Medan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusrizal 2008, yang menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi keluarga pendidikan, jenis pekerjaan
merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap status gizi anak balita dan pengetahuan merupakan variabel dari faktor budaya masyarakat yang sangat
berpengaruh dan paling dominan pengaruhnya terhadap status gizi balita balita di wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen.
Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui pengaruh pengetahuan ibu dan sosial ekonomi keluarga terhadap pencegahan gizi buruk pada balita di Desa
Sikalondang Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2011.
1.2. Perumusan masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pengetahuan ibu dan sosial ekonomi keluarga
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak terhadap pencegahan gizi buruk pada balita di Desa Sikalondang Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun
2011.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan pengaruh pengetahuan ibu dan sosial ekonomi keluarga pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak terhadap
pencegahan gizi buruk pada balita di Desa Sikalondang Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Subulussalam mengenai sejauh mana pengetahuan dan keadaan
sosial ekonomi masyarakat terhadap pencegahan kejadian gizi buruk, sehingga dapat mengambil suatu kebijakan terhadap pelaksanaan program gizi untuk
mencegah terjadinya gizi buruk balita pada masyarakat.
2. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi informasi dan masukan bagi Puskesmas
Simpang Kiri Kota Subulussalam dalam memberikan pelayanan berupa penyuluhan di posyandu guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu
terhadap pencegahan terjadinya kasus gizi buruk pada balita.
3. Memberi kontribusi dalam pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam
bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan AKK. 4.
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah untuk penelitian selanjutnya yang berminat dalam permasalahan ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencegahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007, pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan
demikian, pencegahan merupakan tindakan. Pencegahan identik dengan perilaku.
2.2. Perilaku Kesehatan
Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respons dan stimulus atau perangsangan. Respons atau reaksi
manusia, baik bersifat pasif pengetahuan, persepsi, dan sikap, maupun bersifat aktif tindakan yang nyata atau
practise
, sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri 4 unsur pokok, yakni : sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan
lingkungan. Dengan demikian secara lebih rinci perilaku kesehatan itu mencakup : 1.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespons, baik secara pasif mengetahui, bersikap, dan memersepsi penyakit dan
rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya, maupun aktif tindakan yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit
dan penyakit ini dibagi sesuai dengan tingkatan-tingkatan pencegahan penyakit, yakni :
Universitas Sumatera Utara