Pengertian Anak TINJAUAN KEPUSTAKAAN 1. Pengertian Profesi Artis.

Artis adalah istilah subjektif yang merujuk pada seseorang yang kreatif, atau inovatif , atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film, dan musik. Artis menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni mendefenisikan artis sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui. 8 Menurut kamus besar bahasa Indonesia artis adalah ahli seni: seniwati seperti penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama 9 8 . Berdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan profesi artis adalah pekerjaan dibidang seni:seniwati seperti penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama yang menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya yang bernilai estetik dengan mengutamakan kemampuan fisik dan intelektual, yang bersifat tetap dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan.

2. Pengertian Anak

Banyak pendapat mengenai pengertian anak, dan pada umur berapa seorang itu dikategorikan anak-anak. Menurut Convention on the Right of the Child Konvensi Hak Anak pada tanggal 20 November 1989 yang telah diratifikasi oleh Indonesia disebutkan dalam pasal 1 pengertian anak,adalah: http:id.wikipedia.org.com , op.cit diakses tanggal 12 Februari 2011. 9 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III ,op.cit hal 57. Universitas Sumatera Utara “Semua orang yang di bawah umur 18 tahun.Kecuali undang-undang menetapkan kedewasaan dicapai lebih awal.” Menurut Undang-Undang republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak.Pasal 1 menyatakan anak adalah “Orang yang telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum kawin” Menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979,LN1979-32 tentang Kesejahteraan Anak dalam pasal 1, anak adalah:”seseorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan belum kawin.” Di Indonesia sendiri dapat kita temui perbedaan defenisi mengenai orang yang dikategorikan sebagai anak yaitu sebagai berikut: 10 a. Menurut Hukum adat,anak tersebut sering dikatakan minderjarig heid bawah umur, yaitu apabila seseorang berada dalam keadaan dikuasai oleh orang lain yaitu jika dikuasai oleh orang tuanya,maka dia dikuasai oleh walinya voogdnya. Kriterianya adalah Datuk Usman 1997:2: 11 1. Belum penuh 21 tahun; 2. Belum Kawin. b. Menurut fiqh Islam,seseorang dikatakan dewasa,dengan salah satu tanda yang berikut sulaiman Rasyid 1998:75. a. Cukup berumur 15 tahun; b. Keluar mani; 10 Chairul Bariah.Aturan-Aturan Hukum Trafiking Perdagangan Perempuan dan Anak .Medan: USU Press, 2005, hal 4. Universitas Sumatera Utara c. Mimpi bersetubuh; d. Mulai keluar haid bagi perempuan. Pengertian-pengertian tersebut di atas menekankan, bahwa selama seseorang yang masih dikategorikan anak-anak, seharusnya masih dalam tanggung jawab orang tua wali ataupun negara tempat si anak tersebut menjadi warga negara tetap. 12 Belum dewasa menurut psikologiskejiwaan adalah jika fungsi-fungsi jiwanya belum berkembang dan berintegrasi.artinya, individu itu belum dapat berpikir dengan jalan pikiran; atau pola pikirnya belum tepat. 13 Dewasa dan belum dewasa menurut Romli Atmasasmita “Selama di tubuhnya berjalan proses pertumbuhan dan perkembangan, orang itu masih menjadi anak dan baru menjadi dewasa bila proses perkembangan dan pertumbuhan itu selesai, jadi batas umur, anak-anak adalah sama dengan Pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa: “Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu dan tidak lebih dahulu kawin. Apabila perkawinan itu dibubarkan sebelum umur mereka genap dua puluh satu tahun, maka mereka kembali lagi dalam kedudukan belum dewasa, mereka yang belum dewasa dan tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah perwalian atas dasar dan dengan cara sebagaimana diatur dalam bagian ketiga, keempat, kelima, dan keenam bab ini.” 12 Ibid,hal 4. 13 M.Sahlan Syafei. Bagaimana Anda Mendidik Anak. Bogor: Ghalia Indonesia, 2006, hal 5 Universitas Sumatera Utara permulaan menjadi dewasa, yaitu 18 tahun untuk wanita dan 20 tahun untuk laki- laki, seperti halnya di Amerika, Yugoslavia, dan negara-negara Barat lainnya.” 14 Anak Di Undang-Undang No. 21 tahun 2000 Pasal 1 1 tentang Serikat Pekerja Serikat Buruh mendefenisikan anak adalah orang laki-laki atau perempuan berumur 14 tahun ke bawah. 15 Di Yurisprudensi Mahkamah Agung batas kedewasaan tidak seragam. Sebagai gambaran dalam putusan MA No.53 KSip1952 tanggal 1 Juni 1955, usia 15 tahun dianggap telah dewasa untuk perkara yang terjadi di daerah Bali. Dalam putusan MA No.601 KSip1976 tanggal 18-11-1976, umur 20 tahun dianggap telah dewasa untuk perkara yang terjadi di daerah Jakarta. 16 Istilah tindak pidana pada hakikatnya merupakan istilah yang berasal dari terjemahan kata strafbaarfeit dalam bahasa belanda.kata strafbaarfeit kemudian diterjemahkan dalam berbagai terjemahan dalam bahasa Indonesia. Beberapa kata yang digunakan untuk menterjemahkan kata strafbaarfeit oleh sarjana-sarjana Indonesia antara lain:tindak pidana, delict, perbuatan pidana. Sementara dalam berbagai perundang-undangan digunakan berbagai istilah yang digunakan berbagai istilah untuk menunjuk pada pengertian kata strafbaarfeit. Beberapa istilah yang digunakan dalam undang-undang tersebut antara lain 3.Pengertian Tindak Pidana 17 14 Chairul Bariah, op.cit, hal 5 15 Darwan Prinst. Hukum Anak Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1997, hal 3 16 Irma Setyowati Soemitro. Aspek Hukum Perlindungan Anak. Jakarta: Bumi Aksara, 1990, hal 19 17 Tongat.Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaharuan. Malang: UMM Press, 2009, hal 30. : Universitas Sumatera Utara 1. Peristiwa pidana, istilah ini antara lain digunakan dalam undang-undang dasar sementara tahun 1950 khususnya dalam pasal 14. 2. Perbuatan pidana, istilah ini digunakan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 tentang Tindakan sementara untuk menyelenggarakan kesatuan susunan, kekuasaan dan acara pengadilan-pengadilan sipil. 3. Perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum, istilah ini digunakan dalam Undang- Undang Darurat Nomor 2 Tahun 1951 tentang Perubahan Ordonatie Tijdelijke Byzondere strafbepalingen. 4. Hal yang diancam dengan hukum, istilah ini digunakan dalam Undang-Undang Darurat Nomor 16 tahun 1951 tentang penyelesaian Perselisihan Perburuhan. 5. Tindak Pidana, istilah ini digunakan dalam berbagai undang-undang,misalnya: a. Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1953 tentang Pemilihan Umum. b. Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1953 tentang Pengusutan, Penuntutan dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi. c. Penetapan Presiden Nomor 4 Tahun 1964 tentang Kewajiban Kerja Bakti dalam Rangka Pemasyarakatan bagi Terpidana karena melakukan tindak pidana yang merupakan kejahatan. Penggunaan berbagai istilah tersebut pada hakikatnya tidak menjadi persoalan, sepanjang penggunaanya disesuaikan dengan konteksnya dan dipahami maknanya. Namun demikian, sekedar untuk diketahui dibawah ini dikemukakan seputar perdebatan konseptual berkaitan dengan munculnya berbagai istilah itu 18 18 Ibid, hal 102. Universitas Sumatera Utara 1. Menurut Simons, strafbaarfeit dapat diartikan sebagai kelakuan yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab. 2. Menurut Van Hammel,strafbaarfeit adalah kelakuan orang yang dirumuskan dalam wet, yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan. Bertolak dari dua pendapat di atas, tersimpul, bahwa strafbaarfeit pada dasarnya mengandung pengertian seperti berikut: a. Bahwa kata feit dalam istilah strafbaarfeit mengandung arti kelakuan atau tingkah laku. b. Bahwa pengertian strafbaarfeit dihubungkan dengan kesalahan orang yang mengadakan kelakuan tersebut. Dalam hukum adat, tindak pidana atau delik adat adalah setiap gangguan segi satu terhadap keseimbangan dan setiap penubrukan dari segi satu pada barang-barang kehidupan materiil dan immateriil orang-orang, atau dari pada orang-orang banyak yang merupakan satu kesatuan atau segerombolan; tindakan sedemikian itu menimbulkan suatu reaksi yang sifatnya dan besar kecilnya ditetapkan oleh hukum adat ialah reaksi adat-karena reaksi mana keseimbangan dapat dan harus dipulihkan kembali. 19 Dilihat dari konteks hukum pidana Islam tindak pidana diistilahkan dengan jarimah. Menurut hukum pidana Islam tindak pidana adalah perbuatan–perbuatan 19 .Ibid, hal 104 Universitas Sumatera Utara yang terlarang menurut syara’yang pelakunya diancam dengan pidana huud atau ta’ziir. 20 Dalam rancangan KUHP baru tahun 2004 batasan atau pengertian tindak pidana diatur dalam bab II buku kesatu mulai pasal 11 sampai dengan pasal 29. Di dalam ketentuan pasal 11 1. Rancangan KUHP baru batasanpengertian tindak pidana dirumuskan sebagai berikut: “Tindak pidana ialah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana” 21 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI eksploitasi adalah” eks·ploi·ta·si éksploitasi n 1 pengusahaan; pendayagunaan:– nikel di daerah itu dilakukan oleh perusahaan asing; 2 pemanfaatan untuk keuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan tenaga orang: –atas diri orang lain meng·eks·ploi·ta·si v1 mengusahakan; mendayagunakan perkebunan,tambang,dsb; 2 ki mengeruk kekayaan; memeras tenaga orang lain; peng·eks·ploi·ta·si orang yang mengeksploitasi orang lain: juragan juga menjadi ~ para pembantu “ 4.Pengertian Eksploitasi Anak. 22 Eksploitasi Inggris :exploitation adalah politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangkan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan. 23 20 Ibid, hal 105 21 Ibid, hal 105 22 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, op.cit hal 254. 23 http:id.wikipedia.org.com , op.cit diakses tanggal 12 Februari 2011. Universitas Sumatera Utara Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak.Pasal 1 menyatakan anak adalah “Orang yang telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum kawin” Menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979,LN1979-32 tentang Kesejahteraan Anak dalam pasal 1, anak adalah: ”seseorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan belum kawin.” Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan eksploitasi anak adalah politik pemanfaatan yang dilakukan secara sewenang-wenang dan berlebihan terhadap anak untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangkan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan terhadap anak. UNICEF telah menetapkan beberapa kriteria pekerja anak yang eksploitatif, yaitu bila menyangkut: 24 1. Kerja penuh waktu full time pada umur yang terlalu dini; 2. Terlalu banyak waktu yang digunakan untuk bekerja; 3. Pekerjaan yang menimbulkan tekanan fisik, sosial, dan psikologis yang tak patut terjadi; 4. Upah yang tidak mencukupi 5. Tanggung jawab yang terlalu banyak; 6. Pekerjaan yang menghambat akses pada pendidikan; 7. Pekerjaan yang mengurangi martabat dan harga diri anak seperti: perbudakan atau pekerjaan kontrak paksa dan eksploitasi seksual; 24 Hardius Usman; Nachrowi Djalal Nachrowi. Pekerja Anak di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004, hal 174 Universitas Sumatera Utara 8. Pekerjaan yang merusak perkembangan sosial serta psikologis yang penuh.

G. Metode Penulisan 1. Jenis Penelitian