yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Fiksi menawarkan model-model kehidupan sebagaimana yang diidealkan
oleh pengarang sekaligus menunjukkan sosoknya sebagai karya seni yang berunsur estetik dominan.
2.2.2 Unsur Intrinsik Novel
Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan dalam teks karya
sastra itu, yang membangun karya sastra tersebut dari dalam. Dalam sebuah karya sastra tentu terdapat unsur-unsur yang membangun
karya sastra tersebut. Sama halnya dalam sebuah novel ada unsur-unsur yang membangun yaitu, tema, alur plot, setting latar, tokoh penokohan, sudut
pandang. Unsur-unsur ini yang menjadi fokus untuk diresensi atau ditelaah secara struktur formal pada umumnya.
a. Tema
Menurut Fananie 2000:84, tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatar belakangi ciptaan karya sastra. Tema adalah ide yang
mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakan pengarang. Tema merupakan kaitan
hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya Aminuddin dalam Siswanto, 2008 : 161.
Universitas Sumatera Utara
Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra bisa sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan
moral, etika, agama, sosial budaya , teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang, ide atau
keinginan dalam menyiasati persoalan yang muncul. Seorang pengarang memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum
melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema apabila mereka telah selesai memahami unsur-unsur yang
menjadi media untuk mendeskripsikan tema tersebut, menyimpilkan makna yang dikandungnya serta mampu menghubungkan dengan tujuan penciptaan pengarang
Aminuddin dalam Siswanto, 2008 : 161. Berdasarkan pengertian tema yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di
ambil kesimpulan bahwa tema dalam novel Pearl Of China ini adalah bagaimana perjuangan dua orang wanita yang bersahabat yang berbeda kebangsaan dapat
bertahan hidup ditengah gejolak politik dan budaya di Negara Cina.
b. Alur Plot
Menurut Sundari, dalam Fananie, 2000: 93, alur atau plot merupakan keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita. Plot atau alur
berfokus pada suatu aksi atau suatu moment. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Ada berbagai pendapat tentang tahapan-tahapan peristiwa dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
cerita. Pada umumnya alur pada cerita fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:
1. Situation pengarang mulai melukiskan suatu keadaan,
2. Generating Circumstance peristiwa yang bersangkut-paut dan mulai
bergerak, 3.
Ricing Action keadaan mulai memuncak, 4.
Climax peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya, 5.
Denoument pengarang memberikan pemecahan soal dari semua peristiwa.
Namun bukan berarti bahwa suatu cerita harus disusun menurut urutan peristiwa seperti di atas, karena ini hanya merupakan penjelasan terhadap unsur-
unsur yang membangun alur tersebut. Di dalam novel urutan peristiwa dpat di mulai dari mana saja, tidak harus berawal dari tahap pengenalan tokoh atau latar,
dengan kata lain novel mengenal alur maju dan alur mundur. Menurut Nurgiyantoro 1995 : 154 alur maju terjadi apabila peristiwa-peristiwa yang
dikisahkan bersifat kronologis berurutan dari awal sampai akhir. Sedang alur mundur menurut Sudjiman 1988 : 33 ialah urutan peristiwa-peristiwa yang
disajikan dalam karya sastra disela dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya disebut sorot balik ini di tampilkan dalam dialog, dalam bentuk mimpi, atau
sebagai lamunan tokoh yang teringat kembali kepada peristiwa masa lalu. Selain kedua jenis alur ini, dikenal juga alur campuran, yakni teknik
penceritaan yang mengunakan alur maju sekaligus alur mundur. Menurut Nurgiyantoro 1995 : 156, tidak ada karya fiksi yang mutlak beralur kronologis
Universitas Sumatera Utara
atau sebaliknya, sorot balik. Secara garis besar, sebuah fiksi mungkin beralur maju, tetapi di dalamnya sering terdapat adegan sorot balik, demikian juga
sebaliknya. Untuk menentukan pengkategorian alur sebuah fiksi, hendaknya dilihat penggunaan alur yang lebih dominan.
Adapun alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur maju. Dimulai ketika Pearl dan Willow sebagai tokoh utama memasuki usia 7 tahun yang diawali
dengan persahabatan antara Pearl dan Willow dan dilanjutkan dengan cerita ketika mereka keduanya menikah kemudian akhrinya hidup terpisah.
c. Latar Setting