B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka yang akan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : ”Apakah modal kerja
dalam arti perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh modal kerja dalam arti perputaran persediaan dan
perputaran piutang terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan peneliti khusunya mengenai pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas.
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut yang sejenis. 3.
Bagi Emiten, diharapkan dapat memberi informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau investor dalam
kebijakan pendanaan perusahaan khususnya yang berhubungan dengan pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas, yang berguna sebagai
referensi untuk pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Jenis, Sumber dan Penggunaan, serta Manajemen
Modal Kerja a. Pengertian Modal Kerja
Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan
perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan. Menurut Weston and Brigham 1993 : 353, pengertian Modal kerja adalah
: “Working capital is a firm’s investmentin short term asset-cash, marketable securities, inventory, and account receivables, working capital is current asset
minus current liabilities while gross working capital is defined as current assets”. Disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke
dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga , dimana seluruh investasi diharapkan kembali ke dalam perusahaan
dalam waktu paling lama satu tahun.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Riyanto dalam Sinaga 1984 : 25, terdapat tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu :
a. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang
tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari
aktiva lancar, atau sering disebut juga sebagai modal kerja kotor gross working capital.
b. Konsep Kualitatif Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau sering disebut sebagai modal kerja bersih
net working capital. c. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilakn pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai
dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini ada sebagian dana yang akan digunakan
untuk memperoleh laba di masa yang akan datang.
b. Jenis-Jenis Modal Kerja
Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut : a.
Modal kerja Permanen Permanent Working Capital, yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya.
Modal permanen ini dapat dibedakan dalam : 1
Modal kerja primer, yaitu kerja modal minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin konstinuitas usahanya.
2 Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Universitas Sumatera Utara
b. Modal Kerja Variabel Variabel Working Capital, yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :
1 Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah disebabkan karena fluktuasi musim. 2
Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi.
3 Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah
karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumya misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang
mendadak.
c. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Apabila sumber modal kerja lebih besar daripada penggunaannya, berarti ada kenaikan modal kerja, sebaliknya apabila penggunaan lebih besar daripada
sumber, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah :
a. Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun
penambahan modal saham. b.
Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
c. Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi
atau utang jangka panjang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :
1. berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi
oleh pemilik perusahaan. 2.
Pembayaran utang-utang jangka panjang. 3.
Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
d. Manajemen Modal Kerja
Merupakan suatu kegiatan yang meliputi administrasi dan pengawasan terhadap modal kerja, sumber modal kerja agar kegiatan operasi dapat berjalan
lancar. Pengertian manajemen modal kerja menurut Brigham and Daves 2001 : 697, “Working capital management involves both setting working capital policy
and carrying out that policy in day-to-day operation”. Dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja dan penggunaannya pada
operasional perusahann sehari-hari. Jadi manajemen modal kerja meliputi semua aspek pengelolaan
administrasi aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam operasional perusahaan sehari-hari yang berpedoman sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahan.
2. Pengertian Profitabilitas
Menurut Gitman 2003 : 599 : “ profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in
poductive activitiers“.
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio profitabilitas merupakan salah satu bagian dari analisis
laporan keuangan. Rasio profitabilitas ini juga dikenal dengan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk persentase.
Profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dengan seluruh sumber daya yang dimiliki seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, dan sebagainya untuk menghasilkan laba atau profit selama periode tertentu.
Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan Return on assets. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada satu periode tertentu. Rasio
ini diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah pajak denga total aktiva. Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling tepat dalam mengukur hasil
dari pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif yang sesuai dengan tingkat resiko.
Return On Asset sering dijadikan alat untuk mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah pajak. Bertambah tinggi Return On Assets maka
bertambah baik bagi perusahaan. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas
untuk periode bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Harga Pokok Penjualan Dalam penelitian ini modal kerja diproxykan menjadi :
3. Perputaran Persediaan ITO
Persediaan adalah aktiva perusahaan yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan atau akan
digunakandikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual. Stice dan Skousen yang diterjemahkan oleh Parulian dan Maulana 2006 :
654 mengemukakan bahwa : “Persediaan atau persediaan barang dagangsecara umum ditujukan untuk
barang-barang yang diimiliki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi
siap intuk dijual. Kata bahan baku raw matrial, barang dalam proses work in process, dan barang jadi finished goods untuk dijual ditujukan
untuk persediaan di perusahaan manufaktur”.
Persediaan mempunyai peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena erat hubunganya dengan produksi dan penjualan. Produksi tidak akan
lancar apabila persediaan bahan baku kurang, demikian pula halnya penjualan tidak akan berhasil apabila persediaan barang kurang.
Menurut Horngren yang diterjemahkan oleh Yulianto 1997 : 250 “perputaran persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap
persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual”. Rasio ini dihitung sebagai berikut :
perputaran persediaan = persediaan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakan kita menentukan persediaan rata-
rata dengan membagi jumlah persediaan pada akhir dan awal tahun dengan 2. selama jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun stabil. Rata-rata ini akan
cukup akurat bagi analisis kita. Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang.
