membayar deviden, manajemen diwajibkan untuk mengeluarkan uang kas untuk membayar bunga dan pokok atas hutang tersebut yang secara
bersamaan mengurangi jumlah free cash flow Isrina, 2006.
B. Kebijakan Hutang
1. Defenisi Hutang
Semua perusahaan baik kecil maupun perusahaan yang besar mempunyai hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari
transaksi pada waktu lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa di waktu yang akan datang Jusup, 2001. Menurut Nurwahyudi dan Mardiyah
2004: 117 bahwa hutang adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan perusahaan di masa yang akan datang karena tindakan atau
transaksi sebelumnya. Pengorbanan ekonomi dapat berbentuk uang, aktiva, jasa-jasa atau dilakukannya pekerjaan tertentu. Hutang mengakibatkan
adanya ikatan yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengklaim aktiva perusahaan.
2. Klasifikasi Hutang
Hutang dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek adalah kewajiban-
kewajiban yang penyelesaiannya harus dilakukan dengan penggunaan aktiva lancar atau pembentukan aktiva lainnya atau dapat diartikan pula sebagai
kewajiban akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Hutang yang jatuh
Universitas Sumatera Utara
temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai hutang jangka panjang. Hutang lancar yang biasanya terdapat dalam perusahaan adalah :
hutang dagang, hutang wesel, hutang biaya hutang gaji, hutang bunga, hutang pajak penghasilan. Hutang jangka panjang biasanya terdiri dari
hutang obligasi, hutang bank, dan hutang sewa jangka panjang. Pendanaan perusahaan pada dasarnya terdapat dua sumber, yaitu berasal dari pemilik dan
kreditur. Umumnya kebutuhan dana untuk tujuan jangka pendek didanai oleh sumber-sumber jangka pendek hutang dagang, wesel bayar jangka pendek
atau pinjaman bank jangka pendek. Kebutuhan dana yang bersifat permanen didanai dengan sumber-sumber jangka panjang obligasi, hutang bank, hutang
sewa jangka panjang.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
Faktor- faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang adalah sebagai berikut :
a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institutional merupakan persentase kepemilikan saham oleh investor-investor institutional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan
asuransi maupun berupa kepemilikan lembaga dan perusahaan-perusahaan lain. Dengan peningkatan mekanisme pengawasan dalam perusahaan yaitu
dengan mengaktifkan monitoring melalui investor-investor institutional dapat mengurangi agency cost. Dengan adanya kepemilikan institutional akan
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
Universitas Sumatera Utara
manajemen. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan dimana akan dapat
mengurangi agency cost pada perusahaan. Adanya kontrol ini akan membuat manajer menggunakan hutang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya financial distress dan kebangkrutan perusahaan. b.
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan persentase kepemilikan saham oleh
pihak manajerial. Kepemilikan manajerial akan dapat mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham sehingga manajer akan
merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan kerugian jika keputusan yang diambil salah terutama pada
pengambilan keputusan mengenai hutang. c.
Kebijakan Pengambilan Resiko Pada kondisi risiko tinggi manajer memilih proyek berisiko tinggi dengan
tujuan mendapat return tinggi. Pengurangan risiko dilakukan dengan menggunakan pendanaan hutang dari pihak kreditur. Namun penggunaan
hutang pada tingkat risiko tinggi dapat mengurangi biaya keagenan ekuitas namun memicu biaya keagenan hutang.
d. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Dividen mempengaruhi hutang dengan hubungan
yang positif. Perusahaan yang membagikan dividennya dalam jumlah besar memerlukan tambahan dana melalui hutang untuk membiayai investasinya.
Universitas Sumatera Utara
4. Teori Kebijakan Hutang a. Agency Theory