Definisi Operasional Analisa Faktor Penyebab Stres Dan Mekanisme Koping Pada Mahasiswa Profesi Keperawatan USU Angkatan 2006 Dalam Menghadapi Pendidikan Profesi NERS

merupakan sumber stres yang menimbulkan tekanan, padahal mahasiswa dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dan hal tersebut adalah tuntutan yang belum terpenuhi dan jelas akan menimbulkan stres, dan adanya konflik realitas seperti ketidakjelasan paran dan kurangnya kesempatan melakukan tindakan keperawatan. Instrument yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor penyebab stres dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert. Skor yang digunakan untuk jawaban Selalu=4, Sering=3, Kadang-kadang=2, Tidak Pernah=1. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala nominal.

3.3.2 Mahasiswa Program Profesi Ners

Mahasiswa program profesi ners yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan jalur A angkatan 2006 yang sedang menjalani program pendidikan profesi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi ners tidak jarang mengalami stres, apalagi bagi mahasiswa jalur A yang sama sekali tidak mempunyai pengalaman belajar langsung ke rumah sakit dan komunitas. Banyaknya faktor-faktor penyebab stres yang timbul pada mahasiswa sehingga perlu dicarikan solusi penanganannya yang disebut dengan mekanisme koping.

3.3.3 Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah suatu mekanisme atau cara untuk menanggulangi masalah dan memodifikasi stres agar dapat beradaptasi dengan mudah. Dalam menghadapi kondisi disaat stres muncul, mahasiswa keperawatan harus melakukan koping yang adaptif agar stres dapat teratasi dengan baik. Salah satu faktor stres mahasiswa keperawatan yaitu kurangnya pengawasan atau dukungan dari perawat senior atau bahkan dari dosen pembimbing, mekanisme koping yang cocok dipakai adalah dengan cara mencari dukungan lain baik dari keluarga, teman sejawat, dan orang-orang terdekat dengan kita agar dapat beradaptasi dengan mudah bila stres tersebut muncul. Instrument yang digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme koping dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert. Skor yang digunakan untuk jawaban Selalu=4, Sering=3, Kadang-kadang=2, Tidak Pernah=1. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala nominal. BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui secara luas tentang faktor-faktor penyebab stres dan mekanisme koping pada mahasiswa program profesi ners regular angkatan 2006 Universitas Sumatera Utara.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program profesi ners Universitas Sumatera Utara angkatan 2006 yaitu sebanyak 51 orang.

4.2.2 Sampel

Adapun tehnik pengambilan sampel dalam .penelitian ini adalah dengan cara total sampling. Pada tehnik ini peneliti mengambil keseluruhan populasi untuk dijadikan sampel sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 51 orang responden. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah terdaftar sebagai mahasiswa program pendidikan ners kelas reguler angkatan 2006 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan bersedia menjadi responden penelitian.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa untuk mempermudah peneliti memperoleh data yang diperlukan, serta belum pernah dilakukan penelitian tentang analisa faktor penyebab stres dan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan program pendidikan profesi ners regular di Fakultas Keperawatan USU. Waktu penelitian berlangsung Januari – Pebruari 2011.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan izin dalam pengumpulan data, maka dilakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Menurut Nursalam 2003, ada beberapa pertimbangan etik yang diperhatikan pada penelitian ini yaitu : 1 Self Determination, peneliti memberi kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian, 2 Informed Consent, peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden setelah peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian. Jika responden bersedia menjadi peserta penelitian maka responden diminta menandatangani lembar persetujuan, 3 Anonimity, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi akan memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan tersebut, 4 Confidentiality, peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah kuisioner yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu kuisioner data demografi responden yang meliputi umur, jenis kelamin dan agama.