Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F
hitung
sebesar 12,378 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F
tabel
sebesar 3,195056 dengan signifikansi 0,05. Dengan demikian, F
hitung
F
tabel
12,378 3,195056 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 0,05 maka Ha diterima sedangkan
Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan free cash flow secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
c. Analisis koefisien determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel dependennya.
Tabel 4.9 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .723
a
.522 .480
.77677
a. Predictors: Constant, LN_FCF, MOWN, LN_INST b. Dependent Variable: LN_DAR
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17, 2011
Model Summary pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien R sebesar 0,723 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara kebijakan hutang
DAR dengan variabel independennya INST, MOWN dan FCF kuat karena
Universitas Sumatera Utara
lebih dari 0,5. Angka adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,522. Hal ini berarti 52,2 variasi atau perubahan dalam kebijakan hutang dapat
dijelaskan oleh variasi dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan free cash flow sedangkan sisanya 47,8 dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam persamaan. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,77677 , yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang
tepat dalam memprediksi variabel dependen. C.
Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,480. Hal ini berarti bahwa 48 variasi atau perubahan dalam kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh variasi kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial dan free cash flow sedangkan sisanya sebesar 52 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian. Dari hasil uji t pada Tabel 4.7, secara parsial variabel kepemilikan
institusional tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan hutang karena t
hitung
t
tabel
-3,558 2,0117 dan nilai signifikansinya menunjukkan angka kurang dari 0,05 yaitu 0,001 0,05. Hasil penelitian ini kontras dengan
penelitian yang dilakukan Yeniatie dan Nicken 2010 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional memliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan
hutang. Variabel kepemilikan manajerial pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa
secara parsial kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dimana t
hitung
t
tabel
1,389 2,0117 dan nilai signifikansi
Universitas Sumatera Utara
penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 yaitu 0,174 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Damayanti 2006
namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Imanda dan Moh. Nasir 2006 serta Kurniati 2007 yang menyatakan bahwa kepemilikan saham
oleh pihak manajemen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Variabel free cash flow pada Tabel 4.7 tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan hutang t
hitung
t
tabel
1,126 2,0117 dan nilai signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 yaitu 0,268 0,05. Hal
ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Semakin tinggi free cash flow
suatu perusahaan akan meningkatkan kebijakan hutang karena biasanya free cash flow menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer.
Konflik kepentingan ini dapat diminimalisasi dengan adanya hutang. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Shelly 2009.
Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan Free cash flow secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang
karena , F
hitung
F
tabel
12,378 3,195056 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 0,05
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini mengenai
pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan Free cash flow terhadap kebijakan hutang pada perusahaan industri tekstil dan garmen baik
secara parsial maupun simultan adalah sebagai berikut: 1.
Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan
hutang pada perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI tahun 2008- 2010,
2. Secara parsial, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepemilikan
imanajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI
tahun 2008-2010, 3.
Secara parsial, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa free cash flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang pada
perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI tahun 2008- 2010,
4. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan free
Universitas Sumatera Utara