14
2.4 Kurs Nilai Tukar Terhadap Dollar AS
2.4.1 Pengertian Nilai Tukar
Dalam perdagangan internasional pertukaran antara satu mata uang negara dengan negara lain menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah proses
transaksi jual beli barang dan jasa. Dari pertukaran ini terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut dan inilah yang disebut dengan nilai
tukar atau kurs. Nilai tukar kurs adalah harga suatu mata uang tertentu dibandingkan dengan mata uang lainnya. Sedangkan perdagangan valuta asing
merupakan suatu mekanisme untuk mengukur nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya.
Dalam mekanisme pasar, kurs dari suatu mata uang akan selalu mengalami fluktuasi perubahan-perubahan yang berdampak langsung pada
harga barang-barang ekspor dan impor. Perubahan-perubahan yang dimaksud adalah
Depresiasi merupakan peristiwa penurunan nilai tukar mata uang domestik
secara otomatis karena bekerjanya kekuatan penawaran dan permintaan atas permintaan mata uang yang bersangkutan pada sistem pasar
Devaluasi adalah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh pemerintah
suatu negara melalui bank sentral, pada umumnya dilakukan untuk meningkatkan surplus Neraca Pembayaran dan Perdagangan.
Apresiasi adalah kebalikan dari depresiasi, yaitu peningkatan nilai mata uang
domestik atas mata uang jangkarnya biasanya US secara otomatis akibat dari bekerjanya hukum permintaan dan penawaran atas perdagangan intenasional.
Revaluasi adalah tindakan pemerintah dan atau bank sentral suatu negara
untuk meningkatkan nilai mata uangnya, hal ini biasanya dilakukan ketika inflasi sudah parah, daya beli masyarakat menurun drastis dan tingkat kepercayaan
terhadap mata uang domestik semakin menurun. Nilai tukar yang stabil merupakan syarat pokok untuk tercapainya stailitas
ekonomi makro. Karena dalam dunia, selalu ada interaksi antara sektor riil dan
Universitas Sumatera Utara
15
atau sektor moneter. Pengalaman memang menunjukkan bahwa ketidakstabilan nilai tukar merupakan gejala awal adanya ketidak stabilan moneter. Tetapi tidak
ada masalah ekonomi yang mendadak muncul, karena itu biasanya gejala ketidak stabilan sektor moneter dapat bersumber pada ketidak efisienan di sektor riil.
Misalnya, struktur industri yang monopoli koneksi politik antara kekuasaan dengan pengusaha. Berdasarkan hal ini, maka pemulihan stabilitas
ekonomi dengan pemulihan sektor moneter dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pemulihan perekonomian. Tetapi, tanpa pemulihan sektor riil pemulihan
ekonomi akan sangat lambat.data empiris menunjukkan bahwa perekonomian yang kuat dan maju memiliki stabilitas nilai tukar. Salah satu ukuran dari
stabilitas nilai tukar adalah perkembangan dan fluktuasi nilai tukar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2.4.2 Teori Penentuan Nilai Tukar