BAB II Pengaturan Tentang Tindak Pidana Eksploitasi Anak Dalam
Hukum Positif di Indonesia
A. Jenis-jenis eksploitasi terhadap anak
Sebelum melihat bagaimana bentuk pengaturan eksploitasi dalam hukum positif di Indonesia,maka perlu diketahui terlebih dahulu apa saja perbuatan yang
termasuk dalam eksploitasi terhadap anak. Ditinjau dari segi bentuk dan jenis pekerjaan yang dilakukan anak serta
ancaman risiko yang dihadapi anak, terdapat pekerjaan-pekerjaan yang dapat dimasukkan dalam keadaan yang dikualifikasikan sebagai eksploitasi anak
berbahaya dan eksploitasi anak yang paling tidak bisa ditolerir lagi the most intolerable form of child labour
29
1 Eksploitasi ekonomi Pekerja Anak, Anak Jalanan, dll
yaitu:
Eksploitasi ekonomi, yaitu pemanfaatan yang dilakukan secara sewenang- wenang dan berlebihan terhadap anak untuk kepentingan ekonomi semata-mata
tanpa mempertimbangkan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi
kesejahteraan terhadap anak. Perbuatan yang termasuk eksploitasi ekonomi terhadap anak misalnya buruh anak, artis cilik, pengemis anak.
30
29
Muhammad Joni; Zulchaina Z. Tanamas. Aspek Hukum Perlindungan Anak dalam Perspektif Konvensi Hak Anak. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997, hal 3
30
http:docs.google.com eksploitasi ekonomi anak, diakses 10 Maret 2011
Universitas Sumatera Utara
2 Eksploitasi Seks Komersial Anak
Eksploitasi Seksual Komersial Anak, yang diselenggarakan di Stockholm pada tahun 1996, mendefinisikan ESKA sebagai: ”Pelecehan seksual oleh orang
dewasa dengan cara pemberian remunerasi tunai atau barang kepada anak dimana anak diperlakukan sebagai objek seksual ataupun sebagai objek komersial. ESKA
meliputi prostitusi anak, pornografi anak, pariwisata seks anak dan bentuk lain dari seks transaksional di mana biasanya seorang anak terlibat dalam kegiatan
ESKA untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, seperti makanan, tempat tinggal atau akses ke pendidikan. ESKA termasuk juga pernikahan diatur yang
melibatkan anak-anak di bawah usia 18 tahun, di mana anak dipaksa untuk menikah dan mengalami pelecehan seksual oleh orang dewasa.
31
3 Perdagangan Perempuan dan Anak Trafiking
Trafiking adalah kegiatan mencari, mengirim, memindahkan, menampung atau menerima tenaga kerja baik anak-anak atau perempuan yang dilakukan
dengan ancaman, kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lainnya, dengan cara menipu, memperdaya korban, menyalahgunakan kekuasaan atau wewenang,
ketidaktahuan, keingintahuan, kepolosan, ketidakberdayaan korban tanpa adanya perlindungan terhadap korban dengan memberikan imbalan kepada orang tua,
wali, atau orang lain yang mempunyai wewenang atas diri korban dengan tujuan untuk memeras tenaga mengeksploitasi korban.
32
Beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
31
http:id.wikipedia.org.com , op.cit diakses tanggal 10 Maret 2011.
32
Chairul Bariah,op.cit hal 10.
Universitas Sumatera Utara
perlindungan anak dari eksplotasi ekonomi, eksploitasi seksual, dan keterlibatan dalam konflik bersenjata atau dikenal dengan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
bagi anak dapat dilihat pada tabel berikut ini:
33
33
http:docs.google.com Artikel di Jurnal GEA Pekerja Anak dan Permasalahannya,
diakses 10 Maret 2011.
Undang-Undang Pasal yang Mengatur
1.Perubahan Kedua UUD 1945 Pasal 28B ayat 2; Pasal 28D ayat 2
2.KUHP Pasal 351 sampai dengan 356 KUHP
3.UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 68; Pasal 69; Pasal 70; Pasal 71; Pasal 72; Pasal 73; Pasal 74; dan Pasal
75 dan 183 sanksi 4.UU No. 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Pasal 2; Pasal 5; Pasal 6;Pasal 7;Pasal 9; Pasal 44 ayat 1,2sanksi;Pasal 49
sanksi 5.UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak Pasal 59; Pasal 60; Pasal 61; Pasal 62;
Pasal 63; Pasal 66; Pasal 67; Pasal 68; Pasal 69 dan untuk sanksi pasal-pasal
77 s.d. 90 6.UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM Pasal 20 ayat 1, 2; Pasal 38 ayat 4;
Pasal 49 ayat 2; Pasal 58 ayat 1, 2; Pasal 64
Universitas Sumatera Utara
B. Pengaturan eksploitasi anak di UUD 1945 Perubahan Kedua