commit to user
32 Dalam hubungannya dengan kinerja suatu perusahaan dapat dilihat
dari laporan keuangan yang sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan
laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Disclosure
laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Disclosure
sebagai salah satu aspek
good corporate governance
diharapkan dapat menjadi dasar untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya
berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor,
calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan
prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang.
B. PENELITIAN TERDAHULU
The Indonesian Institute of Corporate Governance
IICG, 2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan
good corporate
governance
GCG adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan
commit to user
33 meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan
etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan
citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG, akan mengalami perbaikan citra dan peningkatan nilai perusahaan.
Sukmawati Sukamulja 2004, penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah
good corporate governance
dapat digunakan untuk menilai kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan dan pertumbuhan jangka
panjang yang tercermin pada nilai pasar perusahaan. Berdasarkan teori yang ada, pelaksanaan
good corporate governance
yang baik, dan sesuai dengan perturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon
yang positif terhadap kinerja perusahaan dan meningkat nilai pasar perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data saham
perusahaan pada sesi penutupan perdagangan BEJ tanggal 31 Juli 2003 dan sampel pada penelitian ini diambil dari
Annual Report
tahun buku 2002 perusahaan-perusahaan yang telah
listing
di BEJ dan data
Financial Report
Triwulan II tahun buku 2003 dengan jumlah sampel 52 perusahaan. Variabel yang digunakan adalah variabel dependen, variabel independen
dan variabel kontrol. Variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah
good corporate governance
dan variabel kontrol dalam penelitian ini ada tiga faktor yaitu profitabilitas ROA,
company size book value of total asset
, dan usia perusahaan yang diwakili dengan lama perusahaan tersebut telah
listing
commit to user
34 pada BEJ, dalam satu tahun. Dari hasil pengolahan data menggunakan
persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hubungan antara Tobin’s Q dengan CGI, ROA,
Total asset
, dan lama perusahaan telah
listing
di BEJ dengan mengambil sampel sebanyak 52 perusahaan yang terdaftar pada BEJ, khususnya di sektor keuangan, belum memberikan
hasil yang memuaskan. Dari hasil analisis empirik, pelaksanaan
good corporate governance
tidak memiliki peranan penting dalam menentukan nilai pasar perusahaan dilihat dari sisi profitabilitas, umur perusahaan dan
usuran perusahaan. Secara simultan penelitian ini menunjukkan bahwa variable
corporate governance
tidak satupun signifikan terhadap ROA dan Tobin’s Q.
Deni Darmawati 2005, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi keterkaitan
corporate
governance yang diterapkan dalam suatu perusahaan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Data
implementasi pada penelitian ini menggunakan
corporate governance
hasil survei IICG tahun 2001 dan 2002 yang berupa
Corporate Governance Perception Index
CGPI yang dilakukan oleh
The Indonesian Institute for Corporate Governance
IICG di tahun 2001 dan 2002 dengan jumlah sampel sebanyak 53 perusahaan-tahun
pooled data
untuk tahun 2001 dan 2002. Sampel untuk tahun 2001 sebanyak 21 perusahaan dan
tahun 2002 sebanyak 32 perusahaan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan independen. Variabel dependen yang digunakan
yaitu kinerja dan variabel independen hádala
corporate governance.
commit to user
35 Dalam penelitian ini juga memasukkan variabel kontrol yang terdiri dari
komposisi aktiva, kesempatan tumbuh dan ukuran perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa,
corporate governance
secara statistik signifikan mempengaruhi
return on equity
sedangkan tidak ada satupun variable kontrol yang secara statistik signifikan mempengaruhi
return on equity
. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
corporate governance
mempengaruhi kinerja operasi perusahaan. Hasil analisis model regresi dengan Tobins’Q menunjukkan bahwa baik variabel
corporate governance
mempengaruhi kinerja pasar perusahaan secara statistik tidak didukung. Hal ini mungkin dikarenakan respon pasar terhadap
implementasi
corporate governance
tidak bisa secara langsung
imediate
akan tetapi membutuhkan waktu. McConnell, J. Servaes, H, 1990 menguji pengaruh struktur
kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dengan proxy return saham selama 1988 – 1992. hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan
insider
berhubungan dengan return saham. Juga mendapat bukti bahwa kepemilikan insider berhubungan terbalik dengan return saham dan return
saham berhubungan positif dengan kepemilikan institusional, hal ini menunjukkan kepemilikan institusional merupakan monitoring manajemen
yang aktif. Hal sama juga ditemukan oleh Hermalin dan Weisbach, 1991; Bohren dan Odegaard, 2003.
Shleifer dan Vishny 1997 menggambarkan
corporate governance
sebagai satuan mekanisme efisiensi ekonomi yang relevan dalam
commit to user
36 kaitannya dengan pengaruh keputusan investor untuk menginvestasikan
dananya ke perusahaan. Himmelberg et al., 2002 menggabungkan teori keagenan dengan insentif diversifikasi risiko insider yaitu masalah
keagenan antara insider dan outsider untuk mempertahankan bagian yang lebih besar dalam perusahaan dibandingkan dengan strategi diversifikasi
risiko. Mereka menggunakan data perusahaan dari 38 negara. Kepemilikan
insider
yang lebih tinggi, risiko juga tinggi, akan mengakibatkan kurangnya investasi dan biaya modal lebih tinggi. Hasilnya menunjukkan
bahwa premi risiko unsistematis bervariasi antara nol dan enam persen dengan penurunan tingkat perlindungan investor outsider. Kebijakan yang
bertujuan untuk memperkuat perlindungan investor dan penegakan hukum akan memperbaiki alokasi asset dan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Black dkk. 2003 dan Gillan dkk. 2003 meneliti hubungan antara
leverage
dengan
corporate governance
. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan negatif antara
leverage
dan kualitas
corporate governance
. Durnev dan Kim 2003 justru berhasil menemukan adanya hubungan positif antara pemilihan perusahaan akan praktik
governance
dan pengungkapan berhubungan secara positif dengan kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal. Penelitian Baruci dan Falini 2004
tidak berhasil menemukan adanya hubungan antara
leverage
dan kualitas
corporate governance
. Nur Sayidah 2007 meneliti pengaruh kualitas corporate
governance terhadap kinerja perusahaan publik studi kasus pada peringkat
commit to user
37 10 besar CGPI tahun 2003-2005. Pengukuran
corporate governance
berdasarkan peringkat 10 besar IICG dan pengukuran kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan
proxy profit margin
, ROA, ROE dan ROI. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas
governance
tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik yang diproxy
Profit margin
, ROA, ROE maupun ROI.
Klapper dan Love, 2004 meneliti hubungan antara hukum dan keuangan yang terkonsentrasi pada investor negara bagian dan difokuskan
pada perbedaan sistem hukum di suatu negara dan hukum keluarga. Hasilnya menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik sangat
berkorelasi dengan kinerja operasi dan penilaian pasar. Ketentuan tata kelola perusahaan menjadi lebih penting di negara-negara dengan
lingkungan hukum yang lemah dan menyarankan untuk memperbaiki sistem hukum harus menjadi prioritas bagi pembuat kebijakan.
C. KERANGKA PEMIKIRAN