2.2. Landasan Teori
Suatu usaha merupakan suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan yang didalamnya menggunakan masukan input, untuk mendapatkan hasil return di
masa yang akan datang. Sebelum melaksanakan usaha, tentunya perlu dilakukan analisis. Analisis adalah suatu penilaian untuk mempertimbangkan keuntungan
dan kerugian suatu usaha Khotimah, dkk., 2002. Dalam mengukur status ekonomi seseorang, dua ukuran yang sering
digunakan adalah pendapatan dan kekayaan. Pendapatan mengacu pada keuntungan Samuelson, 2001.
Biaya ialah pengorbanan-pengorbanan yang mutlak harus diadakan atau harus dikeluarkan agar dapat diperoleh sesuatu hasil. Untuk menghasilkan sesuatu
barang atau jasa tentu ada bahan, tenaga dan jenis pengorbanan yang lain yang tidak dapat dihindarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak
akan dapat diperoleh sesuatu hasil Bappenas, 2004. Biaya dalam suatu usaha dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya
tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap fixed cost didefinisikan sebagai biaya yang tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun
terjadi perubahan volume produksi yang diperoleh. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar atau kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tidak
tetap variable cost didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh Soekartawi, 2006.
Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, antara lain biaya pembuatan kolam, sewa lahan, dan biaya
pembuatan saluran air. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang habis
Universitas Sumatera Utara
dalam satu kali produksi, seperti biaya untuk benur, pupuk, pakan, pemberantasan hama, upah tenaga kerja, biaya panen, dan penjualan Bappenas, 2004.
Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali harga. Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali
periode produksi Samuelson, 2001. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Dari selisih antara penerimaan dan semua biaya dapat diperoleh pendapatan dan keuntungan Soekartawi, 2006.
Tiap perusahaan industri memiliki proses produksinya sendiri yang disesuaikan dengan sifat dan keadaan bahan serta produk yang dihasilkannya.
Untuk dapat menghitung harga pokok suatu perusahaan industri dengan baik, kita harus memahami bagaimana jalannya proses produksi dalam perusahaan itu
Kadariah, dkk., 1994. Dalam proses produksi, tenaga manusia dikombinasikan dengan faktor-
faktor lain untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan kata lain, maka terjadilah kesempatan kerja dan pengguna tenaga kerja Suroto, 1992
Penciptaan kesempatan kerja dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu proses produksi dan pasar. Untuk adanya proses produksi diperlukan investasi,
dan dalam proses produksi berupa bahan, energi alam dan energi barang dan jasa. Seterusnya diperlukan pasar untuk mendistribusikan hasil produksi kepada yang
menginginkannya dan agar produsennya memperoleh pendapatan. Disamping itu diperlukan pasar yang menyediakan masukan bagi produksi Suroto, 1992 .
Khusus mengenai kesempatan kerja di daerah pedesaan, usaha-usaha yang telah dilaksanakan misalnya dengan program padat karya, melalui program latihan
Universitas Sumatera Utara
dan keterampilan tenaga kerja. Kenyataannya bahwa sektor pertanian tersebut disamping daya serapnya kurang jika dibanding dengan sektor
yang lain, bahkan banyak tenaga kerja dari sektor ini yang berpindah ke sektor lainnya Suryana, 1990 .
Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan sebagai berikut :
a. Meningkatkan nilai tambah
Nilai tambah merupakan nilai produk dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam proses produksi.
b. Kualitas hasil
Salah satu tujuan pengolahan hasil pertanian adalah untuk meningkatkan kualitas. Kualitas yang baik akan meningkatkan nilai barang pertanian
menjadi lebih tinggi. Kualitas barang yang rendah sudah pasti akan menyebabkan harga menjadi rendah begitu pula sebaliknya.
c. Meningkatkan keterampilan
Keterampilan dalam mengolah dengan baik akan meningkatkan keterampilan secara kumulatif hingga pada akhirnya akan memperoleh
hasil penerimaan usaha tani yang lebih besar. d.
Meningkatkan pendapatan Konsekuensi dari hasil olahan yang baik akan menyebabkan total
penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan maka sebaiknya petani mengolah sendiri hasil pertaniannya, hal ini untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik, harga yang lebih tinggi dan pasti mendatangkan total penerimaan keuntungan yang lebih besar.
Saptana, dkk., 2000 Dengan kata lain, nilai tambah merupakan jumlah nilai jasa terhadap
faktor produksi tetap, tenaga kerja, dan keterampilan manajemen pengelolaan Suryana, 1990
Petani dengan segala keterbatasan yang dimiliki kurang memperhatikan aspek pengolahan hasil. Sering kali dijumpai petani yang langsung menjual hasil
pertaniannya karena ingin mendapatkan uang kontan yang cepat. Karena keinginan mendapatkan uang dengan cepat inilah sering kali penanganan pasca
panen menjadi tidak baik dan mengakibatkan nilai tambah bahkan nilai hasil pertanian itu sendiri menjadi rendah Santoso, 1998.
2.3. Kerangka pemikiran