53
5. Suku
Subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan suku, yaitu Batak dan non-Batak. Penyebaran datanya dapat dilihat pada
tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Suku Suku
Jumlah Persentase
Batak 117 orang
94 Non-Batak
7 orang 6
Berdasarkan data pada tabel 4.5, dapat diketahui sebagian besar subjek penelitian adalah suku Batak yaitu sebanyak 117 orang 94 dan
non-Batak hanya 7 orang 6.
6. Partisipan yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja
Subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori bekerja atau belum bekerja. Penyebaran datanya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah
ini.
Tabel 4.6 Gambaran Penelitian Berdasarkan Adanya Pekerjaan Bekerja dan
Belum Bekerja Jumlah
Persentase
Bekerja 94 orang
75 Belum Bekerja
30 orang 25
Berdasarkan data pada tabel 4.6, dapat diketahui sebagian besar subjek penelitian adalah suku Batak yaitu sebanyak 117 orang 94 dan
non-Batak hanya 7 orang 6.
Universitas Sumatera Utara
54
B. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan bahwa data penelitian terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan
dengan menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov dan grafiknya menggunakan plot.
Pengujian normalitas dilakukan pada pengaruh variabel bebas calling orientation terhadap variabel tergantung eudaimonic
well-being dan calling orientation terhadap hedonic well-being.
Tabel 4.7a Hasil Uji Normalitas Eudaimonic Well-Being
Menggunakan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 124
Kolmogorov-Smirnov Z ,868
Asymp. Sig. 2-tailed ,438
Berdasarkan tabel 4.7a, diperoleh nilai Z calling orientation terhadap eudaimonic well-being
= 0,868 dengan nilai ρ = 0,438. Data dikatakan terdistribusi normal jika harga ρ 0,05, sehingga
dengan nilai ρ = 0,438 dapat diasumsikan bahwa data tersebar secara normal. Untuk melihat bagaimana gambaran penyebaran
data, berikut ini akan ditampilkan grafik penyebaran datanya.
Universitas Sumatera Utara
55
Grafik 4.1a Hasil Uji Normalitas Pengaruh Calling Orientation
terhadap Eudaimonic Well-Being
Sebaran data pada grafik 4.1a mempertegas asumsi normalitas karena titik-titik data tersebar di sekitar garis maya yang
menunjukkan bahwa data tersebar secara normal. Berdasarkan hasil uji di atas, didapat bahwa data penelitian
baik variabel bebas calling orientation maupun variabel tergantung eudaimonic well-being terdistribusi secara normal,
yang berarti bahwa sampel penelitian bersifat parametrik dan cukup representatif atau mewakili populasi yang diberikan.
Tabel 4.7b Hasil Uji Normalitas Hedonic Well-Being
Menggunakan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 124
Kolmogorov-Smirnov Z ,659
Asymp. Sig. 2-tailed ,778
Universitas Sumatera Utara
56
Berdasarkan tabel 4.7b, diperoleh nilai Z calling orientation terhadap hedonic well-being
= 0,659 dengan nilai ρ = 0,778. Data dikatakan terdistribusi normal jika harga ρ 0,05,
sehingga dapat diasumsikan bahwa jika ρ = 0,778 data tersebar secara normal. Untuk melihat bagaimana gambaran penyebaran
data, berikut ini akan ditampilkan grafik penyebaran datanya.
Grafik 4.1b Hasil Uji Normalitas Pengaruh Calling Orientation
terhadap Hedonic Well-Being
Melihat sebaran data pada grafik 4.1b, maka dapat semakin ditegaskan bahwa data tersebar secara normal karena titik-titik data
tersebar di sekitar garis maya. Berdasarkan hasil uji di atas, didapat bahwa data penelitian
baik variabel bebas calling orientation maupun variabel tergantung hedonic well-being terdistribusi secara normal, yang
berarti bahwa sampel penelitian bersifat parametrik dan cukup representatif atau mewakili populasi yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
57
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah subjek yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak.
Uji homogenitas dilakukan dengan Levene’s test. Hasil uji
homogenitas akan ditampilkan dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8a Uji Homogenitas Calling Orientation terhadap
Eudaimonic Well- Being Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2
Sig.
EWB Based on Mean
,486 1
122 ,487
Based on Median ,182
1 122
,670 Based on Median and with
adjusted df ,182
1 115,964 ,670 Based on trimmed mean
,422 1
122 ,517
Data penelitian dikatakan homogen apabila levene statistic menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.05 ρ 0,05.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh signifikansi calling orientation terhadap eudaimonic well-being lebih besar dari 0.05 sehingga
dapat dikatakan bahwa sampel bersifat homogen. Hal ini berarti bahwa sampel memiliki varian atau keseragaman yang sama.
Tabel 4.8b Hasil Uji Homogenitas Calling Orientation terhadap
Hedonic Well-Being Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1
df2 Sig.
HWB Based on Mean ,201
1 122
,654 Based on Median
,121 1
122 ,729
Based on Median and with adjusted df
,121 1
121,9 38
,729 Based on trimmed mean
,187 1
122 ,666
Universitas Sumatera Utara
58
Data penelitian dikatakan homogen apabila levene statistic menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.05 ρ 0,05.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh signifikansi calling orientation terhadap hedonic well-being lebih besar dari 0.05 sehingga dapat
dikatakan bahwa sampel bersifat homogen. Hal ini berarti bahwa sampel memiliki varian atau keseragaman yang sama.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengambil keputusan model regresi yang akan digunakan. Untuk menentukan kelinearitasan
garis regresi dapat ditentukan dengan melihat nilai ρ pada kotak Anova. K
riteria yang digunakan adalah apabila nilai ρ ≤ α α = 0,05 maka persamaan garis regresi disebut linear.
Tabel 4.9a Uji Linearitas Calling Orientation terhadap
Eudaimonic Well-Being ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 740,886
1 740,886
69,420 ,000
a
Residual 1302,050
122 10,673
Total 2042,935
123 a. Predictors: Constant, C
b. Dependent Variable: EWB Nilai ρ pada tabel di atas sebesar 0,000. Nilai ini kurang
dari 0,05 yang berarti persamaan garis regresi linear. Dengan demikian, analisa regresi dapat digunakan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel 4.9b Uji Linearitas Calling Orientation terhadap Hedonic
Well-Being ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 471,124
1 471,124
43,644 ,000
a
Residual 1316,965
122 10,795
Total 1788,089
123 a. Predictors: Constant, Calling
b. Dependent Variable: HedonicWellBeing Nilai ρ pada tabel sebesar 0,000. Nilai ini kurang dari 0,05
yang berarti persamaan garis regresi linear. Dengan demikian, analisa regresi dapat digunakan dalam penelitian ini.
2. Uji Hipotesis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh calling orientation terhadap eudaimonic well-being dan pengaruh calling
orientation terhadaphedonic well-being. Uji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan analisa regresi linear
sederhana. Pada uji ini, hipotesis yang digunakan adalah: a. Ho: Tidak ada pengaruh calling orientation terhadap
eudaimonic well-being pada PKK di UKM KMK USU. b. Ho: Tidak ada pengaruh calling orientation terhadap hedonic
well-being pada PKK di UKM KMK USU. c. Ha : Ada pengaruh calling orientation terhadap eudaimonic
well-being pada PKK di UKM KMK USU.
Universitas Sumatera Utara
60
d. Ha : Ada pengaruh calling orientation terhadap hedonic well- being pada PKK di UKM KMK USU.
Setelah dilakukan uji linearitas, selanjutnya variabel diolah dengan menggunakan analisa regresi linear sederhana. Hasil pengolahan data bisa
dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10a Hasil Analisa Regresi Linear Sederhana Calling
Orientation terhadap Eudaimonic Well-Being
R R square adjusted Signifikansi
0,602 0,357
0,000 Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana seperti yang terlihat
pada tabel, terlihat bahwa nilai signifikansi 0,05 yaitu 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas calling orientation berpengaruh
terhadap variabel tergantung eudaimonic well-being. Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah Ha, yaitu terdapat pengaruh calling
orientation terhadap eudaimonic well-being. Koefisien determinasi R Square yang diperoleh adalah 0,357
Nilai sebesar 0,357 hal ini berarti variabel bebas calling orientation memberi pengaruh sebesar 35 terhadap eudaimonic well-being,
sedangkan sisanya sebesar 65 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.10b Hasil Analisa Regresi Linear Sederhana Calling
Orientation terhadap Hedonic Well-Being
R R square adjusted Signifikansi
0,513 0,257
0,000 Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana seperti yang terlihat
pada tabel, terlihat bahwa nilai signifikansi 0,05 yaitu 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas calling orientation berpengaruh
terhadap variabel tergantung hedonic well-being. Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah Ha, yaitu terdapat pengaruh calling
orientation terhadap hedonic well-being. Koefisien determinasi R Square yang diperoleh adalah 0,257
Nilai sebesar 0,257 hal ini berarti variabel bebas calling orientation memberi pengaruh sebesar 25 terhadap hedonic well-being, Sedangkan
sisanya 75 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Tabel 4.11a Koefisien Regresi Calling-Orientation terhadap
Eudaimonic Well-Being Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
7,231 2,554
2,831 ,005
Calling ,476
,057 ,602
8,332 ,000
Berdasarkan tabel tersebut, nilai variabel calling orientation adalah 0,000 0,05. Hal ini berarti calling orientation berpengaruh secara
Universitas Sumatera Utara
62
signifikan terhadap eudaimonic well-being. Berdasarkan tabel di atas juga dapat diperoleh koefisien regresi untuk eudaimonic well-being yaitu
sebesar +0,476 yang berarti setiap pertambahan +1 nilai calling, akan memberi sumbangan peningkatan nilai eudaimonic well-being sebesar
+0,476. Ini menunjukkan bahwa semakin positif calling orientation seseorang, maka semakin tinggi tingkat eudaimonic well-being seseorang.
