simbolik berusaha memahami budaya lewat perilaku manusia yang terpantul dalam komunikasi. Interaksi simbolik lebih menekankan pada makna interaksi
budaya sebuah komunitas. Makna esensial akan tercermin melalui komunikasi budaya antar warga setempat. Pada saat berkomunikasi jelas banyak menampilkan
simbol yang bermakna, karenanya tugas peneliti menemukan makna tersebut. Cara manusia mengartikan dunia dan diri sendiri berhubungan erat
dengan masyarakatnya. Interaksi membuat seseorang mengenal dunia dan dirinya sendiri. Sebelum bertindak manusia mengenakan arti-arti tertentu kepada
dunianya sesuai dengan skema-skema interpretasi yang telah disampaikan kepadanya melalui proses-proses sosial. Sehubungan dengan proses-proses
tersebut yang mengawali perilaku manusia, konsep pengambilan peran role taking amat penting. Sebelum seorang diri bertindak, ia membayangkan dirinya
dalam posisi orang lain dan mencoba untuk memahami apa yaang diharapkan oleh pihak pihak lainnya. Semakin orang mengambil alih atau membatinkan peranan-
peranan sosial, semakin terbentuk pula identitas atau kediriannya. Orang harus berkomunikasi supaya dapat berinteraksi lebih lanjut. Orang
harus berpegang pada suatu perspektif bersama yang menghasilkan bahwa para pesrta memperoleh pandangan kurang lebih sama mengenai situasi dan peranan
mereka masing – masing.
II.2 Identitas Diri
Ketika Anda menanyakan pertanyaan ini, “Siapakah saya?” Anda meneliti bahasan mengenai identitas diri, yaitu susunan gambaran diri Anda
sebagai seseorang. Identitas Anda adalah “kode” yang mendefenisikan keanggotaan Anda dalam komunitas yang beragam – kode yang terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
simbol-simbol, seperti bentuk pakaian dan kepemilikan; dan kata-kata, seperti deskripsi diri atau benda yang biasanya Anda katakan; dan makna yang Anda
hubungkan terhadap benda-benda tersebut. Identitas diri adalah cara-cara yang digunakan untuk membedakan
individu satu dengan individu lainnya. Dengan demikian diri adalah suatu pengertian yang mengacu pada identitas spesifik dari individu. Identitas diri
adalah kesadaran diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan
yang utuh. Komunikasi merupakan alat untuk membentuk identitas dan juga
mengubah mekanisme. Identitas Anda, baik dalam pandangan diri Anda maupun orang lain, dibentuk ketika Anda secara sosial berinteraksi dengan orang lain
dalam kehidupan Anda. Anda mendapatkan pandangan serta reaksi orang lain dalam interaksi sosial dan sebaliknya, memperlihatkan rasa identitas dengan cara
Anda mengekspresikan diri Anda dan merespon orang lain. Identitas dalam tingkatan communal, yang diikat pada kelompok atau
budaya yang lebih besar. Tingkat identitas ini sangat kuat dalam banyak budaya Asia, misalnya, ketika identitas seseorang dibentuk terutama oleh komunitas yang
lebih besar daripada oleh perbedaan individu di antara manusia dalam komunikasi. Kapan pun Anda memperhatikan apa yang dipikirkan dan
dilaksanakan oleh komunitas Anda, maka Anda menyesuaikan diri pada tingkatan identitas Anda tersebut
19
19
Stephen W. Littlejohn Karen A. Foss. Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba Humanika: 2009, hlm. 130-132.
.
Universitas Sumatera Utara
Kita memperoleh identitas kita dalaam bagian yang lebih luas dari konstruksi yang menawarkan identitas itu dari berbagai kelompok sosial dimana
kita menjadi bagian–keluarga, masyarakat, subkelompok budaya, dan ideologi dominan. Dengan mengabaikan dimensi identitas–gender, kelas, ras, seksualitas–
identitas juga ditampilkan sesuai atau berlawanan dengan norma dan ekspektasi. Hal ini berarti bahwa identitas kita selalu ada dalam proses pembentukan,
sebagaimana kita merespons konteks-konteks dan situasi di sekeliling kita
20
Identitas diri dapat juga dilihat dari gaya hidup, gaya hidup membantu memahami apa yang orang lakukan, mengapa mereka melakukannya, dan apakah
yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi
dengan lingkungannya Kotler dalam Sakinah,2002. Menurut Susanto dalam Nugrahani,2003 gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan
harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang
berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
.
Plummer 1983 gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka aktivitas,
apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya ketertarikan dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler dalam Hall Lindzey, 1985
menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan
20
Littlejohn Foss, Op. Cit., hlm. 137.
Universitas Sumatera Utara
perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono 1989 menyatakan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri
21
Dalam perilaku konsumsi yang didorong oleh self orientation terdapat tiga kategori yaitu principle, status dan action. Self orientation yang bertumpu pada
principle, berarti keputusan untuk membeli berdasarkan karena keyakinannya. sehingga keputusannya untuk membeli bukan hanya karena ikut-ikutan atau
sekedar untuk mengejar gengsi. Boleh dikatakan tipe ini lebih rasional sedangkan yang bertumpu pada status, keputusannya dalam mengkonsumsi didominasi oleh
apa kata orang. Produk-produk bermerek menjadi pilihannya. Bagi yang bertumpu kepada action, keputusan dalam berkonsumsi didasari oleh keinginannya untuk
beraktivitas sosial maupun fisik, mendapatkan selingan atau menghadapi resiko. .
II.3 Komunitas