3.10 Rancangan Penelitian dan Analisis Data
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap masing-masing dengan tiga ulangan. Pengamatan larva udang yang mati diamati dalam tiap wadah
dilakukan tiap 12 jam selama 96 jam perendaman bakteri kandidat biokontrol Muliani et al. 2002. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode Analysis of
Variance ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada α = 0,05 Gomez
Gomez 1984 menggunakan SPSS versi 16.
3.11 Pengamatan dengan Scanning Electron Microscopy
Sampel larva udang dari isolat sp2, kontrol positif, dan kontrol negatif yang telah diberi perlakuan pada uji tantang masing-masing direndam dalam larutan caccodylate
buffer kemudian setelah 2 jam larutan caccodylate dibuang. Setelah itu sampel ditambah dengan larutan glutaraldehid 2 kemudian setelah 2 jam larutan
glutaraldehid dibuang lalu direndam dengan larutan tannic acid 2 selama 1 malam. Setelah itu dilakukan dehidrasi dengan alkohol pada konsentrasi yang bertingkat
direndam dalam alkohol 50 selama 5 menit, alkohol 70 selama 20 menit, alkohol 85 selama 20 menit dilakukan dalam suhu 4
○
C, alkohol 95 selama 20 menit, ditambahkan alkohol absolut selama 10 menit, dan direndam dalam tersier-butanol
selama 10 menit setiap pergantian konsentrasi pelarut, pelarut sebelumnya dibuang terlebih dahulu. Sampel dibekukan dalam tersier butanol dan dikeringkan dengan alat
freeze drying. Sampel kering ditempel diatas stub dan dibalut dengan ion coater. Stub dipasang pada stub holder kemudian dimasukkan ke dalam SEM.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Isolat Bakteri Resisten Antibiotik
Isolasi bakteri dari sampel air, udang, dan tanah memperoleh 54 isolat bakteri, 15 isolat 27,8 diantaranya menunjukkan sifat resisten terhadap beberapa antibiotik.
Jumlah isolat bakteri yang resisten terhadap antibiotik 25 μg amoksisilin sebanyak 13
80 , 15 μg eritromisin sebanyak 7 47, 25 μg sulfametoksazoltrimetropim
sebanyak 3 20 dan 30 μg kloramfenikol sebanyak 2 13 Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji bakteri resisten antibiotik terhadap beberapa jenis antibiotik.
Isolat Resistensi Isolat Terhadap Antibiotik
Amoksisilin 25 μg
Eritromisin 15 μg
Kloramfenikol 30 μg
Sulfametoksazol trimetropim 25 μg
sp1 -
- -
+ sp2
+ -
- -
sp3 +
+ +
- sp4
+ +
‐ ‐
sp5 +
+ ‐
‐ sp6
+ +
‐ ‐
sp7 +
- ‐
‐ sp8
+ ‐
‐ ‐
sp9 +
+ ‐
‐ sp10
+ +
‐ ‐
sp11 +
+ -
- sp12
+ -
- +
sp13 +
- -
- sp14
- -
+ -
sp15 +
- -
+
Keterangan : + : Resisten, - : Tidak resisten
Jumlah isolat menunjukkan sifat resisten antibiotik yang dominan terhadap antibiotik amoksisilin sedangkan terhadap kloramfenikol menunjukkan jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
paling sedikit. Banyaknya isolat yang resisten terhadap amoksisilin mengindikasikan frekuensi dan volume penggunaan antibiotik yang lebih intensif pada tambak udang.
Keberadaan isolat yang bersifat resisten terhadap antibiotik selain disebabkan karena frekuensi dan volume penggunaan antibiotik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
seperti residu antibiotik di lingkungan dan sejarah penggunaan antibiotik Anderson Levin 1999. Informasi yang diperoleh dari pemilik tambak udang menyatakan
bahwa tambak tradisional yang digunakan untuk memperoleh isolat bakteri resisten tidak menggunakan antibiotik. Sehingga keberadaan bakteri resisten pada tambak ini
diduga berasal dari saluran pencernaan udang yang diperoleh ketika udang dalam fase pembibitan hatchery Tendencia et al. 2001.
Rendahnya jumlah isolat yang resisten antibiotik terhadap kloramfenikol mungkin disebabkan karena frekuensi penggunaan yang sedikit dan adanya larangan
dari pemerintah Indonesia untuk menggunakan kloramfenikol pada industri aquakultur hewan yang akan dikonsumsi manusia. Kloramfenikol merupakan
antibiotik spektrum luas yang dapat bersifat bakteriostatik dan menyebabkan aplastic anemia jika dikonsumsi dalam jangka panjang Somjetlerdcharoen 2002.
Isolat bakteri resisten terhadap antibiotik dari tambak udang yang diperoleh pada penelitian ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan yang
diperoleh dari tambak udang di tempat yang berbeda antara lain Vietnam, India dan Pilipina Tendencia et al. 2001; Manjusha 2005; Le et al. 2005. Umumnya bakteri
resisten yang diisolasi dari tambak udang bersifat Gram negatif antara lain Aeromonas, Pseudomonas, V. harveyi, V. mimicus, V. vulnificus, V. spelindus
Tendencia et al. 2001, V. proteolyticus, V. alginolyticus, V. anguillarum, V. nereis, V. damsela, V. charchariaeae Manjusha et al. 2005, V. agarivorans, Listonella
anguillarum, Escherichia coli, dan beberapa bakteri Gram positif berbentuk batang yaitu antara lain; Bacillus cereus, B. anthracis, B. atrophaeus, B. mojavensis Le et al.
2005.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri gram negatif lebih banyak ditemukan resisten dibandingkan dengan bakteri gram positif. Berdasarkan pengujian
biokimia diperoleh isolat bakteri resisten umumnya bersifat gram negatif dan berbentuk batang pendek, semua isolat mampu menghidrolisis H
2
O
2
dan gelatin, positif motilitas kecuali sp1, sp5, sp14, dan sp15 Tabel 2.
Kemampuan bakteri dalam menghasilkan resistensi terhadap beberapa antibiotik dapat terjadi melalui 2 aspek yakni aspek biokimia dan aspek genetik.
Mekanisme yang dilakukan bakteri gram negatif dalam menghasilkan resistensi mungkin melalui aspek biokimia yaitu dengan memompa efflux pump dan merubah
permeabilitas membran luar. Hal ini disebabkan karena beberapa antibiotik yang menyerang bakteri gram negatif awalnya masuk kedalam membran luar melalui porin
Dzidic et al. 2008. Sehingga dengan perubahan permeabilitas membran luar maka beberapa antibiotik tidak mampu mencapai target yang diinginkan atau dapat
menyebabkan penurunan penyerapan konsentrasi antibiotik untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Pada uji patogenitas diperoleh hasil yang menunjukkan semua isolat yang resisten antibiotik tidak bersifat patogen terhadap larva udang windu PL 10. Hal ini
diduga karena semua isolat tersebut diperoleh dari tambak tradisional yang tidak memiliki masalah dengan air pemeliharaan maupun masalah dengan penyakit
sehingga larva udang memiliki sistem imunitas yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Karakteristik morfologi sel dan uji biokimia 15 isolat bakteri resisten antibiotik
Karakteristik Isolat
Bentuk sel
Penataan sel
Warna Elevasi
Bentuk Tepi
Gram Uji
Sitrat Uji
Gelatin Motilitas Katalase TSIA
Slant Butt
sp1 Basil
Mono Kuning
Timbul Bulat
Licin +
- -
- +
MO MO
sp2 Kokus
Mono Putih susu
Datar Bulat
Licin -
- -
+ +
K K
sp3 Koma
Mono Krem
Timbul Bulat
Licin -
- -
+ +
K K
sp4 Kokus
Mono Krem
Datar Bulat
Licin -
- -
+ +
M K
sp5 Kokus
Mono Kuning
Datar Bulat
Licin -
+ -
- +
MO MO
sp6 Kokus
Mono Krem
Datar Tak beraturan
Berombak -
+ -
+ +
MH K
sp7 Basil
Mono Krem tua
Datar Bulat
Berombak +
+ -
+ +
K K
sp8 Basil
Diplo Krem
Datar Bulat
Berombak -
- -
+ +
MO MO
sp9 Kokus
Mono Krem
Datar Bulat
Licin -
+ -
+ +
K K
sp10 Basil
Strepto Krem
Datar Tak beraturan
Berombak -
+ -
+ +
M K
sp11 Kokus
Mono Putih krem
Datar Tak beraturan
Berombak -
- -
+ +
M K
sp12 Kokus
Mono Krem
Datar Bulat
Licin +
- -
+ +
MO MO
sp13 Kokus
Diplo Krem
Datar Tak beraturan
Berombak -
+ -
+ +
M K
sp14 Koma
Mono Orange
Datar Bulat
Licin -
- -
- +
MO MO
sp15 Kokus
Mono Krem
Datar Bulat
Licin -
- -
- +
M K
Keterangan : + : Uji Positif, - : Uji Negatif, TSIA: Triple sugar iron agar, MO: Merah orange, K: Kuning, M: Merah, MH: Merah kehitaman
Universitas Sumatera Utara
4.2 Kemampuan Bakteri Resisten Antibiotik Menghambat Pertumbuhan Vibrio sp. Secara In vitro