Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Penelitian

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pengaruh yang bertujuan untuk melihat pengaruh tinggi rendahnya calling orientation PKK terhadap tinggi rendahnya well-being yang dimilikinya.

A. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diuji yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel-variabel yang akan diukur adalah sebagai berikut: a. Variabel Tergantung DV : Well-being b. Variabel Bebas IV : Calling orientation dalam bekerja

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Well-Being

Well-being dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu eudaimonic well-being dan hedonic well-being. Eudaimonic well- being diartikan sebagai suatu kondisi subjektif saat individu menyatakan bahwa ia menikmati aktivitas yang berperan dalam pencapaian potensinya. Sedangkan hedonic well-being diartikan sebagai kondisi di mana seseorang menikmati aktivitasnya dan Universitas Sumatera Utara 38 merasakan bahwa apa yang dilakukannya membawa rasa senang dan puas dalam hidupnya ditandai dengan pernyataan kesetujuannya terhadap hal tersebut.

2. Calling Orientation dalam Bekerja

Calling orientation dalam bekerja diartikan sebagai keadaan di mana individu merasa bahwa pekerjaannya memang ditakdirkan untuknya, lingkungan pekerjaannya mendukung potensinya, pekerjaannya memiliki makna kepadanya secara khusus, serta individu memiliki standar moral yang tinggi terhadap pekerjaannya yang ditandai dengan respon individu yang mengindikasikan kesetujuannya terhadap hal-hal tersebut.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai karakteristik subjek penelitian, teknik pengambilan sampel dan jumlah sampel.

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, Oetomo, 2003. Populasi dibatasi oleh sejumlah penduduk atau individu yang memiliki setidaknya sifat yang sama. Populasi pada penelitian ini adalah semua Pemimpin Kelompok Kecil pada pelayanan mahasiswa pada Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 525 orang. Universitas Sumatera Utara 39

2. Teknik Pengambilan Sampel

Menyadari keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti melakukan penelitian pada sebagian dari populasi yang disebut sampel. Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, Oetomo, 2003. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah pemilihan sampel non-probabilitas dengan pemilihan sampel insidental convenience sampling. Pemilihan sampel convenience berarti sampel diambil berdasarkan ketersediaan dan kemudahan mendapatkannya, atau dengan kata lain sampel berada di waktu dan tempat yang tepat Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, Oetomo, 2003.

3. Jumlah Sampel

Sugiarto mengatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 10 dari total populasi, namun semakin besar jumlah populasi, maka jumlahnya dapat dikurangi sesuai dengan kebutuhan peneliti Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, Oetomo, 2003. Total populasi PKK di UKM KMK USU adalah sebanyak 525 orang, sehingga sampel minimal yang harus diuji adalah sebanyak 52 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengukur well-being dan calling orientation pada PKK, metode pengumpulan data yang digunakan adalah self-report. Barker Universitas Sumatera Utara 40 dalam Diener Diener, 2008 mengartikan self-report methods sebagai suatu metode yang menanyakan informasi secara langsung kepada individu baik dalam bentuk kuesioner, wawancara dan rating scale. Bentuk dari metode self-report yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertulis atau rating scale. Kelebihan dari penggunaan kuesioner antara lain adalah reliabel karena identitas subjek penelitian disamarkan sehingga subjek biasanya akan lebih jujur walaupun memang kecenderungan subjek untuk berbohong atau menyalah-nyalahkan mungkin tidak dapat diketahui, hemat biaya dan penggunaan waktu, mudah diadministrasikan dan mudah diinterpretasikan. Selain kelebihan, kuesioner juga memiliki kekurangan yaitu persentase kuesioner tidak yang kembali pada peneliti mungkin akan relatif banyak, kesalahpahaman subjek dalam menjawab atau memberikan respon, dan kemungkinan terdapat perbedaan interpretasi pada masing-masing subjek penelitian terhadap pernyataan yang diberikan Cohen Morrison, 2007. Dengan menggunakan rating scale responden akan memberikan nilai numerikal pada beberapa tipe penilaian Barker, dalam Diener 2008. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Skala ini tergolong skala untuk mengukur orang dan disusun untuk mengukur sikap Suryabrata, 2000. Sebelum membuat rancangan aitem pada alat ukur, maka peneliti harus membuat blue-print terlebih dahulu. Blue print merupakan uraian yang memuat aspek atau dimensi keperilakuan dan indikatornya masing- masing Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, 2010. Universitas Sumatera Utara 41

1. Alat Ukur Well-Being

Alat ukur yang digunakan adalah PEAQ-S Personally Expressive –Activity Questionnaire - Standarize yang dikembangkan oleh Waterman yang telah diadaptasi. Adapun yang akan diukur yakni feelings of personal expressiveness yang menunjukkan pengalaman subjektif seseorang yang berhubungan dengan aktivitas yang dilakukannya, yang berpusat pada perasaan ―being‖ pada diri seseorang. Saat terlibat dalam aktivitas yang mengekspresikan personal seseorang, individu akan mengalami: a keterlibatan secara mendalam, b kesesuaian dan kecocokan terhadap aktivitas, c perasaan benar-benar hidup intensely being alive, d perasaan sempurna dan dipenuhkan fulfillment, e kesan bahwa sesuatu itu memang dimaksudkan untuk dilakukan, dan f perasaan menjadi diri yang sesungguhnya. Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan dengan pilihan jawaban yang menunjukkan tingkat kesetujuan responden. Setiap aitem pada skala ini memiliki 6 pilihan respon jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Agak Tidak Setuju, Agak Setuju, Setuju, dan Sangat Setuju dengan rentang nilai 1 untuk respon Sangat Tidak Setuju sampai nilai 6 untuk respon Sangat Setuju. Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 3.1. Blue Print PEAQ-S NO Definisi Operasional DimensiAspek Aitem Jumlah 1 Eudaimonic well-being diartikan sebagai suatu kondisi subjektif saat individu menyatakan bahwa ia menikmati aktivitas yang berperan dalam pencapaian potensinya. keterlibatan secara mendalam 2 1 kesesuaian dan kecocokan terhadap aktivitas 6 1 perasaan benar- benar hidup intensely being alive 1 1 perasaan menjadi diri yang sesungguhnya 3 1 perasaan sempurna dan dipenuhkan 5 1 2 Hedonic well-being diartikan sebagai kondisi di mana seseorang menikmati aktivitasnya dan merasakan bahwa apa yang dilakukannya membawa rasa senang dan puas dalam hidupnya ditandai dengan pernyataan kesetujuannya terhadap hal tersebut. Enjoyment and Feeling Satisfied 1, 2, 3, 4, 5, 6 6

2. Alat Ukur Calling Orientation

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur calling orientation pada penelitian ini adalah MCM Multidimensionality Calling Scale yang dikembangkan oleh Hagmaier Abele 2012 dan diadaptasi kembali oleh peneliti. Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan dengan pilihan jawaban yang menunjukkan Universitas Sumatera Utara 43 tingkat kesetujuan responden. Setiap aitem pada skala ini memiliki 6 pilihan respon jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Agak Tidak Setuju, Agak Setuju, Setuju, dan Sangat Setuju dengan rentang nilai 1 untuk respon Sangat Tidak Setuju sampai nilai 6 untuk respon Sangat Setuju. Adapun dimensi yang akan diukur adalah sebagai berikut: a. Kesesuaian identifikasi individu dengan lingkungannya identification and person-environment fit, b. Adanya suatu kekuatan yang mengarahkan dan berasal dari luar diri transcendent guiding force, c. Pengertian dan maknanilai-nilai perilaku sense and meaningvalue-driven behavior. Tabel 3.2. Blue Print MCM Multidimensionality Calling Scale Definisi Operasional Dimensi Aitem Jumlah Calling orientation dalam bekerja diartikan sebagai keadaan di mana individu merasa bahwa pekerjaannya memang ditakdirkan untuknya, lingkungan pekerjaannya mendukung potensinya, pekerjaannya memiliki makna kepadanya secara khusus, serta individu memiliki standar moral yang tinggi terhadap pekerjaannya yang ditandai dengan respon individu yang mengindikasikan kesetujuannya terhadap hal-hal tersebut. identification and person- environment fit 5, 8, 9 3 transcendent guiding force 4, 6, 7 3 sense and meaningvalue- driven behavior 1, 2, 3 3 Universitas Sumatera Utara 44

E. Uji Coba Alat Ukur

1. Validitas Alat Ukur

Untuk mengetahui apakah skala psikologi bisa berfungsi dengan akurat sesuai tujuannya, maka perlu dilakukan pengujian validitas. Validitas dalam penelitian adalah kesesuaian, kebermaknaan, dan kebergunaan alat ukur sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan Osterlind, 2010. Keberfungsian suatu skala akan sangat ditentukan oleh validitasnya, sehingga validitas merupakan karakteristik utama yang harus dimiliki oleh setiap skala Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, 2010. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas muka.

2. Uji daya beda aitem

Penghitungan daya beda aitem dalam uji coba ini menggunakan program SPSS version 18.0 for windows. Berdasarkan tabel Pearson, dengan jumlah sampel uji coba sebanyak 75 orang maka daya beda aitem minimal yang harus dimiliki oleh aitem adalah 0,227.

3. Uji reliabilitas

Reliabilitas dalam penelitian adalah konsistensi pengukuran terhadap penilaian berulang Osterlind, 2010. Uji reliabilitas digunakan menggunakan pendekatan konsistensi internal Cronbach’s alpha coefficient. Alat ukur yang memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,900 Universitas Sumatera Utara 45 sudah dianggap cukup memuaskan Azwar, Reliabilitas Validitas, 2004.

4. Hasil uji coba alat ukur

Uji coba alat ukur dilakukan kepada PKK di Psikologi USU yang sudah memimpin Kelompok Kecil di Pelayanan Mahasiswa minimal 6 bulan sebanyak 75 orang. Analisa data dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 19.0,maka dapat dilihat aitem-aitem yang memiliki daya diskriminasi r ≥ 0,227. a. Hasil uji coba kuesioner well-being. Aitem yang diujicobakan adalah sebanyak 12 aitem yang terdiri dari 6 aspek. Setelah dilakukan uji coba, didapati bahwa semua aitem memiliki daya beda ≥ 0,227. Karena tidak ada aitem yang gugur sewaktu dilakukan uji coba, maka peneliti tidak melakukan perubahan pada aitem yang digunakan untuk mengambil data pada subjek. b. Hasil uji coba kuesioner calling orientation pada PKK Jumlah aitem yang diujicobakan sebanyak 9 aitem yang terdiri dari 3 dimensi. Dari hasil uji coba alat ukur didapati bahwa semua aitem memiliki daya diskriminasi ≥ 0,227. Karena itu, peneliti tidak melakukan perubahan pada alat ukur yang digunakan untuk mengambil data subjek penelitian. Universitas Sumatera Utara 46

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini mengadakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam tahap mempersiapkan penelitian ini adalah:

a. Adaptasi alat ukur

Peneliti mencari alat ukur yang mengukur well-being dan calling orientation. Alat ukur yang diadaptasi adalah MCM Multidimensionality Calling Scale yang dikembangkan oleh Hagmaier dan Abelle untuk mengukur calling orientation dan PEAQ-S Personally Expressive-Activity Questionnaire - Standardize yang dikembangkan oleh Waterman untuk mengukur well-being hedonic well-being dan eudaimonic well-being. Kedua alat ukur awalnya menggunakan Bahasa Inggris, sehingga peneliti mengadakan terjemahan dan menyesuaikannya ke Bahasa Indonesia. Terjemahan dilakukan dua kali dengan metode back- translation. Masing-masing alat ukur terdiri dari 9 aitem dan 12 aitem.

b. Uji coba alat ukur

Uji coba skala penelitian dilakukan pada tanggal 12-24 Juni 2015 dengan membagikan kuesioner kepada subjek penelitian, baik secara soft-copy secara on-line maupun secara hard-copy. Setelah itu, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh untuk dilakukan Universitas Sumatera Utara 47 analisa menguji daya diskriminasi alat ukur. Setelah dilakukan uji statistik menggunakan SPSS for windows versi 19.0,didapati semua aitem memiliki daya diskriminasi di atas 0,227 sehingga tidak dilakukan perubahan terhadap alat ukur.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Juni-25 Juli 2015 dengan membagikan kuesioner kepada 124 orang sampel. Selanjutnya dilakukan pengumpulan kuesioner untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua kuesioner terkumpul. Peneliti menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS for Windows versi 18.0 untuk mengolah data penelitian.

G. Metode Analisa Data

Data dalam penelitian ini diolah secara parametrik. Tes parametrik memerlukan uji asumsi dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Uji asumsi

Tes parametrik merupakan tes yang membutuhkan jumlah data yang cukup banyak serta harus memenuhi asumsi tertentu. Masing- masing uji statistika memiliki asumsi yang berbeda-beda. Untuk tes Universitas Sumatera Utara 48 statistika parametrik, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi Field, 2009, yaitu: 1. Data terdistribusi secara normal 2. Varian data bersifat homogen 3. Data interval atau rasio Karena data dalam penelitian ini merupakan uji pengaruh, maka peneliti menggunakan uji regresi sederhana. Adapun asumsi- asumsi yang harus dipenuhi oleh tes parametrik uji regeresi menurut Cohen, Manion, Morrison adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan data dilakukam secara random probability sampling. 2. Outliers dibuang 3. Terdapat hubungan antara variabel tergantung dan variabel bebas 4. Data residual variabel tergantung terdistribusi secara normal Berikut merupakan uji asumsi yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 18.0

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memastikan bahwa data penelitian terdistribusi secara normal untuk mengetahui apakah data penelitian bersifat parametrik atau non-parametrik dan melihat apakah sampel yang digunakan representatif. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS for Windows 18.0. Data dikatakan Universitas Sumatera Utara 49 terdistribusi normal jika nilai ρ 0,05 dan dengan melihat sebaran data pada plot. Data dikatakan tersebar normal jika data berada di sekitar garis maya.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah subjek yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan Levene’s testdengan bantuan program SPSS for Windows 18.0.Data penelitian dikatakan homogen apabila Levene statistic menunjukkan nilai yang lebih b esar dari 0.05 ρ 0,05.

c. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengambil keputusan model regresi yang akan digunakan. Untuk menentukan kelinearitasan garis regresi dapat ditentukan dengan melihat nilai ρ pada kotak Anova. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai ρ ≤ α α = 0,05 maka persamaan garis regresi disebut linear. Universitas Sumatera Utara 50

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN