Tabel 4.5 Variasi pukulan yang digunakan dalam mendapatkan berat isi kering g
d
No. Jumlah Pukulan Berat Isi Kering g
d
Sampel Per Lapisan
grcm
3
1 10
0,325 2
15 0,544
3 20
0,662 4
25 0,849
5 30
1,064 6
40 1,358
0.000 0.200
0.400 0.600
0.800 1.000
1.200 1.400
1.600
10 15
20 25
30 40
Jumlah Pukulan B
e r
a t
Is i
k e
r in
g g
r c
m 3
Gambar 4.4 Grafik hubungan jumlah pukulan dan berat isi kering gd Dari grafik hubungan jumlah pukulan dan berat isi kering g
d
diperoleh jumlah pukulan yang ideal untuk memperoleh jumlah berat isi kering g
d
seperti tanah asli. Jumlah pukulan yang diperoleh sebanyak 26 pukulan, berat isi kering g
d
yang diperoleh sampel remoulded dari jumlah pukulan tersebut hampir sama dengan berat isi
kering g
d
tanah asli Gambar 4.4.
4.5 Hasil Pengujian Triaksial UU
Hasil pengujian sifat teknis tanah lempung melalui tes triaksial UU menghasilkan parameter c
u
dan f
u
yang disajikan pada Tabel 4.6.
0.927
26
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil pengujian triaksial UU pada tanah lempung Parameter Sifat Teknis Tanah Sampel Undisturbed Sampel Remoulded
c
u
kNm
2
f
u
° 33,7
0,567 29,4
0,679 Untuk lebih lengkapnya di bawah ini disajikan perhitungan untuk mendapatkan nila
sudut geser f
u
dan kohesi c
u
. Berdasarkan hasil pengolahan data uji triaksial tak terkonsolidasi tak terdrainase
unconsolidated undrainedUU tanah lempung kondisi tak terganggu undisturbed dan terganggu remoulded terlihat adanya perbedaan parameter kekuatan geser di antara
kedua kondisi tersebut. Berikut ini akan disajikan perhitungan parameter kuat geser tanah secara analitis pada tanah lempung tak terganggu undisturbed dan terganggu
remoulded. 1. Kondisi tak terganggu undisturbed
Hasil pengujian triaksial UU pada kondisi tak terganggu undisturbed diperoleh pada s
3
= 0,5 maka s
1
= 1,190 dan pada s
3
= 1,0 maka diperoleh s
1
= 1,700 sehingga: 1,700 = 1,0 tg
2
45 + f2 + 2c tg 45 + f2 1,190 = 0,5 tg
2
45 + f2 + 2c tg 45 + f2 0,510 = 0,5 tg
2
45 + f2 45,2836 = 45 + f2
f = 0,567
o
» 0
o
1,70 = 1,0 tg
2
45 + 0,5672 + 2c tg 45 + 0,5672 1,70 = 1,02 + 2,02 c
c = 0,337 kgcm
2
= 33,7 kNm
2
2. Kondisi terganggu remoulded Hasil pengujian triaksial UU pada kondisi tak terganggu undisturbed diperoleh
pada s
3
= 0,5 maka s
1
= 1,108 dan pada s
3
= 1,0 maka diperoleh s
1
= 1,620 sehingga:
Universitas Sumatera Utara
1,620 = 1,0 tg
2
45 + f2 + 2c tg 45 + f2 1,108 = 0,5 tg
2
45 + f2 + 2c tg 45 + f2 0,512 = 0,5 tg
2
45 + f2 45,3397 = 45 + f2
f = 0,679
o
» 0
o
1,620 = 1,0 tg
2
45 + 0,6792 + 2c tg 45 + 0,6792 1,620 = 1,024 + 2,024 c
c = 0,294 kgcm
2
= 29,4 kNm
2
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa kedua sampel tersebut muncul sudut geser, hal ini karena sampel pada saat diuji triaksial belum jenuh 100. Dari kedua
kondisi tersebut terlihat bahwa nilai c pada sampel undisturbed lebih besar dari remoulded
Gambar 4.5 dan 4.6. Perbedaan kuat geser dari tanah asli dan remoulded pada pengujian triaksial UU sebesar 12,760. Hal ini karena memang kekuatan tanah
terganggu remoulded belum kembali seperti kekuatan awal sebelum terganggu.
10 20
30 40
50 60
70 80
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
Regangan T
e g
a n
g a
n D
e v
ia to
r k
N m
2
Tanah Asli Pada Tekanan sel = 0.5 Tanah Asli Pada Tekanan sel = 1.0
Tanah Asli Pada Tekanan Sel = 1.5 Remoulded Pada Tekanan Sel = 0.5
Remoulded Pada Tekanan Sel = 1.0 Remoulded Pada Tekanan Sel = 1.5
Gambar 4.5 Grafik tegangan regangan pada tanah asli dan remoulded pada pengujian triaksial UU.
Universitas Sumatera Utara
100 200
50 100
150 200
250 300
T eg
an ga
n G
ese r
kN m
2
Tegangan Normal kNm2
cu
45,8
Uji triaksial UU pada tanah remoulded, f = 0,679°
110 162
212
Tekanan sel 150 kNm
2
Tekanan sel 100 kNm
2
Tekanan sel 50 kNm
2
Uji triaksial UU pada tanah asli, f = 0,567°
Gambar 4.6 Lingkaran Mohr pada tanah asli dan remoulded pada pengujian triaksial unconsolidated undrained
. Dari hasil pengujian triaksial UU diperoleh nilai tegangan-regangan saat runtuh
seperti Tabel 4.7. Tabel 4.7 Nilai tegangan-regangan dari pengujian triaksial UU
Tekanan Sel Cell Pressure 50 kNm
2
100 kNm
2
150 kNm
2
Tegangan Regangan Tegangan Regangan Tegangan Regangan Jenis
Tanah kNm
2
kNm
2
kNm
2
Tanah Asli 69
0,085 70
0,080 72
0,075 Remoulded
60 0,085
62 0,065
62 0,055
Dari Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa tegangan yang terjadi pada tanah remoulded
lebih kecil dari tanah asli, sedangkan regangan yang terjadi relatif sama. Dari hubungan tegangan-regangan dapat diperoleh nilai elastisitas se pada tanah asli lebih
besar dari remoulded, artinya kekuatan tanah pada asli lebih besar dari remoulded. Hal ini mencerminkan kekuatan tanah remoulded belum kembali ke awal seperti pada saat
tanah belum mengalami kerusakan.
Universitas Sumatera Utara
Pada sampel tanah tak terganggu undisturbed dan terganggu remoulded dapat dilihat sampel dengan tekanan sel s
3
yang berbeda-beda, diperoleh tegangan deviator hampir sama. Dari buku Braja M. Das bahwa bila tanah jenuh, uji unconsolidated
undrained , akan menghasilkan tegangan deviator pada saat keruntuhan Ds
f
yang praktis sama, seolah-olah mengabaikan tekanan sel s
3
. Garis selubung keruntuhan akan membentuk garis horizontal sudut geser, f
u
= 0. Pada kenyataannya grafik yang di peroleh dari hasil pengujian triaksial UU memiliki garis selubung keruntuhan tidak
membentuk garis horizontal sudut geser, f
u
≠ 0. Hal ini jelas karena memang sampel pada saat pengujian belum jenuh 100.
4.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas Unconfined Compression Test