Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

Sesuai dengan teori ini, tidak ada target debt to equity ratio karena ada 2 jenis modal sendiri yaitu internal dan eksternal. Hal ini akan mempengaruhi jenis struktur modal perusahaan, sesuai dengan perbandingan pendanaan internal yang dimiliki perusahaan dan pendanaan eksternal yang dibutuhkan perusahaan. 2.1.2.5 Trade-off Theory Menurut Brigham dan Houston 2001:34, teori trade-off mengemukakan perusahaan diharuskan mempertimbangkan risiko kebangkrutan antara pembiayaan dengan menggunakan hutang dengan pembiayaan melalui penerbitan saham. Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak tax shields dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan financial distress. Biaya kesulitan keuangan financial distress adalah biaya kebangkrutan bankruptcy costs atau reorganization, dan biaya keagenan agency costs yang meningkat akibat dari

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Menurut Brealey dan Myers 2003:511, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal muncul dari teori – teori tentang struktur modal. Teori yang memiliki pengaruh paling besar adalah pecking order theory. Didalam perkembangannya, faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal harus disesuaikan dengan jenis dan tujuan serta faktor – faktor internal dan eksternal dari perusahaan bersangkutan. Intinya, manajemen perusahaan harus mempertimbangkan dan memilih faktor – faktor apa yang mempengaruhi struktur modal perusahaannya sehingga nantinya Universitas Sumatera Utara struktur modal yang dipilih oleh manajemen perusahaan merupakan struktur modal paling efektif, efisien dan menguntungkan buat perusahaan bersangkutan. Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain : 2.1.3.1 Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan adalah tolak ukur besar – kecilnya perusahaan dengan melihat besarnya nilai ekuiti, nilai penjualan atau nilai total aset yang dimiliki perusahaan Riyanto, 1995. Chen dan Jiang 2001 menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi usaha lebih banyak daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal, serta menunjukkan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan leverage. Dalam hal ini, khususnya di Indonesia, banyak perusahaan kecil yang justru dapat bertahan di masa krisis dibanding perusahaan besar. Nantinya akan terlihat pada hasil penelitian apakah ukuran perusahaan yang menjadi sampel tetap memiliki hubungan positif dengan struktur modal sesuai dengan teori. Universitas Sumatera Utara 2.1.3.2 Struktur Aset. Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan collateral value of assets. Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat sebagai pelengkap Riyanto, 1995. Hal ini bisa dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen, sedangkan perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari aset lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan hutang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aset terhadap struktur modal suatu perusahaan. Struktur aset diukur dengan didasarkan pada rasio aset tetap terhadap total aset. Penggunaan rasio aset tetap terhadap total aset dikarenakan aset tetap memberikan gambaran mengenai jaminan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang. Menurut Riyanto 1995, terdapat hubungan positif antara struktur aset dan struktur modal. Semakin tinggi rasio struktur aset semakin besar jumlah aset tetap, maka perusahaan pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan leverage perusahaan. Universitas Sumatera Utara 2.1.3.3 Pertumbuhan Perusahaan. Pertumbuhan perusahaan yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan yang merupakan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara pertumbuhan perusahaan dan tingkat hutang. Maksudnya adalah perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas. Di sisi lain, perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan Chen and Jiang, 2001. 2.1.3.4 Profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Karena itu profitabilitas akan berhubungan negatif dengan leverage perusahaan. Brigham dan Houston 2001 mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Universitas Sumatera Utara Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan khususnya penelitian empiris yang dilakukan oleh Khrisnan dan Moyer 1996, Mayangsari 2001 serta Bhaduri 2002 menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana asing hutang sehingga semakin rendah pula rasio struktur modalnya. 2.1.3.5 Leverage Operasi. Menurut Hanafi 2004:327, leverage operasi bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Sedangkan menurut Brigham dan Houston 2001:9, jika sebagian besar dari total biaya perusahaan adalah biaya tetap maka perusahaan itu dikatakan memiliki leverage operasi. Dengan mempergunakan leverage operasi, diharapkan perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Efek multiplier biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak earnings before interest and taxes EBIT disebut dengan tingkat leverage operasi degree of operating leverage DOL. 2.1.3.6 Struktur Kepemilikan. Jahera dan Lloyd 1996 menyatakan bahwa struktur kepemilikan ownership structure merupakan struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen insiders dengan jumlah saham yang dimiliki Universitas Sumatera Utara investor. Tinggi atau rendahnya perbandingan kepemilikan saham ini akan berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal yang diambil perusahaan. 2.1.3.7 Risiko Bisnis. Risiko Bisnis merupakan ketidakpastian akan perkiraan pendapatan operasi perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya mempergunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan. Risiko bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan.

2.2 Review Penelitian Terdahulu