Pengujian multikolonieritas Pengujian heteroskedastisitas Pengujian autokorelasi

Dari uji normalitas terhadap data yang telah di transformasi, pada grafik P-P Plot terlihat titik – titik menyebar di sekitar garis horizontal yang mengindikasikan bahwa residual terdistribusi secara normal. Pada uji dengan mempergunakan analisa One – Sample Kolmogorov , terlihat nilai sigma 0,05 sebesar 0,481 yang menandakan bahwa regresi memenuhi asumsi normalitas.

5.2.2 Pengujian multikolonieritas

Untuk menentukan terjadi atau tidak terjadinya multikolonieritas didalam model, dapat dilihat dari nilai Variance Inflactor Factor VIF dan nilai tolerance yang diperoleh Ghozali, 2009. Nilai VIF dan tolerance dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah. Dari hasil pengujian dapat dilihat nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolonieritas. Tabel 5.4 Collinearity Statistics Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant LnUP .756 1.323 LnSTAKT .905 1.105 LnPP .923 1.083 LnPROF .700 1.429 LnLEVOPR .968 1.033 LnSTKEP .809 1.236 LnRB .880 1.136 Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Pengujian heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini mempergunakan grafik scatterplots antara nilai residu variabel dependen SRESID dengan nilai prediksi variabel independen ZPRED. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplots antara SRESID dan ZPRED, dimana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai prediksi. Apabila terlihat titik – titik menyebar secara acak tanpa membentuk pola tertentu, maka heteroskedastisitas tidak terjadi pada model regresi. Melalui pengujian pada data sebelum transformasi, terlihat titik – titik tidak menyebar secara acak dan cenderung membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan adanya heteroskedastisitas pada model regresi. Gambar 5.3 Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatterplot Sebelum Transformasi Universitas Sumatera Utara Setelah data di transformasikan, maka dapat dilihat pada gambar 5.4 dibawah titik –titik menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Gambar 5.4 Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatterplot Setelah Transformasi

5.2.4 Pengujian autokorelasi

Berdasarkan pengujian autokorelasi melalui pengujian Durbin Watson, diperoleh nilai d untuk persamaan regresi yang diajukan sebesar 2,290 yang dapat dilihat pada tabel 5.5. Model yang tidak memiliki autokorelasi dengan asumsi dl d du 4-dl. Dengan melihat pada tabel Durbin Watson, diperoleh nilai dl = 1,571 dan nilai du = 1,826, maka 1,571 2,290 1,826 4-1,571 . Hal ini berarti variabel gangguan antara satu periode dengan periode lain tidak saling berkorelasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .483 a .233 .184 .7826596 2.290 a. Predictors: Constant, LnRB, LnSTKEP, LnLEVOPR, LnPP, LnSTAKT, LnUP, LnPROF b. Dependent Variable: LnSM

5.3 Hasil Pengujian Hipotesis