Sumber Bahaya yang Berasal dari Lingkungan Kerja

lingkungan kerja karena cara kerja yang salah, kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau instalasi yang digunakan dalam proses. 3. Faktor Lingkungan Biologi Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga maupun dari binatang lainnya yang ada di tempat kerja. 4. Faktor Ergonomi Gangguan yang disebabkan oleh beban kerja yang terlalu berat, peralatan yang digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja atau tidak sesuai dengan anthropometri tubuh tenaga kerja. 5. Faktor Psikologi Gangguan jiwa yang dapat terjadi karena keadaan lingkungan sosial tempat kerja yang tidak sesuai dan menimbulkan ketegangan jiwa pada karyawan, seperti berhubungan dengan atasan dan bawahan yang tidak harmonis.

2.2.1. Sumber Bahaya yang Berasal dari Lingkungan Kerja

Sumber bahaya yang berasal dari lingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor fisik, kimia, biologi, dan psikologi terhadap pekerja. Beberapa sumber bahaya di lingkungan dan pengaruhnya terhadap pekerja, sebagai berikut : 1. Suhu Kerja Iklim cuaca atau suhu kerja mempengaruhi daya kerja. Produktivitas, efisiensi dan efektivitas kerja sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim cuaca kerja. Iklim kerja yang termonetral suhu netral, jadi tidak dingin sehingga tidak Universitas Sumatera Utara menyebabkan tenaga kerja kedinginan atau tidak panas sehingga tenaga kerja tidak gerah kepanasan biasanya kondusif tidak hanya untuk melaksanakan pekerjaan tetapi juga untuk memperoleh hasil kerja yang baik. Pada kisaran suhu termonetral untuk bekerja, terdapat suhu nyaman atau mendukung untuk bekerja. Untuk menentukan suhu netral atau nyaman untuk bekerja perlu dilakukan angket. Suhu nyaman bagi orang Indonesia adalah antara 24-26 o C. Suhu yang lebih dingin katakan 20 o C suhu paling cocok bagi penduduk sub tropis mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja berfikir. Penurunan kemampuan berfikir demikian sangat luar biasa terjadi sesudah suhu udara melampaui 32 o C. suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan memperlambat waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan emosi untuk dirangsang. Orang Indonesia pada umumya beraklimatisasi iklim tropis, yang suhunya berkisar 28-32 o Pekerja didalam lingkungan panas, seperti di sekitar boiler, oven, tungku atau bekerja diluar ruangan seperti dibawah terik matahari dapat mengalami tekanan panas. Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk memelihara keseimbangan panas. Reaksi fisiologis tubuh Heat Strain oleh karena C dengan kelembaban sekitar 85-95 bahkan mungkin lebih. Aklimatisasi terhadap suatu iklim cuaca berarti penyesuaian yang terjadi pada seseorang terhadap suatu iklim cuaca tertentu sehingga menjadi terbiasa terhadap cuaca tersebut dan kondisi fisik, faal, psikis tidak mengalami efek buruk dari iklim Suma’mur, 2009. Universitas Sumatera Utara peningkatan temperatur udara di luar comfort zone adalah seperti, vasodilatasi, denyut jantung meningkat, temperatur kulit meningkat dan suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat dan lain – lain. Selanjutnya apabiila pemaparan tekanan panas terus berlanjut, maka risiko terjadi gangguan kesehatan juga akan meningkat. Gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat mengakibatkan : a. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, sering melakukan istirahat curian, dan lain – lain. b. Dehidrasi, yaitu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan. c. Heat cramps, yaitu kejang – kejang otot tubuh tangan dan kaki akibat keluarnya keringat yang menyebabkan kehilangan garam natrium dari tubuh yang kemungkinan besar karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium. d. Heat Syncope atau Fainting, disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi. e. Heat Exhaustion, keadaan ini tejadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering, sangat haus, lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum terbiasa terhadap suhu udara yang panas Tarwaka, 2004. Universitas Sumatera Utara 3. Kebisingan Kebisingan menurut Kepmennaker adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat – alat proses produksi dan atau alat – alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Nilai Ambang Batas NAB kebisingan ditempat kerja berdasarkan Kepmennaker Nomor PER. 13MENX2011, besarnya rata – rata adalah 85 dB untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam seminggu. Tarwaka 2004, pengaruh kebisingan Intensitas tinggi berada diatas NAB, yaitu mengalami gangguan kesehatan, seperti : meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, risiko serangan jantung meningkat, gangguan pencernaan. Sedangkan pengaruh kebisingan intensitas rendah dibawah NAB, yaitu: a. Stress menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur. b. Gangguan reaksi psikomotorik. c. Kehilangan konsentrasi. d. Gangguan komunikasi antara lawan bicara. e. Penurunan performansi kerja yang kesemuanya itu akan bermuara pada kehilangan efisiensi dan produktivitas kerja

2.2.2. Sumber Bahaya yang Berasal dari Pekerja unsafe action