BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental Laboratoris
3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik polimerisasi panas yang dibuat dalam bentuk lempeng uji dengan ukuran 10x10x1mm.
63
Gambar 6
Gambar 6. Sampel Lempeng Uji
3.2.2 Besar Sampel Penelitian
Besar sampel penelitian ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut :
64
t-1 r-1 ≥ 15
Keterangan : t : jumlah perlakuan
r : jumlah ulangan Pada penelitian perlakuan diberikan pada bahan basis gigitiruan resin
akrilik polimerisasi panas yang direndam masing-masing dalam ekstrak
Universitas Sumatera Utara
bonggol nanas Queen, rebusan daun sirih 25, dan NaCl 0,9 sebagai kontrol, sehingga t = 3. Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh jumlah
sampel n tiap kelompok sebagai berikut : 3-1 r-1
≥ 15 2r-1
≥ 15 2r
≥ 15+2 r
≥172 r
≥8,5 n= 10
3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel
3.3.1.1 Variabel Bebas
Bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang dikontaminasi dengan Candida albicans yang direndam masing-masing dalam ekstrak bonggol
nanas Queen, rebusan daun sirih 25, dan NaCl 0,9 sebagai kontrol.
3.3.1.2 Variabel Terikat
Efektivitas ekstrak bonggol nanas Queen dan rebusan daun sirih terhadap pertumbuhan Candida albicans.
3.3.1.3 Variabel Terkendali
1. Ukuran lempeng uji 2. Model induk
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis, perbandingan adonan, waktu pengadukan gips keras 4. Jenis dan perbandingan adonan resin akrilik polimerisasi panas
5. Suhu dan waktu proses kuring 6. Tekanan press hidrolik
7. Lama perendaman 8. NaCl 0,9
9. Jumlah ekstrak bonggol nanas Queen, rebusan daun sirih dan NaCl 0,9 10. Suhu dan waktu autoclave
11. Suhu dan waktu inkubator 12. Jenis dan waktu pengambilan ekstrak bonggol nanas Queen dan perebusan
daun sirih 13. Media pertumbuhan Candida albicans berupa Potato Dextrose Agar
PDA dan Sabaoraud’s Dextrose Agar SDA 14. Teknik pengisolasian dan pengkulturan
15. Sterilisasi alat, bahan coba dan media 16. Saliva steril
17. Peneliti yang sama
3.3.2 Defenisi Operasional
1. Ukuran lempeng uji adalah lempeng uji yang terbuat dari resin akrilik polimerisasi panas, diperoleh dari model induk yang terbuat dari kuningan dengan
ukuran 10x10x1 mm.
63
2. Perbandingan adonan gips adalah perbandingan antara jumlah gips : air
Universitas Sumatera Utara
a. Kuvet atas = 200 gram gips : 120 ml air b. Kuvet bawah = 250 gram gips : 150 ml air
3. Waktu pengadukan gips keras adalah waktu yang digunakan untuk mengaduk gips dengan spatula selama 15 detik.
4. Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin akrilik basis gigitiruan merk QC-20 yang proses kuring dilakukan dengan pemanasan air menggunakan waterbath.
5. Perbandingan adonan resin akrilik adalah perbandingan antara jumlah polimer : monomer yang digunakan pada peneliti yaitu 2 gram polimer : 1 ml
monomer. 6. Pencampuran resin akrilik adalah pencampuran polimer dan monomer resin
akrilik sampai dough stage sehingga bisa dimasukkan ke dalam kuvet. 7. Waktu kuring adalah waktu yang diperlukan untuk polimerisasi yaitu
selama 90 menit pada suhu 70
o
, kemudian lanjutkan 30 menit pada suhu 100 C
dengan menggunakan waterbath. 8. Tekanan pres hidrolik adalah tekanan yang digunakan untuk mengepres
kuvet yang telah berisi resin akrilik polimerisasi panas menggunakan pres hidrolik dengan tekanan pertama mencapai 1000 psi lalu dilanjutkan dengan pengepresan
akhir sampai 2200 psi kemudian dibiarkan selama 15 menit.
5
9. Waktu perendaman adalah waktu yang digunakan untuk merendam lempeng uji dalam ekstrak bonggol nanas Queen, rebusan daun sirih, dan NaCl 0,9
sebagai kontrol masing-masing selama 5 menit . 10. Larutan NaCl 0,9 yang digunakan sebagai kontrol pada penelitian
merupakan larutan garam fisiologis normal saline yang konsentrasikepekatannya
63
Universitas Sumatera Utara
sama dengan cairan tubuh sehingga dapat menjaga keseimbangan sel dan mencegah kerusakan sel Candida albicans selama direndam.
11. Ekstrak bonggol nanas Queen adalah patisari bonggol nanas Queen yang didalamnya terkandung enzim bromelin.
65-6
12. Rebusan daun sirih adalah daun sirih jawa segar yang direbus dengan aquades 100
13. Jumlah ekstrak bonggol nanas Queen, rebusan daun sirih dan NaCl 0,9 sebagai adalah jumlah volume dalam ml yang digunakan untuk merendam lempeng
uji sampai keseluruhan lempeng uji terendam yaitu 2 ml. C.
14. Suhu dan waktu autoclave adalah suhu dan waktu yang dipergunakan untuk mensterilkan alat menggunakan uap tekanan tinggi yang merupakan metode
sterilisasi yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme termasuk spora, yaitu 121
C selama 1 jam . 15. Suhu dan waktu inkubator adalah suhu dan waktu yang digunakan untuk
mengkultur Candida albicans yaitu 37
63
C selama 24 jam. 16. Candida albicans adalah mikroorganisme dengan karakteristik berwarna
krem lembut dengan bau jamur, tumbuh pada kondisi aerob di medium yang memiliki pH antara 2,5-7,5 dan temperatur antara 20-38
63
17. Potato Dextrose Agar PDA dan Sabouraud’s Dextrose Agar SDA adalah media untuk pertumbuhan Candida albicans.
C.
18. Saliva steril adalah saliva yang digunakan untuk merendam lempeng uji, dimana saliva ini diperoleh setelah bangun tidur kemudian disterilkan dengan
Universitas Sumatera Utara
autoclave 121 C selama 1 jam diambil bangun tidur karena belum ada aktifitas
makan sehingga tidak terdapat debris pada saliva. 19. Operator yang melakukan penelitian adalah peneliti yang sama.
63
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
3.4.1 Tempat Penelitian 3.4.1.1 Tempat Pembuatan Sampel :
a. Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU b. Laboratorium Prostodonsia FKG USU
3.4.1.2 Tempat Pengujian Sampel
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Menular di Medan 3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September 2011
3.5 Alat dan Bahan Penelitian
3.5.1 Alat Penelitian 3.5.1.1 Alat yang digunakan untuk menghasilkan Lempeng Uji
1. Kuvet besar untuk menanam model induk Smic, Cina 2. Mangkuk karet dan spatula
3. Pres hidrolik 0L 57 Manfredi, Italia 4. Waterbath Model 1H Filli Manfredi
5. Vibrator Pulsar-2 Filli Manfredi, Italia 6. Timbangan digital Sartorius AG Gottingen, Jerman
Universitas Sumatera Utara
7. Timbangan biasa Lion Star, Indonesia 8. Lecron mass Smic, Cina
9. Alat pengaduk resin akrilik dan pot dari porselen 10. Mikromotor Strong, Korea
11. Stright Handpiece Strong, Korea 12. Spuit 10 ml Terumo, Filipina
13. Bur fraser 14. Kertas pasir nomor 600 Atlas Brand, Inggris
15. Model induk terbuat dari kuningan
3.5.1.2 Alat Penelitian
1. Mikroskop Olympus, Jepang 2. Beaker Gelas 200 ml Pyrex, Jepang
3. Pipet ukur 1 ml dan pipet filler Pyrex, Jepang 4. Tabung reaksi Iwaki Pyex, Indonesia
5. Rak tabung 6. Kertas saring
7. Cawan petri Pyrex, Jepang 8. Sterilisator hot oven Gallenkamp, Inggris
9. Pinset Smic, Cina 10. Inkubator Memmert, Jerman
11. Magnetic Stirrer Hotplate Fisons, Inggris 12. Stirrer
12. Blender Waring, Amerika
Universitas Sumatera Utara
13. Vortex Fisons, Inggris Gambar 7
Gambar 7. Vortex
14. Autoclave Yamato, Jepang 15. Sentrifus Gambar 8
Gambar 8. Sentrifus
17. Freezer 18. Refrigerator
19. Timbangan analitis
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah : 1. Resin Akrilik Polimerisasi Panas QC- 20, Inggris
2. Gips keras Mouldano, Cina 3. Cold Mould Seal QC-20, Inggris
4. Plastik Selopan 5. Vaselin
6. Bonggol nanas Queen
7. Phosphate Buffered Saline 8. Amonium sulfat
9. Daun sirih jawa 10. Aquades Kimia Farma, Indonesia
11. Larutan NaCl 0,9 12. Saliva steril
13. Jamur Candida albicans pada Potato Dextrose Agar 14. Sabouraud’s Broth
15. Sabouraud’s Dextrose Agar SDA
3.6 Cara Penelitian
3.6.1 Persiapan Pembuatan Lempeng Uji Penelitian
Lempeng uji berupa resin akrilik polimerisasi panas diperoleh dari model induk yang terbuat dari kuningan dengan ukuran 10x10x1 mm.
Gambar 9
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Lempeng Uji Ukuran 10x10x1 mm
3.6.1.1 Pembuatan Mold
a. Membuat adonan gips, untuk kuvet atas = 200 gram gips : 100 ml air, kuvet bawah = 250 gram gips : 150 ml air.
b. Adonan diaduk dengan spatula selama 15 detik c. Seluruh bagian dalam kuvet diolesi dengan vaselin, adonan dimasukkan ke
dalam kuvet bawah yang telah disiapkan di atas vibrator. d. Model induk diletakkan pada adonan dalam kuvet bawah, satu buah kuvet
berisi 8 model induk. e. Diamkan selama 60 menit sampai gips mengeras.
f. Permukaan gips diolesi vaselin dan kuvet atas dipasang kemudian diisi dengan adonan gips di atas vibrator.
g. Setelah gips keras, kuvet dibuka, model induk diangkat, kemudian mold yang didapat dituangi air panas sampai bersih untuk membuang vaselin yang tersisa.
h. Setelah kering mold diolesi dengan bahan separator, kemudian tunggu selama 20 menit sesuai dengan petunjuk pabrik.
Universitas Sumatera Utara
3.6.1.2 Pengisian Resin Akrilik pada Mold
a. Monomer dituangkan kedalam pot porselen dan masukkan polimer dengan perbandingan 2 gram polimer : 1 ml monomer sampai semua monomer terserap oleh
polimer sesuai petunjuk pabrik. Adonan diaduk dengan spatula stainless steel sampai monomer dan polimer tercampur dengan baik dan homogen. Adonan
didiamkan sampai mencapai tingkat dough stage dan tidak menempel pada dinding pot porselen.
b. Mold yang permukaannya telah diolesi cold mould seal diisi dengan adonan resin akrilik kemudian letakkan plastik selopan diantara kuvet atas dan bawah, dan
dipres perlahan dengan hidrolic press dengan tekanan 1000 psi. c. Kuvet atas dibuka, plastik selopan dilepas dan akrilik yang berlebihan
dipotong menggunakan lecron mass. d. Kuvet atas ditutup lalu dilakukan pengepresan akhir sampai 2200 psi. Baut
kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan bawah dan dibiarkan selama 15 menit.
3.6.1.3 Kuring
Kuvet dimasukkan ke dalam waterbath, mula-mula suhu dan waktu kuring diatur yakni 70
o
C dibiarkan selama 90 menit, kemudian suhu dan waktu kuring dinaikan menjadi 100
C dibiarkan selama 30 menit, setelah itu kuvet dibiarkan dingin
sampai mencapai suhu kamar. Gambar 10
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Waterbath
3.6.1.4 Penyelesaian
Lempeng uji dikeluarkan dari kuvet, kemudian dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dengan menggunakan bur frasser dan dilanjutkan
dengan penghalusan menggunakan kertas pasir nomor 600.
3.6.2 Cara Pembuatan Ekstak Enzim Bromelin dari Bonggol Nanas
Bonggol nanas disimpan pada suhu 4 C, ambil bonggolnya, timbang hingga
500 gram, kemudian ekstraksi pada suhu 0 C selama 10 menit dengan Buffer Phosfat
pH 7,5 kemudian homogenkan dengan Waring Blender kemudian masukkan hasil ekstrak ke dalam sentrifus dengan putaran 3 G selama 15 menit sehingga diperoleh
ampas yang disebut sebagai crude exstract enzim kasar kemudian dilakukan pengendapan dengan menambahkan ammonium sulfat 60 selama 5 menit kemudian
dilanjutkan lagi dengan sentripus putaran 3 G selama 15 menit. Endapan tersebut dilarutkan dengan Buffer Phosfat pH 6 sampai 100 ml lalu akan didapatkan endapan
Universitas Sumatera Utara
enzim selanjutkan dilakukan dialisis pada suhu 4 C selama 24 jam, setelah 24 jam
endapan enzim tersebut dilarutkan dengan Buffer Phosfat pH 6 sampai 200 ml dan didapatkanlah ekstrak enzim bromelin.
19
3.6.3 Cara Pembuatan Rebusan Daun Dirih Famili Piperaceae 25
Daun sirih jawa segar sebanyak 25 gram yang telah dicuci bersih, dikeringkan, dipotong-potong, diblender, kemudian ditambah dengan aquades dengan
suhu 100 C sebanyak 100 ml, direbus dalam wadah beaker gelas menggunakan
Magnetic Stirrer Hotplate selama 15 menit, lalu disaring dengan kertas saring.
