Amplifikasi Dalam Ciri-Ciri Konteks Pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari

(1)

AMPLIFIKASI DALAM CIRI-CIRI KONTEKS

PADA NOVEL BACKSTREET AJA

KARYA GISANTIA BESTARI

SKRIPSI

OLEH

NAMA

: MASDA PARDOSI

NIM

: 030701009

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

MEDAN


(2)

AMPLIFIKASI DALAM CIRI-CIRI KONTEKS PADA NOVEL BACKSTREET AJA KARYA GISANTIA BESTARI

Oleh

MASDA PARDOSI NIM 030701009

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Sugihana, M.Hum. Drs. Hariadi Susilo, M.Si. NIP 131571776 NIP 130676237

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum. NIP 131763364


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembataran gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, 13 September 2007


(4)

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Daftar Istilah

1. Baby face = wajah imut 2. Bad hair day = rambut kusut 3. Broken heart = patah hati

4. Oh my God = ya Tuhan / ya ampun 5. Please = tolong

6. Pink = merah muda

Singkatan

1. GR = Gede Rasa

2. LKS = Lembar Kerja Siswa

3. MOS = Masa Orientasi Siswa

4. OSIS = Organisasi Siswa Intra Sekolah

5. PR = Pekerjaan Rumah

6. SMU = Sekolah Menengah Umum

7. TV = Televisi


(5)

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala cinta kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan baik berupa motivasi, perhatian, bimbingan, dan saran. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk. Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara.

2. Bpk. Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum. sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia.

3. Ibu Dra. Mascahaya, M.Hum. sebagai Sekretaris Departemen Sastra Indonesia, telah bersedia memberikan referensi buku sebagai wahana untuk menyelesaikan skripsi.

4. Ibu Dra. Sugihana, M.Hum. sebagai Pembimbing I yang telah bersedia memberikan waktunya memberikan petunjuk, bimbingan, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hariadi Susilo, M.Si. sebagai Pembimbing II yang telah bersedia memberikan waktunya memberikan petunjuk, bimbingan, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara, khususnya Staf Pengajar Departemen Sastra Indonesia yang telah mengajar berbagai mata kuliah selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Ayahanda K.Pardosi dan Ibunda T. Sitorus yang senantiasa dalam iringan doa memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi serta harapan yang membuat saya tetap semangat. Ibunda dan Ayahanda anugerah terindah dan terbesar bagiku. Tanpa mu aku bukan apa-apa, jasamu tak kan kulupa sepanjang hayatku.

8. Adik-adikku tersayang Berti dan Paulus, adik-adik yang mendambakan kesuksesan seorang kakak.


(6)

9. Ompung, Tulang, Ma’tua, Pa’ tua, dan saudara yang lainnya terima kasih atas doanya.

10.Buat sahabat yang selalu dihati (Maharani), seorang sahabat yang penuh perhatian, yang selalu memberikan motivasi dalam hal-hal yang positif.

11.Stambuk 03 Dewi, Fitri, Roni, Neli, Julifer, Pasca, Junita, Erni, dan lainnya. 12.Stambuk 02 Kak Hutri, Lilis, Melva, Bang Renjus, Katherin, Bang Sofani,

dan Kak Willy.

13.Alumni-alumni tercinta Bang Ferdiansyah, Kak Nona, Kak Noni, Kak Hesti, dan Bang Yudi.

14.Buat Tulang/Nantulang Yolanda terima kasih atas motivasi, arahan dan perhatiannya dan juga trims buat adik-adik tercinta Daniel, Jojo (Imut), Florencia, Tasya dan Yolanda, rajin belajar biar pintar.

15.Salam kompak Ito Balige, Ito Anton/Nanguda, Lia, Bang Ganda, Tante, Adik Yabes, Riko (yang telah bersedia membantu penulis), Edward, Pay, dan Kak Wina yang bersedia memberikan motivasi.

16.Tante Elis dan Eva terima kasih atas saran dan doanya. 17.Anak-anak Darma Agung, Rini, dan Darwis.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai amplifikasi.

Medan, 13 September 2007 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

DAFTAR ISTILAH

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.1.1 Latar Belakang ... 1

1.1.2 Masalah ... 5

1.2 Batasan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Metode dan Teknik Penelitian ... 7

1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data... 7

1.4.2 Metode dan Teknik Analisa Data ... 7

1.5 Landasan Teori... 9

1.5.1 Pengertian Amplifikasi ... 9

1.5.2 Fungsi Amplifikasi ... 9

1.5.3 Ciri-Ciri Konteks... 10


(8)

1.5.5 Perngertian Ilokusi ... 12

1.5.6 Perngertian Perlokusi ... 12

BAB II AMPLIFIKASI DALAM CIRI-CIRI KONTEKS PADA NOVEL BACKSTREET AJA KARYA GISANTIA BESTARI ... 13

2.1 Fungsi Amplifikasi dalam Ciri-ciri Konteks pada Novel Backstreet Aja... 13

2.1.1 Novel Backstreet Aja Bab Pertama (halaman, 1-23) ... 13

2.1.1.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 8-9)... 13

2.1.1.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 14)... 15

2.1.1.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 17-18) ... 16

2.1.1.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 19)... 18

2.1.2 Novel Backstreet Aja Bab Kedua (halaman, 24-44) ... 19

2.1.2.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 28-29) ... 19

2.1.2.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 29-30) ... 21

2.1.3 Novel Backstreet Aja Bab Ketiga (halaman, 45-58)... 22

2.1.3.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 48) ... 22

2.1.3.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 55) ... 24

2.1.4 Novel Backstreet Aja Bab Keempat (halaman, 59-74) ... 25

2.1.4.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 62-63) ... 25

2.1.4.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 65-66)... 26


(9)

2.1.5 Novel Backstreet Aja Bab Kelima (halaman, 75-95)... 29

2.1.5.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 76) ... 29

2.1.5.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 77) ... 31

2.1.5.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 79-80) ... 32

2.1.5.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 83) ... 34

2.1.5.5 Novel Backstreet Aja Bagian Kelima (halaman, 84-85) ... 35

2.1.5.6 Novel Backstreet Aja Bagian Keenam (halaman, 91) ... 37

2.1.5.7 Novel Backstreet Aja Bagian Ketujuh (halaman, 95) ... 38

2.1.6 Novel Backstreet Aja Bab Keenam (halaman, 96-111) ... 40

2.1.6.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 110) ... 40

2.1.6.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 103-104)... 41

2.1.6.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 107-108) ... 43

2.1.6.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman,109-110)... 44

2.1.7 Novel Backstreet Aja Bab Ketujuh (halaman, 112-133)... 46

2.1.7.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 113-114) ... 46

2.1.7.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 116) ... 47

2.1.7.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 124-125) ... 49

2.1.7.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 130-131)... 50

2.1.8 Novel Backstreet Aja Bab Kedelapan (halaman, 134-149) ... 52

2.1.8.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 147-148) ... 52

2.1.9 Novel Backstreet Aja Bab Kesembilan (halaman, 150-164) ... 53

2.1.9.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 155-156) ... 53


(10)

2.1.10 Novel Backstreet Aja Bab Kesepuluh (halaman, 165-178) ... 57

2.1.10.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 167-169)... 57

2.1.10.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 176-177) ... 58

2.1.11 Novel Backstreet Aja Bab Kesebelas (halaman, 179-196) ... 61

2.1.11.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 184-185)... 61

2.1.11.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 188-189) ... 63

2.1.12 Novel Backstreet Aja Bab Kedua belas (halaman, 197-212)... 66

2.1.12.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman,202-203)... 66

2.1.12.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 211-212) ... 68

2.2 Hubungan Amplifikasi dengan Ciri-ciri Konteks ... 69

2.2.1 Novel Backstreet Aja Bab Pertama (halaman, 1-23) ... 69

2.2.1.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 8-23)... 69

2.2.1.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 14)... 71

2.2.1.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 17-18) ... 72

2.2.1.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 19)... 74

2.2.2 Novel Backstreet Aja Bab Kedua (halaman, 24-44) ... 75

2.2.2.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 28-29) ... 75

2.2.2.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 29-30) ... 76

2.2.3 Novel Backstreet Aja Bab Ketiga (halaman, 48-58)... 78

2.2.3.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 48) ... 78

2.2.3.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 55) ... 79


(11)

2.2.4.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 62-63) ... 80

2.2.4.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 63-65)... 81

2.2.4.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 69)... 83

2.2.5 Novel Backstreet Aja Bab Kelima (halaman, 75-95)... 84

2.2.5.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 76) ... 84

2.2.5.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 77) ... 86

2.2.5.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 79-80) ... 87

2.2.5.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 83) ... 89

2.2.5.5 Novel Backstreet Aja Bagian Kelima (halaman, 84-85) ... 90

2.2.5.6 Novel Backstreet Aja Bagian Keenam (halaman, 91) ... 92

2.2.5.7 Novel Backstreet Aja Bagian Ketujuh (halaman, 95) ... 93

2.2.6 Novel Backstreet Aja Bab Keenam (halaman, 96-111) ... 94

2.2.6.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 101) ... 94

2.2.6.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 103-104)... 96

2.2.6.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 107-108) ... 97

2.2.6.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman,109-110)... 99

2.2.7 Novel Backstreet Aja Bab Ketujuh (halaman, 112-133)... 100

2.2.7.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 113-114) ... 100

2.2.7.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 116) ... 101

2.2.7.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 124-125) ... 102

2.2.7.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 130-131)... 104

2.2.8 Novel Backstreet Aja Bab Kedelapan (halaman, 134-149) ... 106


(12)

2.2.9 Novel Backstreet Aja Bab Kesembilan (halaman, 150-164) ... 107

2.2.9.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 155-156) ... 107

2.2.9.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 161-162)... 109

2.2.10 Novel Backstreet Aja Bab Kesepuluh (halaman, 165-178) ... 110

2.2.10.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 167-169)... 110

2.2.10.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 176-177) ... 111

2.2.11 Novel Backstreet Aja Bab Kesebelas (halaman, 179-196) ... 114

2.2.11.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 184-185)... 114

2.2.11.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 188-189) ... 116

2.2.12 Novel Backstreet Aja Bab Kedua belas (halaman, 197-212)... 119

2.2.12.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman,202-203)... 119

2.2.12.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 211-212) ... 121

BAB III Simpulan dan Saran... 124

3.1 Simpulan ... 124

3.2 Saran... 124

Daftar Pustaka

Lampiran


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar belakang

Bahasa merupakan suatu sarana yang penting bagi manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya, sehingga manusia dapat menyampaikan ide-ide atau gagasannya pada orang lain, dengan kata lain bahwa komunikasi manusia yang terjadi lewat bahasa merupakan suatu intrumen yang penting bagi kehidupan manusia sesuai dengan fungsi bahasa. Yang dimaksud dengan fungsi bahasa adalah nilai-nilai pemakai bahasa yang dirumuskan sebagai tugas bahasa itu dalam kedudukan yang diberikan kepadanya. Komunikasi dilakukan tanpa melewati batas-batas fungsi bahasa seperti yang dikemukakan oleh Jacobson 1960 (dalam Tarigan,1987:11-12), terdiri atas enam fungsi yaitu: fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi metalinguistik, fungsi konatif, fungsi fatik, dan fungsi puitik.

1) Fungsi referensial adalah memusatkan perhatian kepada isi acuan suatu pesan. 2) Fungsi emotif adalah memusatkan perhatian kepada pembicara.

3) Fungsi metalinguistikadalah memusatkan perhatian kepada kode atau sandi yang dituliskan.

4) Fungsi konatif adalah memusatkan perhatian kepada keinginan pembicara yang dilakukan atau yang dipikirkan oleh pendengar.

5) Fungsi fatik adalah memusatkan perhatian kepada pemilliharaan hubungan atau kontak antara pembicara dan pendengar.


(14)

6) Fungsi puitik adalah memusatkan perhatian pada cara suatu pesan disandikan atau dituliskan.

Bahasa yang digunakan sebagai instrument komunikasi bukanlah suatu materi atau benda yang bersifat konkrit yang dapat dilihat secara visual. Walaupun demikian, sangat penting atau vital bagi kehidupan manusia, karena tanpa bahasa hidup kita seolah-olah hampa dan bisu. Sesuai dengan dikemukakan oleh Kridalaksana 1983 (dalam Chaer, 1994:5), bahasa adalah sistem lambang yang digunakan oleh kelompok sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri.

Dalam berkomunikasi ada sejumlah komponen yang penting yaitu: tempat dan suasana terjadinya peristiwa tindak tutur (setting), pembicara dan pendengar/lawan tutur (participant), tujuan akhir pembicaraan (end), kesempatan pembicara mempergunakan kesempatan pembicara (act), nada dan ragam bahasa (key), sarana yang digunakan (instrument), aturan (norm), dan jenis kegiatan tindak tutur (genre), yang disingkat menjadi SPEAKING. Semua komponen inilah yang mendukung terciptanya suatu komunikasi/tindak tutur yang dan terarah. Dengan kata lain, tanpa kehadiran komponen ini, maka akan terjadi komunikasi yang absurd (kacau) dalam istilah sehari-hari disebut ngaur.

Pada saat berlangsungnya tindak tutur/komunikasi yang terjadi antara pembicara dan pendengar kadang-kadang isi topik pembicaraan tidak tersusun secara apik atau tidak terjalin koherensi (keutuhan) sehingga koneksi antarkalimat-kalimat tidak tampak Menurut Webster (dalam Tarigan, 1987:104), koherensi (1) adalah kohesi, perbuatan atau keadaan menghubungkan dan mempertalikan. Koherensi (2)


(15)

adalah koneksi, hubungan yang cocok atau sesuai dan ketergantungan satu sama lain, sehingga terjalin kekompakan.

Sesuai dengan pendapat Halliday dan Hasan (dalam Brown dan Yule, 1993:190), bahwa determinan utama menentukan apakah sekelompok kalimat merupakan teks atau tidak terngantung pada kohesi yang ada hubungannya dengan kalimat-kalimat itu yang menciptakan texture atau jaringan.

Untuk membentuk suatu topik pembicaraan yang bersifat koherensi, maka diperlukan sebuah aspek. Aspek yang berfungsi membentuk texture koherensi terdiri atas tiga bagian yaitu: aspek semantis, aspek leksikal, aspek gramatikal, dan aspek fonologis (dalam Hasan,1991:100).

(Dalam Hasan, 1991:110), mengatakan aspek semantis terdiri dari sembilan jenis yaitu: sebab akibat, perbandingan, perafrastis, amplifikasi, aditif, identifikasi, generik-spesifik, referensi.

Dalam penelitian ini aspek semantis yang digunakan ialah amplifikasi. Waktu berkomunikasi antara pembicara dan pendengar kadang-kadang jawaban pendengar kurang serius atau bahkan tidak serius. Maka untuk menghilangkan keragu-raguan itu diperlukan amplifikasi. Amplifikasi adalah penguatan suatu bagian-bagian kalimat dengan kalimat lain.

Keterlibatan amplifikasi terlibat dalam wacana lisan dan tulisan. Dalam wacana lisan muncul pada situasi wawancara, seminar, rapat, debat, diskusi, dan seremoni. Misalnya, dalam seminar yang bertajuk kebudayaan, salah satu perserta mengajukan pertanyaan kepada pemakalah, secara otomatis pemakalah harus menjawab pertanyaan peserta, maka untuk memperkuat jawabannya bisa saja


(16)

pemakalah menyampaikan jawaban dalam bentuk amplifikasi: ”Untuk lebih mengetahui budaya, Saudara dapat menbaca buku karangan Koentjaraningrat yang membahas masalah seputar kebudayaan.” Jadi, secara otomatis amplifikasi sering diucapkan pada saat berlangsungnya komunikasi/tindak tutur. Dalam bentuk tulisan amplifikasi terdapat pada novel, prosa, majalah, dokumen, dan surat kabar. Misalnya,amplifikasi dalam bentuk wacana tulisan yang terdapat pada Harian SIB Minggu,4 Maret 2007: ”Kita gencarkan perang terhadap segala bentuk narkoba sesuai instruksi Pak Kapolri.

Keterbatasan wawasan dan pengetahuan tentang linguistik menyebabkan ketidaktahuan pembicara atau pendengar tentang aspek yang terbentuk saat komunikasi/peristiwa tutur berlangsung.Misalnya: ”Anak itu pintar ya?”kemudian disusul dengan jawaban pendengar yang mengandung unsur amplifikasi untuk meyakinkan pembicara: ”Buktinya, ia selalu juara di sekolahnya.“ Melihat hasil ujaran antara si pembicara dan pendengar tampak adanya suatu koherensi/keutuhan.Dengan kata lain, terjalin suatu koneksi atau kekompakan yang saling mendukung antara pertanyaan dengan jawaban. Menurut Kridalaksana (dalam Tarigan, 1987:110), amplifikasi merupakan aspek semantis yang membentuk koherensi.

Penelitian tentang amplifikasi sebelumnya sudah pernah diteliti oleh Harimurti Kridalaksana pada tahun 1978 yaitu tentang Keutuhan Wacana. Dalam penelitiannya, Kridalaksana menitikberatkan hubungan amplifikasi dengan koherensi.Pernyataan atau ungkapan yang mengadung unsur-unsur amplifikasi diaplikasikan Kridalaksana dalam bentuk kalimat dan paragrap.


(17)

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang amplifikasi yang merupakan salah satu objek kajian di bidang linguistik dalam tinjauan wacana. Penelitian mengenai implikasi atau keterlibatan unsur-unsur amplifikasi dalam penelitian ini tertuang dalam ciri-ciri konteks yaitu: pembicara, pendengar/lawan tutur, topik pembicaraan, waktu, tempat berlangsungnya komunikasi, dan sarana yang digunakan dalam situasi komunikasi. Objek kajian amplifikasi ini diaplikasikan peneliti dalam bentuk novel Backstreet Aja karya Gisantia Bestari yang terbit pada tuhun 2005 edisi ketiga yang terdiri dari dua belas bab diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Novel ini terdiri dari 212 halaman merupakan salah satu novel populer yang menceritakan kisah-kisah pacaran anak remaja di SMA Camar.

1.1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Bagaimana fungsi amplifikasi dalam ciri-ciri konteks yang terdapat pada novel

Backstreet Aja karya Gisantia Bestari?

2) Bagaimana hubungan amplifikasi dalam ciri-ciri konteks ?

1.2 Batasan Masalah

Untuk memperinci penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada keterlibatan


(18)

2005 menccakup fungsi dan hubungan amplifikasi dengan ciri-ciri konteks yang bersifat komunikasi verba.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1) Mengetahui fungsi amplifikasi dalam ciri-ciri konteks pada novel Backstreet Aja karya Gisantia Bestari.

2) Menjelaskan hubungan amplifikasi dalam ciri-ciri konteks pada novel Backstreet

Aja karya Gisantia Bestari.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Secara umum, bukan hanya semata-mata untuk mendeskripsikan, menguraikan,

dan menjelaskan objek penelitian tetapi, harus ada manfaat dari suatu objek penelitian terlebih-lebih pada bidang ilmu yang bersangkutan. Maka karena itu, hasil pnelitian ini diharapkan bermanfaat seperti berikut :

1) Mendeskripsikan amplifikasi kepada pembaca dalam ciri-ciri konteks yang terdapat pada novel Backstreet Aja karya Gisantia Bestari yang terbit pada tahun 2005.

2) Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai amplifikasi dalam ciri-ciri konteks pada novel Backstreet Aja karya Gisantia Bestari yang terbit pada tahun 2005 sebagai objek kajian linguistik tinjauan wacana.


(19)

3) Menjadi rujukan atau referensi dalam mendeskripsikan/menggambarkan amplifikasi linguistik bagi peneliti selanjutnya.

1.4 Metode dan Teknik Penelitian

1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode simak (Sudaryanto, 1993:113), yaitu dengan cara membaca penggunaan bahasa yang terdapat pada novel Backstreet

Aja karya Gisantia Bestari. Data dikumpul dengan cara membaca novel tersebut yang

dijadikan sebagai sumber data. Metode simak ini diwujudkan dengan metode teknik catat (Sudaryanto, 1993:113), yaitu dengan mencatat data-data yang dianggap memenuhi sehingga lebih mudah dianalisis dan digolongkan, dengan instrumen adalah peneliti sendiri.

1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Sesuai dengan defenisinya metode adalah cara yang harus dilaksanakan, maka setelah semua data-data terkumpul dimulailah dengan analisis terhadap data menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 2001:15). Teknik lanjutan yang digunakan ialah teknik sisip dan teknik perluas. Teknik sisip adalah teknik yang dilakukan dengan menysipkan unsur baru pada sebuah satuan lingual. Teknik perluas


(20)

adalah teknik yang digunakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 2001:37-38).

Teknik sisip

Contoh : a. Aduh,Mayang. b. Ini bukan gosip.

Dengan menggunakan teknik sisip,maka unsur amplifikasi menjadi:

Aduh, Mayang, ini bukan gosip.

Teknik perluas

Contoh: a. Aduh,Yang, yang kurus itu lho. b. Yang sekretaris OSIS…

Dengan menggunakan teknik perluas, maka unsure amplifikasi menjadi: Aduh,Yang, yang kurus itu lho, yang sekretaris OSIS…

Teknik lain yang digunakan adalah teknik baca markah. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalahpemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atas identitas konstituen tertentu; dan kemampuan membaca pemarkah itu (marker) berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud (Sudaryanto, 2001:95).

Praktek penggunaan teknik ini sangat khas, yaitu tidak menggunakan bantuan alat, melainkan dengan melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Dengan “melihat langsung” pemarkah itu menjadi “membuka diri” dan berlaku sebagai “tanda pengenal” akan status satuan lingal yang diamati.


(21)

Contoh : Tau dong.

Pemarkah “Tau dong”, yang tersematkan pada kalimat di atas membuka diri dan berlaku sebagai tandda pengenal terhadap kode-kode lain yang merupakan unsur amplifikasi.

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Pengertian Amplifikasi

Secara etimologis, amplifikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata yang artinya penguat, pembesaran, dan penembangan sesuatu (dalam amplification Indrawan, 2001:103) dan (dalam Rosna, 2002:50).

Menurut Harimurti Kridalaksana (1978) dan dalam (Hasan, 1991:103) amplifikasi adalah penguatan suatu bagian-bagian kalimat dengan kalimat yang lain.

1.5.2 Fungsi Amplifikasi

Fungsi amplifikasi untuk memperkuat kalimat-kalimat atau pernyataan karenayang diucapkan kadang-kadang kurang dipercayai atau bahkan tidak dipercayai oleh lawan tutur (dalam Hasan, 1991:103).

Contoh: Itu lho yang pake ransel item, yang megang fruit tea...

Amplifikasi ini berfungsi untuk meyakinkan Mayang bahwa laki-laki yang selama ini membuat dia penasaran itulah orangnya.


(22)

1.5.3 Ciri – ciri Konteks

Menurut Dell Hymes (dalam Brown dan Yule, 1993:38; Sumarsono dan Pranata, 2002:335; Chaer, 1994:631), dan Pemil.2006. Peristiwa Tutur pada Seminar

Internasional Tradisi Lisan Indonesia-Malaysia (dalam skripsi, hal. 1-2)

mengemukakan faktor yang menandai peristiwa komunikasi yang disingkat SPEAKING, yang terdiri atas:

S : Setting atau scene yaitu tempat bicara dan suasana bicara (ruang diskusi dan suasana diskusi).

P : Partipant yaitu pembicara, pendengar\lawan tutur misalnya, dalam diskusi partisipan-nya adalah peserta diskusi.

E : End yaitu tujuan akhir pembicaraan/diskusi.

A : Act yaitu suatu peristiwa dimana seorang pembicara mempergunakan kesempatan bicaranya.

K : Key yaitu nada suara dan ragam bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pendapatnya dan cara menggunakan pendapatnya.

I : Instrument yaitu alat yang digunakan dalam menyampaikan pendapatnya misalnya secara lisan, tulisan, lewat telepon, dan sebagainya.

N : Norm yaitu aturan permainan yang ditaati oleh setiap peserta diskusi, penutur, dan pendengar.

G : Genre yaitu jenis kegiatan diskusi/percakapan yang mempunyai sifat-sifat lain misalnya, panel, seremoni, dan debat.


(23)

Contoh: Participant :

Pembicara (Mayang) : “Gosip apa yang enak diomongin kali ini?” Pendengar (Tya) : “Aduh,Mayang ini bukan gosip, Tapi fakta!”

Setting : Bel istirahat telah usai.Kelas 1-2 seperti kapal pecah di saat tak ada guru. Kelas yang dihiasi canda tawa para murid yang menempatinya. Kelas tempat anak-anak cowok sering menjaili anak cewek. Kelas di mana gosip-gosip sedap meluncur dari bibir-bibir anak cewek.

End : Membicarakan seorang laki-laki yang namanya Fajri.

Act : Tya melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : komunikasi secara timbal-balik antara Tya dan

Mayang.

Genre : percakapan nonformal/santai.

Pembicara

Pembicara adalah penuturatau penulis yang membuat ujaran. Mengetahui si

pembicara pada suatu situasi akan mempermudah untuk mengitrpretasikan siapa pembicaranya (dalam Brown da Yule, 1993:39). Misalnya, dalam novel terdapat


(24)

ujaran pembicara mengenai sekretaris OSIS itu merupakan suatu alat interpretasi bahwa pembicara adalah seorang siswa.

Pendengar

Pendengar adalah lawan bicara atau pembaca yang yanng menjadi penerima ujaran (dalam Brown dan Yule, 1993:39). Mengetahui pendengar sama halnya dengan mengetahui pembicara.

1.5.4 Lokusi

Menurut J.L.Austin (dalam Hasan, 1991:9), lokusi (lecutionary act) yang mengaitkan satu topik dengan satu keterangan dalam suatu ungkapan serupa dengan hubungan pokok dengan predikat agar topik penjelasan dalam sintaksis. Dengan kata lain (dalam Hasan 1991:9), lokusi adalah makna dasar atau referensi kalimat itu.

1.5.5 Ilokusi

Menurut J.L.Austin (dalam Hasan, 1991:9), ilokusi (illecutionary act) pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji, pertanyaan, dan sebagainya dengan kata lain (dalam Hasan 1991:9) ilokusi adalah sebagai daya yang ditimbulkan oleh pemakaiannya sebagai perintah, ejekan, keluhan, pujian, dan harapan.

1.5.6 Perlokusi

Menurut Nababan, 1989:18 (dalam Hasan, 1991:9), perlokusi (perlocutionary

act) hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu pada pendengar sesuai

dengan situasi, kondisi, pengucapan. Dengan kata lain (dalam Hasan, 1991:9) perlokusi adalah hasil dari ucapan terhadap pendengarnya.


(25)

BAB II

AMPLIFIKASI DALAM CIRI-CIRI KONTEKS PADA NOVEL

BACKSTREET AJA KARYA GISANTIA BESTARI

2.1 Fungsi Amplifikasi dalam Ciri-ciri Konteks pada Novel Backstreet Aja

Karya Gisantia Bestari

2.1.1 Novel Backstreet Aja Bab Pertama (halaman, 1-23)

2.1.1.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 8-9)

Setting : Bel istirahat telah usai. Kelas 1-2 seperti kapal pecah di saat tak ada guru. Kelas dimana tawa dan canda menghiasi hari-hari para murid yang menempatinya. Kelas tempat anak-anak cowok sering menjaili anak cewek. Kelas di mana gosip sedang meluncur dari bibir anak-anak cewek. Dan kelas di mana suka dan duka menyertai mereka bersama.

Participant :

Pembicara ( Tya) : ”Mayang Octalentaaaa!”

Pendengar ( Mayang ) : ”Gosip apa yang lagi enak diomongin kali ini ?”

Tya (1) : ” Aduh, Mayang, ini bukan gosip.Tapi fakta!” (Backstreet Aja, hal.8, brs.28).

Mayang : “Ah… Gue maunya gosip bisa bebas ngomong.”

Tya : ”Yang, tau anak kelas tiga yang tinggi gundul itu, nggak?”


(26)

Tya (2) : ”Aduh, Yang, yang kurus itu lho,yang sekretaris OSIS. Keren banget ya…? Kok bisa sih orang selucu itu? Udah baik, pintar, baby face, terus gaul banget, lagi! Ih, mana tahan gue!” (Backstreet Aja, hal.9, brs.10-14).

Mayang : ”Oh, Fajri…”

Tya : ”Siapa? Fajri?”

Mayang : ”Iya, Fajri. Yang item banget itu, kan? Ya udah, Fajri namanya”

Tya : ”Tau dari mana?”

Mayang (1) : ”Tau dong.Waktu MOS kan dia bilang namanya Fajri.” (Backstreet

Aja, hal.9, brs.22-23).

Tya : ”Ya ampun…”

End : Pembicaraan mengenai seorang laki-laki yang namanya

Fajri.

Act : Tya melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Tya dan Mayang.


(27)

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Tya (1) untuk meyakinkan Mayang bahwa apa yang disampaikan Tya bukan sekedar canda melainkan suatu keseriusan mengenai topik pembicaraan mereka. Ujaran Tya (2) untuk meyakinkan Mayang bahwa laki-laki yang mereka maksud, ciri -cirinya kurus dan selain itu dia sebagai sekretaris OSIS di SMA Camar.

Ujaran Mayang (1) bertujuan untuk meyakinkan bahwa ia kenal betul dengan dengan laki-laki itu karena waktu MOS dia memberitahukan namanya.

2.1.1.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 14)

Setting : Siswa kelas 1-2 sedang belajar bahasa Inggris yang

diajarkan oleh ibu Diah. Participant :

Pembicara ( Mayang ) : “Eh, Ta, sebenarnya gue pingin banget lho ucapin makasih ke Bu Diah. Kan gara-gara dia gue bisa jadi ketemu tuh cowok.”

Pendengar (Rista) : “Ah, tapi gimana pun juga Bu Diah nggak akan mau nyuruh lo ngambil buku lagi. Udah kapok dia, nggak mau nunggu lama.

Mayang (1) : ”Eh, tuh dia!” (Backstreet Aja, hal.14, brs.10).

Rista : “Yang mana? Kan banyak,Yang!”

Mayang (2) : ”Itu lho, yang pake ransel item, yang megang fruit tea…” (Backstreet


(28)

Rista : “Oh, Ariel.

End : Pembicaraan mengenai seorang laki-laki yang namanya

Ariel.

Act : Mayang melanjutkan pembicarannya setelah Rista

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik.

Genre : Perkacapan nonformal/santai.

Fungsi amplifikasi : Memperkuat

Ujaran Mayang (1) untuk memperkuat ucapan Mayang kepada Tya tentang seorang laki-laki yang baru bertemu di kantor guru ketika ia mengambil LKS bahasa Inggris. Meyakinkan

Ujaran Mayang (2) untuk lebih meyakinkan bahwa ia memang bertemu di kantor guru dengan seorang laki-laki yang tidak jauh jaraknya dari mereka.

2.1.1.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 17-18)

Setting : Suasana kelas lagi asyik aman dan siswa sibuk dengan PR mereka.

Participant :


(29)

Pendengar (Mayang1) : ”Tapi kemarin gue mikirin dia pas lagi ngerjain PR. Gue jadi nggak konsen. Jadinya gue nggak ngisi apa-apa. Tuh PR Cuma gue plototin. Dan walaupun gue nggak mikirin siapa- siapa tuh, PR nggak bakal gue kerjain juga sih Gue paling malas ngerjain PR”. (Backstreet Aja, hal.17, brs.5-11).

Rista : ”Dasar!”

Mayang (2) : ”Rista....Oh my God, Rista…Keren banget! Aa..cute abis! Astaga

Rista, cakep, lucu, sumpah! Gue nggak nyesel bisa jadi adik kelasnya! Hidungnya mancung, matanya bulet,aaaah bisa gila gue!” (Backstreet

Aja, hal.18, brs.26-30).

Rista : “Iya, iya, gue tahu kok,Yang.Tapi jangan bikin gue budeg dong!

End : Pembicaraan menngenai seorang laki-laki yang bernama

Ariel.

Act : Rista melanjutkan pembicaraannya setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang. Genre : Percakapan nonformal/ santai.


(30)

Fungsi amplifikasi : Memperkuat

Ujaran Mayang (1) untuk memperkuat alasannya bahwa Mayang tidak mengerjakan PR karena terus memikirkan laki-laki yang bertemu dengannya di kantor guru sewaktu mengambil buku LKS.

Meyakinkan

Ujaran Mayang (2) untuk meyakinkan Rista bahwa Mayang benar-benar suka sama laki-laki ganteng yang bertemu dengannya kemarin di kantor guru.

2.1.1.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 19)

Setting : Bel berbunyi tanda. Siswa SMU Camar istirahat

Demikian halnya dengan Rista dan Mayang. Participant :

Pembicara (Mayang ) : ”Ta, Ariel, Ta!”

Pendengar (Tya) : ”Lo ngebosanin banet sih! Dari tadi dia-dia aja yang lo pikirin! Mending dia masih ingat kejadian kemarin!”

Mayang (1) : Oke, gue tes! (Backstreet Aja, hal.19, brs.14).

Rista : “Tes gimana maksud lo?”

Mayang (2) : ”Yang kemaren itu lo ... yang di ruang guru.. (Backstreet Aja, hal.19, brs.23-24).

Ariel : ”Oh, ya.

End : Pembicaraan mengenai pertemuan Ariel dengan Mayang di


(31)

Act : Mayang melanjutkan pembicaraan setelah Ariel meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Mayang dan Ariel

Genre : Percakapan nonformal/santai.

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Mayang (1) dan (2) berfungsi untuk meyakinkan Rista bahwa laki-laki itu masih kenal betul dengan raut wajah Mayang.

2.1.2 Novel Backstreet Aja Bab Kedua (halaman, 24-44)

2.1.2.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 28-29)

Setting: : Seperti biasanya kantin ramai dipenuhi siswa SMU Camar. Satu kesempatan yang buat Rista dan Mayang untuk berbagi cerita.

Participant :

Pembicara (Ariel) : ”Senang gue bisa ngobrol sama lo.” . Pendengar (Rista) : “Makasih.”

Ariel (1) : Eh, Yang, gue juga senang ngobrol sama lo.” (Backstreet Aja, hal.28, brs.15-16).


(32)

Mayang (1) : “Gue benci sama lo! Lo nyari kesempatan dalam kesempitan ya?? Atau sengaja ngerusak salah satu hal terindah gue???” (Backstreet Aja, hal.29, brs.1-3).

Rista : ”Nggak...”

End : Pembicaraan pertemuan antara Mayang, Tya, dan Ariel.

Act : Ariel melanjutkan pembicaraan setelah Mayang dan Riska

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Ariel, Tya dan

Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi :

Mengatakan yang hal sebenarnya

Ujaran Ariel (1) untuk menyatakan hal yang sebenarnya bahwa selain senang bertemu dengan Rista dia juga senang bertemu dengan Mayang.

Menunjukkan keseriusan

Ujaran Mayang (1) bertujuan untuk menunjukkan keseriusan (tanpa basa-basi) mengatakan sikap tak senang terhadap Tya karena kelihatannya Ariel lebih kompak sama Rista daripada sama Mayang.


(33)

2.1.2.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 29-30)

Setting : Halaman sekolah SMU Camar dihiasi berbagai kegiatan siswa-siswa karena pada saat itu jam istirahat. Tampak Rista yang lagi mengejar Mayang yang lagi kesal.

Participant :

Pembicara (Rista) : ”Yang, Mayang! Lo denger gue dulu dong,Yang.Lo jangan marah sama gue...”

Pendengar (Mayang) : ”Apa perlu gue denger?”

Rista : ” Gue kan ngomong sama Ariel karena dia nanya. Lagian, kalo dia nggak negur gue, gue nggak akan negur dia duluan.”

Mayang (1) : ”Oke, gue bisa percaya tapi, gue heran aja, kok kayaknya Ariel lebih tertarik sama elo. Sampe nanyain jelas segala.” ???” (Backstreet Aja, hal.29, brs.17-19).

Rista (1) : ”Gue nggak bermaksud bikin lo marah, lagi Yang. Gue nggak

bermaksud ngerusak acara lo. Mungkin sebenarnya Ariel mau nanyain kelas ke elo, tapi dia malu. Makanya dia nanya gue, sebagai gantinya.”

???” (Backstreet Aja, hal.29, brs.127-31).

Mayang : ”Lah, kenapa dia mesti malu?”

Rista (2) : ”Karena dia suka sama lo!” ???” (Backstreet Aja, hal.29, brs.34).

Mayang : ”Ah, Rista...”

End : Pembicaraan Rista dan Mayang tentang sikap Ariel.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang


(34)

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi:

Mengatakan hal yang sebenarnya

Ujaran Mayang (1) untuk mengatakan hal yang sebenarnya bahwa Rista tidak senang melihat Ariel kompak dan lebih akrab pada Rista daripada Mayang sendiri.

Ujaran Rista (1) untuk mengtakan hal yang sebenarnya kepada Mayang bahwa Rista hanya sebatas teman biasa saja sama Ariel.

Meyakinkan

Ujaran Rista (2) untuk meyakinkan Mayang bahwa Ariel suka pada sahabatnya itu bukan sama Rista, kalau pun hal-hal yang menyebalkan itu membuat Mayang marah dan kecewa tak habis-habisnya.

2.1.3 Novel Backstreet Aja Bab Ketiga (halaman, 45-58)

2.1.3.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 48)

Setting : Bel masuk berbunyi super nyaring, Rista dan Mayang

beranjak dari kursi.Rista berjalan sambil memegang tangan Mayang.

Participant : Pembicara (Rista) : ”Yang…”


(35)

Pendengar (Mayang) : ”Kenapa?”

Rista : ”Bagi gope dong. Gopeee doang. Buat ongkos nih,

sebenarnya gue lupa bawa duit. Ayolah, lo pulang kan sama Ariel...”

Mayang : ”Hhmm, gimana ya... Seandainya gue kasih, lo janji ya nggak bilang ke siapa-siapa...”

Rista (1) : ”Ya, ampun Mayang. Nggak mungkinlah gue bilang-bilang segala. Lo

nggak percayaan banget sih sama gue. Sadar dong, Yang Gue tuh Rista.Rista! Please deh!” ???” (Backstreet Aja, hal.48, brs.24-28).

End : Pembicaraan mengenai rahasia Mayang tentang Ariel.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Tya dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Rista (1) berusaha untuk meyakinkan Mayang bahwa dia sama sekali tidakakan membeberkan rahasianya kepada siapa pun tentang perasaannya Mayang sama Ariel.


(36)

2.1.3.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 55)

Setting : Sore hari Rista menelepon Mayang untuk mengisi

waktunya yang lagi kosong. Participant :

Pembicara (Mayang ) : ”Halo…”

Pendengar : ”Halo? Mayang? Yang, tebak deh, masa gue dibeliin pulsa lagi sama Dega! Gila tuh cowok baik banget. Tau aja kebutuhan gue.”

Mayang : ”Jadi pulsa buat nelepon gue dari Dega dong ...”

Rista : ”Yah begitulah.”

Mayang (1) : ”Lo pasti ada rasa.” ???” (Backstreet Aja, hal.55, brs.9).

Rista : ”Huu..enak aja Eh, udah dulu ya.”

End : Pembicaraan Rista mengenai seorang laki-laki yang

namanya Dega.

Act : Mayang melanjutkan pembicaraan setelah Rista

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : lewat telepon.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang


(37)

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Mayang (1) bertujuan untuk meyakinkan Rista bahwa sahabatnya itu pasti suka sama Dega karena Dega baik dan perhatian sama Rista.

2.1.4 Novel Backstreet Aja Bab Keempat (halaman, 59-74)

2.1.4.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 62-63)

Setting : Suasana lagi asyik. Ariel lagi di rumah Mayang. Dengan asyiknya Genta abangnya Mayang bercerita sama Ariel tentang kenangan mereka dulunya waktu masih satu sekolah.

Participant :

Pembicara(Genta) : ”Lo, gimana, Ar? Lo ikut nggak? Kalo gue bilang sih ikut aja. Pasti seru. Ingat nggak acara kemah tahun lalu? Kaki gue masuk ke selokan.”

Pendengar (Ariel)(1) : ”Hhmm..gimana ya? Gue sih mau ikut kalo dia ikut juga.” ???”

(Backstreet Aja, hal.62, brs.28-29).

Genta : ”Siapa tuh dia?”

Ariel : ”Ya siapa lagi kalo bukan anak kelas satu itu.”

End : Pembicaraan mengenai kisah-kisah Genta dan Ariel waktu

masih satu sekolah di SMA Camar dan mengenai kegiatan kemah yang akan diadakan oleh SMA Camar.


(38)

Act : Genta melanjutkan pembicaraan setelah Ariel meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Ariel dan Genta.

Genre : Percakapan nonformal/santai.

Fungsi amplifikasi :

Mengatakan hal yang sebenarnya

Ujara Ariel (1) bertujuan untuk mengatakan hal yang sebenarnya bahwa kalau seseorang yang ada di hatinya (masih dirahasiakan) ikut, maka ia pun pasti ikut.

2.1.4.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 65-66)

Setting : Mayang lagi di rumahnya dan untuk mengisi waktu

luanganya dia menelpon Rista. Participant :

Pembicara (Rista) : ”Halo?”

Pendengar (Mayang ) : ”Ta, lo ikut ke Cibubur nggak hari Sabtu?”

Rista : ”Gue ikut kalo ikut.”

Mayang : ”Gue ikut kok! soalnya Ariel ikut! Terus dia bakalan

nembak anak kelas satu yang udah ditaksirnya dari dulu...” Rista : ”Oya? Cieee...ada yang jadian di Cibubur nih!


(39)

Rista : ”Santai aja,Yang. Lo cepatan tidur deh. Biar bisa mimpiin Ariel terusss..”

Mayang : ”Tungguh nih. Gue mau nanya .Hhmm, bisa aja kan anak kelas satunya tuh gue, Ta?”

Rista : ”Bisa dong.”

Mayang (1) : ”Gue juga ngerasa gitu,Ta.Pikirin deh, gue sama dia kan udah sering jalan, walaupun bertiga sama Mas Genta sih...tapi, bisa aja kan?” ???”

(Backstreet Aja, hal.66, brs.29 dan hal. 66, brs. 1-2).

Rista (1) : ”Bisa, bisa. Pokoknya bisa. Anything is possible, gitu lho.” ???”

(Backstreet Aja, hal.66, brs.3-4).

End : Pembicaraan mengenai Ariel yang menurut Mayang, Ariel

suka sama dia.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Mayang (1) bertujuan untuk meyakinkan Rista bahwa gadis pilihannya Ariel adalah dia sendiri karena Ariel sering datang ke rumahnya.


(40)

Meyakinkan

Ujaran Rista (1) bertujun untuk meyakinkan Mayang bahwa cewek yang akan dipilih Ariel nanti pada saat berkemah ke Cibubur tidak lain dan tak bukan ialah Mayang sahabatnya itu.

2.1.4.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 69)

Setting : Koridor sekolah penuh dengan murid SMA Camar tepat

jam delapan pagi di hari Sabtu. Enam puluh siswa yang ikut ke acara istemewa itu membawa tas gede-gede.Ada juga yang membawa tas lebih dari satu. Bu Daura akan segera berjalan berkeliling membawa kotak kecil berisi lipatan kertasyang diambil oleh masing-masing anak. Ketika giliran Mayang mengambil, jantungnya langsung deg–degan.

