penerimaan sebesar Rp. 580.505.000 dengan nilai rataan yang diperoleh sebesar Rp. 64.500.555,6.
5.2. Pendapatan
Pendapatan diperoleh dari penerimaan pengolah ikan asin dari hasil penjualan ikan asin setelah dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi. Total biaya produksi rata-rata dalam pengolahan ikan asin terdiri dari
biaya rata-rata pembelian ikan segar, biaya pembelian garam, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan peralatan. Penerimaan dihitung dari jumlah produksi olahan
dikali dengan harga jual, setelah itu baru diketahui berapa jumlah pendapatan usaha pengolahan.
Apabila penerimaan lebih besar dari total biaya produksi maka dikatakan usaha memperoleh pendapatan. Sebaliknya apabila total biaya lebih besar
dibandingkan penerimaan maka usaha pengolahan mengalami kerugian. Pendapatan, penerimaan dan biaya produksi yang dikeluarkan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 8. Pendapatan, Penerimaan dan Biaya Produksi di Kecamatan Pantai Labu
Penerimaan Rp Biaya Produksi Rp
Pendapatan Rp Total
580.505.000 525.205.402,8
55.299.597,2
Rataan
64.500.555,6 58.356.155,9
6.144.399,7
Sumber : Data Primer lampiran 10
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 8 dapat dilihat total penerimaan pada usaha pengolahan ikan asin sebesar Rp. 580.505.000 dengan nilai rataan sebesar Rp. 64.500.555,6 dan
total biaya produksi sebesar Rp. 525.205.402,8 dengan nilai rataan sebesar Rp. 58.356.155,9. Sehingga diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 55.299.597,2
dengan nilai rataan sebesar Rp. 6.144.399,7 per pengusaha, dimana nilai UMR Upah Minimum Regional Deli Serdang sebesar Rp. 895.000. Jadi, pendapatan
yang diperoleh setiap pengusaha besar karena pendapatan yang diperoleh diatas nilai UMR.
5.3. Nilai Tambah
Pengertian nilai tambah untuk pengolahan ini yaitu nilai produk olahan dikurangi dengan total nilai bahan baku dan bahan penunjang. Dimana nilai bahan
baku diperoleh dari perkalian antara banyaknya bahan baku dikali dengan harga beli bahan baku, sedangkan untuk nilai bahan penunjang diperoleh dari hasil
perkalian antara banyaknya bahan penunjang yang digunakan dikali dengan harga bahan penunjang.
Nilai tambah yang diperoleh dalam usaha pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Nilai Tambah Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pantai Labu
Nilai Produk Olahan Rp
Nilai Bahan Baku Rp
Nilai Bahan Penunjang Rp
Nilai Tambah Rp
Total
580.505.000 340.653.000
25.912.600 213.939.400
Rataan
64.500.555,6 37.850.333,3
2.879.177,7 23.771.044,5
Sumber : Data Primer lampiran 11
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 9 diperoleh total nilai tambah sebesar Rp. 213.939.400 dengan nilai rataan sebesar Rp. 23.771.044,5 dengan total nilai produk olahan sebesar Rp.
580.505.000 dengan nilai rataan sebesar Rp. 64.500.555,6 dan total nilai bahan baku sebesar Rp. 340.653.000 dengan nilai rataan sebesar Rp. 37.850.333,3 serta
total nilai bahan penunjang sebesar Rp. 25.912.600 dengan nilai rataan sebesar Rp. 2.879.177,7.
Nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp. 213.939.400 dengan nilai produk olahan sebesar Rp. 580.505.000 sehingga diperoleh perbandingannya sebesar
36,8 , maka nilai tambah yang diperoleh 50 dinyatakan kecil.
5.4. Kesempatan Kerja