3.6.4 Penentuan Jumlah Koloni Candida albicans
a. Lempeng uji disterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu121
b. Lempeng uji dimasukkan ke dalam beaker gelas yang berisi saliva steril yang direndam selama 1 jam kemudian dibilas dengan Phosphatase Buffered Saline
sebanyak dua kali. C
selama 1 jam.
c. Lempeng uji dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen, kelompok yang direndam dalam rebusan daun
sirih, dan kelompok yang direndam dalam larutan NaCl 0,9 sebagai kontrol . Masing-masing kelompok terdiri dari 10 buah lempeng uji. Gambar 11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 11 A. Kelompok Lempeng Uji yang akan Direndam dalam Ekstrak Bonggol Nanas, B. Kelompok Lempeng Uji yang akan Direndam dalam Rebusan Daun Sirih, C. Kelompok
Lempeng Uji yang akan Direndam dalam Larutan NaCl 0,9sebagai Kontrol.
d. Lempeng uji dikontaminasi dengan cara dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi suspensi Candida albicans. Pembuatan suspensi Candida albicans
dilakukan dengan mengambil 1-2 ose biakan murni Candida albicans yang telah dikultur kemudian dicampurkan dengan larutan NaCl 0,9 sampai diperoleh
kekeruhan yang sama dengan standar Mac Farland atau sebanding dengan jumlah bakteri 1x10
8
e. Tiap satu lempeng uji dimasukkan ke dalam satu tabung reaksi kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
CFUml.
C. Setelah 24 jam, lempeng uji dikeluarkan dari tabung reaksi. Tiap satu lempeng uji dimasukkan dan direndam di dalam satu
tabung reaksi pada masing-masing kelompok yaitu kelompok tabung reaksi yang berisikan ekstrak bonggol nanas Queen yang mengandung enzim bromelin, rebusan
daun sirih dan NaCl 0,9 sebagai kontrol sebanyak 2 ml. Lama perendaman adalah 5 menit. Gambar 12
Universitas Sumatera Utara
Gambar 12 A. Lempeng Uji yang telah Direndam dalam Ekstrak Bonggol Nanas Queen, B.
Kelompok Lempeng Uji yang telah Direndam dalam Rebusan Daun Sirih.
f. Lempeng uji dikeluarkan dari tabung reaksi dan dibilas dengan Phosphatase Buffered Saline sebanyak dua kali.
g. Lempeng uji dimasukkan kedalam tabung reaksi 10 ml Sabouraud’s Broth, kemudian digetarkan dengan menggunakan alat getar vortex selama 30 detik untuk
melepaskan Candida albicans yang melekat pada lempeng uji. h. Selanjutnya 0,1 ml cairan Sabouraud’s Broth dibenihkan pada
Sabouraud’s Dextrose Agar SDA, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37
i. Penghitungan koloni Candida albicans dilakukan setelah 48 jam dengan menggunakan satuan CFUml dalam 100 ml.
C.
A B
Universitas Sumatera Utara
3.7. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian adalah : 1. Uji ANOVA satu arah, untuk melihat pengaruh perendaman resin akrilik
polimerisasi panas terhadap pertumbuhan Candida albicans pada semua kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen,
rebusan daun sirih, dan larutan NaCl 0,9 sebagai kontrol. 2. Uji Kruskal Wallis, karena hasil tes Homogenity of Variances
menunjukkan data tidak terdistribusi normal dan varians tidak sama p0,05 3. Uji LSD Least Significant Differences, untuk melihat perbedaan pengaruh
perendaman bahan basis gigitiruan resin akrilik polomerisasi panas pada kelompok yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen, dan dalam rebusan daun sirih
terhadap pertumbuhan Candida albicans.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Pengaruh Perendaman Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Ekstrak Bonggol Nanas
Queen terhadap Pertumbuhan
Candida albicans
Hasil penelitian bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang
direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen terhadap pertumbuhan Candida albicans memperlihatkan jumlah koloni Candida albicans yang lebih rendah
dibandingkan dengan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan NaCl 0,9 sebagai kontrol. Gambar 13
Gambar 13. A. Jumlah Koloni Candida albicans pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik
Polimerisasi Panas Setelah Direndam dalam Ekstrak Bonggol Nanas Quee, dan B. Jumlah Koloni Candida albicans pada Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik
Polimerisasi Panas yang Direndam dalam Larutan NaCl 0,9 Sebagai Kontrol.
Jumlah koloni Candida albicans dilakukan pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen
tertinggi dijumpai pada sampel nomor 2 yaitu 150x100 CFUml dan terendah dijumpai pada sampel nomor 7 yaitu 20x100 CFUml, sedangkan pada bahan basis
Universitas Sumatera Utara