Budaya Populer URAIAN TEORI

a. Perasaan altruisme, yakni lebih menekankan perasaan solider kepada orang lain. Perasaan individu yang diselaraskan dengan perasaan kelompoknya sehingga mereka merasakan kelompoknya sebagai bagian dari struktur sosial. b. Perasaan sepenanggungan, yakni setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok. c. Perasaan saling memerlukan, yakni individu yang tergabung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya bergantung pada komunitasnya, baik kebutuhan fisik maupun psikologis 24 - Locality centiments, lokalitas yang terbentuk padaa batasan geografis tertentu, seperti Triple S Medan, Triple S Indonesia, Triple S Hongkong. .

II.4 Budaya Populer

Pop Culture atau Budaya Populer atau dapat disebut juga dengan Budaya Massa merupakan hasil produksi dari industri budaya culture industry yang proses produksinya pun didasarkan pada mekanisme kekuasaan sang produser baca: kapitalis dalam bentuk penentuan gaya dan maknanya. Lahirnya media massa semakin meningkatkan komersialisasi budaya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Budaya Massa adalah budaya populer yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan kepada khalayak konsumen massa. 24 Mac Iver Charles H. Page, Op.cit, hlm. 293. Universitas Sumatera Utara Budaya massa adalah adalah budaya populer yang diproduksi untuk massal 25 Budaya populer bukan diidentifikasikan oleh rakyat tapi oleh orang lain dan masih menyandang dua makna kuno: jenis karya inferior sastra populer, pers populer yang dibedakan dengan pers berkualitas: dan karya yang secara sengaja dibuat agar disukai orang jurnalisme populer dibedakan jurnalisme demokratik atau hiburan populer. Pengertian mutakhir budaya populer sebagai kebudayaan yang sebenarnya dibuat oleh orang-orang untuk kepentingan mereka sendiri yang sama sekali berbeda dengan semua pengertian di atas. Pengertian ini seringkali digantikan pada masa lalu sebagai budaya rakyat tapi pengertian ini sering juga merupakan salah satu penekanan modern yang penting . Sementara itu menurut William dalam bukunya A Vocabulary of Culture and Society mengatakan, 26 Penentu utama lahirnya budaya massa adalah keuntungan produksi dan pemasaran yang dapat dihasilkan dari potensi pasar massal. Karena jika budaya massa tidak dapat menghasilkan uang maka mungkin tidak akan diproduksi. Akibat dari lahirnya budaya massa ini maka kemudian melahirkan apa yang disebut dengan masyarakat massa yaitu massa konsumen yang pasif, cenderung pada bujukan manipulatif media massa, terbuka terhadap daya tarik untuk membeli komoditas produk massal yang dihasilkan oleh budaya massa serta terbuka terhadap eksploitasi yang mendorang budaya massa. Hal ini senada seperti yang diungkapkan oleh Mc. Donald, salah satu pendukung Teori Budaya Massa dalam bukunya A Theory of Mass Culture, mengatakan bahwa: . Selama rakyat diorganisir… sebagai massa, mereka kehilangan identitas dan kualitas sebagai manusia. Karena massa, dalam kerangka waktu historis adalah kerumunan di dalam ruang: orang dalam jumlah besar yang tidak mampu mengekspresikan dirinya sebagai umat manusia karena mereka terkait satu sama lain bukan sebagai individu atau anggota masyarakat sebenarnya mereka tidak terkait satu sama lain, kecuali untuk hubungan yang berjarak, abstrak dan tidak manusiawi: sebuah pertandingan sepakbola atau pasar tradisional dalam kasus sebuah kerumunan, sebuah sistem produksi industrial, sebuah partai, 25 Dominic Strinati, Op.cit, hlm.12. 26 Dominic Strinati, Op.cit, hlm. 3. Universitas Sumatera Utara atau negara bagian dalam kasus massa. Manusia massa adalah sebuah atom soliter, seragam, dan tidak bisa dibedakan dari ribuan maupun jutaan atom lain yang menyusun “kerumunan kesepian” yang oleh David Reisman disebut sebagai masyarakat Amerika. Namun demikian, rakyat atau orang-orang adalah sebuah komunitas, artinya sekelompok individu yang terkait satu sama lain dikarenakan kepentingan, pekerjaan, tradisi-tradisi, nilai-nilai, maupun sentimen-sentimen yang sama 27 Oleh karena itu, budaya massa adalah suatu kebudayaan yang kurang memiliki tantangan dan rangsangan intelektual, lebih cenderung pada pengembaraan fantasi tanpa beban dan pelarian. Budaya massa merupakan suatu kebudayaan yang mengingkari upaya berpikir dan menciptakan respon-respon emosional maupun sentimentalnya sendiri dan bukannya meminta khalayak untuk menggunakan pikiran mereka dan mengusahakan respon mereka sendiri. . Ciri-ciri konsepsi budaya massa adalah bahwa ia mempresentasikan suatu budaya yang turun nilainya, remeh, hanya di permukaan, artificial dan baku. Sebuah kebudayaan yang menyedot kekuatan budaya rakyat dan budaya tinggi serta menentang penilaian intelektual selera kultural. Teori budaya massa sebagai ‘candu budaya’ yang bersifat pasif, manipulatif, bisa dieksploitasi dan sentimental. Kalangan elite lah yang memegang kunci kebenaran kultural dan selera setiap orang lainnya yang dihilangkan. Budaya populer menawarkan keanekaragaman dan perbedaan, dan ciri- ciri tersebut tampak makin jelas ketika diinterpretasi ulang dan dievaluasi kembali di luar konteks aslinya. Pertama, budaya populer beranekaragam karena terbuka untuk berbagai macam kelompok yang ada di dalam masyarakat. Kedua, budaya populer itu sendiri harus dipandang sebagai sekumpulan genre, teks, citraan, dan representasi yang bermacam-macam dan yang dapat dijumpai dalam berbagai 27 Dominic Strinati, Op.cit, hlm. 15 Universitas Sumatera Utara macam media. Budaya populer bersifat tidak homogen, karena itu ia harus dikonsumsi secara utuh. Bagian-bagiannya dapat dipilih secara selektif sebagai akibat dari faktor-faktor sosial. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Konstruksi Identitas Diri Murid pada Lembaga Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Emphaty Medan).

