BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Paradigma dan Metode Penelitian
Paradigma menurut Guba dan Lincoln 1994 dalam Hidayat 2004, mengajukan tipologi yang mencakup empat paradigma:
positivisme, postpositivisme, Kritikal et al, dan konstruktivisme. Dikemukakan oleh Guba,
bahwa setiap paradigma membawa implikasi metodologi masing-masing
28
Paradigma Konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang
diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Paradigma konstruktivisme yang ditelusuri dari
pemikiran Weber, menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam karena manusia bertindak sebagai agen yang mengonstruksi dalam
realitas sosial mereka, baik melalui pemberian makna maupun pemahaman perilaku di kalangan mereka sendiri.
.
Kajian paradigma konstruktivisme ini menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya, dan berusaha memahami dan
mengonstruksikan sesuatu yang menjadi pemahaman si subjek yang akan diteliti.
Metodologi dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peneliti akan mengumpulkan serta menganalisis data yang ada.
28
Ulviah Muallivah, Fondasi Filosofi dan Perspektif Kajian Ilmu Komunikasi; Perspektif Konstruktivisme dan Kritikal. 2009.
http:www.scribd.comdoc15252080Paradigma- Konstruktivisme-Paradigma-Kritikal
.
Universitas Sumatera Utara
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena sedetail mungkin melalui
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besar populasi maupun sampling, yang lebih ditekankan disini adalah persoalan
kedalaman kualitas bukan banyaknya kuantitas data
29
Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus case dalam konteksnya secara natural tanpa
adanya intervensi dari pihak luar Yin, 1981:23. Kasus memiliki batas, lingkup kajian dan pola pikir tersendiri; sehingga dapat mengungkapkan realitas sosial
atau fisik yang unik, spesifik serta menantang. Studi kasus banyak mengungkapkan hal-hal yang amat detail, melihat hal-hal apa yang tidak bisa
diungkapkan oleh metode lain, dan dapat menangkap makna yang ada di belakang kasus dalam kondisi objek secara natural
.
30
Stake membagi penelitian studi kasus berdasarkan karakteristik dan fungsi kasus di dalam penelitian. Stake sangat yakin bahwa kasus bukanlah sekedar
obyek biasa, tetapi kasus diteliti karena karakteristiknya yang khas. Hal ini sesuai dengan penjelasannya yang menyatakan bahwa penelitian studi kasus bukanlah
sekedar metoda penelitian, tetapi adalah tentang bagaimana memilih kasus yang tepat untuk diteliti. Berdasarkan hal tersebut, Stake membagi penelitian studi
kasus menjadi 3 tiga jenis, yaitu: .
29
Kriyantono, Op. Cit., hlm. 56-57.
30
Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001 hlm. 100.
Universitas Sumatera Utara
Fokus di dalam suatu kasus dapat dilihat dari keunikannya,
memerlukan suatu studi studi kasus intrinsik atau dapat pula
menjadi suatu isu isu-isu dengan menggunakan kasus sebagai
instrumen untuk menggambarkan isu tersebut studi kasus instrumental. Ketika suatu kasus diteliti lebih dari satu kasus,
hendaknya mengacu pada studi kasus kolektif
31
Peneliti memilih menggunakan studi kasus instrumental karena studi kasus ini menguji kasus khusus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang
suatu masalah issue atau untuk memperbaiki teori yang telah ada. Walaupun studi kasus ini kurang diminati, ia memainkan peran yang mendukung,
memasilitasi pemahaman terhadap sesuatu yang lain minat eksternal. Kasusnya dilihat secara mendalam, dan konteksnya diteliti secara cermat, aktivitas-aktivitas
untuk mendalami kasus tersebut dilakukan secara rinci karena kasus ini membantu pemahaman tentang ketertarikan dari luar minat eksternal. Dasar pemilihan
mendalami kasus ini dikarenakan kasus ini diharapkan dapat memperluas pemahaman peneliti tentang minat lainnya. Hal ini disebabkan karena para
peneliti bersama-sama mempunyai beberapa minat yang selalu berubah-ubah yang tidak membedakan studi kasus intrinsik dari studi kasus instrumental dan
bertujuan memadukan keterpisahan di antara keduanya.
.
Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan uraian yang lengkap
31
NK Denzin dan YS Lincoln eds, Handbook of Qualitative Research Second Edition, Thousand Oaks, London, New Delhi: Sage Publication, 2000, hlm. 236.
Universitas Sumatera Utara
dan menadalam mengenai subjek yang diteliti
32
a. Patrikularistik, yaitu studi kasus yang berfokus pada situasi,
peristiwa, program atau fenomena tertentu. . Karena itu, studi kasus
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
b. Deskriptif, yaitu hasil akhir metode ini adalah deskripsi
detail dari topik yang diteliti c.
Heuruistik, yaitu studi kasus yang membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interprestasi baru,
perspektif baru dan makna baru merupakan tujuan dari studi kasus.
d. Induktif, yaitu studi kasus yang berangkat dari fakta-fakta
lapangan kemudian menyimpulkan kedalam tataran konsep atau teori.
III.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan mulai bulan Desember 2010 dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Komunitas
Penggemar SS501 ini tidak memiliki tempat kesekretariatan atau sejenis basecamp tetap untuk mengadakan pertemuan. Biasanya mereka akan melakukan
kesepakatan untuk bertemu di suatu tempat apabila sedang melakukan gathering, jadi lokasi penelitian akan selalu dikondisionalkan sesuai dengan informan yang
ada.
32
Kriyantono, Op. Cit., hlm. 66
Universitas Sumatera Utara
III.3 Subjek Penelitian
Triple S Medan merupakan salah satu komunitas penggemar boyband Korea atau fansclub dari SS501, yang sudah memiliki 78 anggota. Triple S Medan
yang juga merupakan bagian dari Triple Changjo Indonesia
33
1. Gathering Resmi; setiap salah satu personil SS501 ulang tahun maka
mereka akan mengadakan gathering resmi di salah satu tempat yang telah dipesan terlebih dahulu. Gathering ini juga diadakan untuk
menyelenggarakan ulang tahun Triple S Medan sendiri serta acara buka bareng di bulan puasa, sampai saat ini Triple S Medan sudah
mengadakan 8 kali gathering resmi. Peneliti datang untuk melakukan observasi pada salah satu gathering yaitu saat merayakan ulang tahun
ini berdiri pada tanggal 28 Februari 2010, tanggal pertama kali mereka mengadakan gathering
resmi. Pendiri Triple S Medan adalah Juni Huang dan saudara sepupunya Mei Ling. Pada awalnya, mereka hanya penggemar SS501 secara individual sampai
mereka melihat konser SS501 di Bangkok. Dalam konser ini, mereka bertemu banyak orang Indonesia dan salah satunya berdomisili di Medan. Mereka terkejut
karena ternyata ada juga orang Medan selain mereka, yang menyukai boyband ini. Dan mereka beranggapan kalau masih ada penggemar SS501 lain di Medan, yang
belum mereka kenal. Maka, kedua bersaudara ini membuat fans group melalui facebook dan seiringnya waktu mereka mulai menemukan satu persatu orang-
orang yang juga menyukai SS501. Mereka tidak hanya berkomunikasi di dunia maya, tetapi juga mengadakan gathering. Kegiatan-kegiatan Triple S Medan
selalu berhubungan dengan SS501, yaitu:
33
Komunitas Penggemar SS501 di seluruh Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Triple S Medan dan Kyu Joon. Anggota komunitas yang datang ke gathering resmi ini bisa mencapai 50 atau lebih orang. Acara ini diisi
dengan perayaan ulang tahun, games, makan bersama, bernyanyi bersama, dance cover , dan berfoto.
2. Gathering Biasa; gathering ini biasanya diadakan seminggu sekali di
hari Sabtu sore. Gathering ini bisa dihadiri sampai 20 anggota tiap minggunya dan diadakan di salah satu tempat umum, seperti food
court atau mall. Kegiatan yang dilakukan adalah sharing info, MV Music Video, MP3, gambar tentang SS501. Peneliti sudah 2 kali
melakukan observasi pada saat gathering biasa ini. 3.
Updating information; Triple S Medan memiliki forum komunikasi online di dunia maya, yaitu; facebook, twitter, dan blog. Peneliti sering
mengunjungi facebook Triple S Medan dan mereka juga memiliki halaman fans group dengan nama yang sama. Mereka dapat berbagi
MV Music Video, foto-foto personil SS501, informasi tentang album, kegiatan SS501, dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan di atas diurus oleh bagian administrasi atau lebih sering dipanggil dengan sebutan ‘admin’, yang terdiri dari 6 orang, yaitu; Juni Huang
creator, Mei Ling, Hanny Soraya, Utami Nurhafsari, Indah Sri Puspita, dan Stella. Anggota Triple S Medan berstatus sebagai pekerja, mahasiswa, dan pelajar.
Triple S Medan didominasi oleh anggota perempuan, hanya satu anggota laki-laki dan itu pun kurang aktif sehingga mereka sering menyebut diri sebagai fans girl.
Universitas Sumatera Utara
III.4 Teknik Pemilihan Informan
Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan
memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang
informan berganti-ganti
34
Pemilihan informan dalam penelitian ini didasarkan pada teknik purposeful random sampling. Hal ini bertujuan agar informan dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan kredibel berkaitan dengan masalah yang diteliti, walaupun tidak mewakili keseluruhan populasi representatif dan mengingat
bahwa penelitian kualitatif tidak ada tujuan untuk melakukan generalisasi. Purposeful random sampling terbagi lagi dalam 16 jenis sampling, peneliti
memilih salah satunya yaitu Maximum variation heteroginity sampling. Maximum Variation Sampling adalah proses pemilihan sampel diusahakan beda
karakteristik yang diinginkan oleh pengamatanpenelitian dapat secara nyata tampak. Biasa pula disebut sebagai cara quota sampling
.
35
Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang dijadikan informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang yang dapat dijadikan
informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja mudah untuk diakses. Melalui
metode kualitatif, kita dapat mengenal subjek secara pribadi dan melihat mereka mengembangkan defenisi mereka sendiri tentang dunia dan komunikasi. Maka
.
34
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: , 2007, hlm 108-109.
35
Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation Methods. Sage Publication: 2001, hlm. 234-235
Universitas Sumatera Utara
dari itu, Anggota Triple S Medan akan menjadi subjek pada penelitian ini. Peneliti akan mengambil 3 informan dengan karakteristik yang berbeda-beda, untuk
melengkapi data-data yang dibutuhkan selama penelitian.
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a.
Penelitian lapangan Field Research 1.
Metode Wawancara mendalam Wawancara mendalam secara umum adalah proses keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, tanpa
menggunakan pedoman wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Dengan demikian, keabsahan
wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan
36
Wawancara dilakukan setelah menyesuaikan waktu dan tempat dengan informan, biasanya dilakukan pada siang hari di luar jam sekolah
ataupun kuliah. Peneliti mewawancarai informan 1 dan 3 di lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara, seperti; KPS Perpustakaan, Kantin
Pasca Sarjana, Kantin Fakultas Sastra. Sedangkan informan 2 diwawancarai di tempat umum mall. Ketiga informan diwawancarai lebih
dari 1 kali sesuai dengan pemenuhan kebutuhan data. .
Kendala yang didapati saat wawancara adalah:
36
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm 108.
Universitas Sumatera Utara
- Saat wawancara berlangsung bersama informan 3 di KFC – Sun
Plaza. Wawancara dilakukan sore hari dan saat itu banyak pelajar lainnya yang makan sambil bercengkrama disana sehingga
menciptakan noise dalam wawancara kami. -
Kesibukan ketiga informan membuat peneliti mengalami kesusahan dalam menyesuaikan waktu dengan mereka.
2. Observasi Partisipan
Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang
dilakukan oleh objek tersebut. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Yang diobservasi adalah
interaksi perilaku dan percakapan yang terjadi antara subjek yang diriset
37
Observasi ini apabila dilihat dari akurasi data yang diperoleh mungkin dapat diandalkan, namun memerlukan waktu yang cukup banyak.
Terutama jika objek pengamatan muncul dalam interval waktu yang lama serta berlangsung pada alokasi waktu yang lama pula
.
38
William 1973 menyarankan bahwa metodologi penelitian yang diperlukan untuk mengamati komunikasi manusia dari perspektif
interaksionisme simbolik adalah peneliti mengambil peran sebagai .
37
Kriyantono, Op. cit., hlm. 108.
38
Bungin, Op. cit., hlm. 116.
Universitas Sumatera Utara
pengamat yang berpartisipasi participant observer oleh si peneliti itu sendiri
39
Peneliti sudah melakukan observasi secara langsung sebanyak 4 kali, yaitu:
.
- Peneliti menghadiri gathering resmi sebanyak 1 kali, saat perayaan
ulang tahun Triple S dan Kyu Jong salah satu personil SS501. -
Menghadiri gathering biasa sebanyak 2 kali. -
Berkunjung ke rumah salah satu anggota Triple S. Peneliti mengamati perilaku informan di dalam kelompok,
bagaimana mereka berinteraksi dengan anggota lainnya dan bertingkah laku selama gathering berlangsung.
b. Penelitian Kepustakaan Library Research
Yaitu cara mengumpulkan data yang ada mengenai permasalahan dengan membacamencari literatur yang bersangkutan dengan penelitian, untuk
mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya.
III.6 Teknik Analisis Data
Moleong mendefenisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar dapat
ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
39
B. Aubrey Fisher. 1990. Teori – Teori Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, hlm. 244.
Universitas Sumatera Utara
data
40
Dalam analisis data, peneliti melakukan 1 open coding, 2 axial coding dan 3 selective coding. Open coding merupakan proses pengidentifikasian
kategori dan dimensinya. Data-data yang diperoleh kemudian diberi label, dipilah dan dicatat, sehingga data-data tersebut kemudian dapat dijadikan konsep yang
pada akhirnya bisa dikelompokkan dalam kategori-kategori tertentu. Axial coding merupakan pengorganisasian data melalui pengembangan hubungan koneksi
diantara kategori dan sub kategori. Selective coding merupakan seleksi kategori yang paling mendasar karena dihubungkan dengan kategori lain untuk menyusun
story line, yang kemudian divalidasi. Sehingga dalam selective coding, peneliti menyajikan konseptualisasi cerita, menghubungkan kategori pendukung dengan
kategori inti menggunakan paradigma, menghubungkan kategori berdasarkan dimensinya, menvalidasi kategori yang diperoleh dari tahapan sebelumnya dengan
menggunakan data, dan melengkapi kategori yang memerlukan perbaikan atau pengembangan
. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan
dalam bentuk narasi.
41
Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu: .
1. Mengorganisir informasi.
2. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
3. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
4. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.
40
Kriyantono, Op. Cit., h1m. 63.
41
Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakrya, 2000, hlm 103.
Universitas Sumatera Utara
5. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan
generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.
6. Menyajikan secara naratif
42
III.7 Goodness Criteria
Lincoln dan Guba 1986 menyebutkan ”kredibilitas” sebagai analogi bagi validitas internal, transferability sebagai analogi bagi validitas eksternal,
dependability sebagai analogi untuk reliabilitas dan confirmability sebagai analogi untuk obyektivitas. Hal-hal tersebut dikenal juga sebagai trustworthiness.
Ada prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam menguji dan memastikan keabsahan penelitian kualitatif, yaitu melalui prinsip credibility
dapat dipercaya dengan cara mengumpulkan data seobyektif mungkin. Lalu, peneliti melakukan metode triangulasi yang dilakukan melalui cara pengecekan
silang cross validation atas data yang diperoleh. Pengecekan silang dengan melakukan perbandingan informan, perbandingan waktu maupun tempat.
Misalnya: menggunakan informan berbeda untuk menanyakan satu hal yang sama. Atau menanyakan hal yang sama kepada informan yang sama tetapi pada
waktu dan tempat yang berbeda. Triangulasi data dilakukan sejak pada langkah pengumpulan data sampai pada saat penyimpulan. Triangulasi yaitu yaitu tehnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu.
Ada tiga cara, yaitu Sugiyono dalam Priyambodo, 2008: 32-33
43
42
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif , Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hl m 30.
:
Universitas Sumatera Utara
1. Triangulasi sumber. Informasi dan data yang diperoleh dari
satu sumber dicek ulang melalui beberapa sumber lain. Dalam penelitian ini misalnya Informan 1 memberikan informasi
mengenai simbol Triple S, maka informasi yang sama dicek kembali pada Informan 2 dan 3 untuk memastikan apakah
terdapat kesamaan pandangan mengenai hal tersebut. Serta menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip,
hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki
sudut pandang yang berbeda. 2.
Triangulasi teknik. Uji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra
dilakukan. Bila ada informasi yang inkonsisten, maka penggalian ulang dengan teknik yang berbeda akan dilakukan
terhadap informan yang sama.
43
Priyambodo, Daru. 2008. Adaptasi Organisasi Newsroom dan Proses Produksi Berita dalam Media Online Berbasis Media Cetak Studi Kasus Tempo Newsroom. Jakarta: Universitas
Indonesia, hlm 32-33.
Universitas Sumatera Utara
3. Triangulasi waktu. Data diuji dengan melakukan penggalian
ulang pada waktu yang berbeda. Informasi yang diperoleh pada saat gathering atau secara individu.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN