ANALISIS PENGARUH KUALITAS GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KEUANGAN DI INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(1)

commit to user

i ANALISIS PENGARUH KUALITAS GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KEUANGAN DI INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar S-1 Pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

DISUSUN OLEH :

LAILAM SARE TISARA ANDUANITA F 0207081

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

Ayah, Ibu Kakak dan Adikku tercinta

Pengingatku ketika aku malas,

Semua Pembimbingku selama ini, baik formal maupun informal

Sahabat-sahabat terbaikku yang memberikan warna dalam hidupku


(5)

commit to user

v

“sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

(Q.S. Al. Insyirah :6)

“Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang ilmu beberapa derajat. :

(Q.S. Al. Mujadillah :11)

“niat, usaha dan doa”

(penulis)


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segenap puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Kualitas Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Keuangan di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” , yang merupakan sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat lepas dari bantuan banyak pihak. Dengan selesainya skripsi ini penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Dra. Endang Suhari, M. Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret sekaligus pembimbing skripsi yang meluangkan waktu waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan kritik, saran, nasehat dan bimbingan sejak awal hingga akhir penulisan skripsi.

3. Dra Mahastuti Agoeng, MSi dan Drs. Sunarjanto, MM selaku ketua dan anggota tim penguji skripsi.

4. Drs. Lilik Dwi Sunardyanto, SU dan Dra. Soemarjati Tj, MM, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bantuan selama berada di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

5. Muh. Juan Suamtoro, SE, M. Si, yang telah memberikan gambaran dan pencerahan terkait teori-teori dalam penulisan skripsi.


(7)

commit to user

vii 6. Bapak dan Ibu Staff Pengajar Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh studi dan seluruh Staff Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan pelayanan dalam masa perkuliahan.

7. Seluruh staff dan maganger CDC Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman Manajemen angkatan 2007, yang telah memberikan semangat, bantuan dan doa.

Penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan semua yang membacanya.

Surakarta, 18 Maret 2011 Penulis,

Lailam Sare Tisara Anduanita


(8)

commit to user

viii Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Motto . ... v

Kata Pengantar ...vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Abstrak ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Corporate Governance... 10

2. Prinsip-Prinsip Corporate Governance... 12

3. Manfaat Corporate Governance ... 15

4. The Indonesian Institute for Corporate Governance ... 16


(9)

commit to user

ix

6. Kepemilikan Insider... 22

7. Struktur Modal ... 24

8. Perusahaan Keuangan ... 27

9. Perbankkan di Indonesia ... 29

10. Kinerja Perusahaan ... 31

B. PENELITIAN TERDAHULU ... 32

C. KERANGKA PEMIKIRAN ... 38

D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN... 43

1. Populasi Penelitian ... ... 43

2. Sampel Penelitian ... 43

B. JENIS, SUMBER DAN PENGUMPULAN DATA... 44

C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Variabel Dependen .. ... 45

2. Variabel Independen ... 47

3. Variabel Kontrol ... 49

D. METODE ANALISIS DATA ... 51

1. Analisis Statistik Desktiptif .. ... 51

2. Uji Normalitas ... 52

3. Uji Asumsi Klasik .. ... 53

4. Analisis Regresi ... 56


(10)

commit to user

x BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPTIF DATA . ... 59

B. UJI NORMALITAS DATA . ... ... 61

C. UJI ASUMSI KLASIK ... 63

1. Uji Multikolinearitas ... 63

2. Uji Autokorelasi ... 65

3. Uji Heterokedatisitas ... 66

D. PENGUJIAN HIPOTESIS... ... 67

1. Pengujian Pengaruh Variabel Independen Secara simultan (Uji F) ... 68

2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 70

3. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit Test) dengan Uji R2 ... 78

BAB V. PENUTUP A. KESIMPULAN ... 81

B. KETERBATASAN ... 82

C. SARAN ... 83 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(11)

commit to user

xi

TABEL Halaman

Tabel II.1 Tahapan dan Bobot Penilaian

Riset dan Pemeringkatan CGPI ... 18

Tabel II.2 Kategori Pemeringkatan CGPI ... 20

Tabel IV.1 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif... 60

Tabel IV.2 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 62

Tabel IV.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas dengan dependen variabel TobinsS’Q ... 64

Tabel IV.4 Hasil Pengujian Multikolinearitas dengan dependen variabel ROA ……... 64

Tabel IV.5 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 65

Tabel IV.6 Hasil Pengujian Variabel Independen secara bersama-sama (Uji F) ... 68

Tabel IV.7 Uji-t dengan dependen variabel Tobins’Q ... 71

Tabel IV.8 Uji-t dengan dependen variabel Tobins’Q ... 72

Tabel IV.9 Hasil Pengujian Hipotesis ... 74

Tabel IV. 10 Uji R variabel independen dengan Tobins’Q sebagai dependen variabel ... 79

Tabel IV.11 Uji R variabel independen dengan ROA sebagai dependen variabel ... 79


(12)

commit to user

xii Halaman Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ... 38 Gambar IV.1 Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Dengan Tobins’Q sebagai dependen variabel ... 66 Gambar IV.2 Hasil Pengujian Heterokedastisitas


(13)

commit to user

i

ANALISIS PENGARUH KUALITAS GOVERNANCE TERHADAP

KINERJA PERUSAHAAN KEUANGAN DI INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

LAILAM SARE TISARA ANDUANITA NIM. F0207081

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas governance terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia. Dalam penelitian ini diuji juga tentang pengaruh kepemilikan insider dan struktur modal terhadap kinerja perusahaan keuangan yang memiliki kualitas governance.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder pada periode pengamatan tahun 2001 – 2008. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini mencakup seluruh perusahaan keuangan yang terdaftar dan memenuhi syarat dalam Corporate Governance Perception Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan metode purposive sampling,dipilih sampel perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk ke dalam kelompok sepuluh besar perusahaan terbaik dalam pemeringkatan penerapan corporate governance berupa skor pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) dan diperoleh 30 sampel perusahaan.

Proksi dari variabel Kualitas governance yang digunakan dalam penelitian

ini adalah skor pemeringkatan CGPI(GOV-I), kepemilikan insider (BOWN), dan

struktur modal (DER) dengan menggunakan variabel control asset berwujud (TANG), rata-rata tingkat pertumbuhan perusahaan (GROWTH), ukuran perusahaan dan risiko pasar perusahaan (BETA). Variabel-variabel tersebut dikorelasikan dengan variabel kinerja pasar perusahaan yang diproksikan TOBINS’Q serta kinerja operasional perusahaan yang diproksikan ROA dengan menggunakan metode analisis regresi linear yang diuji melalui program SPSS 13.00.

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa :(1) variabel kualitas governance yang diwakili proksi GOV-I tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan, (2) variabel kualitas governance yang diwakili proksi GOV-I memiliki pengaruh negative signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan, (3) variabel kepemilikan insider tidak memiliki pengaruh signifikan, terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan (4) variabel kepemilikan insider tidak memiliki pengaruh signifikan, terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan (5) variabel struktur modal memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan (6) variabel struktur modal memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan.

Kata kunci : kualitas governance (GOV-I), kepemilikan insider (BOWN), struktur modal (DER), TANG, GROWTH, SIZE, BETA, kinerja pasar (TOBINS’Q) , kinerja operasional (ROA)


(14)

commit to user

ii

ANALYSIS THE EFFECT OF GOVERNANCE QUALITY TO THE CORPORATE PERFORMANCE AT FINANCIAL COMPANY LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE LAILAM SARE TISARA ANDUANITA

NIM. F0207081

This study aims to examine the effect of quality of governance on the performance of financial companies in Indonesia. In this study also tested the effect of insider ownership and capital structure on the performance of financial companies that have the quality of governance.

The research is quantitative research using secondary data in the observation period 2001 - 2008. The population used in this study covers all financial companies are registered and qualified in the Corporate Governance Perception Index and listed on the Indonesia Stock Exchange. With purposive sampling method, sample selected financial companies listed in Indonesia Stock Exchange that comes into the group of top ten best companies in the rating of the application of corporate governance rating score CGPI (Corporate Governance Perception Index) and obtained 30 samples of the company. The quality of governance proxy variables used in this study is the rating score CGPI (GOV-I), insider ownership (BOWN), and capital structure (DER) using control variables tangible assets (TANG), the average company growth rate (GROWTH ), the size of the company and the company's market risk (BETA). These variables correlated with market performance variables are proxies TOBINS'Q companies and operational performance of the proxy firm ROA by using linear regression analysis were tested through SPSS 13:00. The results of this study found that: (1) variable quality of governance as represented proxy GOV-I do not have a significant effect on market performance of financial firms, (2) variable quality of governance as represented proxy GOV-I has a significant negative impact on the operational performance of financial firms , (3) insider ownership variable has no significant influence on market performance of financial companies (4) insider ownership variable has no significant influence on the operational performance of financial companies (5) capital structure variables have a significant positive effect on market performance of financial firms (6 ) variable capital structure has a significant negative impact on the operational performance of financial companies. Key words: quality of governance (GOV-I), insider ownership (BOWN), capital structure (DER), TANG, GROWTH, SIZE, BETA, market performance (TOBINS'Q), operating performance (ROA)


(15)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada tahun 1990-an mulai terjadi perubahan besar – besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi baik di Eropa maupun di Asia. Perubahan era globalisasi terhadap ekonomi global yang terjadi di berbagai Negara berdampak pula pada negara Indonesia. Untuk itu pemahaman terhadap visi dan misi perusahaan juga terhadap tata kelola yang baik dari pemerintah, perusahaan pemerintah maupun swasta mutlak dibutuhkan demi kelangsungan usaha.Tentunya kegiatan terencana dan terprogram ini dapat tercapai dengan keberadaan sistem tatakelola perusahaan yang baik. Sistem tata kelola organisasi perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya konsep dasar Good corporate governance (GCG) dalam proses manajerial perusahaan.

Isu mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di

Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya corporate governance yang

diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam


(16)

commit to user

2 merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip good corporate governance merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Penerapan prinsip good corporate governance dalam dunia usaha di Indonesia merupakan tuntutan zaman agar perusahaan-perusahaan yang ada jangan sampai terlindas oleh persaingan global yang semakin keras. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. corporate governance lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji corporate governance di suatu negara dengan memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan dan bagaimana korelasi antar kebijakan tentang buruh dan kinerja perusahaan. Meskipun kinerja ekonomi pemerintah yang lalu diwarnai oleh beberapa pelanggaran prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance), baik di pasar modal, perbankan, maupun di sektor riil akibat krisis yang melanda Indonesia lalu sebaiknya prinsip-prinsip corporate governance tetap dapat dijalankan secara amanah, akuntabel, transparan dan fair untuk mencapai tujuan terciptanya nilai kinerja perusahaan jangka panjang dengan


(17)

commit to user

3 terlayaninya semua kepentingan pihak yang berkepentingan dengan jalannya perusahaan (stakeholders). Jika corporate governance merupakan faktor yang signifikan pada kondisi krisis, maka corporate governance tidak hanya mampu menjelaskan perbedaan kinerja antarnegara selama periode krisis, akan tetapi juga perbedaan kinerja antarperusahaan dalam suatu negara tertentu (Klapper dan Love, 2004).

Penelitian tentang variasi penerapan corporate governance di tingkat perusahaan masih sangat sedikit dilakukan. Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), 2002, menemukan bahwa alasan utama

perusahaan menerapkan good corporate governance adalah kepatuhan

terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi Good

corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi good corporate governance berhubungan dengan peningkatan

citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan good corporate

governance, akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. Maka dalam penelitian ini akan dianalisis, apakah praktik corporate governance dapat mempengaruhi kinerja perusahaan keuangan di Indonesia.

Badan Pengelola Pasar Modal di banyak negara menyatakan penerapan corporate governance di perusahaan-perusahaan publik secara sehat telah berhasil mencegah praktek pengungkapan laporan keuangan perusahaan kepada pemegang saham, investor dan pihak lain yang berkepentingan secara


(18)

commit to user

4 tidak transparan (Sutoyo dan Aldridge, 2005). Sistem corporate governance yang baik tidak hanya memberikan perlindungan yang efektif kepada para pemegang saham, tetapi juga kepada pihak stakeholders. Dengan adanya sistem tersebut, perusahaan bisa memberikan keyakinan kepada pihak-pihak tersebut atas perolehan kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Secara ilmiah, perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance framework). Perusahaan membutuhkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, terutama terkait dengan manajemen internal perusahaan yang bersangkutan. Penerapan prinsip-prinsip Good corporate governance dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang pada gilirannya meningkatkan nilai perusahaan. Penerapan Good corporate governance juga membuat pengelolaan perusahaan menjadi lebih fokus dan lebih jelas dalam pembagian tugas, tanggung jawab, dan pengawasannya. Ada lima komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good corporate governance yaitu fairness, transparency, accountability, responsibility dan independence. Kelima komponen tersebut penting karena terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan performa perusahaan secara keseluruhan. Good corporate governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder (Khairandy, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Darmawati, 2005 menemukan adanya hubungan positif antara corporate governance dengan kinerja perusahaan.


(19)

commit to user

5

Penerapan Good corporate governance sangat dibutuhkan untuk

seluruh perusahaan, termasuk perusahaan, keuangan. Perusahaan keuangan

merupakan lembaga kepercayaan masyarakat yang operasionalnya

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada usaha yang membutuhkan. Perusahaan keuangan adalah perusahaan yang sarat regulasi yang cukup ketat dan diatur oleh pemerintah Indonesia. Untuk itu, perusahaan keuangan harus beroperasi secara sehat dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat. Agar perusahaan keuangan dapat beroperasi secara sehat, perusahaan keuangan harus melaksanakan prinsip-prinsip Good corporate governance dengan baik sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

Perusahaan keuangan memiliki sifat usaha spesifik (nature of the firm) yang membedakannya dari institusi non-keuangan (Macey dan O’Hara, 2003 dalam Supriyatno 2006). Sifat usaha spesifik tersebut mendorong topik penelitian dalam perusahaan keuangan dewasa ini mengarah pada masalah corporate governance, terlebih lagi setelah beberapa negara Asia terkena krisis finansial. (Arun dan Turner, 2003 dalam Supriyatno 2006). Banyak ahli

yang berpendapat bahwa kelemahan didalam penerapan corporate governance

merupakan salah satu sumber kerawanan ekonomi yang menyebabkan memburuknya perekonomian negara-negara tersebut pada tahun 1997 dan 1998. (Husnan, 2001).

Sebagaimana dikemukakan oleh Caprio dan Levine (2002), terdapat dua hal yang saling terkait menyangkut lembaga intermediasi keuangan


(20)

commit to user

6 Pertama, bank merupakan sektor usaha yang tidak-transparan, sehingga memungkinkan terjadinya masalah keagenan. Kedua, bank merupakan sektor usaha yang memiliki tingkat regulasi tinggi yang dalam hal tertentu justru

menghambat mekanisme corporate governance.

Dengan bisa terukurnya praktik corporate governance di tingkat perusahaan, banyak penelitian yang berhasil menemukan adanya hubungan positif antara corporate governance dengan nilai/kinerja perusahaan (antara lain, Black dkk., 2003; Klapper dan Love, 2004; dan Darmawati dkk., 2005). Penelitian-penelitian tersebut secara tidak langsung juga menunjukkan kegunaan (usefulness). dari pemeringkatan praktik corporate governance di tingkat perusahaan yang sudah dilakukan di beberapa negara (termasuk Indonesia).

