Pemodelan Unconfined Compression Test Model Mohr Coulomb dan Soft Soil

3.5 Pemodelan Unconfined Compression Test Model Mohr Coulomb dan Soft Soil

Pemodelan unconfined compression test pada program Plaxis hampir sama dengan pemodelan triaksial, yang membedakan pada unconfined compression test tegangan confining cell pressure tidak ada. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Pembuatan geometri axisymetri untuk sampel tanah asli berukuran 0,034 m x 0,068 m, yang menyatakan seperempat bagian dari spesimen sampel tanah, seperti dalam Gambar 3.8. Pada unconfined compression test sesungguhnya, sampel berukuran 0,068 m x 0,136 m, sementara pada tanah remoulded berukuran 0,0256 m x 0,0512 m, pada unconfined compression test sesungguhnya sampel berukuran 0,0512 m x 0,1024 m. Dalam konfigurasi ini tegangan dan regangan terdistribusi merata pada seluruh geometri. Besarnya deformasi pada arah x dan y pada sudut kanan atas masing-masing berhubungan dengan regangan horizontal dan vertikal. 2. Pemberian beban normal 1 kNm 2 di sisi atas, sebagai sistem A tanpa memberikan tegangan confining terlebih dahulu. 3. Displacement pada titik 0 dan 3 tidak diijinkan dalam arah horizontal, sementara pada titik 1 dan 2 diijinkan. Sementara displacement arah vertkal pada titik 0 dan 1 tidak diijinkan, sementara pada titik 2 dan 3 diijinkan Gambar 3.8. Universitas Sumatera Utara x y A A 1 2 3 Gambar 3.8 Konfigurasi model unconfined compression test 4. Inputkan parameter tanah untuk masing-masing model Mohr Coulomb dan Soft Soil. Untuk tanah asli model Mohr Coulomb, parameter yang diinput: E 50 = 2196,43 kNm 2 , u = 0,35, c = 30,75 kNm 2 , f = 0 . Sementara untuk model soft soil parameter yang diinput: λ = 0,09, қ = 0,017, c = 30,75 kNm 2 , f = 0,001 . Pada program Plaxis sudut geser f tidak boleh bernilai nol, sehingga dimasukkan sekecil mungkin. Untuk lebih lengkap lihat pada lampiran. 5. Tahapan pembebanan - Pemberian beban sistem A yang merupakan tegangan deviator s 1 - s 3 - Setiap tahapan konstruksi beban sistem A diganti nilainya berdasarkan nilai tegangan deviator yang diperoleh pada pengujian laboratorium. - Dalam program masukan, beban normal sebesar 1 kNm 2 dapat diubah sesuai dengan tahapan pengujian di laboratorium dengan meng-klik ganda pada beban yang diinginkan. Sebuah jendela akan muncul untuk memasukkan besar beban yang diinginkan. Proses ini dilakukan dalam program perhitungan calculation, dengan menggunakan pilihan define pada proses stage construction tahapan konstruksi. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DATA LABORATORIUM

Pada bab ini akan menyajikan analisis dan pembahasan dari data laboratorium yang telah diperoleh pada pengujian mineralogi difraksi sinar-x, indeks properties, dan sifat teknis tanah yang meliputi pengujian triaksial UU dan kuat tekan bebas unconfined compression test .

4.1 Data Hasil Laboratorium

Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, maka diperoleh beberapa data yang nantinya dianalisis sedemikian rupa untuk mendapatkan suatu kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Hasil pengolahan data pelengkap yang lebih detail akan dilampirkan di bagian akhir laporan ini. Adapun parameter-parameter yang ingin diketahui dari rangkaian pengujian ini antara lain: kadar air tanah lempung pada kondisi asli, indeks properties dari tanah lempung atterberg limit, berat spesifik Gs, dan analisis saringan, kandungan mineral pada tanah lempung uji mineralogi difraksi sinar-x, nilai kohesi c, sudut geser, dan nilai kuat tekan bebas q u . Hasil yang diperoleh dari pengolahan data, terutama nilai parameter kuat geser yang diperoleh dari pengujian triaksial UU dan uji kuat tekan bebas unconfined compression test akan dijadikan pembahasan.

4.2 Hasil Pengujian Mineralogi Difraksi Sinar-X

Hasil uji mineralogi difraksi sinar-x yang dilakukan di laboratorium pusat survei geologi Bandung Gambar 4.1, diperoleh persentase kandungan mineral yang ada pada tanah lempung yang dijadikan material benda uji pada penelitian ini, yaitu: Universitas Sumatera Utara