Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

NAMA : NURHAYATI

NIM : 050503118

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “ Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)“. Skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 3 November 2009 Yang membuat Pernyataan

Nurhayati

NIM : 050503118


(3)

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kepada Sang Pencipta dan Penguasa Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat, hidayah, dan berkah yang tiada terhingga, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat berangkaikan Salam tak lupa penulis hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman sebagai perantara turunya cahaya Islam ke dunia ini berikut juga ilmu pengetahuan kepada ummatnya.

Adapun skripsi ini bejudul Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan disususn dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga,M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi selaku dosen pembimbing yang


(4)

arahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Zainal AT. Silangit selaku dosen pembanding I/penguji dan Bapak Sambas Ade Kesuma ,SE, MSi Ak selaku dosen pembanding II/penguji yang telah yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Amat Mariman dan Ibunda Basinem yang senantiasa mendidik dan mengajarkan dengan penuh cinta dan kesabaran serta mencurahkan kasih sayang tiada tara, dan selalu mendoakan penulis agar menjadi anak yang shaleh dan berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, Penulis berharap semoga kiranya skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi.

Medan, 3 November 2009 Penulis

Nurhayati


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Modal kerja dalam arti perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian ini menjelaskan tingkat profitabilitas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor –faktor tersebut adalah perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO). Sedangkan alat ukur untuk untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets (ROA).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan modifikasi tertentu. Metode sampling yang digunakan adalah metode Purposive Sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan modal kerja dalam arti perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) sebagai variabel bebas dan Return on Assets (ROA) sebagai variabel terikatnya. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, dan pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t),signifikan simultan (uji-F), dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan Perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%. Dan secara parsial variabel perputaran persediaan (ITO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%.

Kata kunci : perputaran persediaan (ITO), perputaran piutang (RTO), profitabilitas (ROA).


(6)

ABSTRACT

This purpose of this research is to acquire knowledge about the effect of working capital in cases inventory turnover and account receivable turnover either partially or simultaneously to profitability (ROA). This research will describe the profitability that influenced by some factor. Those are inventory turnover and account receivable turnover; and return on assets as the measurement of profitability.

This research is classified as causal research and replication to former research, with certain modification. This research is using purposive sampling. Secondary data is used, which consist of inventory turnover and account receivable turnover as independent variable; and return on assets as dependent variable. This research is using multiple regressions analysis which has been tested in classic assumtions. Hypothesis test that being used were partial test (t-test), simultan test (F-(t-test), and coefisien determination.

The result indicates Inventory turnover (ITO) and account receivable turnover (RTO) variable simultaneously have significantly influence to profitability (ROA) in 95% confidence interval. And partially that inventory turnover have significantly influence to profitability (ROA) in confidence interval of 95%.

Keywords : Receivables, Accounts Receivables Turn Over (ARTO), Return On Assets (ROA)


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……….. i

KATA PENGANTAR ……….... ii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ………... v

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL…. ……… ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Perumusan Masalah ………. 7

C. Tujuan Penelitian ………. 7

D. Manfaat Penelitian ………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ………. 8

1. Pengertian, Jenis, dan Sumber Penggunaan, Serta Manajemen Modal Kerja……… 8

a. Pengertian Modal kerja……….. 8

b. Jenis-jenis Modal kerja………... 9

c. Sumber dan Penggunaan Modal kerja……… 10


(8)

2. Pengertian Profitabilitas………. 11

3. Perputaran Persediaan (ITO)………... 13

4. Perputaran Piutang (RTO)……….. 15

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu……… 16

1. Seprina Ruleta Sitanggang……….. 16

2. Marselina Sinaga………. 17

3. Mariance Sitanggang……..………. 17

C. Kerangka Konseptual………. 19

D. Hipotesis Penelitian……… 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….. 22

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ……… 22

1. Populasi Penelitian……….. 22

2. Sampel penelitian……… 23

C. Jenis dan Sumber Data………... 24

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………. 24

E. Metode Analisis Data…….………... 26

1. Uji Asumsi Klasik………... 27

a. Uji Normalitas………. 27

b. Uji Multikolinearitas……… 28

c. Uji Autokorelasi………. 29

d. Uji Heteroskedastisitas……….. . 29


(9)

a. Uji-F……… 30

b. Uji-t……… 31

c. Koefisien Determinasi……… 32

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian……… 33

B. Analisa Hasil Penelitian……….. 35

1. Analisa Statistik Deskriptif………. 35

2. Uji Asumsi Klasik………... 36

3. Pengujian Hipotesis………. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 51

B. Keterbasan Penelitian………. 52

C. Saran……… 53

DAFTAR PUSTAKA ……….. 54


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu………... 18

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman……… 23

Tabel 3.3 Definisi operasional………... 26

Tabel 4.1 Data Penelitian………... 33

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif………. 35

Tabel 4.3 Uji Normalitas………... 39

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas………... 40

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi……….. 41

Tabel 4.6 Variabel Entered/Removed……… 43

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis……….. 44

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Statistik (F-test)……… 45

Tabel 4.9 Hasil Pengujian statistic (t-test)……… 47


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………... 20

Gambar 4.1 Grafik Histogram………. 37

Gambar 4.2 Normal P-Plot………... 38


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Lampiran I………. 56

II Lampiran II……… 58

III Lampiran III……….. 59

IV Lampiran IV……….. 60

V Lampiran V……….... 61

VI Lampiran VI……… 62

VII Lampiran VII……….. 63

VIII Lampiran VIII………. 64


(13)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Modal kerja dalam arti perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian ini menjelaskan tingkat profitabilitas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor –faktor tersebut adalah perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO). Sedangkan alat ukur untuk untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets (ROA).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan modifikasi tertentu. Metode sampling yang digunakan adalah metode Purposive Sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan modal kerja dalam arti perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) sebagai variabel bebas dan Return on Assets (ROA) sebagai variabel terikatnya. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, dan pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t),signifikan simultan (uji-F), dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan Perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%. Dan secara parsial variabel perputaran persediaan (ITO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%.

Kata kunci : perputaran persediaan (ITO), perputaran piutang (RTO), profitabilitas (ROA).


(14)

ABSTRACT

This purpose of this research is to acquire knowledge about the effect of working capital in cases inventory turnover and account receivable turnover either partially or simultaneously to profitability (ROA). This research will describe the profitability that influenced by some factor. Those are inventory turnover and account receivable turnover; and return on assets as the measurement of profitability.

This research is classified as causal research and replication to former research, with certain modification. This research is using purposive sampling. Secondary data is used, which consist of inventory turnover and account receivable turnover as independent variable; and return on assets as dependent variable. This research is using multiple regressions analysis which has been tested in classic assumtions. Hypothesis test that being used were partial test (t-test), simultan test (F-(t-test), and coefisien determination.

The result indicates Inventory turnover (ITO) and account receivable turnover (RTO) variable simultaneously have significantly influence to profitability (ROA) in 95% confidence interval. And partially that inventory turnover have significantly influence to profitability (ROA) in confidence interval of 95%.

Keywords : Receivables, Accounts Receivables Turn Over (ARTO), Return On Assets (ROA)


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan usaha. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Sekarang ini perkembangan usaha semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menimbulkan persaingan yang competitive, khususnya antar perusahaan yang sejenis. Perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuannya memperoleh laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dari laba yang diperoleh, namun laba yang besar belum tentu merupakan ukuran perusahaan telah bekerja dengan efisien.

Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain profitabilitas perusahaan itu sendiri. Menurut Brigham dalam Sitanggang (2001 : 107) “profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang maksimal untuk mendukung kegiatan operasionalnya.

Ada beberapa ukuran yang dipakai melihat kondisi profitabilitas suatu perusahaan, antara lain dengan menggunakan tingkat pengembalian asset (Return On Asset). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban


(16)

bunga dan pajak (Brigham, 2001 : 109). Rasio ini diukur dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva. Semakin tinggi perbandingan laba bersih terhadap total aktiva maka akan semakin baik bagi perusahaan.

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaaan perusahaan oleh manajemen. Terdapat beberapa pengukuran terhadap profitabilitas suatu perusahaan yang masing-masing dihubungkan dengan total aktiva, modal sendiri maupun nilai penjualan yang dicapai.

Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan. Laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukkan profitabilitas yang tinggi, akan tetapi profitabilitas yang tinggi sudah dapat dipastikan bahwa laba yang dihasilkan tinggi. Rasio profitabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA).

Pada dasarnya setiap perusahaan atau organisasi akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam hal ini peranan modal sangat penting karena dibutuhkan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Begitu pula dengan kemajuan perusahaan akan seiring dengan kebutuhan modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya, dimana semakin besar suatu perusahaan akan semakin besar pula modal modal yang dibutuhkannya dan tidak mungkin dapat dipenuhi oleh perusahaan sendiri tanpa ada bantuan atau menarik modal dari luar perusahaan.


(17)

Menurut Weston and Brigham dalam Sinaga (1993 : 353), pengertian modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga. Dimana seluruh investasi diharapkan kembali ke perusahaan dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Modal yang digunakan untuk investasi pada aktiva lancar disebut modal kerja. Komponen modal kerja antara lain : kas, surat berharga, piutang, persedian. Sebagian besar sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tertanam dalam modal kerja.

Dalam penelitian ini peneliti memproxykan modal kerja dalam arti perputaran persediaan dan perputaran piutang. Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah yang disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar yang berarti adanya dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya kekurangan modal kerja menunjukkan perputaran modal kerja yang tinggi yang disebabkan tingginya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu kecil sehingga jumlah aktiva lancar tidak mampu menutupi hutang lancar, hal inilah yang merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia berpengaruh pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan sektor industri makanan dan minuman. Meskipun demikian, dalam periode krisis jumlah industri


(18)

sektor ini tetap tumbuh, dari 4.573 industri tahun 2006, 4,666 industri tahun 2007 sampai 4.681 industri pada tahun 2008.(Kompas, 20 April 2009). Hal ini tentu saja tidak terlepas dari pengelolaan modal kerja yang efektif dan tentu saja kemampuan perusahaan dalam berkompetisi. Ditengah krisis keuangan yang membelit seluruh dunia, industri makanan dan minuman terus tumbuh perkasa, bahkan diprediksi menjadi industri paling menjanjikan . Naikknya harga bahan baku membuat harga jual ikut naik, sementara daya beli konsumen melorot akibat kenaikan BBM dan imbas krisis global. Omzet produk makanan dan minuman hingga akhir 2008 masih bisa naik hingga 10%. Memang, kinerja tersebut lebih rendah ketimbang pertumbuhan pada 2005-2007 yang mencapai sekitar 20%. Sektor industri makanan dan minuman memang paling memikat, setiap orang perlu makan dan minum untuk bisa bertahan hidup, sehingga sektor ini tetap bertahan. Di tahun 2009 ini, kegairahan para pelaku industri makanan dan minuman semakin bertambah. Kebijakan pembatasan import untuk produk makanan yang berlaku mulai 1 februari membuka peluang tambahan buat pemain domestik. “Produsen domestik punya kesempatan untuk mengambil alih pangsa pasar produk makanan dan minuman import,”ujar Thomas Darmawan, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI). Bahkan ia menyebut kalangan industri makanan dan minuman sudah siap meningkatkan produksinya untuk mensubstitusi pasar peluang yang kosong ini. Produksi tak terlalu menjadi masalah, karena saat ini kapasitas produksi seluruh industri makanan dan minuman baru terpakai sekitar 80%. Dan sekitar 10% industri yang basis bahan bakunya banyak dari dalam negeri, seperti cokelat, minyak goreng dan terigu.


(19)

Pasar produk makanan dan minuman ini merupakan daya tarik kuat bagi pebisnis. Pasar Indonesia menyediakan segalanya : bahan baku yang melimpah, tenaga kerja murah, dan jumlah konsumen yang sangat besar. Menurut perhitungan GAPMMI, potensi pasar Indonesia mencapai Rp 500 triliun, sedangkan omzet 2008 baru sekitar Rp 400 triliun, masih ada sekitar 100 triliun yang belum tergarap. Pasar inilah yang kini diperebutkan perusahaan-perusahaan raksasa nasional ataupun global. (Majalah SWA, 19 Februari 2009).

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Seprina Ruleta Sitanggang (2008), “ Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas da PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan “.

Marselina Sinaga (2008), Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva terhadap tingkat profitabilitas pada industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas, perputaran aktiva operasi dan perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan. Secara simultan, perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.

Mariance Sitanggang (2006). Analisis hubungan aktivitas terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hasil


(20)

penelitian menunjukkan rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba. Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.

Dari perbedaan hasil yang diperoleh, peneliti ingin menguji kembali bagaimana pengaruh modal dalam arti perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas. Peneliti mengambil sampel 16 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas dengan menjadikan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI”.


(21)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka yang akan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : ”Apakah modal kerja dalam arti perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh modal kerja dalam arti perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan peneliti khusunya mengenai pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut yang sejenis. 3. Bagi Emiten, diharapkan dapat memberi informasi dan bahan

pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau investor dalam kebijakan pendanaan perusahaan khususnya yang berhubungan dengan pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas, yang berguna sebagai referensi untuk pengambilan keputusan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian, Jenis, Sumber dan Penggunaan, serta Manajemen Modal Kerja

a. Pengertian Modal Kerja

Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan.

Menurut Weston and Brigham (1993 : 353), pengertian Modal kerja adalah : “Working capital is a firm’s investmentin short term asset-cash, marketable securities, inventory, and account receivables, working capital is current asset minus current liabilities while gross working capital is defined as current assets”.

Disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga , dimana seluruh investasi diharapkan kembali ke dalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun.


(23)

Menurut Riyanto dalam Sinaga (1984 : 25), terdapat tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu :

a. Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari aktiva lancar, atau sering disebut juga sebagai modal kerja kotor (gross working capital).

b. Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau sering disebut sebagai modal kerja bersih (net working capital).

c. Konsep Fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilakn pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh laba di masa yang akan datang.

b. Jenis-Jenis Modal Kerja

Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut :

a. Modal kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal permanen ini dapat dibedakan dalam :

1) Modal kerja primer, yaitu kerja modal minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin konstinuitas usahanya.

2) Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.


(24)

b. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :

1) Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

2) Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi.

3) Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

c. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Apabila sumber modal kerja lebih besar daripada penggunaannya, berarti ada kenaikan modal kerja, sebaliknya apabila penggunaan lebih besar daripada sumber, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah :

a. Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham.

b. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.

c. Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya.


(25)

Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :

1. berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.

2. Pembayaran utang-utang jangka panjang.

3. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.

d. Manajemen Modal Kerja

Merupakan suatu kegiatan yang meliputi administrasi dan pengawasan terhadap modal kerja, sumber modal kerja agar kegiatan operasi dapat berjalan lancar. Pengertian manajemen modal kerja menurut Brigham and Daves (2001 : 697), “Working capital management involves both setting working capital policy and carrying out that policy in day-to-day operation”. Dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja dan penggunaannya pada operasional perusahann sehari-hari.

Jadi manajemen modal kerja meliputi semua aspek pengelolaan administrasi aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam operasional perusahaan sehari-hari yang berpedoman sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahan.

2. Pengertian Profitabilitas

Menurut Gitman (2003 : 599) : “ profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in poductive activitiers“.


(26)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio profitabilitas merupakan salah satu bagian dari analisis laporan keuangan. Rasio profitabilitas ini juga dikenal dengan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dengan seluruh sumber daya yang dimiliki seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya untuk menghasilkan laba atau profit selama periode tertentu.

Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan Return on assets. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada satu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah pajak denga total aktiva. Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling tepat dalam mengukur hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif yang sesuai dengan tingkat resiko.

Return On Asset sering dijadikan alat untuk mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah pajak. Bertambah tinggi Return On Assets maka bertambah baik bagi perusahaan. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan.


(27)

Harga Pokok Penjualan Dalam penelitian ini modal kerja diproxykan menjadi :

3. Perputaran Persediaan (ITO)

Persediaan adalah aktiva perusahaan yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan atau akan digunakan/dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual.

Stice dan Skousen yang diterjemahkan oleh Parulian dan Maulana (2006 : 654) mengemukakan bahwa :

“Persediaan (atau persediaan barang dagang)secara umum ditujukan untuk barang-barang yang diimiliki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap intuk dijual. Kata bahan baku (raw matrial), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi (finished goods) untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur”.

Persediaan mempunyai peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena erat hubunganya dengan produksi dan penjualan. Produksi tidak akan lancar apabila persediaan bahan baku kurang, demikian pula halnya penjualan tidak akan berhasil apabila persediaan barang kurang.

Menurut Horngren yang diterjemahkan oleh Yulianto (1997 : 250) “perputaran persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual”. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

perputaran persediaan =

persediaan rata-rata


(28)

Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakan kita menentukan persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan pada akhir dan awal tahun dengan 2. selama jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun stabil. Rata-rata ini akan cukup akurat bagi analisis kita. Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang.

Persediaan dalam satu periode akan mengalami perputaran yang berbeda-beda, dan tinggi rendahnya tingkat perputaran persediaan akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam persediaan tersebut.

Semakin tinggi tingkat perputarannya atau semakin cepat perputarannya berarti makin pendek terikatnya dana dalam persediaan sehingga dibutuhkan dana yang relatif kecil serta sebaliknya semakin rendah perputaran persediaannya atau semakin lambat perputarannya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Dalam hal ini, juga akan berpengaruh pada pemenuhan dana yang berasal dari luar perusahaan yang harus ditanggung oleh perusahaan seperti biaya bunga, dan besarnya bunga akan ditentukan oleh lama atau pendeknya pengembalian pinjamannya. semakin tinggi tingkat perputaran persediaan (ITO) menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya. Berarti laba yang didapat perusahaan semakin besar pula, besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset yang diperoleh. Jadi, semakin besar tingkat pengembalian asset (ROA) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitsbilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.


(29)

Penjualan Kredit 4. Perputaran Piutang (RTO)

Riyanto dalam Sinaga (1984 : 76) menyatakan bahwa piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja, dan piutang timbul karena adanya penjualan kredit.

Piutang usaha merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang usaha tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Semakin lama syarat pembayarannya berarti semakin lama terikatnya modal keja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya.

Perputaran piutang merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam penggunaan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan membagi total penjualan kredit selam periode tertentu yang berasal dari operasi normal perusahaan dengan jumlah rata-rata piutang.

Perputaran Piutang =


(30)

Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu periode. Dengan kata lain, rasio perputaran piutang bisa diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu “membalikkan” atau menerima kembali kas dari piutangnya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien.

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

1. Seprina Ruleta Sitanggang (2008)

Penelitian yang dilakukan Seprina Ruleta Sitanggang Pengaruh Perputaran Piutang terhadap profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Penelitian ini dilakukan pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari dua variabel yaitu profitabilitas (ROA) sebagai variabel terikat dan tingkat perputaran piutang (ARTO) sebagai variabel bebas. Jenis data yang digunakan yaitu data primer berupa dan data sekunder. Teknik pengumpulan data ini adalah studi dokumentasi dan wawancara. Metode analisis yang dilakukan yaitu metode analisis regresi linear sederhana dan diuji dengan uji-t .Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas.


(31)

2. Maselina Sinaga (2008)

Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva terhadap tingkat profitabilitas pada industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas, perputaran aktiva operasi dan perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.

3. Mariance Sitanggang (2006).

Analisis hubungan aktivitas terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hasil penelitian menunjukkan rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba. Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.

Penelitian ini hampir serupa dengan penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas. Dalam tabel dibawah ini terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang sejenis.


(32)

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Peneliti Judul Variabel

Penelitian Hasil Penelitian Seprina Ruleta Sitanggang (2008) Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Variabel dependen: Return on Assets Variabel Independen: Tingkat perputaran piutang

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas, dari pengujian t-test yang

menunjukkan signifikansi tingkat perputaran piutang berada diatas 0,05 yaitu 0,333 berarti ARTO tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada tingkat keperayaan 95%. Marselina Sinaga (2008) Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran aktiva operasi terhadap tingkat rentabilitas pada industri otomotif dan komponenya yang terdaftar di BEJ. Variabel dependen: tingkat profitabilitas Variabel Independen: perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi

Secara parsial, perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi secara parsial berpengaruh signifikan, secara simultan perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi

berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Mariance Sitanggang (2006) Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampuan Variable Independen : Perputaran persediaan, perputaran

Rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba. Rasio perputaran piutang dan


(33)

Laba pada PT. Aneka Industri dan Jasa Medan.

total aktiva. Variabel dependen : Kemampuan memperoleh laba

piutang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap

kemampuan memperoleh laba.

Sumber : Data yang diolah penulis, 2009

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Dalam penelitian ini modal kerja di proxykan kedalam rasio perputaran persediaan dan perputaran piutang. Perputaran persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar perusahaan. Semakin cepat persediaan bergerak keluar dari perusahaan. Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan maka semakin cepat pula bagi perusahaan untuk memperoleh laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsunagn hidup perusahaan. Keadaan perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan dalam mengelola persediaannya. Hal ini juga menunjukkan volume penjualan yang tinggi pada perusahaan. Hal ini dapat berarti laba yang didapat oleh perusahaan semakin besar dengan mengasumsikan biaya-biaya yang terjadi. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset yang diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat


(34)

pengembalian asset (Return On Asset ) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.

Perputaran piutang dan akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin cepat piutang berputar, semakin cepat perusahaan memperoleh kas yang dapat digunakan untuk opersional perusahaan. Jadi, perputaran piuang secara tidak langsung mempengaruhi operasi perusahaan yang akan berdampak pada tingkat perolehan keuntungan atau laba perusahaan. Jika perputaran piutang semakin cepat maka tingkat profitabilitas akan meningkat. Jadi terdapat pengaruh antara perputaran piutang dengan profitabilitas.

Pengembalian asset (Return On Asset ) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.


(35)

Berdasarkan uraian sebelumya, maka dibuat kerangka konseptualnya sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. Berdasarkan kerangka konseptual dirumuskan. Hipotesis penelitian adalah modal kerja dalam arti perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan.

Modal kerja

Perputaran Persediaan (X1) Perputaran Piutang

(X2)

Profitabilitas

- Return On Assets


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian assosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 2007 : 11).

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004 : 72). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu 18 perusahaan dan diteliti selama tiga tahun. Populasi data terdiri dari 54 populasi (18 dikali 3 tahun).

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut(Sugiyono,2004 : 73). Sampel yang digunakan oleh penulis


(37)

dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling , yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu(Sugiyono,2004 : 78).

Pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Seluruh perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2006 hingga tahun 2008.

2. Seluruh perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang mempublikasikan laporan keuangannya dalam situs Bursa Efek Indonesia (www.bei.co.id).

3. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan mempunyai laporan auditor independen yang dipublikasikan.

Tabel 3.1

Daftar perusahaan sektor industri makanan dan minuman No Nama perusahaan Tahun Berdiri Go Publik

1 Ades Alfindo, Tbk, PT 1985 1994 2 Aqua Golden Missisippi, Tbk, PT 1974 1990 3 Asia Intiselera Tbk, PT 1953 1997 4 Cahaya Kalbar, Tbk, PT 1968 1996 5 Delta Indonesia, Tbk, PT 1932 2000 6 Fast Food Indonesia, Tbk, PT 1978 1993 7 Indofood Sukses maknur, Tbk, PT 1974 1994 8 Mayora Indah, Tbk, PT 1977 1992


(38)

9 Multi Bintang Indonesia, Tbk, PT 1931 1994 10 Prasidha Aneka Niaga, Tbk, PT 1958 1992 11 Putra Sejahtera Pioneerindo, Tbk,

PT

1984 1981

12 Sari Husada, Tbk, PT 1954 1994

13 Sekar Laut, Tbk, PT 1954 1990

14 Sierad Produce, Tbk, PT 1967 1996

15 SMART, Tbk, PT 1985 1992

16 Suba Indah, Tbk, PT 1962 1991

17 Tunas baru Lampung, Tbk, PT 1978 2000 18 Ultra Jaya Milk, Tbk,PT 1973 1991 Sumber : Indonesia Capital Market Directory (ICMD, 2009)

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan(sugiyono,2004 : 13). Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar,2001 : 69). Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section (Pooled Data). Data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan atau tahunan. Sedangkan data cross section adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu (Umar,2001 : 70). Sumber data penelitian ini peneliti peroleh dari situs www.bei.co.id


(39)

Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata-rata

Penjualan kredit Rata-rata Piutang

D. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel

Variabel penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu variabel independent (X) dan variable dependen (Y).

1. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variable yang dapat mempengaruhi variable lain, adapun yang termasuk variabel independent dalam penelitian ini adalah Modal kerja, dimana modal kerja ini diproxykan menjadi :

a. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

Perputaran Persediaan =

b. Perputaran Piutang

Perputaran piutang dianalisis untuk menilai keefektifan piutang yang dapat ditoleransi, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Perputaran Piutang =

Semakin cepat tingkat perputaran piutang sebuah perusahaan maka semakin efektif pengelolaan puitangnya.


(40)

Laba bersih setelah pajak Total assets

l 2. Variabel Dependen

Return on Assets, adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki.

Return on total assets =

Tabel 3.2 Definisi Variabel Variabel Definisi

Operasional

Indikator Skala Pengu kuran Variabel dependen: Profitabilitas (Return on Assets) Variabel Independen: 1.Perputaran persediaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki.

Rasio antara HPP terhadap persediaan rata-rata,yang menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual.

Return on Assets :

laba bersih setelah pajak ROA= Total Asset

Perputara persediaan :

Harga pokok penjualan ITO =

Persediaan rata-rata

Rasio


(41)

Sumber : Data yang diolah penulis, 2009

E. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan bantuan Software SPPS for Windows. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heterokedesitas.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110), “uji normalitas bertujuan menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali (2005 : 110), yaitu : analisis grafik dan analisis statistik.

1) Analisis grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.distribusi 2.Perputaran

Piutang.

Rasio antara total penjualan kredit selama periode tertentu,dengan jumlah rata-rata piutang.

Perputaran piutang :

Penjualan kredit RTO =

Rata-rata piutang


(42)

normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2) Analisis statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametik Kolmogorov Smirnov (K-S).

Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari :

- Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas < 0,05. Maka distribusi data adalah tidak normal,

- Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05. Maka distribusi data adalah normal

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Erlina dan Mulyani (2007 : 107), menyatakan :

Multikolinearitas merupakan kondisi dimana terjadi korelasi antar variabel-variabel independen suatu penelitian atau dengan kata lain bersifat ortogonal. Variabel-variabel independen yang bersifat ortogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel independen, maka konsekuensinya adalah: (a) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, (b) nilai


(43)

standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.

Pengujian dilakukan dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari model penelitian, jika nilai VIF di atas 2 maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,9 (Ghozali, 2005:91).

Menurut Ghozali(2005), cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas Yaitu :

1. mengeluarkan salah satu atau lebih variable independent yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan indentifikasi variable independent lainnya untuk membantu prediksi,

2. menggabungkan data cross section dan time series (pooling data), 3. menambah data penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode sebelumya. Model regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi, pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Dengan kriteria jika nilai Durbin Watson ≤ 2 maka tidak terdapat gejala autokorelasi, autokorelasi bisa diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan transformasi dan menambah data observasi.


(44)

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Erlina dan Mulyani, 2007 : 108).

Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scartterplot di sekitar nilai X1, X2, X3 dan Y.

Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal kerja secara bersama terhadap profitabilitas, digunakan uji ANOVA atau uji Statistik F dengan model persamaan regresi untuk menguji masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1+b2X2+e

Dimana :

Y = Return on total assets

a = Konstanta

b1,b2, = Koefisien regresi


(45)

X2 = Perputaran piutang

e = kesalahan pengganggu (error)

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test

a. Uji signifikasi simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variable independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel independent yaitu : Perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas secara simultan.

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independent secara simultan tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independent secara simultan berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika Fhitung ≤ Ftabelα 5%


(46)

b. Uji signifikasi Parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independent terhadap variable dependen. Uji ini digunakan untuk menguji variable independent yaitu : Perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas secara parsial.

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independent secara parsial tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independent secara parsial berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung < ttabelα 5%


(47)

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2), untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R2 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hamnpir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R 2≥ 1). Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dapenden dan bila semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data kurun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.


(48)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Populasi penelitian terdiri dari 18 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan populasi datanya sebanyak 48 populasi yaitu diperoleh dari (18 dikali 3 tahun). Dan berdasarkan kriteria yang buat oleh peneliti dalam pemilihan sampel data, didapatkan hanya sebanyak 16 sampel yang memenuhi kriteria. Sehingga sampel datanya sebanyak 48 (16 dikali 3 tahun).

Tabel 4.1 Data Penelitian

no Nama Perusahaan Tahun ROA ITO RTO

1 Ades Alfindo, Tbk, PT 2006 2.45690 1.091708 0.644383 2 Aqua Golden Missisippi, Tbk, PT 2006 1.003395 0.660585 0.391674 3 Cahaya kalbar, Tbk, PT 2006 0.691845 0.394838 1.130965 4 Delta Jakarta, Tbk, PT 2006 1.063581 0.521241 1.953854 5 Fast Food Indonesia, Tbk, PT 2006 1.984552 1.060516 0.362465

6

Indofood Sukses Makmur, Tbk,

PT 2006 0.750722 0.562422 1.5161

7 Mayora Indah,l Tbk, PT 2006 0.912509 0.71912 0.439478 8 Multi Bintang Indonesia, Tbk, PT 2006 0.181937 0.610314 0.89317 9 Prasidha Aneka Niaga, Tbk, PT 2006 0.817481 0.557664 2.030942 10 Sekar Laut, Tbk, PT. 2006 2.933156 0.621448 0.692621


(49)

11

Pioneerindo Gourmet

International, Tbk,PT 2006 2,09544 0.590063 0.202916 12 Sierad Produce, Tbk, PT 2006 6.24607 6.252181 0.570373 13 Tunas Baru Lampung, Tbk, PT 2006 3.862392 7.08526 0.982391 14 Siantar TOP, tbk, PT 2006 0.449477 0.482826 0.679441

15

Tiga Pilar Sejahtrea Food, Tbk,

PT 2006 0.032836 0.382135 0.54832

16 Ultra Jaya Milk, Tbk, PT 2006 2.066773 3.945418 6.428308 17 Ades Alfindo, Tbk, PT 2007 0.206612 0.79429 18 Aqua Golden Missisippi, Tbk, PT 2007 1.074829 0.741913 0.425125 19 Cahaya kalbar, Tbk, PT 2007 0.588983 2.646357 2.432938 20 Delta Jakarta, Tbk, PT 2007 1.124707 0.842722 4.245309 21 Fast Food Indonesia, Tbk, PT 2007 0.22904 1.140832 0.249541

22

Indofood Sukses Makmur, Tbk,

PT 2007 0.699451 0.51047 1.304152

23 Mayora Indah, Tbk, PT 2007 1.108341 0.824491 0.490079 24 Multi Bintang Indonesia, Tbk, PT 2007 0.210903 0.827961 8.85691 25 Prasidha Aneka Niaga, Tbk, PT 2007 3.187468 0.786498 1.263211 26 Sekar Laut, Tbk, PT. 2007 1.131877 0.692784 0.547939

27

Pioneerindo Gourmet

International, Tbk,PT 2007 0.184896 0.675101 1.486521 28 Sierad Produce, Tbk, PT 2007 3.618249 0.471322 0.614769 29 Tunas Baru Lampung, Tbk, PT 2007 0.564265 0.320856 1.068958 30 Siantar TOP, tbk, PT 2007 0.449428 4.629417 1.036286

31

Tiga Pilar Sejahtrea Food, Tbk,

PT 2007 0.365498 3.761922 3,684594


(50)

33 Ades Alfindo, Tbk, PT 2008 0,45786 0.979714 0.806757 34 Aqua Golden Missisippi, Tbk, PT 2008 1.125203 0.861862 0.596809 35 Cahaya kalbar, Tbk, PT 2008 0.651645 1.505146 1.503983 36 Delta Jakarta, Tbk, PT 2008 0.157743 0.492002 0.69264 37 Fast Food Indonesia, Tbk, PT 2008 0.909575 0.318508

38

Indofood Sukses Makmur, Tbk,

PT 2008 0.650861 0.492618 1.455381

39 Mayora Indah,l Tbk, PT 2008 0.937663 0.590514 0.519864 40 Multi Bintang Indonesia, Tbk, PT 2008 0.33333 6.834843 1.235881 41 Prasidha Aneka Niaga, Tbk, PT 2008 1.465447 0.826895 3.747523 42 Sekar Laut, Tbk, PT. 2008 3.634632 0.588418 0.652554

43

Pioneerindo Gourmet

International, Tbk,PT 2008 0.842519 0.858777 0.494779 44 Sierad Produce, Tbk, PT 2008 3.182074 0.721995 0.911913 45 Tunas Baru Lampung, Tbk, PT 2008 2.454652 1.498378 3.6581 46 Siantar TOP, tbk, PT 2008 0.584663 3.014005 0.84755

47

Tiga Pilar Sejahtrea Food, Tbk,

PT 2008 5.20946 1.724299 0.583982

48 Ultra Jaya Milk, Tbk, PT 2008 1.54418 0.389663 0.899689


(51)

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Berikut disajikan statistik secara umum dari data yang digunakan secara keseluruhan:

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 43 .0328 6.2461 1.468282 1.4307064 ITO 48 .2066 7.0853 1.451285 1.6944741 RTO 47 .2029 8.8569 1.359717 1.6229555 Valid N

(listwise) 42

Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009

Melalui analisis statistik deskriptif dapat disimpulkan bahwa:


(52)

b. variabel Return on assets (ROA) memiliki nilai minimum 32,8% dan maksimum 624,61% dengan rata-rata nilai 146,8282% serta penyimpangan baku sebesar 143,07064%,

c. variabel perputaran persediaan (ITO) memiliki nilai minimum 20,66% dan maksimum 708,53% dengan rata-rata nilai 145,7285% serta penyimpangan baku sebesar 169,44741%,

d. variabel perputaran piutang (RTO) memiliki nilai minimum 20,29% dan maksimum 885,69% dengan rata-rata nilai 135,9717% serta penyimpangan baku sebesar 163,29555%,

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear berganda. Uji-uji ini terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

a. Hasil Uji Normalitas Data

Tujuan uji adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Dalam analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Sedangkan dalam analisis statistik dilakukan dengan alat uji Kolmogrov Smirnov. Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam histogram dan grafik berikut ini:


(53)

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(54)

Gambar 4.2

Normal P-P Plot

Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009

Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik normal plot maka dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.


(55)

Pengujian normalitas data juga dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov (Uji K-S). Jika tingkat signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil pengujian normalitas terhadap variabel independen dan variabel dependen akan disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 42

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 1.33377374 Most Extreme

Differences

Absolute .181

Positive .181

Negative -.095

Kolmogorov-Smirnov Z 1.175

Asymp. Sig. (2-tailed) .127

a. Test distribution is Normal.


(56)

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel independen dan variabel dependen menunjukkan data terdistribusi secara normal, karena hasil signifikansinya adalah 0,127 dan di atas nilai signifikansi 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel-variabel independen antara yang satu dengan lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak orthogonal. Variabel-variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol. Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan pada table 4.2 berikut ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Gejala Multikolinearitas

Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 1.242 .327 3.792 .001

ITO .289 .122 .353 2.374 .02 .997 1.003

RTO -.120 .127 -.141 -.947 .349 .997 1.003

a. Dependent Variable: ROA


(57)

Dari hasil pengujian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih besar dari 2. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) adalah 1,003 (< 2). Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel ITO dan RTO lolos uji gejala multikolinearitas.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi gejala korelasi antara data yang satu dengan data yang lain. Sedangkan menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 109) bahwa uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat suatu korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya) pada suatu model regresi. Problem autokorelasi terjadi muncul disebabkan karena observasi yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu sama lain.

Untuk menguji apakah terdapat gejala autokorelasi dalam data penelitian, maka peneliti menggunakan Durbin-Watson Test, dengan kriteria jika nilai Durbin Watson ≤ 2 maka tidak terdapat gejala autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson Test dapat dilihat sebagai berikut:


(58)

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .373a .139 .095 1.3675455 1.981 a. Predictors: (Constant), RTO, ITO

b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009

Melalui hasil perhitungan Durbin-Watson Test dihasilkan angka 1,981 sehingga tidak terdapat gejala autokorelasi, dengan menggunakan kriteria bahwa hasil Durbin-Watson Test ≤ 2. Maka dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terjadi problem autokorelasi.

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaam variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk pengujian ini peneliti menggunakan alat uji analisis grafik (Scatterplot). Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X1, X2 dan Y. jika ada pola tertentu, maka telah

terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil pengujian gejala heteroskedastisitas disajikan dalam gambar 4.3.


(59)

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2009

Berdasarkan gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.


(60)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dengan regresi berganda ditujukan dalam table-tabel di bawah ini.

Tabel 4.6

Variabel Entered/Removed

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 RTO, ITOa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2009

Berdasarkan table 4.5 di atas, maka analisis statistik deskriptif adalah sebagai berikut:

a. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel independen yaitu perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO),

b. tidak ada variabel independen yang dikeluarkan,


(61)

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Hipotesis Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .373a .139 .095 1.3675455 a. Predictors: (Constant), RTO, ITO

b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2009

Pada model summary di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,373 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan Return on Assets (ROA) terhadap peputaran persediaan (ITO) dan peputaran piutang (RTO) mempunyai hubungan tidak erat yaitu sebesar 37,3%. Nilai R atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,373. Angka ini mengindikasikan bahwa ROA variabel dependen mampu dijelaskan oleh ITO dan RTO sebagai variabel independen sebesar 13,9% sedangkan sisanya sebesar 86,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.Nilai Standard Error of the Estimate sebesar 1,3675455. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik, maka model regresi layak digunakan. Selanjutnya pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan:


(62)

a. Uji F (F-test)

Uji F (F-test) merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas (Independent variabel) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat (Dependent variabel).

Uji F diterapkan dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut :

H0: b1 = b2 = 0, artinya variabel perputaran persediaan (ITO) dan perputaran

piutang (RTO) secara bersama-sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Ha: b1 = b2 = 0, artinya variabel perputaran persediaan (ITO) dan perputaran

piutang (RTO) secara bersama-sama(simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Penerapan hipotesis yang telah disebutkan pada uji F tersebut dilengkapi dengan kriteria sebagai berikut:

H0 diterima jika F hitung < F tabel untuk α = 5%

Haditerima jika F hitung > F tabel untuk α = 5%

Uji F dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance), yaitu disajikan sebagai berikut:


(63)

Tabel 4.8 Uji Statistik F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 11.789 2 5.894 3.152 .054a

Residual 72.937 39 1.870

Total 84.726 41

a. Predictors: (Constant), RTO, ITO b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009

Melalui uji ANOVA (Analysis of Variance), didapatF hitung sebesar 3,152. Hasil perhitungan uji F tersebut akan dibandingkan dengan F tabel untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama (simultan). Nilai F tabel diperoleh dengan menggunakan fungsi FINV pada Microsoft Excel, dengan formula FINV (0.05,11,39) sehingga didapatkan hasil 2,044253. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih kecil dari pada F tabel (3,152 > 2,044253). Hal ini berarti Ha diterima, bahwa secara bersama-sama (simultan) seluruh variabel bebas yang terdiri dari perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) berpengaruh terhadap ROA secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.


(64)

b. Uji t (t-test)

Uji t dilakukan untuk megetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0: b1 = 0, berarti bahwa perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang

(RTO) secara parsial tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Ha: b1 ≠ 0, berarti bahwa perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang

(RTO) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5%

Haditerima jika t hitung > t tabel untuk α = 5%

Tabel 4.9 Uji Statistik t

Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009 Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.242 .327 3.792 .001

ITO .289 .122 .353 2.374 .02

RTO -.120 .127 -.141 -.947 .349


(65)

Hasil pengujian statistik t pada table 4.6, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh perputaran persediaan (ITO) terhadap Profitabilitas (ROA).

a. Nilai t hitung = 3,792 menunjukkan bahwa peningkatan ITO secara umum akan meningkatkan ROA.

b. Untuk nilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n – k) atau (42 – 3), maka dengan menggunakan fungsi TINV di Microsoft Excel, diperoleh t table untuk TINV (0.05,39) adalah sebesar 2,022691.

c. Nilai t hitung > t tabel (3,792 > 2,022691). Berarti Ha diterima, bahwa

peningkatan dalam ITO berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Pengaruh perputaran piutang (RTO) terhadap profitabilitas (ROA),

a. Nilai t hitung = -0,947 menunjukkan bahwa peningkatan RTO secara umum akan menurunkan ROA.

b. Untuk nilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n – k) atau (42 – 3), maka dengan menggunakan fungsi TINV di Microsoft Excel. Diperoleh t tabel untuk TINV (0.05,39) adalah sebesar 2,022691.

c. Nilai t hitung < t tabel (-0,947 < 2,022691). Berarti H0 diterima, bahwa

peningkatan RTO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada tingkat kepercayaan 95%.


(66)

Hasil analisis regresi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.242 .327 3.792 .001

ITO .289 .122 .353 2.374 .02 .997 1.003

RTO -.120 .127 -.141 -.947 .349 .997 1.003

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2009

Berdasarkan tabel koefisien regresi di atas, pada kolom Unstandarlized Coefficients bagian B diperoleh model persamaa regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 1,242 + 0,289X1 - 0,120X2 + e

Berdasarkan pada kolom Unstandarlized Coefficients, di peroleh nilai a, b1, b2

dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai B konstanta (a) = 1,242; nilai konstanta ini menunjukkan bahwa jika variabel independen tetap, maka ROA sebesar 1,242.

b. Nilai b1 = 0,289; dimana nilai anti b1 = 1,289; koefisien regresi ini


(67)

meningkat 100%, maka Return on Assets (ROA) akan menjadi sebesar 1,289 atau 128,9% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

c. Nilai b2 = -0,120 ; dimana nilai anti b2 = -1,12; koefisien regresi ini

menunjukkan bahwa setiap variabel perputaran piutang (RTO) meningkat 100%, maka Return on Assets (ROA) akan menjadi sebesar -1,12 atau 112% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

Konstansa sebesar 1,242 menyatakan bahwa jika variabel independen tetap, maka ROA adalah sebesar 1,242. Berdasarkan tabel 4.10, diperoleh hasil uji t yang diperlukan untuk menguji signifikansi konstanta memiliki tingkat signifikansi jauh dibawah 0,05 yaitu 0,001 dan variabel independen ITO memiliki tingkat signifikansi sedikit dibawah 0,05 yaitu 0,02. Sedangkan untuk variabel RTO memiliki tingkat signifikansi jauh diatas 0,05 yaitu 0,349

Dapat disimpulkan jika bergerak secara parsial, perputaran persediaan (ITO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,02 ( < 0,05), sedangkan perputaran piutang (RTO) tidak berpengaruh terhadap ROA dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,349 ( > 0,05). Hal ini berarti secara parsial, semakin tinggi ITO maka akan semakin tinggi pula ROA. Sedangkan RTO tidak berpengaruh terhadap ROA. Penelitian ini secara parsial agaknya sejalan dengan penelitian Marselina Sinaga (2008) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan (ITO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mariance Sitanggang (2006) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengruh secara signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.


(68)

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan (ITO) menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya. Berarti laba yang didapat perusahaan semakin besar pula, besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset yang diperoleh. Jadi, semakin besar tingkat pengembalian asset (ROA) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitsbilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.


(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah modal kerja dalam arti perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) sebagai variabel independen, profitabilitas di ukur dengan Return on Assets (ROA) sebagai variabel dependen. Sampel yang dipilih sebanyak 16 perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik uji-F, uji-t dan koefisien determinasi setelah sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan, perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini mengindikasikan bahwa H0 ditolak, dan Ha sebagai hipotesis alternatif diterima. Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti sebelumnya.


(70)

2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perputaran persediaan (ITO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariance Sitanggang (2006) yang menyatakan bahwa rasio perputaran persediaan (ITO) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba. Dan agaknya sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marselina Sinaga (2008) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

3. Secara parsial perputaran piutang (RTO) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seprina Ruleta Sitanggang (2008), secara parsial tingkat perputaran piutang (RTO) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas.

B. Keterbasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang diharapkan untuk disempurnakan pada penelitian-penelitian selanjutnya. Kelemahan – kelemahan yang dimaksud yaitu:

1. Periode pengamatan penelitian hanya 3 tahun, yaitu pada tahun: 2006, 2007, 2008.

2. Variabel independen yang dimasukkan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu perputaran persediaan (ITO) dan perputaran piutang (RTO).


(71)

3. Perusahaan memiliki sangat banyak rasio keuangan yang dapat menjadi faktor kinerja keuangan, dimana dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan rasio profitabilitas sebagai faktor kinerja keuangan.

C. Saran

Dengan pengungkapan keterbasan pada penelitian ini, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan menambah periode pengamatan dan memperluas obyek penelitian pada perusahaan atau organisasi lain, untuk membuktikan konsistensi hasil penelitian ini.

2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruhnya terhadap profitabilitas, misalnya surat berharga (marketable securities).

3. Peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan rasio keuangan yang lain sebagai faktor kinerja keuangan, misalnya rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan sebagainya.


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal M ,2001.Dasar-dasar Manajemen Keuangan,Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur.

Achmad, Kamarudin 2006, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja. INDONESIA: Rineka Cipta.

Anggraini,2008. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja serta Pengaruhnya terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT.Musi Hutan Persada,Muara Enim,Skripsi,Politeknik Negeri Sriwijaya,Palembang

Anthony, Robert N; Hawkins, David F and Merchant, Kenneth A (2004), Accounting : Text and Cases, USA: Irwin/ McGraw-Hill.

Basri Muhammad, 2009. “Omzet Makanan dan Minuman diprediksi Tembus Rp 493 triliun”, Bisnis Indonesia, 15 Januari 2009.

Brigham, Eugene F and Daves, Philip R *(2001), Intermediate Financial Management. UK: Thomson Learning.

Damodaran, A Swath (2001), Corporate Finance: Theory and Practice 2nd ed. USA:John Wiley and Sons Inc.

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi penelitian dan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen (Edisi Pertama), USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.


(73)

Gitman,Lawrence J,2003. Principle of Managerial Finance, Tenth Edition, Pearson Education, Inc, United States.

Harijono, Try dan Pribadi, Dody Wisnu. ”Investasi Di Era Konsumsi”. Kompas, 20 April 2003.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis (Edisi 2004/2005) Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Sitanggang, Ruleta Seprina 2008. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan, skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sinaga, Marselina. 2008. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Industri Otomotif dan Komponenya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Skripsi, Universitas Sumatera utara, Medan.

Sitanggang, Mariance.2008.Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampuan Memperoleh Laba Pada PT.Aneka Industri dan jasa Medan, Skripsi Akuntansi, USU.

Sulaiman, Wahid (2002), Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Yogyakarta: Andi

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh, Alfabeta, Bandung.

Stice, Earl K, James D. stice dan Fred Skousen, 2004. akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Kedua, Selemba Empat, Jakarta.

Syamsudin, Lukman.2000, Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(74)

Van Horne, James C and Wachowicz, John M (2005), Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. INDONESIA: Salemba Empat

Sartono, Agus (2001), Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4, Yogyakarta:BPFE

Poeradisastra Teguh, 2009. “Berebut Peluang di Inustri Kalis Krisis”, SWA, 19 Februari 2009.

Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Warren, James M.reeve, dan Philip E.Fees, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi kedua puluh satu, Salemba Empat, Jakarta.

Weston, J. Fred and Copeland, Thomas E (1992), Manajemen Keuangan Edisi 8. INDONESIA: Binarupa Aksara

Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.Medan.


(75)

LAMPIRAN

Lampiran I

No Nama Perusahaan Tahun ROA ITO RTO

1 Ades Alfindo, Tbk, PT 2006 2,,45690 1.091708 0.644383

2

Aqua Golden Missisippi, Tbk,

PT 2006 1.003395 0.660585 0.391674

3 Cahaya kalbar, Tbk, PT 2006 0.691845 0.394838 1.130965 4 Delta Jakarta, Tbk, PT 2006 1.063581 0.521241 1.953854 5 Fast Food Indonesia, Tbk, PT 2006 1.984552 1.060516 0.362465

6

Indofood Sukses Makmur,

Tbk, PT 2006 0.750722 0.562422 1.5161 7 Mayora Indah,l Tbk, PT 2006 0.912509 0.71912 0.439478

8

Multi Bintang Indonesia, Tbk,

PT 2006 0.181937 0.610314 0.89317

9

Prasidha Aneka Niaga, Tbk,

PT 2006 0.817481 0.557664 2.030942

10 Sekar Laut, Tbk, PT. 2006 2.933156 0.621448 0.692621

11

Pioneerindo Gourmet

International, Tbk,PT 2006 2,09544 0.590063 0.202916 12 Sierad Produce, Tbk, PT 2006 6.24607 6.252181 0.570373 13 Tunas Baru Lampung, Tbk, PT 2006 3.862392 7.08526 0.982391 14 Siantar TOP, tbk, PT 2006 0.449477 0.482826 0.679441

15

Tiga Pilar Sejahtrea Food,

Tbk, PT 2006 0.032836 0.382135 0.54832 16 Ultra Jaya Milk, Tbk, PT 2006 2.066773 3.945418 6.428308 17 Ades Alfindo, Tbk, PT 2007 0.206612 0.79429


(1)

(2)

(3)

(4)

Lampiran VII

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .373a .139 .095 1.3675455

a. Predictors: (Constant), RTO, ITO b. Dependent Variable: ROA

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.242 .327 3.792 .001

ITO .289 .122 .353 2.374 .02 .997 1.003

RTO -.120 .127 -.141 -.947 .349 .997 1.003


(5)

Lampiran VIII

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 RTO, ITOa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ROA

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .373a .139 .095 1.3675455

a. Predictors: (Constant), RTO, ITO b. Dependent Variable: ROA

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11.789 2 5.894 3.152 .054a

Residual 72.937 39 1.870

Total 84.726 41

a. Predictors: (Constant), RTO, ITO b. Dependent Variable: ROA


(6)

Lampiran IX Jadwal penelitian

No Kegiatan

Bulan

Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des 1. Pengajuan Proposal Skripsi

2. Bimbingan Proposal Skripsi 3. Seminar Proposal Skripsi 4. Pengumpulan Data 5. Pengolahan data 6. Rencana Bimbingan 7. Penyelesaian Penulisan

Laporan Penelitian


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 5 106

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 30

PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 7 39

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 11

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 1 12

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - POLSRI REPOSITORY

0 0 6