Berghe dan Ridder (1999) dalam penelitiannya, menghubungkan kinerja perusahaan dengan good corporate governancetidak mudah dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada hubungan corporate governance dengan kinerja perusahaan, misalnya penelitian Daily dkk. (1998) dan hasil survey CBI, Deloitte dan Touche (1996) sebagaimana yang dikutip oleh Darmawati dkk (2005). Demikian juga dengan Young (2003) yang

menganalisis beberapa penelitian yang menghubungkan corporate governance

dengan kinerja perusahaan. Di lain pihak, berdasarkan beberapa hasil penelitian, Berghe dan Ridder menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai poor perfomance disebabkan oleh poor governance. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Gompers dkk (2003) dalam Darmawati (2005)


(21)

commit to user

7 yang menemukan hubungan positif antara indeks corporate governance dengan kinerja perusahaan jangka panjang.

Walaupun penelitian-penelitian tentang hubungan corporate governance dengan kinerja perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda, namun

semuanya menyatakan bahwa corporate governance mempunyai pengaruh

tidak langsung terhadap kinerja perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mencoba menguraikan permasalahan tersebut ke dalam penelitian skripsi dengan judul

“Analisis Pengaruh Kualitas Governance Terhadap Kinerja Perusahaan

Keuangan di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penelitian- peneltian terdahulu tentang penerapan Corporate Governance di perusahaan, sehingga rumusan masalah yang diangkat peneliti adalah :

1. Apakah kualitas governance mempengaruhi kinerja pasar perusahaan keuangan di Indonesia?

2. Apakah kualitas governance mempengaruhi kinerja operasional

perusahaan keuangan di Indonesia?

3. Apakah kepemilikan insider mempengaruhi kinerja pasar perusahaan keuangan di Indonesia?


(22)

commit to user

8

4. Apakah kepemilikan insider mempengaruhi kinerja operasional

perusahaan keuangan di Indonesia?

5. Apakah struktur modal mempengaruhi kinerja pasar perusahaan

keuangan di Indonesia?

6. Apakah struktur modal mempengaruhi kinerja operasional perusahaan keuangan di Indonesia?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas governance terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia yang telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan bisnis di Indonesia menggunakan ukuran yang dikembangkan oleh IICG. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai :

1. Pengaruh kualitas governance terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia.

2. Pengaruh Kepemilikan insider terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia

3. Pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia


(23)

commit to user

9

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak antara lain :

1. Manfaat bagi Investor

Hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan masukan kepada investor khususnya kualitas governance yang dilihat dari skor peringkat good corporate governance yang dirilis IICG terhadap kinerja perusahaan keuangan.

2. Manfaat bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

perusahaan, khususnya pengaruh kualitas governance terhadap

peningkatan kinerja perusahaan terutama perusahaan keuangan. Dengan adanya corporate governance yang diterapkan, penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan keyakinan akan kegunaan hasil pemeringkatan tersebut untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan.

3. Manfaat bagi dunia akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian – penelitian sebelumnya mengenai praktik corporate governance berkaitan dengan kinerja perusahaan keuangan di Indonesia.


(24)

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Corporate Governance

Good corporate governance (GCG) menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan good corporate governance mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya good corporate governance oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan

dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan good

corporate governance juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah

dalam menegakkan good corporate governance pada umumnya di

Indonesia. Saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good corporate governance dalam birokrasinya dalam rangka menciptakan

Pemerintah yang bersih dan berwibawa. Corporate governance

didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati (2005) adalah sebagai hubungan partisipan dalam menentukan arah dan kinerja.


(25)

commit to user

11 corporate governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholders yang lain. Corporate governance juga

mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.

Menurut Forum for Corporate governance (FCGI), corporate

governance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.

Pengertian tentang corporate governance dapat dimasukkan dalam dua kategori. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Kategori kedua lebih melihat pada kerangka secara normatif, yaitu segala ketentuan hukum baik yang berasal dari sistem hukum, sistem peradilan, pasar keuangan, dan sebagainya yang mempengaruhi perilaku perusahaan. corporate governance merupakan kumpulan hukum, peraturan dan kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang


(26)

commit to user

12 berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

2. Prinsip-prinsip Corporate Governance

Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance (GCG), yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Secara umum, penerapan prinsip good corporate governance secara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut :

a. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing

b. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah

c. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan

kinerja ekonomi perusahaan

d. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholders

terhadap perusahaan

e. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.

Dari berbagai tujuan tersebut, pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders secara seimbang berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing dalam suatu perusahaan, merupakan tujuan utama yang hendak dicapai.


(27)

commit to user

13 Sedangkan, Prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yang menjadi indikator, sebagaimana ditawarkan oleh Organization for Economic Cooperation andDevelopment (OECD) adalah :

a. F airness (Keadilan)

Prinsip keadilan (fairness) merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham. Keadilan yang diartikan sebagai perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

b. Disclosure/Transparency (Keterbukaan/Transparansi)

Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

c. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan system

pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan


(28)

commit to user

14 monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.

d. Responsibility (Responsibilitas)

Responsibility (responsibilitas) adalah adanya tanggung jawab

pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta

pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggungjawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggungjawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan, menjadi profesional dan menjunjung etika dan memelihara bisnis yang sehat.

e. Independency (Independen)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas good corporate

governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Prinsip-prinsip transparansi, keadilan, akuntabilitas,

responsibilitas dan independen good corporate governance dalam

mengurus perusahaan, sebaiknya diimbangi dengan good faith

(bertindak atas itikad baik) dan kode etik perusahaan serta pedoman good corporate governance, agar visi dan misi perusahaan yang


(29)

commit to user

15 berwawasan internasional dapat terwujud. Pedoman good corporate governance yang telah dibuat oleh Komite Nasional Corporate Governance hendaknya dijadikan kode etik perusahaan yang dapat

memberikan acuan pada pelaku usaha untuk melaksanakan good

corporate governance secara konsisten dan konsekuen. Hal ini penting mengingat kecenderungan aktivitas usaha yang semakin mengglobal dan dapat dijadikan sebagai ukuran perusahaan untuk menghasilkan suatu kinerja perusahaan yang lebih baik.

3. Manfaat Corporate Governance

Ada beberapa manfaat dengan adanya penerapan corporate governance

dalam suatu perusahaan, menurut Forum for Corporate Governance

Indonesia (FCGI) (2004) manfaatnya antara lain :

a. Meningatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses

pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional serta lebih meningkatkan pelayanan kepada shareholder.

b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah

(karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.

c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di


(30)

commit to user

16

d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan dividen khusus bagi BUMN akan membantu penerimaan APBN terutama dari hasil privatisasi.

4. The Indonesian Institute for Corporate Governance

The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang didirikan pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good corporate governance) di Indonesia. Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan riset mengenai penerapan good corporate governance, yang hasilnya berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI).

CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan good corporate governance di perusahaan publik yang tercatat di BEI. Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya mengetahui sejauh mana

perusahaan-perusahaan publik telah menerapkan good corporate

governance. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya, pertama kali yaitu pada tahun 2001. Pada CGPI ini, selain menjalin kerja sama dengan Majalah SWA, yang dikenal sebagai salah satu majalah bisnis yang unggul di Indonesia, IICG juga bekerja sama dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).

Program CGPI didesain untuk memacu perusahaan dalam meningkatkan kualitas penerapan corporategovernance melalui perbaikan


(31)

commit to user

17

yang bersinambungan (continuous improvement) dengan melaksanakan

evaluasi dan melakukan studi banding (benchmarking). Program CGPI akan memberikan apresiasi dan pengakuan kepada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan corporate governance melalui CGPI Awards dan penobatan sebagai Perusahaan Terpercaya. CGPI telah diikuti oleh lebih dari 60 perusahaan publik (emiten), BUMN, Perbankan nasional dan daerah, dan perusahaan swasta lainnya selama penyelenggaraan CGPI tahun 2001 hingga 2009.

