2.2 Penyakit Udang
Dalam proses budidaya udang pengendalian terhadap penyakit telah dilakukan sejak awal pembibitan hatchery. Udang yang sehat dicirikan secara fisiologis normal dan
secara fisik dapat terlihat dari pola nafsu makan, pertumbuhan, kebersihan, dan kelengkapan organ serta jaringan tubuh. Penyakit pada umumnya terjadi pada bulan
kedua pemeliharaan, terutama pada tambak yang sejak awal mengalami kesulitan menumbuhkan fitoplankton. Penyakit kronis dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan dan menurunkan kualitas udang, sedangkan penyakit yang bersifat akut dapat menyebabkan kematian. Beberapa penyakit yang menyerang jenis udang
penaied diakibatkan virus, bakteri, jamur, parasit, dan faktor abiotik lainnya. Akibat serangan patogen ini pada udang sekitar 15-20 tahun terakhir telah menyebabkan
kerugian secara ekonomi Wickins Lee 2002.
Beberapa bakteri yang bersifat patogen pada aquakultur antara lain berasal dari beberapa spesies Vibrio, Beneckea, Pseudomonas, Aeromonas, dan Rickettsia.
Vibriosis adalah salah satu penyakit yang menyerang udang, kerang-kerangan, dan ikan pada semua fase kehidupan. Vibriosis disebabkan oleh beberapa bakteri spesies
Vibrio. Vibriosis telah banyak menyebabkan kematian pada tambak udang di seluruh dunia. Mortalitas akibat vibriosis terjadi ketika udang dalam kondisi stres yang
disebabkan beberapa faktor antara lain; kualitas air kolam yang buruk, kepadatan populasi, suhu air yang tinggi, rendahnya oksigen terlarut, dan pertukaran air yang
sedikit. Pada udang dewasa vibriosis menunjukkan hypoxic, badan berwarna kemerahan, insang berwarna kecoklatan, berkurangnya nafsu makan, kelesuan, dan
berenang dengan lambat ketepian permukaan kolam. Infeksi akibat Vibrio sp. pada hepatopankreas menunjukkan kerusakan vakuola yang mengindikasikan rendahnya
simpanan lemak dan glikogen Anderson et al. 1998.
Universitas Sumatera Utara
Vibrio sp. juga menyebabkan penyakit kaki merah pada fase juvenile hingga udang dewasa yang menyebabkan mortalitas hingga 95 selama musim panas.
Penyakit nekrosis pada bola mata udang disebabkan V. cholera. Sedangkan infeksi oleh V. harveyi dan V. splendidus menyebabkan luminescense pada postlarva, juvenil,
dan dewasa. Infeksi pada post larva menunjukkan pengurangan motilitas, reduksi fototaksis dan kekosongan usus. Pada kondisi salinitas yang tinggi vibriosis
disebabkan oleh spesies V. harveyi. Dalam beberapa kasus Vibrio sp. hanya menyebabkan penyakit ketika organisme inang mengalami penekanan sistem imun
atau stress dengan frekuensi infeksi sering terjadi pada kondisi lingkungan yang buruk dan suhu panas Alderman 1998.
Virus merupakan salah satu agens yang dapat menyebabkan kematian masal pada semua fase kehidupan udang hingga pada produk yang telah dibekukan. Ada
beberapa jenis virus yang menyebabkan masalah pada budidaya udang yaitu RNA rhabdovirus, yellow head virus YHV, ssRNA taura syndrome virus TSV, DNA
parvovirus yang menyebabkan white spot syndrome virus WSSV, dan DNA penaeid baculolike virus yang menginfeksi hypodermal dan haematopoietic necrosis virus
IHHNV Wickins Lee 2002. IHHNV dengan gejala udang berenang tidak normal, yaitu sangat perlahan-lahan, muncul ke permukaan dan mengambang dengan
perut di atas, udang akan mati dalam waktu 4-12 jam sejak mulai timbulnya gejala tersebut. Udang penderita banyak yang mati pada saat moulting. Pada kondisi akut,
kulit udang akan terlihat berwarna keputih-putihan, tubuh berwarna putih keruh, permukaan tubuh akan ditumbuhi oleh diatomae, bakteri atau jamur, terlihat nekrosis
pada kutikula, syaraf, antena, dan pada mukosa usus depan serta usus tengah. Upaya pengendalian infeksi ini dengan perbaikan kualitas air Suyanto Mudjiman 2001.
Jenis virus lain yang menginfeksi P. monodon adalah monodon baculovirus, namun keberadaannya tidak perlu dikhawatirkan karena tidak berpengaruh terhadap
kehidupan udang. Penyebabnya kondisi stres saat pemindahan post larva ke kolam pembesaran Wickins Lee 2002.
Universitas Sumatera Utara
Penyakit asal jamur sistemik pada periode larva maupun post larva dapat menyebabkan angka kematian yang serius pada P. monodon. Penyakit serius yang
disebabkan oleh jamur salah satunya Aphanomyces astaci yang menyebabkan plak pada udang karang crayfish di Eropa dan Australia. Juvenil dan udang dewasa dapat
diinfeksi oleh Fusarium sp. yang menyebabkan lesi atau abrasi pada kutikulanya. Respons inang terhadap infeksi menghasilkan daerah dark melanised yang
dikarakterisasi seperti black gill disease. Beberapa fungi menghasilkan toksin yang menghambat osmoregulasi dan meningkatkan kematian udang pada saat moulting
Wickins Lee 2002.
Pada udang Penaeid, protozoa menyebabkan cotton or milk shrimp disease tubuh tidak dapat tembus cahaya atau buram. Mikrosporidia tidak selalu
menyebabkan kematian, namun menyebabkan pertumbuhan udang yang relatif rendah. Infeksi secara langsung terjadi pada udang karena mengkonsumsi spora yang
menempel pada lapisan eksoskleton. Setelah fungi membentuk plak, infeksi yang disebabkan protozoa menjadi serius dan telah mempengaruhi kehidupan udang
karang crayfish di seluruh dunia. Protozoa ini juga sering ditemukan pada saluran pencernaan udang penaeid tetapi tidak berbahaya. Infeksi histopagus dapat terjadi
pada Crustaceae laut dan air tawar Wickins Lee 2002.
2.3 Bakteri Vibrio sp.