Participant :

Pembicara (Rista ) : ” Mayaaaang!!! Yang, lo dikelompok mana?”

Mayang : ”Ta,gue sama Ariel beda kelompok ...sedih... Lo di

kelompok mana, Ta?”

Rista ( 1) : ”HILMAN...” ???” (Backstreet Aja, hal.69, brs.9).

Mayang : ” HILMAN??SERIUS LO?”

Rista : ”Dua rius malah.”

Mayang : ”Itu kan kelompoknya Ariel! Kok bisa sih lo dapet Hilman juga…”


(41)

End : Pembicaraan mengenai pembagian kelompok kemah yang akan diadakan di Cibubur.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi:

Mengatakan hal yang sebenarnya

Ujaran Rista (1) bertujuan untuk mengatakan hal yang sebenarnya kepada Mayang bahwa Rista sendiri masuk kelompok Hilman dengan demikian, dia bisa lebih dekat lagi sama Ariel sahabatnya itu.

2.1.5 Novel Backstreet Aja Bab Kelima (halaman, 75 -95)

2.1.5.1 Novel Bacstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 76)

Setting : Dega dan Mayang sedang duduk-duduk dekat kem mereka karena kebetulan mereka satu kelompok yaitu Asma Nadia. Mereka kelihatan sangat asyik sambil menghirup udara pagi Cibubur.


(42)

Pembicara (Mayang ) : Jadi gini lho, Ga ...Aiel kan kenal ama kakak gue. Nah, kakak gue cerita, Ariel lagi naksir cewek kelas satu,Ga. Dan Ariel nembak tuh cewek pas di sini, di Cibubur Ehm...bukannya GR, tapi gue rasa cewek yang dimaksud

tuh gue. Coba deh, gue kan udah sering ditraktir sama Ariel. Makanya gue dari tadi nggak tenang

mikirin kapan dia nyatainnya. Sekarang, Rista sama Ariel pasti udah mulai akrabYang gue takutin, Ariel bakal berpindah hati....”.

Dega (1) : ”Yang, setau gue, Ariel tuh bukan orang yang gampang berpindah

hati.Dan lo jangan GR dong! Menurut feeling gue,Ariel nggak bakalan nembak lo.” ???” (Backstreet Aja, hal.76, brs.8-11).

Mayang : ”Ga, dari gaya bicara lo,kayaknya lo deket sama Ariel.Kok bisa-bisanya yakin Ariel nggak bakalan nembak gue?” End : Pembicaraan mengenai cewek yang akan dipilih Ariel saat

berkemah di Cibubur.

Act : Mayang melanjutkan pembicaraan setelah Dega

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Dega dan Mayang.


(43)

Fungsi amplifikasi: Meyakinkan

Ujaran Dega (1) bertujuan meyakinkan Mayang bahwa Ariel seorang sosok laki-laki yang tegar serta senantiasa berpegang teguh pada pendiriannya. Tanpa ragu-ragu Dega mengatakan Mayang bukanlah gadis pilihannya Ariel.

2.1.5.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 77)

Setting : Di perkemahan Rista sama Ariel duduk sama-sama.Begitu kelihatan akrab dan kompak. Pada saat itu Mayang tak ada bersama mereka berdua sehingga tak ada sesuatu yang perlu ditakuti.

Participant :

Pembicara (Ariel 1) : ”Arista, gue serius. Asal lo tau ,selama ini gue dekat sama Mayang, Mayang bersedia nyomblangin gue sama lo.Tapi, ternyata,sekitar seminggu yang lalu gue dikasih tahu Dega kalo Mayang suka sama gue. Katanya, Dega dikasih tau elo, Ta.Gue langsung nggak enak hati sama Mayang. Akhirnya minat gue buat minta dicomblangin sama lo batal deh. Kasian kan Mayang. Bisa broken heart. Akhirnya gue mutusin buat ngomong langsung aja sama lo kalo gue...” ???”

(Backstreet Aja, hal.77, brs.2-11).

Pendengar (Rista) : “Ar, ada hubungan apa lo sama Dega?”.

Ariel : “Rista, Dega tuh adik gue. Dia tahu gue suka BANGET

sama lo. Dia tahu hari ini gue mau nembak lo. Dia tahu semua tentang gue.


(44)

End : Pembicaraan mengenai ungkapan perasaan Ariel kepada Rista yang selama ini masih dipendam.

Act : Ariel melanjutkan pembicaraan setelah Rista meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Ariel dan Rista.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi :

Mengatakan hal yang sebenarnya

Ujaran Ariel (1) bertujuan untuk mengatakan hal yang sebenarnya kepada Arista bahwa selama ini sebenarnya Ariel tidak suka sama Mayang melainkan Rista. Menurut ceritanya Ariel pada Genta abangnya Mayang ternyata benar.

2.1.5.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 79-80)

Setting : Sore hari Rista dan Ariel duduk bersama-sama.Waktu yang kucup lalam itu mereka gunakan untuk mengulas lagi masalah yang lagi dihadapi Memang waktu yang saat tepat buat mereka berdua karena kawan-kawan satu kem mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hal ini membuat Rista jadi makin bingung dalam menentukan pilihan yang terbaik.Rista juga suka sama Ariel tetapi, apabila kehendak hati diperturutkan sama saja pagar makan tanaman.


(45)

Participant :

Pembicara ( Ariel 1) : ”Ta, kok diem? Ta, gue serius.Cuma elo yang bisa duduk di singgasana hati gue, nggak bisa digantiiin lagi.” (Backstreet Aja, hal.79, brs.7-9)

Pendengar (Rista) : ”Emang sih, Mayang pernah bilang ke gue kalo dia suka sama lo, tapi sebenarnya dari dulu gue juga ...Juga.”

Ariel : ”Itu tandanya lo nerima, kan? Iya, kan? Nngak usah

dilanjutin omongan lo. Gue ngerti kok.”

Rista : ”Ar, nggak semudah itu! Apa kata Mayang nanti? Dia

bakal Mayang terhadap gue.”

Rista (1) : ”Ar, gue punya syarat kalo lo emang pingin sama gue. Kita nggak

boleh keliatan kayak pasangan pada umumnya. Lo harus tetap ngajak Mayang sama kayaknya jalan,nganteri Mayang pulang, pokoknya seperti biasa.” (Backstreet Aja, hal.80, brs.4-8)

Ariel : ”Berarti gue nggak akan pernah jalan sama lo dong...?”

Rista : ”Tenang, Ar, Kita tetep jalan jalan kok, asal nggak

ketahuan sama Mayang atau anak-anak lain.”

End : Pembicaraan mengenai trik-trik pacaran antara Ariel sama Rista.

Act : Ariel melanjutkan pembicaraan setelah Rista meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Ariel dan Rista.


(46)

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Ariel (1) bertujuan untuk meyakinkan bahwa Ristalah gadis pilihannya itu. Meyakinkan

Ujaran Rista (1) yang berupa trik-trik bertujuan untuk meyakinkan Mayang bahwa diantara mereka tidak ada hubungan spesial hanya sebatas sahabat dekat dengan demikian mereka yakin persahabatan antara Mayang dan Rista akan tetap langgeng seperti biasanya.

2.1.5.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 83)

Setting : Ariel menghiasi wajahnya dengan senyuman manis. Rista menarik napas.Anak-anak berbaris rapi di dalam pendopo untuk mengambil santapan makan malam.Perut memang sudah keroncongan dari tadi. Makannanya enak-enak ada spageti, lasagna, nasi goreng, dan yang lainnya.Tak lama lagi acara makan bersama pun siap.

Participant :

Pembicara (Rista) : ”Lo suka sama Ariel darimananya sih?”

Pendengar (Mayang ) (1) : Gue sendiri nggak tau, gue suka Ariel darimananya,dari apanya. Pokoknya suka aja. (Backstreet Aja, hal.84, brs.1-2)

End : Pembicaraan antara Mayang dan Rista tentang hal-hal yang disukai Mayang dari Ariel.


(47)

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi: Meyakinkan

Ujaran Mayang (1) bertujuan untuk meyakinkan Rista bahwa sahabatnya itu memang benar-benar suka sama Ariel.

2.1.5.5 Novel Backstreet Aja Bagian Kelima (halaman, 84-85)

Setting : Acara api unggun berlangsung setengah jam kemudian, tepat pukul setengah sepuluh malam. Semua duduk berjejer menurut kelompok, melingkari api unggun. Acara ini dilakukan setiap kali menjelang tidur api unggun menyala terang membuat gelapnya malam menjadi cerah. Namun, tak bisa dihindari, nyalanya membuat para siswa kepanasan.

Participant :

Pembicara (Rista) : ”Um...kenapa ih lo sebegitu berharapnya? Bukanynya gue ngelarang tapi,...”


(48)

Pendengar (Mayang) : ”Lo nggak pengen gue agresif kayak gini karena lo takut gue patah hati kalo ceweknya ternyata bukan gue,itu kan yang lo pengen bilang, Ta? Nyantai dong Ta. Kalo ternyata ceweknya bukan gue, gue juga nggak bakalan nangis darah kok.”

Rista : ”B...be....Benaran?”

Mayang (1) : ”Iya, yang ada, Gue bakal tambah semangat ngerebut Ariel.”

(Backstreet Aja, hal.85, brs.5-6)

Rista : ”Hah.Masa sih? Walaupun dia udah punya cewek?”

Mayang : ”Iya.”

Rista : ”Yang, lo pikir cowok Cuma Ariel doang ? Kan nggak?”

Mayang (2) : ”Emang ngggak. Tapi cowok paling oke tuh ya Ariel”. (Backstreet Aja, hal.85, brs.27-28)

End : Pembicaraan mengenai keinginan Mayang untuk

mendapatkan Ariel sebagai laki-laki yang diidam-idamkan Mayang.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.


(49)

Fungsi amplifikasi:

Menyatakan hal yang sebenarnya

Ujaran Mayang (1) dengan sikap agresifnya mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya kepada Arista tentang Ariel laki-laki yang diidam-idamkannya itu.

Memperjelas

Ujaran Mayang (2) bertujuan untuk memperjelas tipe laki-laki pilihannya kepada Arista seperti tipe Ariel sekalipun mayang mendapat saran, sanggahan, dan komentar dari Rista agar Mayang bisa melupakan Ariel.

2.1.5.6 Novel Backstreet Aja Bagian Keenam (halaman, 91)

Setting : Akhirnya, waktu tidur tiba. Saat itu pukul 23.00, dan anak -anak mulai berisik memilih mau tidur di tenda mana. Participant :

Pembicara (Serra) : ”Mayang !!! Kita satu tenda, ya!!

Mayang (pendengar) : ”Nggak satu tenda dengan kak Rocha, kan? Gue mau cari selamat.”

Serra : ”Kenapa? Lo takut ya sama kak Rocha?”

Mayang : ”Bukannya gitu, Ra, tapi gue malas aja kalo setenda sama dia.Kasian kan anak-anak,sepanjang malam harus denger suara-suara orang berantem....”

Serra (1) : ”Benar juga lo. Kita nggak setenda sama kak Rocha. Lagian gue juga

takut sama dia. Serem banget, mukanya cantik tapi, sifatnya monster.”


(50)

End : Pembicaraan tentang seorang perempuan bernama Rocha yang wataknya kasar dan judes.

Act : Serra melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Serra dan Mayang. Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi: Meyakinkan

Ujaran Serra (1) bertujuan untuk meyakinkan Mayang bahwa ternyata Rocha gadis cantik tapi judes itu tidak disukai anak-anak SMU Camar apalagi Rista dan Mayang sering berantam sama Rocha gara-gara Ariel yang selalu kompak sama mereka berdua.

2.1.5.7 Novel Backstreet Aja Bagian Ketujuh (halaman, 95)

Setting : Anak–anak dengan asyiknya menyalakan api unggun.

Mayang duduk di sebelah Rista. Mereka semuanya tampak senang dengan acara ini tetapi, lain halnya dengan Mayang dia kelihatan kecewa.

Participant :


(51)

Pendengar (Mayang) : ”Marah? Karena apa?”

Rista : ”Karena... gue duduk di sebelah Ariel.”

Mayang : ”Nggak tau.”

Rista (1) : ”Yang, lo marah ato nggak, gue tetep minta maaf. Gue janji deh, gue nggak bakal duduk di sebelah Ariel lagi.Tapi lo jangan suka marahan sama kak Rocha..” (Backstreet Aja, hal.95, brs.11-15)

Mayang : ”Makasih janji lo, Ta.”

End : Pembicaraan mengenai perasaan Mayang ketika Rista

duduk bersama dengan Ariel.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi: Meyakinkan

Ujaran Rista (1) bertujuan untuk meyakinkan Mayang bahwa diantara Ariel dan Rista seolah-olah tidak terjadi apa-apa padahal nyatanya mereka berdua backstreet tanpa sepengetahuan Mayang.


(52)

2.1.6 Novel Backstreet Aja Bab Keenam (halaman, 96-111)

2.1.6.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 110)

Setting : Anak-anak mulai menguap ketika pukul 06.30 datang lagi untuk kesekian kalinya dalam dunia tercinta ini. Mereka pun sibuk dengan aktivitas masing-masing sambil menuggu sarapan. Tak lama lagi sarapan telah siap.Wah, makananya menggiurkan. Seperti semalam, ditambah agar-agar kenyal. Siap sarapan semuanya langsung begegas. Ariel sama Bayu asyik membahas suatu masalah yang lagi dihadapi Ariel sahabatnya itu.

Participant :

Pembicara (Bayu) : ”Ar, muka lo kusut amat.Kenapa sih?”

Pendengar (Ariel) : ”Gue nggak pernah bisa ketemu dia dengan nyaman. Mesti di balik pohon. Kalo di sekolah kan pohonnya nggak bisa

buat sembunyi, soalnya kecil. Bisa-bisa ketemuan di belakang gedung, trus di balik tiang, lama-lama di kolong

meja.

Bayu (1) : ”Ar, sumpah, lo nggak bisa dibilangin. Lo kan udah tau ini sembunyi-sembunyi. Rista kan yang minta? Lo jalanin aja deh, Ar. Percaya sama gue,nggak selamanya lo berdua harus begini. Suatu saat nanti, Mayang bakal tahu.” (Backstreet Aja, hal.110, brs.19-23)

Ariel : ”Tapi sampai kapan, Bay?? Hari kedua aja gue udah nggak tahan.Gue nggak bisa begini terus.Gue nggak sanggup!”.


(53)

End : Pembicaraan antara Bayu dan Ariel mengenai trik-trik pacaran Rista dengan Ariel suatu saat pasti diketahui oleh Mayang.

Act : Bayu melanjutkan pembicaraan setelah Ariel meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Bayu dan Ariel.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Bayu (1) bertujuan untuk meyakinkan Ariel suatu bahwa pacaran mereka yang secara diam-diam (backstreet) ini bakal ketahuan hingga Mayang pun tahu hubungan Ariel dengan Rista sahabat kompaknya itu.

2.1.6.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 103-104)

Setting : Selasa pagi, anak-anak sibuk mengemasi barang-barang

bawaan mereka, bersiap-siap kembali lagi ke sekolah. Kini saatnya menuju bus. Anak-anak membentuk barisan sesuai

dengan kelompok masing-masing. Selama perjalanan di bus yang berjumlah empat buah, bus untuk laki-laki dan dua untuk perempuan, anak-anak yang berada dalam bus Mayang tidak ada yang berisik. Rupanya kebanyakan


(54)

capek, masih ngantuk, atau sudah langsunng tidur pulas Bus sunyi senyap.

Participant :

Pembicara (Mayang) : ”Ta...Gue sebel, benci, kesel sama acara kemah ini !” Pendengar (Rista) : ”Nggak salah? Seru, kali, Yang.Gue sih menikmati banget!

Mayang (1) : ”Ariel ...Ta. Dia ngagak nembak gue, dasar Mas Genta ngibul! ”Awas aja, gue bunuh nanti!” (Backstreet Aja, hal.103, brs.25-28)

Rista : ”Nggak nembak elo? Masa sih? Padahal kan dia udah keliatan banget suka sama lo!

End : Pembicaraan tentang kekecewaan dan rasa kesal yang

dialami oleh Mayang saat berkemah di Cibubur.

Act : Mayang melanjutkan pembicaraan setelah Rista

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi :

Mengungkapkan hal yang sebenarnya

Ujaran Mayang (1) bertujuan untuk mengungkapkan perasaan kecewanya kepada Rista tentang semua yang dialaminya selama di perkemahan Cibubur terlebih-lebih kepada abangnya Genta karena semua ucapannya membuat Mayang menaruh harapan


(55)

besar terhadap Ariel. Nyatanya hanyalah sebuah dusta belaka yang tak terpikirkan Mayang.

2.1.6.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 107-108)

Setting : Genta membuka pintu gerbang rumahnya. Saat itulah

muncul Ariel dan Mayang karena pada waktu itu Ariel mengantar Mayang pulang dengan sedan milik Ariel. Mereka bertiga pun masuk ke rumah.

Perticipant :

Pembicara (Genta) : ”Halo…Yang. Halo, Ar....Gimana kemahnya?” Pendengar (Ariel) : ”Seru. Gue main ya Gen…

Genta : ”Lho, kok adikku cemberut aja? Kenapa? Bad hair day? Mayang : ”Jangan coba-coba megang rambut orang !”

Genta (1) : ”Kenapa sih adik gue, Ar? Pasti ada kejadian di Cibubur yang bikin dia sebel.” (Backstreet Aja, hal.107, brs.24-26)

Ariel : ”Mana gue tahu.”

Genta : ”Ar, gimana tentang rencana lepas peluru lo itu?”

Ariel (1) : ”Gen, rencana itu berhasil.Gue diterima.” (Backstreet Aja, hal.108, brs.11)

Genta : ”WAOW!”

End : Pembicaraan antara Genta dan Ariel tentang kesan-kesan


(56)

Act : Genta melanjutkan pembicaraan setelah Ariel meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Genta dan Ariel.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi: Memastikan

Ujaran Genta (1) bertujuan untuk memastikan bahwa ada sesuatu hal yang membuat Mayang adiknya itu kesal dan kecewa saat berkemah di Cibubur, tampak dari tingkahnya yang agak lain tidak seperti biasanya suka bercanda, pokoknya periang. Meyakinkan

Ujaran Ariel (1) bertujuan untuk meyakinkan Genta bahwa rencananya berjalan dengan lancar dan mulus serta berhasil mendapat gadis pilihannaya itu seperti yang pernah diceritakannya pada Genta sebelum mereka pergi berkemah ke Cibubur

2.1.6.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 109-110)

Setting : Malam itu Mayang membuka pintu kamar Genta.Saat itu

Genta menautkan alisnya menatap Mayang yang lagi menunduk suram.

Participant :


(57)

Pendengar (Genta) : ”Kok kamu masuk-masuk langsung nuduh Mas Genta jahat sih? Kapan Mas Genta ngejahatin kamu? Kapan???!!”

Mayang (1) : ”Emang jarang tapi, sekalinya jahat tuh nyakitin banget sampe ke hati! Aku nggak ngelebih-lebihin. Kenapa Mas Genta waktu itu mau sok-sok bikin aku seneng? Bikin aku terus inget-inget? Asal tau aja, itu sama sekali nggak lucu. Kelewatan.” (Backstreet Aja, hal.109, brs.26 dan hal.110, brs. 1-6)

Genta : ”Kamu ngomong apa sih?”

Mayang : ”Ariel nggak nembak aku waktu di Cibubur!!!!”

End : Pembicaraan tentang rasa kesal dan kekecewaan Mayang

terhadap Genta abangnya..

Act : Mayang melanjutkan pembicaraan setelah Genta

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Genta dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi :

Meyakinkan dan mengatakan hal yang sebenarnya

Ujaran Mayang (1) bertujuan untuk meyakinkan dan mengatakan sesuatu dengan jujur kepada abangnya Genta bahwa harapan–harapan yang diberikan abangnya tentang cerita Ariel hanyalah bohong belaka yang membuat dia kecewa. Buktinya


(58)

Ariel tidak memilih Mayang waktu berkemah ke Cibubur padahal ucapan-ucapan Genta membuat Mayang semangat berkemah karena ada sesuatu yang dinanti-nantinya dari seseorang yang sangat dicintainya.

2.1.7 Novel Backstreet Aja Bab Ketujuh (halaman, 112-133)

2.1.7.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman 113-114)

Setting : Rista dan Mayang duduk di kursi koridor saat jam istirahat. Mereka melihat sebuah pemandangan yang tak mengenakkan bagi mereka berdua karena mereka melihat Ariel dan Rocha duduk bersama di kantin sekolah.

Participant :

Pembicara (Mayang) : ’Ta, sumpah, gue gerah ngeliat pemandangan nggak enak di kantin.”

Pendengar (Rista) : ”Ya udah, nggak usah liat kalo gerah.”

Mayang : ”Bisa banget ngomongnya! Gue nggak terima nih!Bisa

sakit mata gue.”

Rista (1) : ”Emang nyebelin tu Kak Rocha.Dia pikir dia siapanya Ariel sih? Pacar jelas bukan, tapi dibilang teman kayaknya Ariel nggak setuju tuh. Mana mau dia nganggap Kak Rocha temen? Yang paling pantas buat Kak Rocha tuh makhluk asing dari planet asing.” (Backstreet Aja, hal.114, brs.1-6)


(59)

End : Pembicaraan antara Rista dan Mayang tentang Rocha yang selalu mengejar-ngejar ariel yang membuat mereka kesal.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Rista (1) bertujuan untuk meyakinkan Mayang bahwa Ariel tidak suka sama Rocha gadis agresif, mentel, sok tahu, dan centil sementara dijadikan sahabat saja Rocha tidak masuk kriteria walapun orangnya cantik.

2.1.7.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 116)

Setting : Pulang sekolah Rista langsung ke rumah Mayang. Sebentar kemudian Mayang pergi ke dapur membuat minuman. Tiba-tiba terdengar suara langakah kaki seseorang yang turun dari lantai atas.Ternyata Genta.

Participant : Pembicara (Genta) : ”Eh ada elo, Ris.


(60)

Genta : ”Cie, ada yang jadian sama Ariel di Cibubur ...” Rista : ”Jadi Mas Genta tau tentang....”

Genta (1) : ”Tahu. Gue tahu dari Ariel.” (Backstreet Aja, hal.116, brs.18)

Rista : ”Mas Genta...Mas Genta...”

Genta : ”Nggak, gue nggak marah.Gue sama sekali ngggak marah

sama lo.Gue bisa ngerti kebingungan lo, Ta. Antara Mayang dan Ariel.”

End : Pembicaraan antara Rista dan Genta tentang hubungan

Rista dan Ariel sewaktu berkemah di Cibubur.

Act : Genta melanjutkan pembicaraan setelah Rista

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Genta dan Rista

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Genta (1) bertujuan untuk meyakinkan Rista bahwa Genta sudah tahu soal hubungan Rista dengan sahabatnya itu karena sebelumnya Ariel telah memberitahukannya kepada Genta dengan demikian, Rista tidak perlu merasa bersalah kepada Mayang.


(61)

2.1.7.3 Novel Backstreet Aja Bagian Ketiga (halaman, 124-125)

Setting : Ketika jam istirahat Ariel dan Rista bertemu di belakang sekolah dekat dengan kamar mandi. Wajahnya Rista tampak kebingungan soalnya Mayang masih menunggu di kelas. Rista takut ketahuan dia lagi sama Ariel yang masih sibuk membicarakan soal hubungan yang tak jelas statusnya itu.

Participant :

Pembicara (Ariel) : ”Bilang kalo kita udah jadian!”

Pendengar (Rista) : ”Jangan, Ariel, aku mohon, jangan....Jangan...”

Ariel (1) : ”Pokoknya aku bakal bilang!” (Backstreet Aja, hal.124, brs.11)

Rista : ”Jangan! Aku bilang jangan!”

Ariel : ”Ya udah, kalo gitu kamu yang bilang.”

Rista : ”Nggak!”

Ariel : ”Kalo gitu aku! Setuju?”

Rista : ”Diantara kita berdua nggak boleh ada yang bilang!”

Ariel : ”Harus ada! Aku yanng bilang!”

Rista (1) : ”Aku yang bilang.” (Backstreet Aja, hal.124, brs.11)

Ariel : ”Kapan?”

Rista : ”Eh…hhmm…secepatnya.”

Ariel : ”Bener?”


(62)

End : Pembicaraan mengenai keinginan Ariel untuk membuka rahasia pacaran mereka pada Mayang.

Act : Ariel melanjutkan pembicaraan setelah Rista meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Ariel dan Rista.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Memperjelas

Ucapannya Ariel (1) bertujuan untuk memperjelas dan menghilangkan basa-basi yang selama ini mereka lakukan tehadap Mayang sehingga masalah pun tuntas karena hal yang mereka Ujara amplifikasi lakukan itu merupakan negasi pada suatu kenyataan. Meyakinkan

Ujaran Rista (1) dan (2) bertujuan untuk meyakinkan Ariel bahwa Rista sendiri yang langsung mengatakannya kepada Mayang tentang hubungan mereka berdua selama ini terjalin secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapa pun.

2.1.7.4 Novel Backstreet Aja Bagian Keempat (halaman, 130-131)

Setting : Bel pulang berbunyi di siang bolong. Pada hari-hari biasanya, Mayang dan Rista keluar kelas bersama-sama. Namun hari ini mereka tidak bersama lagi. Dengan cueknya Mayang berjalan ke luar kelas meninggalkan Rista yang


(63)

masih sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas. Rista berniat mengejar Mayang yang telah berlari meninggalkannya, namun ia sadar usaha itu tak akan ada gunanya.Tanpa basa-basi Rista langsung berjalan kea rah gedung sekolah, Ariel mengikuti dari belakang.

Participant :

Pembicara (Rista) : ”Kamu selalu aja nganggap enteng masalah.Kamu tahu nggak? Sekarang aku diincar-incar Kak Rocha”

Pendengar (Ariel) : ”Kalo soal itu, biar aku yang ngurus. Ngabisi Rocha itu mah kecil.”

Rista : ”Terserah deh.Hhmm, Ar, aku pengen bikin Mayang nggak percaya kalo kita pacaran.”

Ariel : ”Kok begitu sih? Udah bagus kan dia tahu? Lama-lama

pasti dia baikan sama kamu.Percaya deh.”

Rista (1) : ”Nggak mungkin. Mayang pasti musuhin aku selama-lamanya. Aku

nggak bisa jauh-jauh dari Mayang. Dia teman terbaik yang pernah aku kenal.” (Backstreet Aja, hal.131, brs.6-7)

Ariel : ”Oke, oke aku ngerti. Kita bisa atur nanti.Pulang yuk”

End : Pembicaraan mengenai penolakan Rista tentang hasrat

Ariel yang ingin memberitahukan hubungan dengan Mayang.

Act : Ariel melanjutkan pembicaraan setelah Rista meresponnya.


(64)

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Ariel dan Rista. Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Rista (1) bertujuan untuk meyakinkan Ariel bahwa Mayang tak akan mungkin bisa memaafkan Rista yang selama ini telah pacaran secara diam-diam. Backstreet antara Mayang dan Ariel membuat Mayang sakit hati dan merasa dikhianati oleh sahabat kompak sendiri. Dengan kata lain, persahabatan yang dulunya telah terjalin akrab sulit untuk membinanya kembali.

2.1.8 Novel Backstreet Aja Bab Kedelapan (halaman, 134-149)

2.1.8.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 147-148)

Setting : Waktu pagi di sekolah Rista bertemu dengan Mayang.

Mayang merangkul leher Rista dari belakang ketika Rista menaruh tas di bangkunya. Soalnya sudah lama mareka tak bertemu karena libur semester. Jadi, hari ini adalah hari pertama mereka kembali masuk sekolah setelah libur semester pertama SMA Camar.

Participant :


(65)

Pendengar Rista (1) : ”Yang, sekarang kita janji, ya, kita jangan pernah musuhan lagi.Gue nggak pernah bisa tenang kalo musuhan sama lo.”

Mayang : ”Eh, Ariel udah dateng! Ariel!!.” (Backstreet Aja, hal.148, brs.1-3)

End : Pembicaraan mengenai jalinan persahabatan antara Mayang dan Rista yang sempat bermusuhan.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang. Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Rista (1) bertujuan untuk meyakinkan persahabatan mereka akan terbina kembali dengan baik seperti semula. Semua perasan dendam, marah, dan kecewa tidak ada lagi. Mereka tidak ingin persahabatan hancur hanya karena suatu masalah yang mungkin tak jelas arahnya.

2.1.9 Novel Backstreet Aja Bab Kesembilan (halaman, 150-164)

2.1.9.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 155-156)

Setting : Ting! Tong! Bel rumah berbunyi.Sambil setengah berlari Mayang menuju gerbang dan membukakanya. Ternyata


(66)

Rista sudah tiba di rumah Mayang karena Rista sudah janji akan datang ke rumah sahabatnya itu sore ini. Akhirnya Mayang mengajak Rista ke kamar serba pinknya untuk memulai cerita-cerita mereka tentang Ariel.

Participant :

Pembicara (Mayang) : ”Ta, tapi lo janji sama gue...” Pendengar (Rista) : ”Janji apaan?”

Mayang : ”Janji kalo lo bakal nyomblangin gue sama Ariel.

Please...”

Rista : ”Gimana caranya?”

Mayang : ”Ya gimana, gitu...” Masa sih lo nggak punya ide, gitu.”

Rista : ”Gue nggak tahu ya.”

Mayang : ”Rista mah begitu.”

Rista : ”Aduh,Yang, lagian kenapa sih comblang-comblangin

segala?”

Mayang : ”Yah, gimana ya? Masalahnya, gue lagi bingung berat nih, Ta.Gue sama Ariel kan udah akrab banget, dia sering main ke rumah gue…pokoknya …akrab deh…!”

Rista : ”Terus?”

Mayang (1) : ”Maksud gue…berarti kan udah jelas Ariel suka sama gue, eh,

bukannya gue GR, tapi…mungkin aja kan? Tapi kenapa sampai

sekarang dia belom juga nyatain perasaanya…Kenapa??” (Backstreet


(67)

Rista : ”Yaahh, mungkin aja dia belum nemuin saat yang tepat.”

End : Pembicaraan mengenai perasaan Mayang terhadap Ariel

dan berharap Ariel segera menyatakan perasaannya. .

Act : Mayang melanjutkan pembicaraan setelah Rista

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Meyakinkan

Ujaran Mayang (1) bertujuan untuk meyakinkan Rista bahwa Ariel menunjukkan rasa suka terhadap Mayang, makanya Ariel sang idolanya itu sering datang ke rumahnya dan selalu kelihatan akrab dengan Mayang.

2.1.9.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 161-162)

Setting : Waktu di sekolah Rista dan Rocha sedang adu mulut gara– gara Ariel. Sementara Mayang masih tak bisa menghentikan tawanya. Ia mulai duduk di lantai sambil menyender ke dinding, masih tertawa seperti orang gila. Participant :


(68)

Pembicara (Ariel) (1) : ”ROCHA!! Apa-apaan sih lo? Kalo lo ngomongin hal ini, ngomongnya ke gue! Jangan ke Rista! Rista nggak tahu apa-apa sama sekali, lo main tuduh aja. Sekarang denger gue. Gue nggak pacaran sama Rista.

Jelas?” (Backstreet Aja, hal.161, brs.25-28 dan hal. 162, brs.1-3)

Rocha : ”Kalo gitu, yang gue liat di depan kamar mandi waktu itu siapa sama siapa dong?”

Ariel : ”Penampakan kali.Nggak tahu deh.”

End : Pembicaraan mengenai bantahan Ariel terhadap Rocha

tentang hubungannya dengan Rista..

Act : Ariel melanjutkan pembicaraan setelah Rocha

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rocha dan Ariel.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Fungsi amplifikasi : Menunjukkan keseriusan

Ujaran Ariel (1) bertujuan untuk menunjukkan ucapan-ucapan keseriusan kepada Rocha bahwa dia sama sekali tidak pacaran sama Rista, apalagi saat itu Mayang bersama mereka tentunya Ariel takut rahasia akan terbongkar (Ariel dan Rista sudah pacaran secara diam-diam) karena Rista telah berjanji sama Mayang tidak ada yang berkhianat diantara mereka sehingga terjalin persahabatan yang kompak.


(69)

2.1.10 Novel Backstreet Aja Bab Kesepuluh (halaman, 165-178)

2.1.10.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 167-169)

Setting : Waktu jam istirahat disekolah Mayang dan Rista ke kantin sekolah. Sambil menunggu pesanan nasi gorengnya mereka asyik membicarakan Larey pacar abangnya Mayang yang kebetulan sama-sama kuliah di Universitas Garuda.

Participant :

Pembicara (Mayang) : ”Lo mesti liat deh orangnya.Cantik abis, tomboi abis, keren abis...”

Pendengar (Rista) : ”Sebagus itu,Yang?Apaloh nggak ngelebih-lebihin tuh?”

Mayang : ”Nggak, Ta, beneran deh!”

Rista : ”Gue harus ngeliat dia nih..Tapi, Yang, kalo gue udah liat dan ternyata jauh dari ciri-ciri yang lo bilang …, awas aja.Gue tonjok.”

Mayang (1) : ”Ya udah.Ayo, mau taruhan berapa? Lima ratus juta? Gue sih berani – berani aja.” (Backstreet Aja, hal.169, brs.9-11)

Rista : ”Waah...segitu yakinnya!”

End : Pembicaraan mengenai pacar Genta yang bernama Larey.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.


(1)

Rocha temen? Yang paling pantas buat Kak Rocha tuh makhluk asing dari planet asing.” (Backstreet Aja, hal.114, brs.1-6)

”Tahu. Gue tahu dari Ariel.” (Backstreet Aja, hal.116, brs.18) ”Pokoknya aku bakal bilang!” (Backstreet Aja, hal.124, brs.11) ”Aku yang bilang.” (Backstreet Aja, hal.124, brs.11)

”Bener.” (Backstreet Aja, hal.124, brs.26-27)

”Nggak mungkin. Mayang pasti musuhin aku selama-lamanya. Aku nggak bisa jauh-jauh dari Mayang. Dia teman terbaik yang pernah aku kenal.” (Backstreet Aja, hal.131, brs.6-7)

Novel Backstreet Aja Bab Kedelapan (halaman, 134-149)

”Yang, sekarang kita janji, ya, kita jangan pernah musuhan lagi.Gue nggak pernah bisa tenang kalo musuhan sama lo.”

Novel Backstreet Aja Bab Kesembilan (halaman, 150-164)

”Maksud gue…berarti kan udah jelas Ariel suka sama gue, eh, bukannya gue GR, tapi…mungkin aja kan? Tapi kenapa sampai sekarang dia belom juga nyatain perasaanya…Kenapa??” (Backstreet Aja, hal.156, brs.10-13)

”ROCHA!! Apa-apaan sih lo? Kalo lo ngomongin hal ini, ngomongnya ke gue! Jangan ke Rista! Rista nggak tahu apa-apa sama sekali, lo main tuduh aja. Sekarang denger gue. Gue nggak pacaran sama Rista. Jelas?” (Backstreet Aja, hal.161, brs.25-28 dan hal. 162, brs.1-3)

Novel Backstreet Aja Bab Kesepuluh (halaman, 165-178)

”Ya udah.Ayo, mau taruhan berapa? Lima ratus juta? Gue sih berani – berani aja.” (Backstreet Aja, hal.169, brs.9-11)


(2)

”Larey kecelakaan,Yang.” (Backstreet Aja, hal.177, brs.5)

Novel Backstreet Aja Bab Kesebelas (halaman, 179-196)

”Sebenarnya dia udah meninggal sejak tadi pagi. Sore ini dia mau dimakamkan. (Backstreet Aja, hal.185, brs.10-12)

”Cha, biar gue jelasin. Lareshia pacar gue.” (Backstreet Aja, hal.189, brs.16-17)

Novel Backstreet Aja Bab Kedua Belas (halaman, 197-212)

”Heh, lo jangan sok suci ya! Jangan mentang-mentang akhir-akhir ini kita nggak pernah ketemuan lagi ,lo jadi nyeleweng sama cewek lain! Lo jahat, Ar! Lo jahat! Kalo lo emang udah jenuh sama hubungan kita dan pengen putus, gue bisa terima, tapi nggak gini caranya! Nggak gini, Ar! (Backstreet Aja, hal.202, brs.14-20)

”Gue liat pake mata gue sendiri, Ar! Di mal kan, di restoran!” (Backstreet Aja, hal.203, brs.11-12)

”Yang, beneran deh, gue merasa bersalaaaah banget sama lo. Gue mengkhianati lo, sobat gue sendiri, demi mendapatkan seseorang yang ternyata nggak tahu diri, nyebelin, dan ngeselin kayak Ariel. Setelah semua kejadian ini, gue baru sadar lo orang terbaik yang pernah gue miliki, orang yang nggak pantes gue tusuk dari belakang.Gue nyesal,Yang.” (Backstreet Aja, hal.211, brs.15-23)

2.2. Hubungan Amplifikasi dengan Ciri-Ciri Konteks pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari

Novel Backstreet Aja Bab Pertama (halaman, 1-23)

“Ah… Gue maunya gosip bisa bebas ngomong.” (Mayang sedikit kecewa). (Backstreet Aja, hal.9, brs.1-2).


(3)

”Ya ampun…” (memukul dahinya). (Backstreet Aja, hal.9, brs.24). “Yang mana? Kan banyak,Yang!” (Backstreet Aja, hal.14, brs.13) “Oh, Ariel. (Backstreet Aja, hal.14, brs.16)

”Dasar!” (Backstreet Aja, hal.17, brs.12)

“Iya, iya, gue tahu kok,Yang.Tapi jangan bikin gue budeg dong! (wajah mayang merah padam). (Backstreet Aja, hal.18, brs.4-5)

“Tes gimana maksud lo?” (tidak digubris Mayang). (Backstreet Aja, hal.19, brs.16) ”Oh, ya. (langsung pergi tanpa digubris). (Backstreet Aja, hal.19, brs.25)

Novel Backstreet Aja Bab Kedua (halaman, 24-44)

”Yang, jangan cepat-cepat dong jalannya.” (Backstreet Aja, hal.28, brs.24)

”Lah, kenapa dia mesti malu?” (Mayang kebingungan). (Backstreet Aja, hal.30, brs.5).

”Ah, Rista...” (Backstreet Aja, hal.30, brs.7)

Novel Backstreet Aja Bab Ketiga (halaman, 45-58)

”Huu..enak aja Eh, udah dulu ya.” (Backstreet Aja, hal.55, brs.20-22)

Novel Backstreet Aja Bab Keempat (halaman, 59-74)

”Siapa tuh dia?” (Genta super penasaran). (Backstreet Aja, hal.63, brs.3).

” HILMAN?? SERIUS LO?”(Mayang setengah berteriak). (Backstreet Aja, hal.69, brs.9-10)

Novel Backstreet Aja Bab Kelima (halaman, 75-95)

”Ga, dari gaya bicara lo, kayaknya lo deket sama Ariel. Kok bisa-bisanya yakin Ariel ngggak bakalan nembak gue?” (Mayang mengerutkan alisnya). (Backstreet Aja, hal.76, brs.12-14).


(4)

“Ar, ada hubungan apa lo sama Dega?”. (Sambil memotong pembicaran). (Backstreet Aja, hal.77, brs.13).

”Emang sih, Mayang pernah bilang ke gue kalo dia suka sama lo, tapi sebenarnya dari dulu gue juga ...Juga.” (Rista menghela napas). (Backstreet Aja, hal.79, brs.17-19).

”Berarti gue nggak akan pernah jalan sama lo dong...?” (Backstreet Aja, hal.80, brs.9-10).

”Hah.Masa sih? Walaupun dia udah punya cewek?” (Rista menggenggam tangan Mayang erat-erat). (Backstreet Aja, hal.85, brs.7-9).

”Makasih janji lo, Ta.” (Mayang langsung merangkul leher Rista). (Backstreet Aja, hal.95, brs.17-18).

Novel Backstreet Aja Bab Keenam (halaman, 96-111)

”Tapi sampai kapan, Bay?? Hari kedua aja gue udah nggak tahan. Gue nggak bisa begini terus.Gue nggak sanggup!”. (Ariel menyentakan kaki). (Backstreet Aja, hal.101, brs.24-26).

”Nggak nembak elo? Masa sih? Padahal kan dia udah keliatan banget suka sama lo! (Rista berusaha setengah mati untuk kelihatan terkejut). (Backstreet Aja, hal.104, brs.1-4).

”Mana gue tahu.” (Backstreet Aja, hal.108, brs.2).

”WAOW!” (Genta membelalak dan berbinar-binar). (Backstreet Aja, hal.108, brs.12). ”Kamu ngomong apa sih?” (Backstreet Aja, hal.110, brs.7).


(5)

Novel Backstreet Aja Bab Ketujuh (halaman, 112-133)

”Iya, Kak Rocha tuh nggak jelas asal-usulnya...” (Backstreet Aja, hal.114, brs.8). ”Mas Genta...Mas Genta...” (Rista takut-takut). (Backstreet Aja, hal.116, brs.20-21). ”Jangan! Aku bilang jangan!” (Tatapan Rista memelas). (Backstreet Aja, hal.124, brs.7).

”Kapan?” (Senyum tipis tersungging di bibir Ariel). (Backstreet Aja, hal.124, brs.28). ”Oke, oke aku ngerti.Kita bisa atur nanti. Pulang yuk” (Backstreet Aja, hal.131, brs.11-12).

Novel Backstreet Aja Bab Kedelapan (halaman, 134-149)

”Eh, Ariel udah dateng! Ariel!!.” (Mayang senang ketika dilihatnya Ariel berjalan sendiri melewati kelas mereka). (Backstreet Aja, hal.148, brs.4).

Novel Backstreet Aja Bab Kesembilan (halaman, 150-164)

”Yaahh,mungkin aja dia belum nemuin saat yang tepat.” (Backstreet Aja, hal.157, brs.3-4).

”Kalo gitu, yang gue liat di depan kamar mandi waktu itu siapa sama siapa dong?” (Rocha bingung). (Backstreet Aja, hal.162, brs.4-6).

Novel Backstreet Aja Bab Kesepuluh (halaman, 165-178)

”Waah...segitu yakinnya!” (Backstreet Aja, hal.169, brs.12).

”Ya ampun…kok bisa? Kenapa, Mas?” (Mayang mengeluarkan air mata). (Backstreet Aja, hal.177, brs.8).

Novel Backstreet Aja Bab Kesebelas (halaman, 179-196)

”Kenapa keluarganya baru nelepon sekarang?” (Mayang tampak marah). (Backstreet Aja, hal.185, brs.13).


(6)

Novel Backstreet Aja Bab Kedua Belas (halaman, 197-212)

”Pacar lo? Kok bisa?” (Rocha terbelak. Wajahnya merah). (Backstreet Aja, hal.189, brs.18-19).

”Lo jangan ngomong kacau dong, Ta!” (Backstreet Aja, hal.202, brs.23-24).

”Oke, kemaren aku memang ke mal sama Rocha. Tapi Cuma curhat sama aku. Kamu tahu kan kalo dua bulan lalu kakaknya meninggal? Sejak itu dia sering cerita-cerita sama aku. Soal apa aja. Soal kakaknya, soal kehidupannya, dia pengen aku jadi sahabatnya...” (Backstreet Aja, hal.203, brs.13-18).

”Udalah, Ta.Gue maafin lo kok. (Mayang mengelus-ngelus punggung Rista dengan sayang). (Backstreet Aja, hal.211, brs.25).