Cakupan penilaian dan aspek yang diukur dalam CGPI adalah pengembangan alat ukur yang dimiliki IICG, pedoman dan prinsip good corporate governance yang diterbitkan OECD dan dari berbagai sumber, serta perangkat hukum yang mengatur tentang penerapan prinsip-prinsip GCG.

Metodologi riset yang dipakai meliputi empat tahapan riset yang melibatkan pihak internal dan eksternal stakeholders perusahaan. Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan good corporate governance pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Aspek yang dinilai meliputi Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan, Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci, Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham, Peran Stakeholders dalam Tata


(32)

commit to user

18 Kelola Perusahaan, Pengungkapan dan Transparansi, dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.

Tahapan riset berikutnya adalah penyusunan makalah yang

merefleksikan program dan hasil penerapan good corporate governance sebagai sebuah sistem di perusahaan. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk membantu pihak perusahaan memaparkan upayanya dalam menerapkan good corporate governance pada saat observasi. Tahapan observasi merupakan kegiatan peninjauan langsung ke seluruh perusahaan

peserta CGPI untuk memastikan praktek penerapan good corporate

governance sebagai sebuah sistem pengelolaan bisnis di perusahaan tersebut. Penilaian CGPI meliputi empat tahapan tersebut dengan bobot nilai yang berbeda. Bobot penilaian disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel II.1

Tahapan, Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI

No Tahapan Bobot (%)

a. Self assessment 20

b. Kelengkapan dokumen 20

c. Makalah yang merefleksikan program dan

hasil penerapan good corporate governance sebagai suatu system di perusahaan yang bersangkutan

20

d. Observasi 40


(33)

commit to user

19 Pentahapan atau urutan proses riset dalam pemeringkatan penerapan GCG dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Self-assessment

Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner Self-assessment seputar penerapan konsep corporate governance di perusahaannya. b. Pengumpulan Dokumen Perusahaan

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan

bukti yang mendukung penerapan corporate governance di

perusahaannya. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen terkait pada penyelenggaraan CGPI tahun sebelumnya boleh memberikan pernyataan konfirmasi pada dokumen sebelumnya (kecuali jika terjadi perubahan, maka revisi harus dilampirkan).

c. Penyusunan Makalah dan Presentasi

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan

perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip good corporate

governance dalam dalam bentuk makalah dengan memperhatikan sistematik penyusunan yang telah ditentukan.

d. Observasi ke Perusahaan

Pada tahap ini tim peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan peserta untuk menelaah kepastian penerapan prinsip-prinsip good corporate governance.


(34)

commit to user

20 Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan di atas. Setelah keseluruhan tahapan penilaian CGPI selesai, hasil yang diperoleh dibahas dalam Forum Panel ahli untuk menentukan hasil riset dan pemeringkatan CGPI. Forum Panel ahli terdiri dari Tim Peneliti beserta para pihak yang kompeten dan memiliki akses informasi tentang perusahaan peserta CGPI. Keputusan panel ahli akan menghasilkan penyusunan peringkat perusahaan publik dan BUMN yang layak diberi penghargaan CGPI Award.

Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan good corporate governance pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan goodcorporate governance seperti disajikan pada table berikut ini:

Tabel II.2

Tabel Kategori Pemeringkatan CGPI

Skor Level terpercaya

55-69 Cukup terpercaya

70- 84 Terpercaya

85 -100 Sangat terpercaya


(35)

commit to user

21

5. Implementasi Prinsip Kualitas Corporate Governance

Selain para pemegang saham atau investor, perlu diperhatikan juga

kepentingan para kreditor karena hampir tidak ada perusahaan yang dapat berjalan dengan modalnya sendiri, sehingga mencari tambahan dana yang diperlukan untuk biaya operasional perusahaan ataupun ekspansi usaha.

Penerapan prinsip-prinsip goodcorporate governance dalam suatu perusahaan merupakan salah satu bahan pertimbangan utama bagi kreditor dalam mengevaluasi potensi suatu perusahaan untuk menerima pinjaman kredit. Bahkan bagi perusahaan yang berdomisili di negara-negara berkembang, implementasi prinsip corporate governance secara konkrit dapat memberikan kontribusi untuk memulihkan kepercayaan para kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan yang telah dilanda krisis, misalnya di Indonesia. Di dunia internasional, penerapan good corporate governance sudah merupakan suatu syarat utama dalam perjanjian pemberian kredit. Seringkali perusahaan yang telah mengimplementasikan

prinsip-prinsip good corporate governance, mempunyai kemungkinan

besar untuk memperoleh bantuan kredit bagi usahanya.

Hal-hal tersebut sangat berkaitan dengan filosofi dasar kepentingan para kreditor, yaitu bahwa kepentingan utama kreditor adalah mendapatkan keuntungan maksimal dan menekan seminimal mungkin risiko kegagalan pengembalian pinjaman. Keuntungan maksimal ini dapat diperoleh dengan berbagai jalan, salah satunya adalah dengan


(36)

commit to user

22 mengembalikan dana yang telah meningkatkan tingkat kemampuan perusahaan debitor untuk mengembalikan dana yang telah dipinjam melalui efektivitas kinerja perusahaan tersebut.

Penerapan prinsip good corporate governance ini adalah untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien, melalui harmonisasi manajemen perusahaan. Dibutuhkan peran yang penuh komitmen dan independen dari dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan kegiatan perusahaan, sehingga menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.

6. Kepemilikan Insider

Kepemilikan manajer dalam perusahaan (kepemilikan insider) didefinisikan sebagai presentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki manajer dan direksi suatu perusahaan. Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah cost perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang diterima. Pemegang saham menginginkan agar cost tersebut dibayai oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alas an bahwa utang mengandung risiko yang


(37)

commit to user

23 tinggi. Perbedaan kepantingan itulah maka timbullah konflik yang biasa disebut agency conflict.

Untuk menjamin agar para manajer melakukan hal terbaik bagi pemegang saham secara maksimal, perusahaan harus menanggung biaya keagenan (agency cost). Yang berupa :

a. Pengeluaran untuk memantau tindakan manajemen

b. Pengeluaran untuk menata struktur organisasi sehingga kemungkinan

timbulnya perilaku manajer yang tidak dikehendaki semakin kecil

c. Biaya kesempatan karena hilangnya kesempatan memperoleh laba sebagai akibat dibatasinya kewenangan manajemen sehingga tidak dapat mengambil keputusan secara tepat waktu, padahal seharusnya hal tersebut dapat dilakukan jika pemilik manajer juga menjadi pemilik perusahaan atau disebut insider ownership (Brigham, Gapensky dan Daves, 1999)

Begitu juga bila pemegang saham sekaligus pemegang kendali perusahaan (manajemen), sepanjang manajer mengharapkan efek kesejahteraan yang lebih pada keputusannya, maka semakin besar kepemilikan oleh insider akan semakin menurunkan agency cost.

Hal ini juga dikarenakan semakin besar kepemilikan insider maka semakin besar informasi yang dimiliki oleh manajemen sekaligus sebagai pemilik perusahaan, sehingga hal tersebut mengakibatkan


(38)

commit to user

24 biaya agen yang digunakan untuk biaya monitoring semakin kecil, karena pemilik sudah merangkap sebagai manajer (insider ownership)

7. Struktur Modal

Struktur modal merupakan komposisi pendanaan ekuitas (modal sendiri) dan utang pada suatu perusahaan (Wild et al., 2005). Struktur modal sering kali dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber pendanaan. Stabilitas keuangan perusahaan serta risiko gagal melunasi utang tergantung pada sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aktiva yang dimiliki perusahaan.

Menurut Riyanto (2001) bahwa struktur modal adalah

perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menurut Riyanto (2001) besar kecilnya struktur modal yang digunakan perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Tingkat bunga

Tingkat bunga yang berlaku saat manajemen akan menentukan struktur modal akan mempengaruhi jenis modal apa yang akan digunakan, apakah menggunakan saham atau obligasi. Penggunaan obligasi hanya dibenarkan jika tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada earning power dari tambahan modal tersebut.


(39)

commit to user

25 b. Stabilitas earning

Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan akan menentukan apakah perusahan dibenarkan untuk menggunakan modal dengan beban tetap (utang) atau tidak. Jika perusahaan memiliki earning yang stabil maka perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya, sebaliknya perusahaan yang memiliki earning tidak stabil akan menghadapi risiko tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran utangnya pada tahun-tahun atau kondisi yang buruk.

c. Susunan aktiva

Pada kebanyakan perusahaan industri atau manufaktur di mana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan cenderung mengutamakan penggunaan modal sendiri sedang modal asing atau utang hanya sebagai pelengkap. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan menggutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang jangka pendek.

d. Risiko aktiva

Risiko yang melekat pada setiap aktiva perusahaan belum tentu sama. Semakin panjang jangka waktu penggunaannya maka risikonya semakin besar. Jika perusahaan memiliki aktiva yang peka terhadap risiko maka


(40)

commit to user

26 perusahaan harus memilih banyak menggunakan modal sendiri yang relatif tahan risiko, dan sedapat mungkin mengurangi penggunaan modal asing (utang) yang memiliki risiko lebih tinggi dibanding modal sendiri.

e. Jumlah modal yang dibutuhkan

Jumlah modal yang dibutuhkan atau diperlukan dapat mempengaruhi struktur modal. Jika modal yang dibutuhkan sangat besar maka dirasakan perlu bagi perusahaan untuk menggunakan beberapa sekuritas secara bersamaan, misalnya mengeluarkan saham dan obligasi secara bersamaan

f. Keadaan pasar modal

Kondisi pasar sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh dana melalui penjualan sekuritas perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar modal. Ketika investor menyukai menanamkan dananya dalam pembelian saham, maka pada waktu itu perusahaan lebih baik melakukan penerbitan saham.

g. Sifat manajemen

Bagi manajemen yang optimis terhadap masa depan perusahaan, umumnya akan berani menangung risiko yang besar (risk seeker), sehingga akan lebih berani menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan. Sebaliknya manajer yang bersifat pesimis


(41)

commit to user

27 dan tidak menyenangi risiko (risk averter) akan lebih suka menggunakan sumber dana intern untuk memenuhi kebutuhan dananya.

h. Besarnya perusahaan

Suatu perusahaan yang tergolong besar di mana sahamnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana tidak banyak mempengaruhi kekuasan atau pengendalian pemegang saham mayoritas. Oleh karena itu, perusahaan besar umumnya lebih menyukai melakukan penerbitan saham baru untuk memenuhi kebutuhan dananya.

8. Perusahaan Keuangan.

Perusahaan Keuangan merupakan lembaga yang melaksanakan

fungsi utama menyalurkan dana dari yang surplus/ berlebih kepada mereka yang kekurangan dana. Adapun jenis-jenis perusahaan keuangan adalah sebagai berikut :

a.Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU No 10 tahun 1998).


(42)

commit to user

28 Secara umum, bank mempunyai fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Dan secara spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agen of development, dan agent of service. (Susilo dkk, 2000)

b.Thrifts

Merupakan lembaga simpanan dalam bentuk tabungan antau

pinjaman, savings banks dan credit unions. Thrifts umumnya melakukan jasa yang mirip dengan bank-bank komersial, tetapi merek cenderung berkonsentrasi pada pinjaman mereka dalam satu segmen, seperti pinjaman real estate dan pinjaman konsumen.

c. Perusahaan asuransi

Merupakan lembaga keuangan yang menjaga individu dan perusahaan (policy holders) dari even/kejadian yang buruk. Perusahaan asuransi jiwa menyediakan penjagaan dalam kejadian seperti kematian, penyakit, dan pensiun. Asuransi Property Casualty menjaga terhadap luka pribadi dan kewajiban akibat kecelakaan, pencurian, kebakaran dan sebagainya.


(43)

commit to user

29 d. Perusahaan sekuritas dan bank investasi

Merupakan lembaga keuangan yang menjamin sekuritas dan terlibat dalam kegiatan sehubungan seperti broker surat berharga, jual beli surat berharga, dan menghasilkan pasar dimana surat berharga diperdagangkan

e.Perusahaan Pembiayaan (Finance companies)

Merupakan Lembaga penghubung keuangan yang memberi pinjaman kepada individu dan bisnis. Tidak seperti lembaga simpanan, perusahaan pembiayaan tidak menerima simpanan tetapi pembiayan untuk hutang jangka pendek dan jangka panjang.

f.Reksa dana (Mutual Funds)

Merupakan lembaga keuangan yang menawarkan rencana simpanan dimana dana milik partisipan mengakumulasi tabungan selama tahun bekerja mereka sebelum diambil selama tahun penisun mereka. Dana-dana yang pada dasarnya diinvestasikan dan berakumulasi dalam Dana-dana pensiun terbebas dari pajak saat ini.

9. Perbankkan di Indonesia

Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha


(44)

commit to user

30 tersebut bank menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional maupun risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “ highly regulated” .

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan sematamata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum dilaksanakannya good corporate governance dan etika yang melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lain yaitu :

a. Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian b. Pelaksanaan good corporate governance

c. Pengawasan yang efektif dari Otoritas Pengawas Bank.

Pelaksanaan good corporate governance (GCG) sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Oleh karena itu Bank for International Sattlement (BIS) sebagai lembaga yang mengkaji terus menerus prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh perbankan, telah pula mengeluarkan Pedoman


(45)

commit to user

31 Pelaksanaan GCG bagi dunia perbankan secara internasional. Pedoman serupa dikeluarkan pula oleh lembaga-lembaga internasional lainnya.

Pengaturan dan implementasi good corporate governance

memerlukan komitmen dari top management dan seluruh jajaran

organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakan dasar (strategic policy) dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi perbankan Indonesia, kepatuhan terhadap kode etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan perbuatan, merupakanfaktor penting sebagai landasan penerapan goodcorporate governance.

10. Kinerja Perusahaan

Pengertian kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dari sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan.

Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidaknya terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan.


(46)

commit to user

32 Dalam hubungannya dengan kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Disclosure laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Disclosure sebagai salah satu aspek good corporate governance diharapkan dapat menjadi dasar untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang.

B. PENELITIAN TERDAHULU

The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG), 2002,

menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan good corporate


(47)

commit to user

33 meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG, akan mengalami perbaikan citra dan peningkatan nilai perusahaan.

Sukmawati Sukamulja (2004), penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah good corporate governance dapat digunakan untuk menilai kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan dan pertumbuhan jangka panjang yang tercermin pada nilai pasar perusahaan. Berdasarkan teori yang ada, pelaksanaan good corporate governance yang baik, dan sesuai dengan perturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon yang positif terhadap kinerja perusahaan dan meningkat nilai pasar perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data saham perusahaan pada sesi penutupan perdagangan BEJ tanggal 31 Juli 2003 dan sampel pada penelitian ini diambil dari Annual Report tahun buku 2002 perusahaan-perusahaan yang telah listing di BEJ dan data Financial Report Triwulan II tahun buku 2003 dengan jumlah sampel 52 perusahaan. Variabel yang digunakan adalah variabel dependen, variabel independen dan variabel kontrol. Variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah good corporate governance dan variabel kontrol dalam penelitian ini ada tiga faktor yaitu profitabilitas (ROA), company size book value of total asset, dan usia perusahaan yang diwakili dengan lama perusahaan tersebut telah listing


(48)

commit to user

34 pada BEJ, dalam satu tahun. Dari hasil pengolahan data menggunakan persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hubungan antara Tobin’s Q dengan CGI, ROA, Total asset, dan lama perusahaan telah listing di BEJ dengan mengambil sampel sebanyak 52 perusahaan yang terdaftar pada BEJ, khususnya di sektor keuangan, belum memberikan hasil yang memuaskan. Dari hasil analisis empirik, pelaksanaan good corporate governance tidak memiliki peranan penting dalam menentukan nilai pasar perusahaan dilihat dari sisi profitabilitas, umur perusahaan dan usuran perusahaan. Secara simultan penelitian ini menunjukkan bahwa variable corporate governance tidak satupun signifikan terhadap ROA dan Tobin’s Q.

