianya diatas 14 tahun dan harus mendapat izin dari
orang tuanya. Selain itu, maksimal jam kerja anak-anak juga dibatasi yakni tidak boleh lebih dari tiga jam,dan harus ada jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
K3.
1
Pelaku industri televisi dan orang tua sering tidak menyadari kalau mereka telah melakukan eksploitasi terhadap anak. Pelaku industri televisi dan orang tua
dapat saja dihukum dengan menggunakan Pasal 88 Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan pidana penjara paling lama 10
sepuluh tahun dan atau denda paling banyak Rp.200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. Ketentuan hukum yang dibuat pemerintah sudah ada tetapi tetap masih
ada kelemahan baik dari isi pasal yang mengatur maupun dari penerapan Undang-
1
KompasEdisi 18 juni 2009Sinetron remaja dinilai eksploitasi anak,hal 5.
Universitas Sumatera Utara
Undang itu sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu juga, alasan orang tua untuk mengembangkan bakat anak seharusnya
tidak mengurangi hak asasi anak sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002. Hal ini dikarenakan dalam masa tersebut anak-anak masih
sangat membutuhkan bimbingan orang tua baik dalam bermain maupun belajar. Selain itu fenomena anak-anak yang menjadi artis cilik juga harus
mempertimbangkan sisi psikologis dari si anak karena pada saat itu anak-anak tersebut masih dalam tahap pencarian jati diri dan pembentukan sikap. Anak yang
menekuni bidang keartisan ini juga terkesan seolah-olah bukan suatu bentuk pengembangan bakat atau sedikitnya kalaupun ada pengembangan bakat itu hanya
kecil karena yang menonjol adalah bahwa anak tersebut berprofesi sebagai artis dan mendapakan upah atas apa yang telah dikerjakannya tersebut.
Media massa juga ramai memberitakan bahwa ada seorang artis remaja yang pergi dari rumah akibat merasa terkekang hidupnya. Adapun contoh
misalnya kasus Arumi Bachsin.Arumi Bachsin adalah seorang bintang sinetron dan iklan yang tentu kasusnya akan mudah terungkap melalui media massa.
Arumi Bachsin merupakan artis yang pergi dari rumah akibat merasa terkekang akibat profesinya sebagai artis.berita kronologis Arumi Bachsin kabur dari rumah
sejak Mei 2010 beredar heboh di banyak media gosip terbaru. Kasus kekerasan dan eksploitasi anak diduga jadi akar permasalahan antara Arumi Bachsin dan
Maria Lilian Pesch, ibunya. Kini, pemain sinetron berusia 16 tahun itu tinggal di sebuah Panti sosial di Jakarta.Sebuah harian wanita terbitan Jakarta yang
mengangkat kasus kaburnya Arumi Bachsin,menyebutkan jika dara kelahiran 19
Universitas Sumatera Utara
Februari 1994 itu minggat dari rumah orang tuanya sejak Selasa, 11 Mei 2010 lantaran depresi ditekan dalam hal karier dan kehidupan pribadi.
2
Memang, kesempatan dalam mencari uang sangatlah sulit, persaingan begitu ketat. Namun, sebagai orang tua, apakah begitu tega melihat anaknya
menjadi bintang, menjadi selebritis, menjadi terkenal, dengan banyak dan penuh aktifitas, namun disisi lain, sebenarnya mereka hidup tidak normal, tidak seperti
sebagaimana anak-anak seusia mereka.Mereka mempunyai jadwal malam hari, siang hari sehingga hak-hak dasar anak itu menjadi tidak terpenuhi. Arumi
Bachsin yang seharusnya bermain dengan teman-temannya namun harus sibuk dengan aktifitas “shooting”dan wawancara. Dan ini jelas-jelas merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak anak di Pasal 10 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang mengatur bahwa “Setiap anak berhak
untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat
kecerdasannya demi pengembangan diri”. Tidakkah terpikir kepada orang tua mereka bahwa mereka sebenarnya sudah melakukan eksploitasi terhadap anak
mereka, demi yang namanya uang dan ketenaran.
3
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis menyadari pentingnya permasalahan anak ini untuk dibahas,maka penulis tertarik untuk membahasnya
lebih rinci lagi dalam skripsi yang berjudul:“Tinjauan Yuridis Profesi Artis Dibawah Umur Sebagai Bentuk Tindak Pidana Eksploitasi Terhadap Anak”.
2 http:google.com 20106Arumi Bachsin kabur dari rumah,diakses tanggal 15 Februari 2011.
3
http:www.kompas.comopimi24 Juni 2010Refleksi Hari Anak Nasional: eksploitasi,
anak dalam dunia hiburan, diakses tanggal 24 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah