Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel independen dan variabel dependen menunjukkan data terdistribusi secara normal, karena hasil signifikansinya adalah 0,127 dan di atas nilai signifikansi 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel-variabel independen antara yang satu dengan lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel- variabel bebas ini tidak orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol. Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan pada table 4.2 berikut ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Gejala Multikolinearitas Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 1.242 .327 3.792 .001 ITO .289 .122 .353 2.374 .02 .997 1.003 RTO -.120 .127 -.141 -.947 .349 .997 1.003 a. Dependent Variable: ROA Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengujian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih besar dari 2. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk perputaran persediaan ITO dan perputaran piutang RTO adalah 1,003 2. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel ITO dan RTO lolos uji gejala multikolinearitas.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi gejala korelasi antara data yang satu dengan data yang lain. Sedangkan menurut Erlina dan Mulyani 2007 : 109 bahwa uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat suatu korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya pada suatu model regresi. Problem autokorelasi terjadi muncul disebabkan karena observasi yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu sama lain. Untuk menguji apakah terdapat gejala autokorelasi dalam data penelitian, maka peneliti menggunakan Durbin-Watson Test, dengan kriteria jika nilai Durbin Watson ≤ 2 maka tidak terdapat gejala autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson Test dapat dilihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .373 a .139 .095 1.3675455 1.981 a. Predictors: Constant, RTO, ITO b. Dependent Variable: ROA Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009 Melalui hasil perhitungan Durbin-Watson Test dihasilkan angka 1,981 sehingga tidak terdapat gejala autokorelasi, dengan menggunakan kriteria bahwa hasil Durbin-Watson Test ≤ 2. Maka dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terjadi problem autokorelasi.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 5 106

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 30

PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 7 39

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 11

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 1 12

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - POLSRI REPOSITORY

0 0 6