Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Struktur modal perusahaan merupakan kombinasi dari hutang dan ekuitas perusahaan yang diharapkan akan memaksimumkan tingkat pengembalian keuntungan perusahaan Brigham dan Houston, 2001. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan akan berusaha menetapkan struktur modal yang paling optimal yang sesuai dengan perusahaannya. Didalam menentukan struktur modal, ada faktor – faktor yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi struktur modal tersebut. Menurut Sartono 2001, faktor – faktor tersebut antara lain struktur aset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Weston dan Brigham 2001 menyatakan struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan perusahaan, serta profitabilitas sebagai faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jahera dan Lloyd 1996 menambahkan faktor struktur kepemilikan saham perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal. Oleh karena itu penelitian ini akan melihat pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis terhadap struktur modal. Universitas Sumatera Utara Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 Gambar 3.1. Kerangka Konsep Dari kerangka konsep pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa struktur modal perusahaan merupakan variabel dependen. Variabel independen yang dipergunakan adalah ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis. Ukuran Perusahaan X1 Struktur Aset X2 Pertumbuhan Perusahaan X3 Profitabilitas X4 Leverage Operasi X5 Struktur Modal Perusahaan Y Struktur Kepemilikan X6 Risiko Bisnis X7 Universitas Sumatera Utara Menururt Sjahrial 2009, ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal pada struktur modalnya. Riyanto 1995 menyatakan besar atau kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aset. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang besar memiliki kemudahan dalam mendapatkan akses untuk memperoleh sumber dana dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang lebih kecil. Semakin tinggi rasio struktur aset semakin besar jumlah aset tetap, maka perusahaan pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakukan pendanaan eksternal Sartono, 2001. Di sisi lain, menurut Brigham dan Houston 2001 perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari aset lancar akan cenderung menggunakan hutang sedangkan perusahaan yang jumlah aset tetap nya lebih banyak akan cenderung untuk menggunakan modal sendiri. Pertumbuhan perusahaan menggambarkan kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan yang merupakan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara pertumbuhan perusahaan dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam Universitas Sumatera Utara berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Hal ini akan berhubungan dengan kebijakan struktur modal perusahaan. Contohnya dalam hal laba, apakah akan ditahan untuk pembiayaan investasi atau akan dibagikan Sartono, 2001. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh pada periode sebelumnya berarti semakin rendah kebutuhan dana asing hutang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan penggunaan pembiayaan berturut – turut mulai dari laba, hutang dan terakhir melalui penjualan saham baru Sartono, 2001. Didalam leverage operasi operating leverage, akan terlihat besar beban tetap operasional yang dipergunakan perusahaan dan berpengaruh pada struktur modal perusahaan Sartono, 2001. Dengan mempergunakan leverage operasi, diharapkan perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Struktur kepemilikan ownership structure merupakan struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen insiders dengan jumlah saham yang dimiliki investor Jahera dan Lloyd, 1996. Besar atau kecilnya perbandingan kepemilikan saham tersebut akan berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal yang diambil perusahaan. Universitas Sumatera Utara Risiko bisnis merupakan ketidak pastian mengenai proyeksi pengembalian atas aset di masa yang akan datang Brigham dan Houston, 2001. Perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya mempergunakan hutang yang lebih sedikit didalam struktur modalnya untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan. Risiko bisnis ini dapat terjadi karena adanya faktor eksternal yang sulit untuk dikendalikan, misalnya resesi dunia, globalisasi dan pembatasan perdagangan. Di sisi lain, faktor internal dari perusahaan itu sendiri juga dapat menciptakan risiko bisnis seperti perencanaan dan pengendalian yang kurang baik. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat adanya operasional perusahaan itu sendiri Husnan dan Pudjiastuti, 2004. Risiko bisnis diukur dengan standar deviasi EBIT dibagi total aset Titman dan Wessels, 1998.

3.2 Hipotesis Penelitian