dan tanggungjawabnya di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup diberi wewenang sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam
Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana lingkungan hidup.
1. Pembuktian
Hukum pembuktian adalah merupakan sebagian dari hukum acara pidana yang mengatur macam-macam alat bukti yang sah menurut hukum, sistem yang
dianut dalam pembuktian, syarat-syarat dan tata cara mengajukan bukti tersebut serta kewenangan hakim untuk menerima, menolak dan menilai suatu
pembuktian. Pembuktian merupakan suatu proses yang dengan menggunakan alat-alat
bukti yang sah dilakukan tindakan dengan prosedur khusus, untuk mengetahui apakah suatu fakta atau pernyataan, khususnya fakta atau pernyataan yang
diajukan ke pengadilan adalah benar atau tidak seperti yang dinyatakan. Sumber-sumber hukum pembuktian adalah:
a. undang-undang; b. doktrin atau ajaran;
c. yurisprudensi. Karena hukum pembuktian merupakan sebagian dari hukum acara pidana,
maka sumber hukum yang utama adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana atau KUHAP. Lembaran Negara Republik
Universitas Sumatera Utara
lndonesia Tahun 1981 Nomor 76 dan Penjelasannya yang dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209. Apabila di dalam
praktik menemui kesulitan dalam penerapannya atau menjumpai kekurangan atau untuk memenuhi kebutuhan maka dipergunakan doktrin atau yurisprudensi.
Kekuatan dan penilaian alat bukti terdapat dalam Pasal 185 sampai Pasal 189 KUHAP. Arti kekuatan alat bukti adalah seberapa jauh nilai alat bukti itu
masing-masing dalam hukum pembuktian, yang diterangkan oleh: −
Pasal 165 KUHAP, nrengatur penilaran keterangan saksi; −
Pasal 186 KUHAP, mengatur penilaian kererangan ahli; −
Pasal 187 KUHAP, mengatur penilian surat; −
Pasal 188 KUHAP, mengatur penilaian petunjuk; −
Pasal 189 KUHAP, mengatur penilaian keterangan terdakwa. Hal-hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan. Hal-hal
yang secara umum sudah diketahui biasanya disebut notoire feiten pasal 184 avat l11 KUHAP
Secara garis besar notoire feiten dibagi menjadi 2 dua golongan: a.
Sesuatu atau peristiwa yang diketahui umum bahwa sesuatu atau peristiwa tersebut memang sudah demikian halnya yang benarnya atau semestinya
demikian. Yang dimaksud sesuatu, misalnya: harga emas lebih mahal dari perak, tanah
di kota lebih mahal harganya daripada tanah di desa.
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan peristiwa, misalnya: pada tanggal 17 Agustus diadakan peringatan hari kemerdekaan lndonesia. Sesuatu kenyataan atau
pengalaman yang selamanya dan selalu mengakibatkan demikian atau selalu merupakan kesimpulan demikian. Misalnya: Kendaraan yang larinya 100
kmjam, maka kendaraan tersebut akan tidak stabil dan sulit dihentikan seketika, arak adalah termasuk minuman keras yang dalam takaran tertentu
bisa menyebabkan seseorang mabuk Sistem pembuktian di dalam Hukum Acara Pidana menganut sistem
negatif negatief wettelijk bewijsleer yang berarti yang dicari oleh hakim yaitu kebenaran materil. Berdasarkan sistem pembuktian ini, pembuktian didepan
pengadilan agar suatu pidana dapat dijatuhkan oleh hakim, harus memenuhi dua syarat mutlak, yaitu: alat bukti yang cukup dan keyakinan hakim.
2. Alat Bukti