Deni Darmawati (2005), penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi keterkaitan corporate governance yang diterapkan dalam suatu perusahaan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Data implementasi pada penelitian ini menggunakan corporate governance

hasil survei IICG tahun 2001 dan 2002 yang berupa Corporate

Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) di tahun 2001 dan 2002 dengan jumlah sampel sebanyak 53 perusahaan-tahun (pooled data untuk tahun 2001 dan 2002). Sampel untuk tahun 2001 sebanyak 21 perusahaan dan tahun 2002 sebanyak 32 perusahaan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan independen. Variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja dan variabel independen hádala corporate governance.


(49)

commit to user

35 Dalam penelitian ini juga memasukkan variabel kontrol yang terdiri dari komposisi aktiva, kesempatan tumbuh dan ukuran perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa, corporate governance secara statistik signifikan mempengaruhi return on equity sedangkan tidak ada satupun variable kontrol yang secara statistik signifikan mempengaruhi return on equity. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa corporate governance mempengaruhi kinerja operasi perusahaan. Hasil analisis model regresi

dengan Tobins’Q menunjukkan bahwa baik variabel corporate

governance mempengaruhi kinerja pasar perusahaan secara statistik tidak didukung. Hal ini mungkin dikarenakan respon pasar terhadap implementasi corporate governance tidak bisa secara langsung (imediate) akan tetapi membutuhkan waktu.

McConnell, J. Servaes, H, 1990 menguji pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dengan proxy return saham selama 1988 – 1992. hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan insider berhubungan dengan return saham. Juga mendapat bukti bahwa kepemilikan insider berhubungan terbalik dengan return saham dan return saham berhubungan positif dengan kepemilikan institusional, hal ini menunjukkan kepemilikan institusional merupakan monitoring manajemen yang aktif. Hal sama juga ditemukan oleh Hermalin dan Weisbach, 1991; Bohren dan Odegaard, 2003.

Shleifer dan Vishny (1997) menggambarkan corporate governance


(50)

commit to user

36 kaitannya dengan pengaruh keputusan investor untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan. Himmelberg et al., 2002 menggabungkan teori keagenan dengan insentif diversifikasi risiko insider yaitu masalah keagenan antara insider dan outsider untuk mempertahankan bagian yang lebih besar dalam perusahaan dibandingkan dengan strategi diversifikasi risiko. Mereka menggunakan data perusahaan dari 38 negara. Kepemilikan insider yang lebih tinggi, risiko juga tinggi, akan mengakibatkan kurangnya investasi dan biaya modal lebih tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa premi risiko unsistematis bervariasi antara nol dan enam persen dengan penurunan tingkat perlindungan investor outsider. Kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat perlindungan investor dan penegakan hukum akan memperbaiki alokasi asset dan pertumbuhan yang lebih tinggi.

Black dkk. (2003) dan Gillan dkk. (2003) meneliti hubungan antara leverage dengan corporate governance. Hasil penelitian ini menemukan

adanya hubungan negatif antara leverage dan kualitas corporate

governance. Durnev dan Kim (2003) justru berhasil menemukan adanya hubungan positif antara pemilihan perusahaan akan praktik governance dan pengungkapan berhubungan secara positif dengan kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal. Penelitian Baruci dan Falini (2004) tidak berhasil menemukan adanya hubungan antara leverage dan kualitas corporate governance.

Nur Sayidah (2007) meneliti pengaruh kualitas corporate governance terhadap kinerja perusahaan publik studi kasus pada peringkat


(51)

commit to user

37

10 besar CGPI tahun 2003-2005. Pengukuran corporate governance

berdasarkan peringkat 10 besar IICG dan pengukuran kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan proxy profit margin, ROA, ROE dan ROI. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas governance tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik yang diproxy Profit margin, ROA, ROE maupun ROI.

Klapper dan Love, 2004 meneliti hubungan antara hukum dan keuangan yang terkonsentrasi pada investor negara bagian dan difokuskan pada perbedaan sistem hukum di suatu negara dan hukum keluarga. Hasilnya menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik sangat berkorelasi dengan kinerja operasi dan penilaian pasar. Ketentuan tata kelola perusahaan menjadi lebih penting di negara-negara dengan lingkungan hukum yang lemah dan menyarankan untuk memperbaiki sistem hukum harus menjadi prioritas bagi pembuat kebijakan.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran merupakan alur pemikiran penelitian dalam menjawab masalah penelitian dan dinyatakan dalam bentuk skema yang memuat pokok-pokok unsur penelitian tersebut. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu peneliti menggunakan kualitas governance dengan menggunakan GOV-I (indeks CGPI) untuk mengukur kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobins’Q dan ROA. Variabel independen kedua yang digunakan adalah kepemilikan insider yang diukur dengan kepemilikan


(52)

commit to user

38 saham manajer yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan. Variabel independen yang ketiga yang digunakan adalah struktur modal. Struktur modal diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan (Tobins’Q dan ROA).Selain ketiga variabel independen, digunakan juga variabel kontrol untuk mengontrol variabel yang sedang dikaji. Variabel kontrol yang digunakan adalah Tangible asset dimana aset ini lebih mudah dipantau oleh perusahaan, kesempatan pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan serta risiko perusahaan. Semua variabel kontrol tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel yang dikaji. maka dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :

Variabel independen

Variabel Dependen

Variabel Kontrol

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

Kualitas Governance (Gov-I)

Kepemilikan Insider (BOWN)

Struktur Modal (DER)

Tangible Asset(TANG) Kesempatan Pertumbuhan (GROWTH)

Ukuran Perusahaan (SIZE) Risiko Perusahaan (BETA)

Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins’Q)

Kinerja Operasional Perusahaan (ROA)


(53)

commit to user

39 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka yang merupakan variable dependen adalah Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins’Q) dan Kinerja Operasional Perusahaan (ROA). Sedangkan yang merupakan variabel independen adalah Kualitas Governance, Kepemilikan Insider dan Struktur Modal. Variable kontrol adalah Tangible Asset (TANG) , kesempatan pertumbuhan (GROWTH),ukuran perusahaan (SIZE),risiko perusahaan (BETA).

D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Dari kerangka pemikiran diatas, didapatkan hipotesis atas penelitian :

1. Pengaruh Kualitas Governance terhadap kinerja perusahaan

keuangan di Indonesia

Penerapan good corporate governance dipercaya dapat

meningkatkan kinerja perusahaan. Penerapan good corporate

governance (GCG) membawa manfaat besar bagi perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil survey IICG berupa corporate governance perception index (CGPI) untuk

mengukur corporate governance. Dari corporate governance

perception index, rating atau pemeringkatan disusun. Alasan penggunaan indeks ini disebabkan oleh keterbartasan data tentang penelitian penerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Indeks tersebut merupakan satu-satunya indeks yang dipublikasikan dari hasil penelitian pada


(54)

perusahaan-commit to user

40 perusahaan di Indonesia dengan menggunakan instrumen dengan ketentuan yang telah disesuaikan. Darmawati (2005), Cho (1998) dan Chi (2005) menemukan corporate governace berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis :

H1 : Kualitas Governance berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan di Indonesia.

H2 : Kualitas Governance berpengaruh terhadap kinerja

operasional perusahaan keuangan di Indonesia.

2. Pengaruh Kepemilikan Insider terhadap kinerja perusahaan

keuangan di Indonesia

Dominasi para direktur sebagai pemegang saham utama dapat digunakan sebagai wakil pemegang saham aktif, pemegang saham yang benar-benar memegang kendali perusahaan. Ada dua kemungkinan pengaruh kepemilikan dewan direktur pada nilai perusahaan. Pertama, jika pengendalian kuat, ini merupakan signal negatif bagi kinerja perusahaan (Tobins’Q) atau jika kepemilikan pemegang saham terbesar berada pada dewan direktur, akan meningkatkan monitoring dan mengendalikan atas para manajer, hal ini akan berpengaruh positif pada nilai perusahaan, dan ini merupakan signal positif bagi Tobins’Q. Mc. Connel dan Sarvaes


(55)

commit to user

41 (1990) meneliti kepemilikan insider ini, maka hipotesis yang diajukan adalah

H3 : Kepemilikan insider berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan di Indonesia

H4 : Kepemilikan insider berpengaruh terhadap kinerja

operasional perusahaan keuangan di Indonesia.

3. Pengaruh Struktur Modal terhadap kinerja perusahaan

keuangan di Indonesia

Hubungan antara struktur modal dengan kualitas corporate governance suatu perusahaan terdapat dua alternatif penjelasan. Black dkk. (2003) dan Gillan dkk. (2003) berhasil menemukan adanya hubungan negatif antara leverage dan kualitas corporate governance. Durnev dan Kim (2003) justru berhasil menemukan adanya hubungan positif antara pemilihan perusahaan akan praktik governance dan pengungkapan berhubungan secara positif dengan kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal. Penelitian Baruci dan Falini (2004) tidak berhasil menemukan adanya hubungan antara leverage dan kualitas corporate governance. Sementara hubungan antara struktur modal dengan kinerja perusahaan menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungannya adalah negative. Penelitian ini juga didukung oleh Fama dan French


(56)

commit to user

42 (1998), Ross et al (1999) dan Antoniou (2002). Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis:

H5 : Struktur modal berpengaruh terhadap kinerja pasar

perusahaan keuangan di Indonesia

H6 : Struktur modal berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan di Indonesia.


(57)

commit to user

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan keuangan yang ikut serta dan memenuhi syarat dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2001 sampai dengan tahun 2008. Jumlah populasi penelitian ini yaitu sebanyak 54 perusahaan.

2. Sampel Penelitian

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik sampling dengan menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu sehingga sampel yang dipilih relevan dengan tujuan penelitian. Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk ke dalam


(58)

commit to user

44 kelompok sepuluh besar perusahaan terbaik dalam pemeringkatan

penerapan corporate governance yang dilakukan oleh The

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) di tahun 2001 hingga 2008 berupa skor pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index). Berdasarkan tahapan tersebut, penulis menetapkan sebanyak 30 sampel perusahaan. Sampel

diperoleh dari The Institute for Corporate Governance (IICG) melalui email (www.iicg.org).

B. JENIS, SUMBER, DAN PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan sumber data historis. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, meliputi buku, referensi, literature dan data yang diambil dari Pojok Bursa Efek Indonesia FE UNS Indonesian Capital Market Directory. Data yang diambil adalah data perusahaan keuangan

peringkat 10 besar dalam pemeringkatan penerapan corporate

governance yang dilakukan oleh IICG yang terdaftar di BEI tahun 2001 sampai tahun 2008 yang masuk dalam CGPI Corporate Governance Perception Index (CGPI).


(59)

commit to user

45

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Variable dependen

Variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh perubahan variabel independen dan mempunyai hubungan positif atau negatif bagi variabel independen nantinya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:

a. Tobin’s Q

Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan

menggunakan Tobin’s Q sebagai ukuran kinerja pasar ( Klapper dan Love, 2004). Tobin’s Q merupakan salah satu dari beberapa jalur other asset channel yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam mempengaruhi perekonomian khususnya dalam mencapai sasaran akhir dari kebijakan moneter yang dikeluarkan yaitu kestabilan harga-harga (tingkat inflasi ). Penelitian ini menganalisa mengenai jalur yang melihat harga asset yang dipegang oleh masyarakat sebagai ekuitas, sebagai indikator untuk mengendalikan tingkat inflasi. Tobin’s Q dihitung dengan menggunakan rumus yang dikembangkan Cjung dan Pruitt, 1994 dalam Eliois 2009 yaitu :


(60)

commit to user

46 Dimana :

MVE : harga penutupan saham di akhir tahun buku X banyaknya saham biasa yang beredar

PS : nilai likuidasi dari saham preferen yang beredar

DEBT : (utang lancar-aktiva lancer)+nilai buku sediaan+utang jangka panjang

TA : nilai buku total aktiva

Peneliti menyesuaikan rumus tersebut dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dengan demikian, rumus yang digunakan untuk mengukur Tobin’s Q menggunakan rumus sebagai berikut :

Q ratio = (Market Value of Equity+Liabilities)/ Total Asset

Nilai pasar ekuitas saham (market value of Equity ) dihitung dengan mengalikan harga penutupan saham di akhir tahun dengan jumlah lembar saham yang beredar. Menurut James Tobin (Apabila rasio ini lebih besar dari 1 maka perusahaan menghasilkan earning dengan rate of return yang sesuai dengan harga perolehan asset-assetnya.


(61)

commit to user

47

b. ROA(Return On Assets)

Dalam penelitian ini kinerja perusahaan juga diukur dengan menggunakan ROA sebagai ukuran kinerja operasional perusahaan. (Klapper dan Love, 2004). Besarnya ROA memberikan gambaran mengenai seberapa efektif perusahaan mengkonversi uang untuk

berinvestasi ke dalam laba bersih. Semakin besar ROA,

mengindikasikan profitabilitas perusahaan semakin baik. ROA dapat dihitung dengan rumus :

net income

ROA = ---

total assets

2. Variable Independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan variabel dependen dan mempunyai hubungan positif atau negatif bagi variabel dependen nantinya. Dalam hal ini variabel independennya adalah

a. Corporate Governance

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh IICG berupa Corporate Governance

Perception Index (CGPI). CGPI berisi skor hasil survey mengenai

panerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaan


(62)

commit to user

48 pemeringkatan penerapan good corporate governance di Indonesia pada perusahaan publik. Program ini dilaksanakan sejak tahun 2001 dilandasi dengan pemikiran pentingnya mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan tersebut telah menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance.

b. Kepemilikan insider

Konsentrasi kepemilikan saham pengendali aktif memiliki efek terhadap tata kelola perusahaan. Kehadiran aktif pengendalian shareholder dapat mengurangi masalah keagenan tetapi di sisi lain, konsentrasi kepemilikan yang tinggi dapat dilakukan untuk pengambilalihan minoritas pemegang saham. Kepemilikan insider diukur dengan presentase saham yang dimiliki manajer (Agus Sartono, 2001).

c. Struktur modal

Struktur modal diukur dengan leverage perusahaan. Proksi leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu debt to equity ratio (DER). Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kebijakan hutang perusahaan. DER dihitung dengan rumus :

Total Debt

DER = ---


(63)

commit to user

49

3. Variable Kontrol

Variable kontrol didefinisikan sebagai variabel yang

faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol variabel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji. Peneliti harus menghilangkan atau menetralkan pengaruh yang dapat menganggu hubungan antara variable bebas dan variabel tergantung.

Variabel corporate governance memiliki kemungkinan untuk secara endogen ditentukan oleh berbagai faktor. Dengan mengakui sifat endogenitas dari variabel corporate governance, kita hanya dapat menginterpretasikan hasil penelitian sebagai suatu hubungan yang parsial. Di bawah ini merupakan berbagai variabel yang secara teori menentukan penerapan corporate governance di perusahaan.

a. Tangibility (TANG)

Merupakan komposisi aktiva perusahaan berupa aktiva berwujud (aktiva tetap). Aktiva berwujud penting untuk diperhatikan karena aktiva ini merupakan asset yang tidak mudah diselewengkan ataupun tetap dicuri. Menurut Klapper dan Love (2004), Himmelberg dkk (1999) serta Himmelberg, Hubard dan Love (2002) korelasi antara proporsi aktiva dengan corporate governance akan negative. Hubungan ini sangat penting untuk diperhatikan pada saat kita mengestimasi hubungan antara corporate governance dengan kinerja, karena besarnya


(64)

commit to user

50 proporsi aktiva tetap bisa menyebabkan tingginya nilai Tobin’s Q (nilaipasar). Sejalan dengan hal tersebut, kinerja operasional juga akan lebih tinggi karena penyebut yang digunakan untuk menghitung kinerja operasional. Tangibility ini diukur dengan membagi aktiva tetap dengan total aktiva. (Klapper dan Love, 2004).

b. Kesempatan pertumbuhan (growth opportunity):

Perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh yang tinggi pada umumnya membutuhkan dana eksternal untuk melakukan ekspansi, sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan perbaikan dalam penerapan corporate governance dalam rangka untuk menurunkan biaya modal (La Porta,dkk., 1999; Klapper dan Love, 2004; Himmelberg dkk., 1999; Himmelberg dkk., 2001) dalam Darmawati (2005). Perusahaan yang memiliki kemampuan tumbuh atau berinvestasi akan lebih profitable yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja yang baik pada perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variable kesempatan pertumbuhan

sebagai variabel kontrol yang dapat diukur dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :


(65)

commit to user

51

c. Ukuran perusahaan (Size):

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap corporate

governance masih belum jelas arahnya. Perusahaan besar dapat memiliki masalah keagenan yang lebih besar (karena lebih sulit

untuk dimonitor) sehingga membutuhkan corporate

governance yang lebih baik. Dengan demikian, penelitian ini memasukkan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari pendapatan (Klapper dan Love, 2004).

d. Beta

Menurut Jogiyanto (2003) beta adalah pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta yang digunakan adalah satu tahun beta perusahaan.

D. METODE ANALISIS DATA

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan suatu analisis yang digunakan dalam penelitian, dengan menyajikan data mentah yang telah diolah menjadi data yang mudah dipahami. Data-data yang telah


(1)

commit to user

79 Tabel IV.10

Uji R2 Variabel-variabel Independen Dengan Tobins’Q sebagai dependen variabel

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,758(a) ,575 ,439 ,168944286

a Predictors: (Constant), BETA, DER, GROWTH, TANG, GOV-I, BOWN, SIZE

b Dependent Variable: Q

Sumber : data sekunder diolah, 2011 (lampiran).

Terlihat dalam table IV.7 Adjusted R square didapatkan nilai 0,439 yang berarti variable dependen (Tobins’Q) dapat dijelaskan oleh variable independen yang ada sebesar 43,9 % sedangkan sebesar 56,1% dijelaskan oleh variable lain diluar variable independen yang ada

Tabel IV. 11

Uji R2 Variabel-variabel Independen Dengan ROA sebagai dependen variabel

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,589 (a) ,347 ,140 ,019230052

a Predictors: (Constant), BETA, DER, GROWTH, TANG, GOV-I, BOWN, SIZE

b Dependent Variable: ROA


(2)

commit to user

80 Terlihat dalam table IV.8 Adjusted R square didapatkan nilai 0,14% yang berarti variable dependen (ROA) dapat dijelaskan oleh variable independen yang ada sebesar 14 % sedangkan sebesar 86 % dijelaskan oleh variable lain diluar variable independen yang ada.


(3)

commit to user

81 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, terutama pada analisis data bab IV dimuka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini :

1. Pada hipotesis I, yang menganalisis pengaruh antara variabel kualitas governance yang diproksikan dengan GOV-I terhadap kinerja pasar (Tobins’Q) hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,502 > 0,05 yang berarti bahwa kualitas governance tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan di Indonesia. 2. Pada hipotesis II, yang menganalisis pengaruh kualitas governance

terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan hasil pengujian menunjukkan p-value sebesar 0,086 < 0,1 yang berarti bahwa kulitas governance berpengaruh negatif terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan di Indonesia.

3. Pada hipotesis III, yang menganalisis pengaruh kepemilikan insider terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan hasil pengujian menunjukkan p-value sebesar 0,501 > 0,05 yang berarti bahwa kepemilikan insider tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan di Indonesia.


(4)

commit to user

82 4. Pada hipotesis IV, yang menganalisis pengaruh kepemilikan insider terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan hasil pengujian menunjukkan p-value sebesar 0,723 > 0,05 yang berarti bahwa kepemilikan insider tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan di Indonesia.

5. Pada hipotesis V, yang menganalisis pengaruh strukur modal terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan hasil pengujian menunjukkan p-value sebesar 0,071 < 0,1 yang berarti bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan di Indonesia.

6. Pada hipotesis VI, yang menganalisis pengaruh strukur modal terhadap kinerja operasioanal perusahaan keuangan hasil pengujian menunjukkan p-value sebesar 0,013 < 0,05 yang berarti bahwa struktur modal berpengaruh dan negatif terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan di Indonesia.

B. KETERBATASAN

Di dalam penelitian ini penulis menghadapi beberapa keterbatasanyang harus dihadapi. Beberapa hal tersebut tidak berpengaruh secara besar terhadap hasil penelitian, walaupun beberapa keterbatasan masih memberikan hambatan dalam penelitian ini. Beberapa keterbatasan yang dihadapi penulis, antara lain :


(5)

commit to user

83 1. Keterbatasan sampel penelitian yang tersedia karena skor CGPI yang

diumumkan IICG baru ada di tahun 2001 sampai tahun 2008.

2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan keuangan yang masuk peringkat 10 besar skor CGPI yang diumumkan oleh IICG tahun 2001-2008. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengakses data sampel yang lebih luas. Sampel penelitian dapat mencakup semua perusahaan yang bersedia dinilai praktek GCGnya oleh IICG.

3. Penelitian ini masih menggunakan corporate governance perception index (CGPI) sebagai hasil survey dan pemeringkatan yang dikeluarkan IICG. (Indonesia Istitute of Corporate Governance). Sedangkan perusahaan keuangan yang bersedia di survey masih sangat sedikit.

C. SARAN

Setelah melakukan penelitian, mendapatkan hasil dan mempertimbangkan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran terkait penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Bagi Investor

Bagi para investor yang akan melakukan investasi dananya ke perusahaan keuangan go public yang menerapkan good corporate governance (GCG) sebaiknya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki skor pemeringkatan GCG yang tinggi. Karena skor


(6)

commit to user

84 pemeringkatan good corporate governance yang tinggi menunjukkan tingkat pengelolaan perusahaan yang tinggi.

2. Bagi Perusahaan

Dari penelitian ini diharapakan ada informasi yang diperoleh dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, diharapkan manajemen perusahaan mampu menjalankan good corporate governance secara lebih baik dan konsisten, sehingga skor GCG akan tinggi dan mengakibatkan tingkat kinerja perusahaan yang tinggu. Dari skor pemeringkatan GCG yang tinggi akan menarik investor untuk menanamkan dananya.

3. Bagi dunia akademik

Hasil penelitian mengenai corporate governance terhadap kinerja perusahaan keuangan ini minimal dapat memberikan informasi bagi penelitian-penelitian berikutnya dengan menggunakan variabel penelitian yang lain. Karena dengan adanya penelitian yang baru ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat memberikan kesimpulan yang lebih baik nantinya.