Penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit Analisis data kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit

3.4.5.3 Pengukuran pH sediaan

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan akuades, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 0,5 gram sediaan dan dilarutkan dalam 50 ml akuades. Kemudiaan elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan nilai pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 1977.

3.4.5.4 Penentuan stabilitas sediaan

Sebanyak 50 ml dari masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik 100 ml. Selanjutnya dilakukan pengamatan berupa pecah atau tidaknya emulsi, perubahan warna, dan perubahan bau pada saat sediaan selesai dibuat serta dalam penyimpanan selama 1, 4, 8, dan 12 minggu Ansel, 2005.

3.4.5.5 Uji iritasi terhadap sukarelawan

Percobaan ini dilakukan pada 12 orang sukarelawan. Sediaan sebanyak 500 mg dioleskan dibelakang telinga dengan diameter 3 cm, kemudian dibiarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa kemerahan, gatal, dan pembengkakan pada kulit Wasitaatmadja, 1997.

3.4.5.6 Penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit

Kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit ditentukan dengan menggunakan dua buah tutup pot plastik berdiameter 4,5 cm yang dirangkai. Universitas Sumatera Utara Sediaan ditimbang sekitar 500 mg. Pada bagian lengan bawah sukarelawan diberikan tanda berupa lingkaran yang sama diameternya dengan diameter tutup pot plastik yang digunakan. Dioleskan sediaan pada bagian tersebut. Sebelum dipakai, silika gel diaktifkan terlebih dahulu agar dicapai berat konstan, kemudiaan disimpan pada desikator. Pada kain kasa ditimbang seksama 10 g silika gel dan dibungkus, lalu dimasukkan dalam wadah plastik yang belum dilubangi. Wadah plastik yang lain dilubangi, kemudian wadah plastik disatukan dengan menggunakan silotip transparan, wadah yang berlubang berada pada bagian bawah, dan posisi kedua wadah menelungkup. Selanjutnya wadah plastik diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang telah diolesi sediaan. Agar wadah plastik tersebut dapat melekat dengan baik dan untuk mencegah pengaruh udara dari lingkungan maka digunakan silotip transparan yang ditempelkan sedemikian rupa pada lengan bagian bawah tersebut. Alat ini dibiarkan menempel selama 3 jam kemudiaan segera dilepas, silika gel yang digunakan ditimbang kembali. Cara ini dilakukan untuk setiap sediaan dan pembanding deNavarre, 1975.

3.4.5.7 Analisis data kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit

Data hasil penentuan kemampuan sediaan mengurangi penguapan air dari kulit dianalisis secara statistik dengan metode Tukey. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 16. 3.4.5.8 Pengukuran viskositas sediaan Viskositas sediaan dapat ditentukan dengan menggunakan viskometer Brookfield Ansel, 2005. Universitas Sumatera Utara Sebanyak 100 ml sediaan dimasukkan dalam wadah, lalu dimasukkan spindle sampai batas pencelupan dan dijalankan rotor. Viskositas diukur menggunakan Viskometer Brookfield model DV-E seri LV dengan spindle dan kecepatan yang disesuaikan. Pengukuran ini dilakukan pada temperatur 25 C, maka akan diperoleh viskositas absolut dari sediaan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Sari Kacang Kedelai

Filtrat sari kacang kedelai yang diperoleh sebanyak 480 ml, kemudian dikeringkan dengan freezee dryer dan diperoleh sari kacang kedelai berupa ekstrak kering sebanyak 55,3920 g. 4.2 Pemeriksaan terhadap Sediaan 4.2.1 Homogenitas sedíaan Dari percobaan yang dilakukan pada sedíaan krim cair tidak diperoleh butiran-butiran kasar, maka sedíaan tersebut dikatakan homogen. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap sedíaan pembanding yaitu blanko, gliserin 2, dan Vaseline ® , hasil yang diperoleh menunjukkan tidak adanya butiran-butiran pada objek gelas.

4.2.2 Tipe emulsi sediaan

Hasil percobaan untuk pengujian tipe emulsi sedíaan dengan mengamati kelarutan dalam air dan dalam metilen biru dapat dilihat pada Tabel 4.1. Menurut Syamsuni 2006, untuk membedakan tipe emulsi dapat dilakukan dengan pengenceran fase dan pengecatan atau pewarnaan. Emulsi tipe ma dapat diencerkan dengan air dan memberikan warna biru jika ditambah metilen biru, karena metilen biru larut dalam air. Universitas Sumatera Utara