Tabel 4.11b Koefisien Regresi Calling-Orientation terhadap Hedonic
Well-Being Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
11,796 2,569
4,592 ,000
Calling ,379
,057 ,513
6,606 ,000
Berdasarkan tabel tersebut, nilai variabel calling orientation adalah 0,000 0,05. Hal ini berarti calling orientation berpengaruh secara
signifikan terhadap hedonic well-being. Berdasarkan tabel di atas juga dapat diperoleh persamaan regresi untuk hedonic well-being yaitu Y =
11,796 + 0,379X. Berdasarkan tabel di atas juga diperoleh koefisien regresi untuk hedonic well-being yaitusebesar +0,379 yang berarti setiap
pertambahan +1 nilai calling, akan memberi sumbangan peningkatan nilai hedonic well-being sebesar +0,379. Ini menunjukkan bahwa semakin
positif calling orientation seseorang, maka semakin tinggi tingkat hedonic well-being seseorang.
Universitas Sumatera Utara
63
C. Kategorisasi Skor Penelitian
1. Kategorisasi Skor Eudaimonic Well-Being
Kategorisasi skor eudaimonic well-being dibuat berdasarkan model distribusi normal dengan kategori jenjang. Skala eudaimonic well-being
terdiri dari 6 aitem dengan 6 pilihan jawaban yang bergerak dari skala 1 sampai 6. Berdasarkan penghitungan yang dilakukan, diperoleh mean
hipotetik sebesar 21 dengan standar deviasi sebesar 5, sedangkan mean empirik yang diperoleh sebesar 28,37 dengan standar deviasi 4,075.
Perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik
Eudaimonic Well-Being Variabel
EudaimonicWell-being
Empirik
Min Max
Mean SD
18 36
28,37 4,075
Hipotetik
Min Max
Mean SD
6 36
21 5
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik, yang berarti bahwa sampel penelitian memiliki
tingkat eudaimonic well-being lebih tinggi dari yang diperkirakan. Kategorisasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mean
dan standar deviasi hipotetik. Kategorisasi skor eudaimonic well-being pada PKK yang diperoleh tertera pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.13 Kategorisasi Skor Eudaimonic Well-being pada PKK
Variabel Rentang nilai
Kategori Jumlah
Persentase
Eudaimonic well-being
pada PKK 6
– 11 Sangat Rendah
- 11
– 16 Rendah
- 16
– 21 Agak Rendah
9 orang 7
21 – 26
Agak Tinggi 26 orang
21 26
– 31 Tinggi
64 orang 52
31 – 36
Sangat Tinggi 25 orang
20 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki
eudaimonic well-being yang sangat tinggi sebanyak 25 orang 20, tinggi sebanyak 64 orang 52, agak tinggi sebanyak 26 orang 21, agak
sebanyak 9 orang 7, dan tidak ada yang masuk ke kategori agak rendah dan sangat rendah.
Tabel 4.14 Cross-Tabulation Calling Orientation terhadap
Eudaimonic Well-Being pada PKK C EWB Crosstabulation
EWB Total
Agak Rendah
Agak Tinggi
Tinggi Sangat
Tinggi Calling
Orientation Agak Rendah
3 3
Agak Tinggi 6
9 15
Tinggi 17
51 68
Sangat Tinggi 13
25 38
Total 9
26 64
25 124
Hasil cross-tabulation yang dapat kita lihat pada tabel di atas menunjukkan penyebaran jumlah partisipan sesuai dengan tinggi
rendahnya calling orientation dan eudaimonic well-being yang dimilikinya. Tabel tersebut menegaskan adanya pengaruh calling
orientation terhadap eudaimonic well-being yang ditunjukkan oleh terjadinya jumlah peningkatan subjek seiring dengan peningkatan besar
calling orientation dan eudaimonic well-being yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
65
2. Kategorisasi Skor Hedonic Well-Being