Lanolin Setil alkohol Sabun trietanolamin-stearat

Formula krim tangan konvensional adalah modifikasi vanishing cream dengan tipe ma, komposisi dasar menggunakan sabun asam stearat sebagai pengemulsi, asam stearat berlebih, humektan seperti gliserol, dan jumlah air yang tinggi. Formula krim cair bisa sangat mirip, yang membedakan hanya jumlah bahan padatnya Balsam, 1972. Suatu sediaan krim cair tangan dan badan dikatakan baik apabila fungsinya dapat melembutkan kulit, menjaga keseimbangan kulit, dapat dipakai dengan mudah dan dapat disapukan dengan cepat pada permukaan kulit, tidak meninggalkan selaput yang retak-retak pada pemakaiannya, tidak mempengaruhi pengeluaran keringat, mempunyai bau, warna, dan kestabilan fisik yang baik Balsam, 1972.

2.5.1 Komponen utama dalam sediaan krim cair tangan dan badan

Bahan yang biasa digunakan mencakup zat emolien, zat sawar barrier, zat penutup untuk kulit yang berpori lebar, zat humektan pelembab, zat pengental dan pembentuk lapisan tipis, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna Ditjen POM, 1985. Komponen krim cair tangan dan badan yang digunakan yaitu:

2.5.1.1 Lanolin

Lanolin merupakan adeps lanae yang mengandung 25 air. Berwarna kuning pucat dengan bau khas yang lemah Anief, 2004. Adeps lanae adalah senyawa yang terkandung dalam bulu domba, Ovis aries Linné Fam. Bovidae. Berwarna kuning lemah dan memiliki bau khas, serta memiliki titik lebur 45 ° C-55 ° C. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam benzena, Universitas Sumatera Utara kloroform, eter; praktis tidak larut dalam air. Digunakan dalam sediaan topikal sebagai emolien Rowe, dkk., 2009.

2.5.1.2 Setil alkohol

Setil alkohol berbentuk lilin, lempengan putih, granul, atau dadu. Memiliki bau yang lemah dan tidak berasa. Kelarutannya yaitu larut dalam etanol 95 dan eter, tidak larut dalam air, larut saat dilebur dengan minyak, parafin cair dan padat dengan titik lebur 45 ° C -52 ° C. Dalam losion, krim, dan salep, digunakan karena sifat emoliennya dan sebagai bahan pengemulsi. Setil alkohol meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan konsistensi. Sebagai emolien dan emulgator digunakan dalam konsentrasi 2-5. Sebagai pengental dalam krim dan losion biasanya digunakan dengan konsentrasi di bawah 1 Rowe, dkk., 2009.

2.5.1.3 Sabun trietanolamin-stearat

Sabun trietanolamin-stearat termasuk pengemulsi anionik. Kelebihan dari pengemulsi ini adalah lebih lembut dan lebih mudah larut daripada natrium atau kalium stearat. Sabun trietanolamin-stearat menghasilkan emulsi yang stabil, tetapi pada penyimpanan cenderung mengental dan akhirnya membentuk gel. Sedangkan pengemulsi natrium stearat akan menghasilkan krim yang pada awalnya memiliki konsistensi yang sangat keras. Pada penyimpanan, konsistensinya menjadi lebih lunak dan akhirnya sangat pekat. Hal ini dikarenakan natrium stearat tidak larut sempurna dalam air pada temperatur rendah Balsam, 1972. a. Asam Stearat Pemeriannya yaitu keras, berwarna putih atau kuning pucat, agak Universitas Sumatera Utara mengkilap, kristal padat atau serbuk putih atau putih kekuningan, bau lemah dan berasa lemak. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam benzena, kloroform, dan eter; larut dalam etanol 95; praktis tidak larut dalam air. Memiliki titik lebur 69 ° C-70 ° C. Penggunaannya dalam sediaan topikal sebesar 1-20, digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika direaksikan dengan basa Rowe, dkk., 2009. b. Trietanolamin Trietanolamin merupakan cairan kental yang bening, tidak berwarna sampai kuning pucat dan memiliki bau ammoniak yang lemah, bersifat sangat higroskopis, memiliki titik lebur 20 ° C-25 ° C dan pH 10,5. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam air, metanol, dan aseton. Digunakan sebagai bahan pengemulsi dengan konsentrasi 0,5-3, menambah kebasaan, dan sebagai humektan Rowe, dkk., 2009.

2.5.1.4 Nipakombin