2 74 151

FENOMENA KOREAN WAVE ATAU HALLYU SEBAGAI ALAT DIPLOMASI KOREA SELATAN

1 3 89

JILBAB DAN IDENTITAS DIRI MUSLIMAH (Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah Jilbab dan Identitas Diri Muslimah Studi Kasus Pergeseran Identitas Diri Muslimah di Komunitas Solo Hijabers Kota Surakarta.

0 5 14

ANALISIS PERILAKU FANATISME PENGGEMAR BOYBAND KOREA (STUDI PADA KOMUNITAS SAFEL DANCE CLUB).

15 36 81

Identitas Diri Dalam Komunitas Punks (Studi Kasus Identitas Diri Anak Punk Yang Sudah Bekerja Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi Pada Komunitas Punks Di Kota Medan)

0 0 12

Identitas Diri Dalam Komunitas Punks (Studi Kasus Identitas Diri Anak Punk Yang Sudah Bekerja Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi Pada Komunitas Punks Di Kota Medan)

0 0 2

Identitas Diri Dalam Komunitas Punks (Studi Kasus Identitas Diri Anak Punk Yang Sudah Bekerja Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi Pada Komunitas Punks Di Kota Medan)

0 0 16

Identitas Diri Dalam Komunitas Punks (Studi Kasus Identitas Diri Anak Punk Yang Sudah Bekerja Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi Pada Komunitas Punks Di Kota Medan)

0 0 59

Identitas Diri Dalam Komunitas Punks (Studi Kasus Identitas Diri Anak Punk Yang Sudah Bekerja Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi Pada Komunitas Punks Di Kota Medan)

0 0 5

FENOMENA HALLYU DALAM PEMBENTUKAN TREN REMAJA (Studi kasus pada Sone penggemar Girl Band Korea “Girls Generation” di Han-Guk Aein Community) - FISIP Untirta Repository

0 0 134