menyelamatkan keuangan negara. Atas penetapan perampasan barang-barang yang telah disita itu tidak dapat dimintakan upaya banding Pasal 38 ayat 6
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.
9. Keberatan Pihak Ketiga
Setiap orang yang berkepentingan Pasal 38 ayat 7 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan yang telah
menjatuhkan penetapan perampasan barang-barang tersebut. Tujuannya adalah melindungi pihak ketiga yang beritikad baik, menjual,menyewa dan lain-
lain,tenggang waktu mengajukan keberatan adalah 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pengumuman putusan. Tenggang waktu nya limitatif 30 tiga puluh
hari sejak putusan diumumkan. Oleh karena itu, tidak dimungkinkan mengajukan keberatan diluar tenggang waktu itu, walaupun dengan alasan baru
mengetahuinya, menerima dan sebagainya.
D. Sidang In Absentia
Lembaga peradilan menjadi salah satu faktor terhambatnya penyelesaian kasus- kasus korupsi di Indonesia. Para tersangka koruptor umumnya berlindung dibalik
kelemahan undang-undang, dengan alasan sakit atau sudah pikun. Dalam keadaan demikian Lembaga Keadilan Mahkamah Agung ternyata mendukung alasan tersebut.
Padahal dengan demikian, hukum telah dicederai, keadilan telah dikangkangi dan rakyat menjadi frustasi untuk memberantas korupsi. Malah sebaliknya, kejadian ini telah
mendorong oranglain untuk ikut melakukan korupsi, baik di legislatif, Eksekutif, maupun
Universitas Sumatera Utara
Yudikatif. Kami memprediksi, bahwa korupsi di Era Reformasi jauh lebih dahsyat daripada masa Orde Baru dan Orde Lama.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pasal 38 mengatakan sebagai berikut :
1 Dalam hal Terdakwa telah dipanggil secara sah dan tidak hadir disidang
pengadilan tampa alasan yang sah maka perkara dapat diperiksa dan diputus tampa kehadirannya;
2 Dalam hal terdakwa hadir pada sidang berikutnya sebelum putusan
dijatuhkan, maka terdakwa wajib diperiksa, dan segala keterangan saksi dan surat-surat yang dibacakan dalam sidang sebelumnya dianggap sebagai
diucapkan dalam sidang yang sekarang;
3 Putusan yang dijatuhkan tampa kehadiran terdakwa diumumkan oleh
Penuntut Umum pada papan Pengumuman Pengadilan, kantor Pemerintah Daerah, atau diberitahukan kepada kuasanya;
4 Terdakwa atau kuasanya dapat mengajukan banding atas putusan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1; 5
Dalam hal terdakwa meninggal dunia sebelum putusan dijatuhkan dan terdapat bukti cukup kuat bahwa yang bersangkutan telah melakukan tindak
pidana korupsi, maka hakim atas tuntutan Penuntut Umum menetapkan Perampasan barang-barang yang telah disita;
6 Penetapan perampasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 tidak dapat
dimohonkan upaya banding; 7
Setiap orang yang berkepentingan dapat mengajukan keberatan terhadap pengadilan yang telah menjatuhkan penetapan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 5 , dalam waktu 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 .
Sesuai ketentuan ayat 2 , dalam hal terdakwa hadir pada sidang berikutnya sebelum putusan dijatuhkan, maka terdakwa wajib diperiksa. Artinya walaupun pada
waktu itu acara pemeriksaan sudah sampai pada tahap tuntutan atau pembacaan vonis putusan , maka harus ditunda untuk mendengar keterangan terdakwa. Dengan catatan
segala keterangan saksi dan surat-surat yang dibacakan dalam sidang sebelumnya dianggap sebagai diucapkan dalam sidang yang sekarang. Oleh karena itu, tidak perlu
Universitas Sumatera Utara
diulangi lagi pemeriksaan atau pengucapannya. Misalnya menyangkut pemeriksaan alat- alat bukti, pemeriksaan keterangan-keterangan saksi atau saksi ahli yang sudah didengar
sebelumnya. Selanjutnya putusan yang dijatuhkan secara inabsentia tampa kehadiran terdakwa diumumkan. Adapun yang diumumkan atau diberitahukan tersebut hanyalah
petikan surat putusan pengadilan saja dengan jalan menempatkannya pada surat kabar atau ditempel dipapan pengumuman pengadilan atau tempat-tempat lainnya.
Atas putusan inabsentia, terdakwa atau kuasanya dapat mengajukan banding. Dalam hal ini dapat menimbulkan masalah, dalam ayat 4 tersebut tidak menentukan
secara tegas, sehingga ditafsirkan bahwa hal itu dapat dilakukan tampa kehadiran terdakwa. Disisi lain, hal ini dapat mendorong tersangka pelaku tindak pidana korupsi
yang sedang menyala-nyala sekarang, maka untuk menyatakan banding tersebut sebaiknya dilakukan oleh Terdakwa sendiri. Hal ini perlu untuk melihat autentisitas surat
kuasa.
Sesuai ketentuan ayat 5 , dalam hal terdakwa meninggal dunia sebelum putusan dijatuhkan, maka hakim dapat menetapkan perampasan barang-barang yang telah disita.
Dengan syarat untuk itu harus terdapat bukti yang cukup kuat, bahwa Terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi. Untuk itu Penuntut Umum harus mengajukan tuntutan
menetapkan perampasan barang-barang yang telah disita. Barang-barang yng telah disita tersebut terbatas sepanjang yang telah disita. Artinya, harta benda terdakwa yang
sebelumnya tidak disita tidak dapat dirampas. Maksud dari ketentuan ini adalah untuk menyelamatkan kekayaan negara. Terhadap penetapan perampasan barang-barang ini
tidak dapat dimohonkan upaya banding ayat 6 , tetapi tidak ditentukan apakah dapat
Universitas Sumatera Utara
diajukan kasasi atau peninjauan kembali. Akan tetapi setiap orang yang berkepentingan dapat mengajukan keberatan atas penetapan perampasan barang tersebut ayat 7 ,
keberatan diajukan kepada pengadilan yang telah menjatuhkan penetapan perampasan tersebut. Tenggang waktu mengajukan keberatan adalah 30 tiga puluh hari terhitung
sejak tanggal pengumuman penetapan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjamin dilaksanakannya eksekusi terhadap barang-barang yang memang berasal dari tindak
pidana korupsi. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tidak menyebutkan tata cara mengambil keputusan dalam hal ada keberatan tersebut, tetapi bila pihak yang
mengajukan keberatan dapat membuktikan haknya, maka barang tersebut harus dikeluarkan dari harta benda yang dirampas. Sebaliknya bila tidak terbukti, maka barang
tersebut tetap dirampas untuk kepentingan negara.
E. Pembuktian Terbalik