Persediaan dalam satu periode akan mengalami perputaran yang berbeda- beda, dan tinggi rendahnya tingkat perputaran persediaan akan mempunyai
pengaruh yang langsung dalam persediaan tersebut. Semakin tinggi tingkat perputarannya atau semakin cepat perputarannya
berarti makin pendek terikatnya dana dalam persediaan sehingga dibutuhkan dana yang relatif kecil serta sebaliknya semakin rendah perputaran persediaannya atau
semakin lambat perputarannya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Dalam hal ini, juga akan berpengaruh pada pemenuhan dana yang
berasal dari luar perusahaan yang harus ditanggung oleh perusahaan seperti biaya bunga, dan besarnya bunga akan ditentukan oleh lama atau pendeknya
pengembalian pinjamannya. semakin tinggi tingkat perputaran persediaan ITO menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola
persediaannya. Berarti laba yang didapat perusahaan semakin besar pula, besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset
yang diperoleh. Jadi, semakin besar tingkat pengembalian asset ROA yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitsbilitas
perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Penjualan Kredit
4. Perputaran Piutang RTO
Riyanto dalam Sinaga 1984 : 76 menyatakan bahwa piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus
dalam rantai perputaran modal kerja, dan piutang timbul karena adanya penjualan kredit.
Piutang usaha merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi
akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang usaha tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat
pembayaran kredit. Semakin lama syarat pembayarannya berarti semakin lama terikatnya modal keja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat
perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya. Perputaran piutang merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam penggunaan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan
membagi total penjualan kredit selam periode tertentu yang berasal dari operasi normal perusahaan dengan jumlah rata-rata piutang.
Perputaran Piutang = Piutang rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu
periode. Dengan kata lain, rasio perputaran piutang bisa diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu “membalikkan” atau menerima
kembali kas dari piutangnya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien.
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu 1. Seprina Ruleta Sitanggang 2008
Penelitian yang dilakukan Seprina Ruleta Sitanggang Pengaruh Perputaran
Piutang terhadap profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat perputaran piutang
terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Penelitian ini dilakukan pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal sebab akibat, terdiri dari dua variabel yaitu profitabilitas ROA sebagai variabel terikat dan tingkat perputaran piutang
ARTO sebagai variabel bebas. Jenis data yang digunakan yaitu data primer berupa dan data sekunder. Teknik pengumpulan data ini adalah studi dokumentasi
dan wawancara. Metode analisis yang dilakukan yaitu metode analisis regresi linear sederhana dan diuji dengan uji-t .Hasil pengujian menunjukkan bahwa
tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Maselina Sinaga 2008
Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva terhadap tingkat profitabilitas pada industri otomotif dan komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta BEJ. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas, perputaran aktiva operasi dan perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, perputaran
modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
3. Mariance Sitanggang 2006.
Analisis hubungan aktivitas terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hasil penelitian menunjukkan rasio
perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh
laba. Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.
Penelitian ini hampir serupa dengan penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas. Dalam tabel dibawah ini terdapat
beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Seprina Ruleta
Sitanggang
2008 Pengaruh
Perputaran Piutang
terhadap Profitabilitas
pada PT. Gresik Cipta
Sejahtera Cabang
Medan. Variabel
dependen:
Return on Assets
Variabel Independen:
Tingkat perputaran
piutang Hasil pengujian menunjukkan
bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap profitabilitas, dari pengujian t-test yang
menunjukkan signifikansi tingkat perputaran piutang berada diatas
0,05 yaitu 0,333 berarti ARTO tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas pada tingkat keperayaan 95.
Marselina Sinaga
2008 Pengaruh
perputaran modal kerja,
perputaran persediaan,
dan perputaran
aktiva operasi terhadap
tingkat rentabilitas
pada industri otomotif dan
komponenya yang terdaftar
di BEJ. Variabel
dependen: tingkat
profitabilitas
Variabel Independen:
perputaran modal kerja,
perputaran persediaan
dan perputaran
aktiva operasi Secara parsial, perputaran modal
kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
Perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi secara
parsial berpengaruh signifikan, secara simultan perputaran modal
kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
Mariance Sitanggang
2006 Analisis
Hubungan Rasio
Aktivitas terhadap
Kemampuan Memperoleh
Variable Independen :
Perputaran persediaan,
perputaran Rasio perputaran persediaan, rasio
perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan memiliki
hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.
Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan
Universitas Sumatera Utara
Laba pada PT. Aneka
Industri dan Jasa Medan.
total aktiva. Variabel
dependen :
Kemampuan memperoleh
laba piutang tidak memiliki hubungan
yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.
Sumber : Data yang diolah penulis, 2009
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual