Metode Penelitian Sistematika Penulisan

2 Untuk pertama kali Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibentuk pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang wilayah hukumnya meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia. 3 Pembentukan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi selain sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan secara bertahap dengan Keputusan Presiden. Dimana dengan adanya pengadilan Tindak Pidana Korupsi diharapkan akan membantu untuk mengurangi timbulnya Tindak pidana korupsi di Indonesia juga untuk membantu Pengadilan Negeri dalam menangani kasus-kasus korupsi.

F. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan Dalam penulisan skipsi ini,agar tujuan lebih terarah dan dapat dipertanggung jawabkan,dipergunakan metode penelitian hukum normatif atau penelitian hukum yuridis normatif yaitu dengan pengumpulan data secara studi pustaka library research yang berkaitan dengan isi dari skipsi ini. 2. Sumber Data Sebagaimana umumnya penelitian hukum normatif dilakukan dengan penelitian pustaka,yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari bahan pustaka atau data sekunder,dimana data sekunder diperoleh dengan mempelajari sumber- sumber bacaan yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skipsi.sumber- sumber dalam penulisan skipsi ini berupa referensi dari beberapa Universitas Sumatera Utara buku,artikel,koran,majalah,dan wacana yang dikemukakan oleh pendapat para ahli hukum dengan cara membaca,menafsirkan,membandingkan serta menterjemahkan dari beberapa sumber yang berhubungan dengan hukum pidana umumnya dan korupsi pada khususnya. 3. Analisis Data Data-data yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut diatas dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif.Analisa kualitatif ini ditujukan untuk mengungkap secara mendalam tentang pandangan dan konsep yang diperlukan dan akan diurai secara komprehensif untuk mnjawab berbagai permasalahan yang telah dirumuskan dalam skipsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik,maka pembahasan harus diuraikan secara sistematis.Agar penulisannya lebih terarah dan lebih mudah dipahami,maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur.Sistematika dalam penulisan skipsi ini adalah : BAB I :Berisikan pendahuluan yang didalamnya diuraikan mengenai latar belakang penulisan skipsi,perumusan masalah,kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan mamfaat penulisan skipsi,keaslian skipsi,tinjauan pustaka yang mengemukakan berbagai defenisi,rumusan dan pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam judul untuk memberi batasan Universitas Sumatera Utara dalam pemahaman mengenai istilah-istilah tersebut,dan terakhir diuraikan sistematika penulisan. BAB II :Adalah tentang Peranan dan kewenangan pengadilan negeri dan pengadilan tindak pidana korupsi dalam mengadili tindak pidana korupsi.Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang dan dasar hukum di jadikannya pengadilan negeri dan pengadilan tindak pidana korupsi sebagai lembaga yang berwenang untuk mengadili perkara tindak pidana korupsi,peranan dan juga kewenangan dari pengadilan negeri dan pengadilan tindak pidana korupsi dalam mengadili tindak pidana korupsi. BAB III :Dalam bab ini akan dibahas mengenai mekanisme penyelidikan,penyidikan,dan penuntutan, konektisitas dan pemeriksaan sidang pengadilan, tindakan-tindakan selama proses perkara, sidang In Absentia, dan pembuktian terbalik . BAB IV :merupakan pembahasan mengeni faktor-faktor penyebab terjadinya dualisme kewenangan mengadili antara pengadilan negeri dan pengadilan tindak pidana korupsi beserta upaya penanggulangannya. BAB V :Merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran BAB II Universitas Sumatera Utara PERANAN DAN KEWENANGAN PENGADILAN NEGERI DALAM MENGADILI TINDAK PIDANA KORUPSI

A. Latar Belakang dan Dasar Hukum Dijadikannya Pengadilan Negeri sebagai