Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

secara elektronik, magnetik, optik, danatau yang serupa dengan itu; danatau alat bukti data, rekaman, atau informasi yang dapat dibaca, dilihat, dan didengar yang dapat dikeluarkan dengan danatau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apa pun selain kertas, atau yang terekam secara elektronik, tidak terbatas pada tulisan, suara atau gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, simbol, atau perporasi yang memiliki makna atau yang dapat dipahami atau dibaca. Bukti dan alat bukti tidaklah sama. Bukti bukan alat bukti, namun alat bukti pasti merupakan bukti. Adanya alat bukti selain yang diatur dalam KUHAP inilah yang dijadikan dasar pemikiran untuk melakukan kajian dalam melakukan penelitian, disamping menguraikan tentang alat-alat bukti sebagaimana tertera dalam Pasal 184 KUHAP. Adanya ketidakharmonisan aturan perundang- undangan yang satu dengan yang lainnya perihal alat bukti yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini. Pentingnya penelitian ini juga dilatarbelakangi Pasal 183 KUHAP yang berbunyi “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.

B. Perumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, beberapa permasalahan pokok yang akan diteliti antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana perluasan alat bukti yang terdapat dalam UUPPLH? 2. Mengapa terjadi perluasan alat bukti dalam sistem pembuktian perkara pidana lingkungan? 3. Bagaimana peranan alat bukti dalam sistem pembuktian perkara pidana lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan yang akan menjadi objek pembahasan dalam penelitian ini, maka tujuan yang diharapkan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perluasan alat bukti yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. 2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perluasan alat bukti. 3. Untuk mengetahui peranan alat bukti dalam sistem pembuktian perkara pidana lingkungan.

D. Manfaat Penelitian

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dihubungkan dengan peraturan perundang-undangan yang terkait, diharapkan memberikan manfaat Universitas Sumatera Utara yang berguna secara teoritis dan praktis. Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah diuraikan di atas, penelitian ini bermanfaat untuk: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan membuka wawasan dan paradigma berfikir dalam memahami dan mendalami permasalahan hukum pembuktian khususnya pemahaman tentang alat bukti secara umum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, dan khusus dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dalam sistem pembuktian perkara pidana lingkungan. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lanjutan serta dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan dan harmonisasi berbagai perangkat perundang-undangan yang mengatur tentang alat bukti, yang secara khusus mengenai tindak pidana lingkungan di Indonesia; 2. Secara praktis, penelitian ini ditujukan kepada kalangan aparat penegak hukum dari tingkat penyidikan Penyidik Polri dan PPNS, penuntutan Penuntut Umum, persidangan Hakim, dan AdvokatPengacaraPenasihat Hukum, serta aparat penegak hukum lainnya dalam sistem peradilan pidana terpadu Integrated Criminal Justice System dalam menangani perkara tindak pidana lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Hamrat Hamid, sebagai berikut: ”Pelaksanaan penegakan hukum lingkungan kepidanaan dalam praktek di lapangan bermula dari kegiatan pengumpulan bahan keterangan penyelidikan, dilanjutkan dengan kegiatan penyidikan, Penuntutan, Universitas Sumatera Utara Putusan Hakim dan eksekusi putusan hakim, harus pula memperhatikan sifat-sifat khas dan kompleksitas dari suatu kasus lingkungan hidup. Karena itu, sesuai dengan asas pengelolaan lingkungan hidup, maka penegakan hukum lingkungan kepidanaan juga dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dengan aparat sektoral, terutama yang berwenang dalam bidang penerbitan izin, pengawasan, pemantauan lingkungan dan penegakan hukum lingkungan administratif.” 20

E. Keaslian Penelitian