Memeriksa dan Menyita barang Kiriman Larangan Menyebut Identitas Pelapor Gugatan Perdata

simpanan milik TersangkaTerdakwa yang diduga berasal dari hasil korupsi. Adapun yang dimaksud dengan rekening simpanan adalah dana-dana yang dipercayakan masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu termasuk penitipan Custodian dan penyimpanan barangsurat berharga Safe Deposit Box . Rekening simpanan yang diblokir adalah termasuk bunga, deviden, bunga obligasi, atau keuntungan yang diperoleh dari simpanan tersebut. Dalam hal pemeriksaan terhadap Tersangka atau Terdakwa tidak diperoleh bukti yang cukup Pasal 29 ayat 5 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 , maka atas permintaan Penyidik atau Penuntut Umum, atau Hakim sesuai dengan tingkat pemeriksaan kasusperkara. Maksudnya ditingkat penyidikan diminta oleh Penyidik, di tingkat penuntutan oleh Penuntut, atau ditingkat pemeriksaan di pengadilan oleh Hakim, baik ditingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Banding atau Kasasi.

3. Memeriksa dan Menyita barang Kiriman

Penyidik berhak membuka, memeriksa, dan menyita surat dan kiriman melalui pos, telekomunikasi, atau alat lain yang dicurigai berhubungan dengan perkara tindak pidana korupsi yang sedang diperiksa Pasal 30 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999. Ketentuan ini dimaksud untuk memberi kewenangan kepada Penyidik dalam rangka mempercepat penyidikan. Ketentuan ini merupakan pengecualian terhadap ketentuan KUHAP, dimana untuk membuka surat atau Universitas Sumatera Utara barang kiriman atau menyitanya harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Ketua Pengadilan Negeri Pasal 38 Jo Pasal 148 KUHAP .

4. Larangan Menyebut Identitas Pelapor

Pada tingkat penyidikan dan pemeriksaan di sidang pengadilan Pasal 31 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 saksi dan orang lain yang bersangkutan dengan tindak pidana korupsi dilarang meyebut nama atau alamat pelapor, atau hal-hal lain yang memberikan kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor. Yang dimaksud dengan pelapor adalah orang yang memberi informasi kepada penegak hukum mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi. Jadi pelapor disini bukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 KUHAP, yakni yang menjadi korban dari tindak pidana itu. Oleh krena itu, sebelum pemeriksaan dilakukan, larangan itu diiberitahukan kepada saksi dan oranglain tersebut.

5. Gugatan Perdata

Dalam hal penyidik menemukan dan berpendapat, bahwa suatu atau lebih unsur tindak pidana korupsi tidak terdapat cukup bukti, sedang secara nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka penyidik segera menyerahkan berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada Jaksa Pengacara Negara untuk dilakukan gugatan perdata atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan untuk mengajukan gugatan perdata. Yang dimaksud dengan “ secara nyata telah merugikan keuangan negara “ adalah kerugian negara yang sudah dapat hitung jumlahnya berdasarkan hasil temuan instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk. Universitas Sumatera Utara Pasal ini bertujuan untuk dimungkinkan dikembalikannya keuangan negara yang dirugikan, akibat perbuatan-perbuatan yang belum cukup unsur tindak pidana korupsinya. Pasal 32 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 mengatakan bahwa : Putusan bebas dalam perkara tindak pidana korupsi tidak menghapuskan hak untuk menuntut kerugian terhadap keuangan negara. Adapun yang dimaksud dengan “ Putusan Bebas “ adalah putusan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat 2 KUHAP. Adapun alasannya karena tidak terbukti secara sah dan menyakinkan, atau perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti tetapi bukan merupakan tindak pidana. Dalam hal ini demikian terdakwa yang ada dalam status tahanan diperintahkan untuk dibebaskan seketika itu juga, kecuali karena ada alasan lain yang sah Terdakwa perlu ditahan. Perintah untuk membebaskan Terdakwa itu segera dilaksanakan oleh Jaksa sesudah Putusan diucapkan Pasal 192 KUHAP , selanjutnya laporan tertulis mengenai pelaksaan perintah tersebut yang dilampiri surat pelepasan disampaikan kepada Ketua Pengadilan yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 tiga kali duapuluh empat jam. Maksud Pasal 32 ayat 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999ini senada dengan Pasal 1919 KUHS, yang menyatakan : Universitas Sumatera Utara “ Jika seorang telah dibebaskan dari suatu kejahatan atau pelanggaran yang dituduhkan kepadanya, maka pembebasan itu dimuka hakim perdata tidak dapat dimajukan untuk menangkis suatu tuntutan ganti rugi “ 43 Dalam hal tersangka meninggal dunia pada saat dilakukan penyidikan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sedangkan secara nyata telah ada kerugian negara, maka penyidik segera menyerahkan berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada “ Jaksa Pengacara Negara” atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan untuk dilakukan gugatan perdata terhadap ahli warisnya. 44

6. Kewajiban Menjadi Saksi