2.1.3.1 Logam
Bahan logam yang digunakan sebagai basis gigitiruan pada umumnya berupa aluminium kobalt, logam emas, aluminium, dan stainless steel. Walaupun bahan
logam mempunyai keuntungan seperti kekuatannya yang baik, stabil, resisten terhadap abrasi, namun bahan logam masih mempunyai banyak kelemahan seperti
penyesuaian yang sulit pada gigi, tidak bisa di-reline, dan estetis yang kurang baik.
2.1.3.2 Non-Logam plastikresin
Basis gigitiruan non logam biasanya dibuat dari bahan plastikresin. Berdasarkan sifat termalnya, bahan ini dapat diklasifikasikan atas dua jenis, yaitu
resin termoplastik dan termoset.
3,31
2.1.3.2.1 Termoplastik
Resin termoplastik merupakan resin yang dapat dilunakkan berulang kali, dicetak pada suhu dan tekanan tinggi tanpa mengalami perubahan kimia. Resin
termoplastik dapat dileburkan, mengeras setelah dibentuk, dan larut dalam larutan organik. Seluloid, selulosa nitrat, resin vinil, polikarbonat, polysterene, termoplastik
akrilik, dan nilon merupakan contoh bahan termoplastik yang digunakan sebagai basis gigitiruan.
3,32
2.1.3.2.2 Termoset
Termoset adalah bahan yang dalam pemrosesannya mengalami perubahan kimia. Hasil akhirnya berbeda dari bahan awalnya. Setelah diproses, bahan ini tidak
dapat dilunakkan kembali kepada bentuk lain karena bahan ini hanya dapat dibentuk
Universitas Sumatera Utara
sekali saja melalui pemanasan. Nama lain untuk termoset adalah thermohardening polymer.
32
Vulkanit, fenol formaldehid dan resin akrilik merupakan contoh bahan thermohardening yang digunakan sebagai bahan basis gigitiruan.
Pada tahun 1940-an, kebanyakan basis gigitiruan dibuat menggunakan resin polimetil metakrilat PMMA atau resin akrilik. Resin akrilik murni tidak berwarna,
transparan dan padat. Untuk mempermudah penggunaannya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai untuk mendapatkan warna dan derajat kebeningan. Warna dan sifat
optik resin akrilik ini tetap stabil dibawah kondisi rongga mulut yang normal, dan sifat-sifat fisiknya telah terbukti sesuai untuk aplikasi kedokteran gigi. Salah satu
keuntungan resin akrilik sebagai bahan basis gigitiruan adalah relatif mudah dalam pengerjaannya.
3
33
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas Resin akrilik merupakan bahan basis gigitiruan yang paling banyak digunakan
saat ini.
29
Resin akrilik adalah turunan dari etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya dan yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah ester dari
asam akrilik CH
2
=CHCOOH dan asam metakrilik CH
2
=CCH3COOH dimana 95 dari gigitiruan dibuat sampai saat ini dengan menggunakan resin akrilik. Resin
akrilik merupakan bahan pilihan karena memiliki estetis, sifat fisis dan mekanis yang cukup baik, murah dan mudah dibuat dengan peralatan yang tidak mahal.
Resin akrilik polimerisasi panas merupakan resin akrilik yang teraktivasi dengan panas yang berasal dari energi termal dengan menggunakan perendaman air
atau oven gelombang mikro microwave. Penggunaan energi termal akan
34-5
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan dekomposisi benzoil peroksida dan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil proses inilah akan mengawali proses
polimerisasi. 2.2.1 Komposisi
1. Komposisi cairan :
Monomer : metil metakrilat
11,33,36-7
Cross-linking agent : etilen glikol dimetakrilat Inhibitor : hidroquinon
2. Komposisi bubuk : Polimer : poli metil metakrilat
11,36,38
Inisiator : benzoil peroksida ±0,5 Pigmen : garam cadmium atau besi, atau zat warna organik
2.2.2 Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-molding. Perbandingan polimer dan
monomer biasanya 3:1 berdasarkan volume atau 2:1 berdasarkan berat. Pada saat pencampuran, bahan akan melalui fase stage sebagai berikut :
37-9
a. Wet sand stage adalah tahap terbentuknya campuran yang menyerupai pasir basah.
b. Sticky stage adalah tahap lengket berserat selama polimer larut dalam monomer.
Universitas Sumatera Utara
c. Dough stage gel stage adalah tahap lembut seperti adonan, sesuai untuk diisi ke dalam mold.
d. Rubberry stage adalah tahap kaku, seperti karet. Setelah pembuangan malam, adonan resin akrilik yang telah mencapai dough
stage dimasukkan ke dalam mold gips. Kuvet ditempatkan di bawah tekanan ke dalam waterbath dengan waktu dan suhu terkontrol untuk memulai polimerisasi resin
akrilik polimerisasi panas. Resin akrilik polimerisasi panas dipolimerisasi dengan menempatkan kuvet dalam waterbath dengan suhu konstan pada 70
C selama 90 menit dan dilanjutkan dengan perebusan pada suhu 100
Setelah prosedur polimerisasi, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan hingga
mencapai suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan internal stress yang cukup
sehingga meminimalkan perubahan bentuk basis. Selanjutnya dilakukan pemisahan kuvet dan harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah fraktur atau distorsi
gigitiruan. Setelah dikeluarkan dari kuvet, basis gigitiruan akrilik siap untuk diproses akhir dan dipoles.
C selama 30 menit.
2.2.3 Sifat-sifat Fisis