Mekanisme Koping Mahasiswa Program Pendidikan Ners

lebih banyak menggunakan teknik refresing sebesar 75,3, karena teknik tersebut mungkin lebih murah dan bisa dilakukan bersama orang lain. Menurunkan stres yang terkait dengan pekerjaan dapat menyebabkan perubahan konteks organisasional keperawatan atau pendekatan perawat individual terhadap kerja. Perbaikan lingkungan kerja dapat dipandang sebagai suatu tanggungjawab manajerial dalam upaya meminimalkan stressor yang terkait kerja. Dalam pelayanan kesehatan, perawat yang mengalami stres berat dapat kehilangan motivasi, mengalami kejenuhan yang berat dan tidak masuk kerja lebih sering Gray Anderson, 1981. Setiap orang mungkin mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menanggulangi dan mengurangi dampak akibat stres. Dewe 1989 meneliti respon perawat stres dan mengidentifikasi enam kategori penanggulangan, yaitu: 1. Strategi pemecahan masalah. 2. Mencoba untuk meletakkan sesuatu dalam perspektif sebenarnya. 3. Menjaga masalah pada diri sendiri. 4. Melibatkan diri sendiri dalam pekerjaan dan bekerja lebih keras dalam waktu yang lebih lama. 5. Menerima pekerjaan apa adanya. 6. Strategi pasif. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Stres adalah sebagai suatu hubungan yang khas antar individu dan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai suatu hal yang mengancam atau melampaui kemampuannya untuk mengatasimya sehingga membahayakan kesejahteraannya Lazarus dan Folkman, 1984. Terdapat berbagai faktor penyebab dari stres mahasiswa. Diantaranya faktor penyebab atau sumber munculnya stres atau stres kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal Dwiyanti, 2001. Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedang faktor personal bisa berupa tipe kepribadian, peristiwapengalaman pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga dimana pribadi berada dan mengembangkan diri, maka faktor pribadi ditempatkan sebagai sumber atau penyebab munculnya stres. Secara umum faktor yang menyebabkan terjadinya stres oleh Dwiyanti 2001 adalah akibat tidak adanya dukungan sosial, tidak adanya kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, kondisi lingkungan kerja, manajemen yang tidak sehat, tipe kepribadian, dan pengalaman pribadi. Davis dan Newstrom dalam Margiati 1999 stres kerja disebabkan tugas yang terlalu banyak, terbatasnya waktu, kurang mendapatkan tanggungjawab, ambiguitas peran, perbedaan nilai, frustasi, perubahan tipe pekerjaan, dan perubahan atau konflik peran. Menurut Munandar 2001 faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres dalam pekerjaan adalah: 1 Faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan seperti tuntutan fisik misalnya faktor kebisingan, dan faktor tugas mencakup kerja malam, beban kerja, dan resiko dan bahaya, 2 Faktor struktur dan iklim kelompok adalah terpusat pada sejauh mana individu dapat berperan serta pada support sosial, 3 Faktor ciri-ciri individu sebagai faktor lainnya yang dapat memicu terjadinya stres artinya stres ditentukan pula oleh individunya sendiri, sejauh mana ia melihat situasinya sebagai kondisi stres. Setelah dikelompokkan berdasarkan studi pendahuluan terhadap beberapa mahasiswa dari seluruh teori terkait stress tersebut diatas, terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres yang mereka alami, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Dari kedua faktor tersebut yang termasuk faktor stres pertama yang ditimbulkan dari lingkungan kerja adalah faktor fisik dan tugas, untuk fisik misalnya kebisingan, panas, menghindari resiko dan bahaya terhadap diri sendiri dan orang lain. Sedangkan tugas mencakup menyelesaikan laporan-laporan yang harus dikumpulkan sesuai dengan waktu yang disediakan dan sangat terbatas. Kedua, faktor personal yaitu mahasiswa profesi mengkhususkan diri pada upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada pasien dengan tuntutan tugas yang bervariasi, tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu dalam melaksanakan pekerjaannya. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik tugas yang membutuhkan kecepatan, kesiagaan, serta keterampilan, kurangnya peran serta atau partisipasi dalam melakukan tindakan dan kepercayaan yang rendah terhadap kemampuan mahasiswa Dwiyanti, 2001.