Perbedaan Pengaruh Perendaman Bahan Basis Gigitiruan Resin

Lapisan biofilm yang dimiliki oleh Candida albicans merupakan faktor lain yang kemungkinan juga menyebabkan masih adanya pertumbuhan Candida albicans pada medium SDA setelah direndam dalam rebusan daun sirih.

5.2.3 Perbedaan Pengaruh Perendaman Bahan Basis Gigitiruan Resin

Akrilik Polimerisasi Panas dalam Ekstrak Bonggol Nanas Queen dan dalam Rebusan Daun sirih terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Menggunakan Uji LSD Least Square Deferent Tabel 5 memperlihatkan rata-rata perbedaan dan tingkat signifikansi antara kelompok yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen dan kelompok yang direndam dalam rebusan daun sirih. Dari tabel 5 terlihat bahwa nilai rata-rata perbedaan jumlah koloni Candida albicans antara kelompok yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen dengan kelompok yang direndam dalam larutan NaCl 0,9 sebagai kontrol sebesar 98370.000 p=0,000, kelompok rebusan daun sirih dengan kontrol sebesar 86360.000 p=0,000, sedangkan nilai rata-rata perbedaan jumlah koloni Candida albicans antara kelompok yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen dan kelompok yang direndam dalam rebusan daun sirih sebesar 12010.000 p=0,414. Pada hasil uji LSD Least Square Differences, didapatkan bahwa pada tingkat signifikansi 5 rata-rata perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak bonggol nanas Queen dan rebusan daun sirih tidak berbeda secara signifikan p0,05. Pada tabel 1 terlihat kelompok yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen lebih efektif digunakan untuk mencegah denture stomatitis, karena kemampuannya untuk menghambat kolonisasi Candida albicans daripada kelompok yang direndam dalam NaCl 0,9 sebagai kontrol. Nilai rerata dan simpangan baku Universitas Sumatera Utara jumlah koloni Candida albicans pada kelompok yang direndam dalam ekstrak bonggol nanas Queen adalah 7770,00 ± 4091,740, kelompok yang direndam dalam rebusan daun sirih adalah 19780.00 ± 7530.648 sedangkan kelompok yang direndam dalam larutan NaCl 0,9 sebagai kontrol adalah 106140.00 ± 55418.693. Faktor yang mungkin dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans pada perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak bonggol nanas Queen lebih efektif daripada perendaman resin akrilik dalam rebusan daun sirih adalah karena kandungan enzim bromelin yang diekstrak dari bonggol nanas Queen mempunyai kemampuan sebagai antifungi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan cara kerja dalam membunuh Candida albicans. Enzim dapat menguraikan makromolekul dari glikoprotein, mukoprotein, dan mukopolisakarida yang ditemukan pada plak gigitiruan menjadi bagian yang lebih kecil daya rekatnya. Enzim efektif dalam menghambat jamur, bakteri, dapat menghilangkan deposit yang lebih besar dari gigitiruan serta mencegah terbentuknya plak baru. Canay S, Erguven S, Yulug N 1991 melaporkan enzim papain pada pepaya memiliki keefektivan dalam menghambat Candida albicans sebesar 80, dan penggunaan enzim tersebut tidak memiliki efek yang merugikan pada basis gigitiruan dan bagian lainnya. Enzim bromelin bekerja dengan cara menguraikan atau memecah ikatan glutamin-alanin dan arginin menjadi alanin yang merupakan asam-asam amino penyusun protein sehingga mengurangi pembentukan plak pada gigitiruann resin akrilik yang merupakan tempat bagi Candida albicans. 28,43-6 Kelemahan dalam penelitian ini adalah pada jumlah koloni awal yang hanya berpedoman pada jumlah koloni pada kelompok kontrol, sehingga koloni awal pada Universitas Sumatera Utara masing-masing sampel tidak diketahui secara akurat, dan ini merupakan kekurangan dari penelitian. Penelitian yang lebih lanjut dianjurkan untuk menghitung koloni awal pada masing-masing sampel dengan menggunakan Haemocytometer. Alat ini dapat menghitung jumlah koloni secara keseluruhan secara mikroskopis. Apabila diaplikasikan ke dalam penelitian ini, maka setelah digetarkan dengan vortex, dilakukan penghitungan koloni keseluruhan dengan mengambil 50µl kira-kira satu tetes Sabouraud’s Broth, kemudian diteteskan pada Haemocytometer yang telah ditutup dengan cover glass dan dilihat di bawah mikroskop sehingga didapatkan jumlah koloni awal. Jumlah koloni yang mati didapatkan dari selisih koloni awal dengan jumlah koloni yang tumbuh pada media SDA. Penghitungan dengan menggunakan Haemocytometer dapat mengetahui jumlah koloni awal dan akhir, tanpa berpatokan lagi pada kelompok kontrol. Jumlah koloni awal merupakan jumlah koloni dari sampel itu sendiri. Enzim bromelin dari bonggol nanas dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan pembersih gigitiruan yang berasal dari tanaman tradisional Indonesia yang digolongkan sebagai enzim dengan kemampuan sebagai bahan antiplak, antiseptik mulut, antifungi, antibakteri dan desinfektan, sedangkan sirih adalah bahan pembersih gigitiruan golongan desinfektan tradisional dengan kemampuan antiplak, antiseptik, antifungi, dan desinfektan. 25,28,43-9,53-7 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN