Data Pembuatan Sampel Remoulded dengan Metode Pemadatan

2. Standar klasifikasi menurut AASHTO Klasifikasi akhir tanah menurut AASHTO diperoleh dengan menggunakan data hasil pengujian yang diperlukan pada Gambar 4.3. Penentuan kelas tanah dilakukan dengan mencocokkan data hasil pengujian mulai dari kiri dan bergerak ke kanan Gambar 4.3, dimana kelompok yang dijumpai melalui proses eliminasi. Berdasarkan persentase lolos saringan no.200 adalah 99.20 lebih dari 35, batas cair 41.98 lebih dari 41,00, indeks plastis 19.32 lebih dari 11,00 dan batas cair 22,66 kurang dari 30,00 maka dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut termasuk dalam kelompok A-7-6, merupakan jenis tanah berlempung yang bersifat plastis dan mudah mengalami perubahan volume yang sangat besar. IN D E K S PL A ST IS BATAS CAIR PI = LL - 30 A-2-4 A-4 A-5 A-2-5 A-2-7 A-7-5 A-6 A-2-6 A-7-6 10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 20 30 40 50 60 70 Gambar 4.3 Rentang batas cair dan indeks plastis untuk klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO

4.4 Data Pembuatan Sampel Remoulded dengan Metode Pemadatan

Dalam menyiapkan benda uji dengan menggunakan metode pemadatan, terlebih dahulu sampel tanah lempung yang diambil dari daerah Pulau Sicanang dikeringkan PI = 19.32 dan LL = 41.98 Titik pengklasifikasi tanah Universitas Sumatera Utara pada panas sinar matahari sampai tanah lempung menjadi gembur. Kemudian gumpalan- gumpalan tanah lempung tersebut ditumbuk dengan palu karet agar butiran aslinya tidak pecah. Pastikan tanah lempung yang telah ditumbuk tersebut memiliki kadar air 0. Kemudian tanah lempung tersebut disaring dengan menggunakan saringan 4,75 mm no. 4. Tanah lempung yang telah disaring tersebut dibagi ke dalam 15 bagian, masing- masing bagian sebanyak 10 kg. Kemudian campurkan air secukupnya sampai kadar air tanah lempung sebesar 73,306 atau sama dengan kadar air tanah asli. Setelah benda uji bercampur secara homogen, simpan material tersebut di dalam kantong plastik yang tertutup paling sedikit 16 jam sebelum pemadatan. Pemadatan benda uji dengan menggunakan material pemadatan sedikitnya 6 lapisan, alat pemadatan yang digunakan adalah standar Proctor dengan berat penumbuk 2,5 kg dan diameter mould sebesar 10,2 cm. Dua mould dari standar Proctor disambung sehingga perbandingan tinggi dan diameter mould diantara 2 dan 2,5. Pada waktu melakukan pemadatan gunakan variasi jumlah pukulan tiap lapisan. Gemburkan puncak tiap lapisan terlebih dahulu sebelum penambahan material untuk lapisan yang berikutnya. Pada proses pemadatan gunakan kadar air tetap hingga diperoleh kepadatan yang diinginkan sama dengan kepadatan lapangan. Tanah lempung yang telah dipadatkan pada alat standar Proctor diambil dengan menggunakan tabung sampel. Tanah lempung yang ada pada tabung sampel dikeluarkan menggunakan alat pengeluar sampel extruder. Pasang terlebih dahulu alat cetak benda uji di depan extruder, kemudian ujung sebelah atas diratakan dengan pisau. Periksa berat isi kering g d dari sampel yang dipadatkan remoulded. Berat isi kering g d dari sampel remoulded harus Universitas Sumatera Utara sama dengan tanah asli, coba beberapa kali dengan beberapa variasi pukulan hingga kepadatan atau berat isi kering g d yang diinginkan diperoleh. Adapun data pemadatan yang diperoleh pada pengujian ini antara lain: a. Perhitungan berat air Material tanah lempung yang telah disaring dicampur dengan air hingga kadar air mencapai kadar air tanah asli sebesar 73,306. Berat material tanah lempung yang akan digunakan untuk pembuatan sampel sebesar 10 kg, sehingga berat air yang digunakan untuk satu bagian sampel yaitu: Kadar air = ering k anah t Berat air Berat 73,306 = kg air Berat 10 Berat air = 7,3306 kg = 7330,6 gr b. Perhitungan berat isi kering g d Berat isi kering g d yang digunakan dalam membuat sampel remoulded sama dengan berat isi kering g d tanah asli yaitu sebesar 0,927 grcm 3 . Untuk mendapatkan berat isi kering g d tersebut, maka dalam pembuatan sampel remoulded digunakan beberapa variasi pukulan hingga diperoleh jumlah pukulan yang paling ideal untuk mendapatkan berat isi kering g d seperti tanah asli. Berikut variasi pukulan yang digunakan dalam mendapatkan berat isi kering g d yang diinginkan Tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Variasi pukulan yang digunakan dalam mendapatkan berat isi kering g d No. Jumlah Pukulan Berat Isi Kering g d Sampel Per Lapisan grcm 3 1 10 0,325 2 15 0,544 3 20 0,662 4 25 0,849 5 30 1,064 6 40 1,358 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 10 15 20 25 30 40 Jumlah Pukulan B e r a t Is i k e r in g g r c m 3 Gambar 4.4 Grafik hubungan jumlah pukulan dan berat isi kering gd Dari grafik hubungan jumlah pukulan dan berat isi kering g d diperoleh jumlah pukulan yang ideal untuk memperoleh jumlah berat isi kering g d seperti tanah asli. Jumlah pukulan yang diperoleh sebanyak 26 pukulan, berat isi kering g d yang diperoleh sampel remoulded dari jumlah pukulan tersebut hampir sama dengan berat isi kering g d tanah asli Gambar 4.4.

4.5 Hasil Pengujian Triaksial UU