b. Faktor-faktor pendukung
enabling factors
, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong
reinforcing factors
, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat. 2.
Teori WHO Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabakan seseorang itu
berperilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok, yaitu pemikiran dan perasaan seseorang, adanya orang lain yang dijadikan referensi, sumber-sumber
atau fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku, dan kebudayaan masyarakat. Pemikiran dan perasaan, yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi,
sikap, kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek kesehatan.
2.3. Konsep Balita
Perkembangan seorang anak secara umum digambarkan melalui periode- periode. Salah satunya adalah periode Bawah Lima Tahun BALITA merupakan
salah satu periode manusia setelah bayi sebelum anak-anak awal. Rentang usia balita dimulai dari 1 sampai 5 tahun. Periode usia ini disebut juga periode usia prasekolah.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang memengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
Universitas Sumatera Utara
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan selanjutnya Djaeni, 2000.
2.4. Pengetahuan
knowledge
Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo 2003, menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Menurut Setiawati 2008, pengetahuan adalah hasil proses pembelajaran dengan melibatkan indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap.
Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku.
2.5. Faktor Sosial Ekonomi
Fungsi sosial ekonomi meliputi keadaan penduduk di suatu masyarakat jumlah, umur, distribusi seks, dan geografis, keadaan keluarga besarnya, hubungan,
jarak kelahiran dan tingkat pendidikan. Faktor ekonomi meliputi pekerjaan, pendapatan keluarga, dan pengeluaran Supariasa, 2001.
Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan
kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan Hartriyanti, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1. Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan memengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur- unsur pendidikan, yakni : a input adalah sasaran pendidikan, b proses upaya yang
direncakan untuk memengaruhi orang lain, c out put melakukan apa yang
diharapkan atau perilaku Notoatmodjo, 2003.
Menurut Soetjiningsih 1995, pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang
baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar, terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
pendidikannya dan sebagainya.
2.5.2. Pekerjaan
Bagi perkerja wanita, bagaimanapun juga mereka adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarga. Wanita mempunyai beban dan
hambatan lebih berat dibandingkan rekan prianya. Dalam arti wanita harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak, dan hal-hal yang menyangkut masalah
rumah tangganya. Pada kenyataannya banyak wanita yang tidak cukup mampu mengatasi
hambatan itu, sekalipun mereka mempunyai kemampuan teknis yang cukup tinggi jika mereka tidak mampu menyeimbangkan peran gandanya tersebut akhirnya mereka
akan keteteran. Akan tetapi bukan berarti wanita yang tidak bekerja merupakan
Universitas Sumatera Utara
jaminan bahwa anak-anaknya akan menjadi lebih baik dibanding dengan anak-anak dari wanita yang bekerja Anoraga, 1998.
2.5.3. Pendapatan
Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan orang-orang tak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Rendahnya pendapatan
itu mungkin disebabkan menganggur atau setengah menganggur karena susahnya memperoleh lapangan kerja-tetap sesuai dengan yang diinginkan Sayogya, 1994.
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak-anak baik yang primer
maupun yang sekunder Soetjiningsih, 1995.
2.5.4. Jumlah Anak
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima
anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan
selain berkurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang, dan perumahanpun tidak terpenuhi Soetjiningsih, 1995.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Gizi 2.6.1. Pengertian Gizi